Tinta Media: Gembira
Tampilkan postingan dengan label Gembira. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Gembira. Tampilkan semua postingan

Minggu, 25 Desember 2022

Berdakwah dengan Gembira!

Jauhi berkeluh kesah dan merasa menderita, karena kita sedang menyambut kabar gembira.

- abu zaid

Tinta Media - Sobat, berdakwah adalah melaksanakan perintah Allah. Berarti sedang menyambut seruan Allah. Yang Allah hanya menghendaki kita kebaikan, keselamatan dan kegembiraan. Maka kita berdakwah harus dengan gembira. Allah tidak menghendaki kita sudah. Maka gembira yuk!

Allah berfirman salah Surah Thoha:

طه ( 1 )

 مَا أَنْزَلْنَا عَلَيْكَ الْقُرْآَنَ لِتَشْقَى ( 2 )

 إِلَّا تَذْكِرَةً لِمَنْ يَخْشَى ( 3 )

“Thaha.
Tidaklah Kami turunkan Alquran kepadamu untuk memberatkanmu.

Melainkan sebagai pengingat bagi siapa saja yang takut (kepada Allah).” (Q.s. Thaha: 1–3)

Diriwayatkan dari Tsa’labah bin Al-Hakam; dia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

يقول الله تعالى للعلماء يوم القيامة إذا قعد على كرسيه لقضاء عباده: إني لم أجعل علمي وحكمتي فيكم ( 5 ) إلا وأنا أريد أن أغفر لكم على ما كان منكم، ولا أبالي

‘Allah Ta’ala berfirman kepada ulama pada hari kiamat –saat Allah duduk di Kursi-Nya untuk memutuskan perkara hamba-hamba-Nya–, ‘Aku tak menjadikan ilmu dan hikmah-Ku turun kepada Kalian melainkan Aku ingin mengampuni kalian dengannya. Jangan menolak-Ku!’” (Al-Mu’jam Al-Kabir, 2:84; Al-Haitsami berkomentar dalam Al-Majma’, 1:126, “Para periwayatnya tsiqah.”)

Tentang firman Allah dalam surat Thaha ayat kedua, Qatadah menjelaskan, “Demi Allah! Dia tak membuat (manusia) susah. Akan tetapi Dia menjadikannya rahmat dan cahaya serta petunjuk menuju surga.” (Tafsir Ibnu Katsir, 5:272)

Allah juga tidak menghendaki kesulitan bagi kita. Oleh karena itu ngaji dan dakwah itu harus kita jalani penuh suka cita. Karena sedang menjalankan tugas dari Allah. Yang dengan tugas itu kita kan mendapatkan kemudahan dan kegembiraan.

FirmanNya.

يُرِيدُ اللَّهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيدُ بِكُمُ الْعُسْرَ

“Allah menghendaki kemudahan bagimu dan tidak menghendaki kesukaran bagimu” [Al-Baqarah/2 : 185]

Karenanya kepada kawan-kawan sesama pengemban dakwah juga harus berupaya menyebarkan kegembiraan. Gembira ngaji. Gembira buat acara. Gembira silah ukhuwah kepada tokoh dan umat Islam. Gembira ngajak saudara, kawan kuliah, kawan sekolah, kawan bermain, kawan kerja untuk ngaji dan dakwah. Gembira bersosmed. Gembira berdiskusi dan berdialog. Tidak bosan. Tidak merasa terbebani. Tidak merasa berat. Semua kita nikmati sebagai proses menuju kegembiraan dan kesenangan dunia dan akhirat. Saling memudahkan dan membantu kawan.

Rasulullah memerintahkan dan menganjurkan kita agar senantiasa berlaku lemah lembut. Beliau bersabda.

يَسِّرُوْا وَلاَ تُعَسِّرُوْا، وَبَشِّرُوْا وَلاَ تُنَفِّرُوْا

“Mudahkanlah dan jangan kalian persulit, berilah kabar gembira dan janganlah kalian membuat orang lari”

Hadits ini diriwayatkan oleh Al-Bukhari no. 69 dan Muslim no. 1734 dari Anas bin Malik. Hadits ini juga diriwayatkan oleh Muslim no. 1732 dari Abu Musa dengan lafaz.

بَشِّرُوا وَلاَ تُُنَفِّرُواوَيَسِّرُوا وَلاَتُعَسِّرُوا

“Berilah kabar gembira dan jangan kalian membuat orang lari. Mudahkanlah dan janganlah kalian persulit”.

Jika ada kawan seperjuangan yang sedang sedih karena merasa ada beban hidup dan dakwah maka ajaklah bergembira. Dibantu apa yang bisa kita lakukan. Diajak bersabar dan bersyukur dan bergembira. Kenapa? Karena semua upaya apapun yang kita niatkan lillaah dan dengan cara yang benar sesuai syariah adalah amal Sholih.

Jangan sekali kali bersedih kemudian tak semangat. Apalagi sampai berhenti ngaji dan dakwah. Karena Allah sedang menunggumu untuk segera datang kepadanya membawa kegembiraan. Karena ridho dan sabar dengan karuniaNya.

Dia berfirman,

 « قل بفضل الله وبرحمته فبذلك فليفرحوا » يونس : الآية رقم : 58 .

“Katakanlah, ‘Dengan kurnia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira.’” (Q.s. Yunus: 58)

Masih bersedih? Masih merasa berat? Masih merasa galau? Masih merasa berat beban? 
Lepaskan semua kawan. Setelah kita tawakkal dan berupaya menyelesaikan maka semua kembali kepada Allah. Yang tersisa hanya pahala sabar dan syukur serta pertolongan Allah SWT.

Jadi....gembira yuuk![]

Oleh: Ustadz Abu Zaid 
Tabayyun Center 

Sabtu, 02 Juli 2022

HUKUM BERGEMBIRA SAAT PEMIMPIN ZALIM DAPAT MUSIBAH

Tinta Media - Bergembira dengan musibah yang menimpa musuh-musuh Islam dan umatnya, seperti kaum kafir penjajah, penguasa yang zalim, pejabat anti Islam, dan yang semisalnya, tidaklah mengapa dan boleh hukumnya secara syariah. Boleh misalnya, mengucapkan “alhamdulillâh” ketika musuh-musuh Islam itu mengalami sakit, kecelakaan, kebangkrutan, atau ketika dijebloskan ke dalam penjara, atau ketika menjumpai kematian, dan musibah-musibah lain semisalnya.

Dalil bolehnya bergembira itu antara lain firman Allah SWT (yang artinya),”Maka orang-orang yang zalim itu dimusnahkan sampai ke akar-akarnya. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.” (faquthi’a dâbirulladzîna zhalamû walhamdu lillâhi rabbil ’âlamîn.” (QS Al An’am [6] : 45).

Syekh Wahbah Zuhailî menafsirkan hubungan kalimat walhamdu lillâhi rabbil ’âlamîn dengan kemusnahan orang-orang zhalim, dengan berkata,”Ayat ini memberi isyarat bahwa kehancuran orang-orang yang merusak (mufsidîn) adalah suatu nikmat dari Allah…” (hâdzâ yusyîru ilâ anna ibâdat al mufsidîn ni’matun minallâh). (Wahbah Zuhaili, At Tafsîr Al Munîr, Juz VII, hlm. 206).

Syekh Muhammad Sayyid Thanthâwî menafsirkan ayat tersebut dengan berkata,”Pada akhir ayat ini, dengan firman-Nya walhamdu lillâhi rabbil ’âlamîn, terdapat pengajaran kepada kita, bahwa hancurnya orang-orang yang zalim merupakan suatu nikmat yang mengharuskan pujian dan sanjungan kepada Allah SWT.“ (Sayyid Muhammad Thanthâwî, At Tafsîr Al Wasîth, Juz V, hlm. 75).

Dalil lainnya adalah hadis-hadis Nabi SAW. Di antaranya, hadis dari Abu Qatâdah Ar Rib’î Al Anshârî RA, bahwa satu jenazah dibawa melintas di hadapan Nabi SAW. Maka Nabi SAW bersabda,”[Ada jenazah] yang beristirahat (mustarîh) dan [ada jenazah yang] pihak lain beristirahat darinya (mustarâh minhu).” Para shahabat lalu bertanya,”Wahai Rasulullah, apa itu jenazah yang beristirahat (mustarîh) dan apa pula jenazah yang pihak lain beristirahat darinya (mustarâh minhu)?” Nabi SAW menjawab,”Jenazah yang beristirahat (mustarîh) adalah seorang hamba yang mukmin, yang beristirahat dari penatnya kehidupan dunia dan gangguan-gangguan dunia. Sedang jenazah yang pihak lain beristirahat darinya (mustarâh minhu) adalah seorang hamba yang fâjir (pendosa) yang beristirahat darinya para hamba lainnya, pohon, dan binatang.” (HR. Bukhari, no. 6174).

Hadis ini menunjukkan bahwa kematian orang fâjir, akan mengistirahatkan manusia bahkan berbagai pohon dan binatang dari kejahatan orang fâjir itu. Maka kematian orang fâjir adalah suatu nikmat dari Allah SWT, yang patut untuk disyukuri oleh umat Islam, misalnya dengan merasa bergembira atau mengucapkan “Alhamdulillâh.”

Inilah sebagian dalil-dalil syar’i yang membolehkan bergembira atau bersyukur ketika berbagai musibah menimpa orang-orang zalim yang memusuhi Islam dan kaum muslimin. Pemahaman ini telah menjadi pemahaman para shahabat Nabi SAW dan generasi selanjutnya. Abu Bakar Shiddîq RA, misalnya, bersujud syukur ketika mendengar berita kematian nabi palsu Musailamah Al Kadzdzâb. ‘Ali bin Abî Thâlib RA juga bersujud syukur tatkala mengetahui bahwa Dzu Tsudayyah, seorang pemimpin dari kelompok Khawarij yang diperanginya, ditemukan tewas. (Ibnul Qayyim Al Jauziyyah, I’lâmul Muwaqqi’în, 2/296; Ibnu Taimiyyah, Majmû’ Al Fatâwâ, 20/394-395).

Al Hasan Al Bashri (seorang tâbi’în) bersujud syukur ketika mendengar berita kematian Al Hajjâj bin Yûsuf (penguasa zalim saat itu). Ibrâhim An Nakhâ’î, tâbi’în lainnya, bahkan sampai menangis karena saking gembiranya mendengar berita tersebut. (Ibnu Sa’ad, Al Thabaqât Al Kubrâ, 9/138). Wallahu a’lam.

(NB : Judul asli Hukum bergembira saat pemimpin zhalim positif Covid-19)

KH Muhammad Shiddiq Al Jawi
Pakar Fikih Kontemporer 
Follow IG@tintamedia.web.id

Opini Tokoh

Parenting

Tsaqofah

Hukum

Motivasi

Opini Anda

Tanya Jawab