Tinta Media: Gelap
Tampilkan postingan dengan label Gelap. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Gelap. Tampilkan semua postingan

Minggu, 07 Januari 2024

Sisi Gelap Kemeriahan Malam Tahun Baru



Tinta Media - Setiap pergantian tahun baru Masehi pasti dimeriahkan oleh perayaan makan-makan dan kembang api. Semua orang berkumpul di lapangan terbuka yang luas untuk menikmati cahaya indah dari ribuan kembang api yang di tembakkan ke langit. 

Sedihnya yang paling banyak meramaikan perayaan ini adalah umat muslim. Mulai dari penjual trompet, printilan natal dan tahun baru seperti hiasan, dan bando, penjual aneka makan, penjual kembang api hingga pembelinya juga kebanyakan kaum muslim. 

Dalam laman Lombokpost.jawapost.com 28/12/2023. Malam tahun baru identik dengan kaum muda-mudi yang kasmaran, mereka bukan berkumpul di lapangan atau di tempat makan tapi menyepi di pinggir pantai atau memang langsung main ke hotel, mulai dari yang bintang lima hingga ke bawahnya, melati, kos-kosan hingga wisma biasanya akan penuh. 

Mereka melakukan biasanya untuk pembuktian cinta, maka dari itu di awal tahun akan banyak permohonan pernikahan di bawah umur, kasus kehamilan tidak diinginkan, aborsi, hingga kasus kekerasan berujung kematian. 

Aktivis perempuan Lombok, Nur Jannah mengatakan bahwa kunci membentengi diri adalah keluarga. Remaja zaman sekarang sangat mudah tergoda rayuan gombal yang merupakan modus laki-laki demi mendapatkan keinginannya. Maka dari itu peran orang tua sangat penting dalam melindungi anak agar jangan sampai terjerumus seks bebas. 

Efek Buruk Sistem Sekuler Liberal 

Sistem saat ini memisahkan agama dari kehidupan, membicarakan agama harus di mesjid saja, jangan di tempat umum. Di dakwahi banyak yang menolak merasa masih panjang umur, perjalanan masih jauh, jadi harus dinikmati. Padahal ajal bisa datang kapan saja, tidak tunggu tua, namun mereka tidak paham juga, padahal Allah Swt. maha melihat yang mereka lakukan. 

Gaya hidup bebas yang hedon juga sangat mempengaruhi kaum pemuda, mereka tidak ingin di kritik, meskipun bermesraan di depan umum, tidak peduli norma dan agama, mereka berpakaian sesukanya, bahkan banyak perempuan yang saat ini berpakaian dengan begitu terbuka. 

Konsumtif yang tinggi membuat mereka harus mencari cara mendapatkan uang sebanyak-banyaknya, dengan cara instan dan mudah, yakni dengan menjajakan diri kepada para lelaki hidung belang. Malam tahun baru adalah momen yang sangat menguntungkan bagi mereka, momen satu malam ini membuat mereka menghasilkan begitu banyak rupiah, tidak peduli pada dosa dan neraka sebab dunia surga mereka. 

Islam Memaknai Pergantian Tahun 

Meskipun bukan tahun baru Islam, namun pergantian tahun Masehi tetap di maknai dengan rasa syukur, sebab berakhirnya waktu setahun yang tidak sebentar, dan menjadi momen muhasabah, sudah berapa lama Allah Swt. izinkan kita hidup di bumi-Nya, dan apakah masih banyak waktu kita untuk hidup di dunia. Sebanyak apa dosa-dosa yang sudah kita lakukan sepanjang tahun, dan bertaubat serta berkomitmen tidak mengulanginya serta menjadi pribadi yang lebih baik di tahun yang akan datang jika Allah Swt. mengizinkan. 

Namun sedihnya pergantian tahun malah diwarnai maksiat, berdesak-desakan campur baur antara laki-laki dan perempuan, berdua-duaan, meniup trompet, memakai topi kerucut, atau menghidupkan api unggun, menjadi ajang momen menunggu berakhirnya tahun. Padahal Islam telah melarang umat Islam bertasyabbuh bil kuffar, atau meniru orang kafir, seperti dalam hadist: 

مَنْ تَشَبَّهَ بِقَوْمٍ فَهُوَ مِنْهُمْ." أَخْرَجَهُ أَبُوْ دَاوُدَ ، وَصَحَّحَهُ اِبْنُ حِبَّان 

Artinya: ''Barang siapa yang menyerupai suatu kaum, maka ia termasuk dari kaum tersebut.'' (HR. Ahmad dan Abu Dawud) 

Namun masih banyak yang tetap melakukannya, belum lagi maksiat lain yang juga menimbulkan dosa, bagaimana mungkin kita berharap akan mendapatkan keberkahan dan rezeki sementara kita mengawalinya dengan maksiat yang tentu akan mengundang murka Allah Swt. 

Khatimah 

Selain peran keluarga mendidik agar anak tidak terlalu bereuforia saat pergantian tahun Masehi, peran masyarakat juga dibutuhkan untuk mencegah terjadinya perbuatan zina dengan melarang pemuda-pemudi berdua-duaan di tempat gelap dan sepi, untuk skala yang lebih besar negara yang bertanggung jawab. 

Negara yang berasaskan Islam akan melarang kaum muslim ikut andil dalam perayaan tahun baru agama lain, baik dalam hal berjualan makanan dan pernak pernik yang mengandung hadharah,  meramaikan perayaan, apalagi ikut andil dalam perayaan tersebut. 

Demikian, hanya dalam naungan Islam kita umat muslim akan mendapatkan ketenangan dan kebahagiaan yang hakiki, sebab negara Islam tidak akan menyengsarakan dan membiarkan rakyatnya berada dalam kesesatan dan kejahiliahan. 

Wallahu A'lam Bisshowab.

Oleh: Audina Putri
Aktivis Muslimah 

Kamis, 28 Desember 2023

Sebab Gelap dan Terangnya Hati


Tinta Media - Sobat. Jangan banyak berangan-angan kosong karena salah satu sebab gelapnya hati. Angan-angan kosong ialah mengharap sesuatu yang kemungkinannya jauh untuk dijangkau. Dalam hal ini baginda Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya yang paling aku takutkan dari kalian adalah dua hal, yaitu menuruti hawa nafsu dan mempertinggi khayalan. Menuruti hawa nafsu itu akan menjauhkan diri dari kebenaran, sedangkan angan-angan kosong mencerminkan cinta terhadap dunia.” 

Sobat. Sahabat Nabi  yang masuk Islam sejak dia masih anak-anak yakni Abdullah bin Mas’ud ra beliau berkata,” Empat perkara yang menyebabkan gelapnya hati : 

1. Perut yang terlalu kenyang tanpa ukuran.
2. Bergaul dengan orang-orang zalim.
3. Melupakan dosa-dosa yang pernah dilakukan.
4. Angan-angan kosong. 

Empat perkara yang menyebabkan terangnya hati adalah : 

1. Perut lapar karena hati-hati.
2. Bergaul dengan orang-orang sholeh.
3. Mengingat dosa yang pernah dilakukan.
4. Tidak banyak berkhayal. 

Sobat. Maksiat  merupakan sikap lancang kepada Allah. Dalam kemaksiatan terkandung aneka keburukan. Dampak kemaksiatan berupa dampak lahiriah ada juga berupa dampak batiniah. 

Dampak maksiat yang bersifat lahiriah : 

1. Keruhnya anggota badan. Ini merupakan kiasan mengenai hilangnya cahaya wajah dan anggota badan akibat perbuatan maksiat. Ungkapan ini benar adanya. Sebab, anggota badan akan menjadi cemerlang oleh ketaatan dan sebaliknya, menjadi redup dan kotor oleh kemaksiatan. Muslim yang taat kepada Allah dapat membedakan mana wajah orang yang bertakwa dan mana  wajah pendosa. 

2. Kebekuan di mata. Mata orang yang bermaksiat seakan membeku karena tidak bisa menitikkan air mata yang mengucur karena takut kepada Allah dan perasaan bersalah. Mata seperti itu berbeda jauh dari mata yang disebutkan sabda Rasulullah SAW, “ Ada dua mata yang tidak akan disentuh oleh api neraka;  mata yang menangis lantaran takut kepada Allah dan mata yang begadang karena berjaga-jaga di jalan Allah.” 

3. Malas beribadah. Kemaksiatan akan membuat pelakunya malas beribadah kepada Allah dan menjalankan perintah-Nya. Suka menunda-nunda sholat, berzakat atau berhaji padahal ia tergolong orang yang mampu melakukannya. 

4. Tidak menjaga kehormatan Allah. Orang yang bermaksiat tidak akan menjaga sholat, puasa, haji dan perintah Allah yang lainnya serta enggan mengagungkan Al-Qur’an. Tidak hanya itu ia berani melanggar larangan-larangan Allah. Ketika beramal, ia menampakkan sikap  riya dan mengharapkan pujian manusia. Ia beramal tetapi mengabaikan ridha Allah SWT. 

5. Semakin kuatnya desakan syahwat dan lenyapnya  keindahan taat. Hamba yang kerap berbuat dosa tidak mampu menghargai ketaatan dan tidak merasakan kenikmatan taat. Andai saja ia mau menunaikan sholat dua rakaat di ujung malam dengan khusyuk dan jauh dari tarikan dunia, tentu dia akan merasakan nikmatnya taat dan kedekatan kepada Allah. Namun, ia berpaling dari itu semua memilih untuk memenuhi ajakan nafsu yang hina sehingga ia terhijab dari idahnya ketaatan. 

Dampak maksiat yang bersifat batiniah : 

1. Hati yang kesat dan keras. Hati yang paling kesat adalah yang dipenuhi perasaan cinta dunia, kedudukan, dan kesombongan. Hatinya dipenuhi kemaksiatan dan dosa. Dalam hatinya tak  ada lagi kasih sayang dan rasa takut kepada Allah. SWT 

أَفَمَن شَرَحَ ٱللَّهُ صَدۡرَهُۥ لِلۡإِسۡلَٰمِ فَهُوَ عَلَىٰ نُورٖ مِّن رَّبِّهِۦۚ فَوَيۡلٞ لِّلۡقَٰسِيَةِ قُلُوبُهُم مِّن ذِكۡرِ ٱللَّهِۚ أُوْلَٰٓئِكَ فِي ضَلَٰلٖ مُّبِينٍ  

“Maka apakah orang-orang yang dibukakan Allah hatinya untuk (menerima) agama Islam lalu ia mendapat cahaya dari Tuhannya (sama dengan orang yang membatu hatinya)? Maka kecelakaan yang besarlah bagi mereka yang telah membatu hatinya untuk mengingat Allah. Mereka itu dalam kesesatan yang nyata.” ( QS. Az-Zumar (39) : 22 ) 

2. Jiwa yang membangkang. Jiwa kita ini semestinya taat kepada Allah  dan setia mematuhi perintah-Nya. Ketika menyimpang, pemiliknya harus berusaha mengembalikan kepada jalan yang benar. Inilah yang disebut berjuang mengendalikan jiwa yang memerintahkan kepada keburukan. 

3. Dada yang sempit akibat syahwat dan hilangnya kenikmatan taat. Orang yang membiarkan pandangannya akan kehilangan mata hati. Orang yang membiarkan lisannya akan kehilangan nurani. Orang yang memilih makanan syubhat, jiwanya kan menjadi gelap, tidak bisa bangun malam, kehilangan nikmat munajat dan seterusnya. Ini hanya dapat diketahui oleh orang yang mau menghisab diri. 

4. Hadirnya gambaran dunia yang menghalangi terbitnya kilau cahaya. Dunia adalah segala sesuatu yang membuatmu lalai  dari Allah. Semua yang membuatmu lupa kepada Allah  menjadi penghalang datangnya taufik dan ilham-Nya. Sebab hanya hamba yang berjuang mengendalikan nafsu dan yang taat kepada Allah saja yang akan mendapatkan taufik-Nya sehingga ia semakin taat dan takwa kepada-Nya. 

وَٱلَّذِينَ جَٰهَدُواْ فِينَا لَنَهۡدِيَنَّهُمۡ سُبُلَنَاۚ وَإِنَّ ٱللَّهَ لَمَعَ ٱلۡمُحۡسِنِينَ 

“Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik.” ( QS. Al-Ánkabut (29) : 69 ) 

Sobat. Ayat ini menerangkan janji yang mulia dari Allah kepada orang-orang mukmin yang berjihad di jalan-Nya dengan mengorbankan jiwa dan hartanya serta menanggung siksaan dan rintangan. Oleh karena itu, Allah akan memberi mereka petunjuk, membantu mereka membulatkan tekad, dan memberikan bantuan, sehingga mereka memperoleh kemenangan di dunia serta kebahagiaan dan kemuliaan di akhirat kelak. 

Allah berfirman:
(Yaitu) orang-orang yang diusir dari kampung halamannya tanpa alasan yang benar, hanya karena mereka berkata, "Tuhan kami ialah Allah." Seandainya Allah tidak menolak (keganasan) sebagian manusia dengan sebagian yang lain, tentu telah dirobohkan biara-biara Nasrani, gereja-gereja, rumah-rumah ibadah orang Yahudi dan masjid-masjid, yang di dalamnya banyak disebut nama Allah. Allah pasti akan menolong orang yang menolong (agama)-Nya. Sungguh, Allah Mahakuat, Mahaperkasa. (al-hajj/22: 40) 

Makna jihad dalam ayat 69 ini ialah melakukan segala macam usaha untuk menegakkan agama Allah dan meninggikan kalimat-Nya, termasuk juga memerangi orang-orang kafir yang memerangi umat Islam. Menurut Abu Sulaiman ad-Darani, jihad di sini bukan berarti memerangi orang-orang kafir saja, melainkan juga berarti mempertahankan agama, dan memberantas kezaliman. Adapun yang utama ialah menganjurkan perbuatan makruf, melarang dari perbuatan yang mungkar, dan memerangi hawa nafsu dalam rangka menaati perintah Allah.
Mereka yang berjihad itu dijanjikan Allah jalan yang lapang. Janji ini pasti akan terlaksana, sebagaimana firman-Nya: 

Dan sungguh, Kami telah mengutus sebelum engkau (Muhammad) beberapa orang rasul kepada kaumnya, mereka datang kepadanya dengan membawa keterangan-keterangan (yang cukup), lalu Kami melakukan pembalasan terhadap orang-orang yang berdosa. Dan merupakan hak Kami untuk menolong orang-orang yang beriman. (ar-Rum/30: 47) 

Dalam ayat ini diterangkan bahwa orang-orang yang berjihad di jalan Allah itu adalah orang-orang yang berbuat baik (muhsin). Hal ini berarti bahwa segala macam perbuatan, sesuai dengan yang digariskan Allah dalam berjihad itu, adalah perbuatan baik. Dinamakan demikian karena orang-orang yang berjihad itu selalu berjalan di jalan Allah. Orang-orang yang tidak mau berjihad adalah orang yang tidak baik, sebab ia telah membangkang terhadap perintah Allah untuk melakukan jihad. Orang itu adalah orang yang sesat, karena tidak mau meniti jalan lurus yang telah dibentangkan-Nya. 

Dalam ayat ini dinyatakan bahwa Allah selalu beserta orang-orang yang berperang di jalan-Nya, memerangi hawa nafsu, mengusir semua bisikan setan dari hatinya, dan tidak pernah menyia-nyiakan ajaran agama-Nya. Pernyataan ini dapat menenteramkan hati orang yang beriman dalam menghadapi orang-orang kafir dan membangkitkan semangat mereka berjuang di jalan-Nya. 

Ayat ini menerangkan bahwa orang-orang yang berjihad untuk mencari keridaan Allah, pasti akan ditunjukkan kepada mereka jalan-Nya. Dari ayat ini dipahami bahwa lapangan jihad yang luas bisa dilaksanakan dengan berbagai cara, berupa perkataan, tulisan, dan pada situasi tertentu dapat dilakukan dengan senjata. Karena luas dan banyaknya lapangan jihad berarti banyak sekali jalan-jalan yang dapat ditempuh seorang mukmin untuk sampai kepada keridaan Allah, asal semua jalan itu diniatkan untuk menegakkan kebenaran, keadilan, dan kebaikan. 

5. Dominasi hawa nafsu. Mengikuti nafsu hanya akan mendatangkan kehinaan dan penyesalan. Sebaliknya menentang nafsu akan mendatangkan kemuliaan dan kebaikan. 

6. Munculnya keraguan, lalai terhadap tempat kembali dan lupa menghisap diri. Kemaksiatan akan melahirkan keraguan dalam segala urusan. Maksiat dapat membuat seseorang ragu kepada Allah, ragu dalam urusan rezeki, ragu terhadap kebijaksanaan Allah kepada makhluk-Nya, ragu terhadap siksa kubur, ragu terhadap kengerian kiamat, hisab, hukuman, surga dan neraka. Semua itu muncul karena kurangnya yakin kepada Allah dan itu disebabkan oleh  karat dosa dan maksiat yang melekati kalbu. 

Sobat. Hamba yang gemar bermaksiat cenderung lupa bahwa ia akan menghadap Allah. Ia lalai dan mengabaikan berbagai kesulitan dan perhitungan di hari akhir. Padahal kesulitan dan perhitungan di akhirat sangat dahsyat. Sebagaimana digambarkan dalam firman-Nya : 

يَوۡمَ تَرَوۡنَهَا تَذۡهَلُ كُلُّ مُرۡضِعَةٍ عَمَّآ أَرۡضَعَتۡ وَتَضَعُ كُلُّ ذَاتِ حَمۡلٍ حَمۡلَهَا وَتَرَى ٱلنَّاسَ سُكَٰرَىٰ وَمَا هُم بِسُكَٰرَىٰ وَلَٰكِنَّ عَذَابَ ٱللَّهِ شَدِيدٞ 

“(Ingatlah) pada hari (ketika) kamu melihat kegoncangan itu, lalailah semua wanita yang menyusui anaknya dari anak yang disusuinya dan gugurlah kandungan segala wanita yang hamil, dan kamu lihat manusia dalam keadaan mabuk, padahal sebenarnya mereka tidak mabuk, akan tetapi azab Allah itu sangat kerasnya.” ( QS. Al-Hajj (22) : 2 ) 

Sobat. Dalam ayat ini diterangkan betapa dahsyatnya peristiwa yang terjadi pada hari Kiamat itu dan betapa besar pengaruhnya kepada seseorang, di antaranya: 

1.  Pada hari itu ibu yang sedang menyusukan anaknya lalai dari anaknya. Padahal hubungan antara ibu dan anak adalah hubungan yang paling dekat dibandingkan dengan hubungan manusia dengan manusia yang lain. Demikian pula hubungan kasih sayang ibu dengan anaknya adalah hubungan kasih sayang yang tidak akan putus-putusnya. Di antara perwujudan hubungan kasih sayang ibu dengan anaknya itu ialah ibu menyusukan tanpa pamrih anaknya yang masih kecil dan air susu ibu itu merupakan makanan pokok bagi si bayi. Tanpa adanya makanan itu si bayi bisa mati kelaparan dan hal ini benar-benar disadari akibatnya oleh setiap ibu. Karena itu ibu berkewajiban menyusukan anaknya yang merupakan jantung hatinya itu, setiap saat yang diperlukan. Pada hari Kiamat yang demikian mengerikan dan dahsyatnya peristiwa yang terjadi, seakan hubungan yang demikian itu terputus. Di dalam diri si ibu waktu itu timbul rasa takut dan ngeri melihat suasana yang kacau balau itu, sehingga si ibu lupa menyusukan anaknya, dan lupa segala-galanya termasuk anaknya yang sedang menyusu. 

2.  Pada hari Kiamat itu gugurlah semua kandungan perempuan yang hamil. Biasanya keguguran kandungan perempuan yang hamil terjadi, jika terjadi peristiwa yang sangat mengejutkan dan menakutkan hati atau karena terjatuh atau mengalami guncangan yang keras, seperti guncangan kendaraan dan sebagainya. Pada hari Kiamat itu terjadi gempa bumi dan guncangan yang hebat yang menghancurkan manusia yang hidup, termasuk di dalamnya perempuan-perempuan yang hamil beserta anak yang sedang dikandungnya. 

Al-Hasan berkata, yang dimaksud dengan "lalailah semua perempuan yang menyusukan anak dari anak yang disusukannya", ialah kelalaian yang bukan disebabkan karena menyapih anak itu, dan yang dimaksud dengan "gugurlah semua kandungan perempuan yang hamil" ialah anak yang dikandung itu lahir sebelum sempurna waktunya. 

3.  Pada hari itu manusia kelihatan seperti orang yang sedang mabuk, padahal ia bukan sedang mabuk. Hal ini menunjukkan kebingungan mereka tidak tahu apa yang harus mereka kerjakan, semua dalam keadaan takut, dalam keadaan mencari-cari tempat berlindung, dan berusaha menghindarkan diri dari malapetaka yang sedang menimpa itu. 

Keadaan dan peristiwa yang diterangkan di atas adalah untuk melukiskan dan menggambarkan kepada manusia, betapa dahsyatnya malapetaka yang terjadi pada hari Kiamat itu, sehingga gambaran itu dapat menjadi pelajaran dan peringatan bagi mereka, kendati pun kejadian yang sebenarnya lebih dahsyat lagi dari yang digambarkan itu. Sedang kejadian yang sebenarnya yang terjadi pada hari Kiamat itu tidak dapat digambarkan kedahsyatannya, karena tidak ada suatu kejadian yang terjadi sebelumnya yang dapat dijadikan sebagai perbandingan. 

Oleh: Dr. Nasrul Syarif, M.Si. 
Penulis Buku Gizi Spiritual. Dosen Pascasarjana UIT Lirboyo. Wakil Ketua Komnas Pendidikan Jawa Timur

Senin, 28 November 2022

IJM Ungkap Sisi Gelap di Balik Mahalnya Piala Dunia Qatar 2022

Tinta Media - Piala Dunia Qatar 2022 yang menjadi Piala Dunia termahal dalam sejarah menurut Direktur Indonesia Justice Monitor (IJM) Agung Wisnuwardana ternyata memiliki sisi-sisi gelap di baliknya.

“Ternyata ada sisi-sisi gelap di balik Piala Dunia Qatar 2022 yang dinyatakan sebagai Piala Dunia termahal dalam sejarah. Qatar mengeluarkan dana 3.400 triliun rupiah dan FIFA mengeluarkan 26,4 triliun rupiah demi kepentingan Piala Dunia,” tuturnya dalam Program Aspirasi Rakyat: Piala Dunia Qatar | Sisi Gelap, Jumat (25/11/2022) di kanal Youtube Justice Monitor.

Ia mengungkapkan bahwa Piala Dunia Qatar 2022 ternyata memiliki  sisi-sisi gelap dan kontroversi selama menjadi tuan rumah Piala Dunia.

Pertama, polemik ribuan buruh migran yang meninggal dunia. Mereka menjadi korban dalam proyek pembangunan infrastruktur untuk Piala Dunia 2022 di Qatar.
“Berita yang beredar menunjukkan bahwa banyak pekerja migran di Qatar yang meninggal, mereka umumnya berasal dari kawasan Asia Selatan, seperti India, Pakistan, Bangladesh, dan Nepal,” ujarnya.

Agung mengutip pernyataan dari The Guardian bahwa lebih dari 6500 buruh migran yang membangun infrastruktur untuk Piala Dunia 2022 di Qatar dilaporkan tewas. Sementara mengutip dari penulis buku Digital Auto Ritarianisme in The Middle Is Mark Owen Jones dalam akun twitternya menyebutkan bahwa jumlah tersebut sebenarnya mengacu pada semua kematian pekerja migran.

“Apa pun penjelasan kematiannya, memang ada beberapa versi terkait masalah ini. Tetapi ada tentunya banyak yang meninggal karena membangun infrastruktur untuk Piala Dunia,” ungkapnya.

Ia pun mengutip dari The Washington Post bahwa pekerja yang tewas mencapai 1200 orang. “Jumlah tersebut ialah akumulasi kasus selama 10 tahun telah berjalannya proses pembangunan infrastruktur,” kutipnya.

Kedua, pemerintah Qatar telah mengusir para tenaga kerja asing dari blok apartemen mereka di Doha. Dikutip dari The Reuters, proses mengosongkan tempat tersebut ditujukan agar ribuan penggemar bola di masing-masing negara dapat tinggal di daerah tersebut selama Piala Dunia berlangsung.

“Proses evakuasi tersebut sudah dimulai sejak empat minggu sebelum dimulainya Piala Dunia. Sejumlah korban menyebutkan hampir 12 bangunan tempat tinggal para pekerja telah ditutup oleh pihak berwenang,” bebernya.

Ia mengkritisi kebijakan Qatar yang tidak menghiraukan para pekerja yang kehilangan tempat tinggal.

“Hal ini mendapat perhatian internasional, namun pihak Qatar tidak menghiraukan bagaimana setelahnya para pekerja tinggal. Mereka dipaksa untuk mencari perlindungan apa yang mereka bisa termasuk tempat tidur di trotoar, di luar salah satu bekas rumah mereka,” kritiknya.

Ketiga, Qatar memberlakukan sistem upah murah. Agung menyebutkan bahwa pekerja migran ini kesulitan mendapatkan upah yang layak dalam pembangunan infrastruktur Piala Dunia. “Para pekerja migran tersebut diketahui belum dibayar selama lebih dari satu tahun lamanya, hal ini dikutip dari bisnis-humanrights.org,” ujarnya.

Baginya, sisi-sisi gelap tersebut menunjukkan bahwa pembangunan infrastruktur yang fantastis untuk membangun banyak fasilitas mulai dari hotel, bandara, dan stadion untuk pertandingan Piala Dunia 2022 telah mengorbankan para pekerja migran.

Piala Dunia Qatar 2022 menjadi edisi kompetisi sepak bola dunia termahal sepanjang sejarah. Dana yang digelontorkan digunakan untuk membangun tujuh stadion berskala internasional dan merenovasi satu stadion bola yang berskala internasional dan sejumlah fasilitas lain bagi para penonton.
“Qatar ibarat menggantang pepesan kosong. Kondisi rugi besar diperkirakan akan dialami oleh Qatar pada gelaran Piala Dunia 2022,” pungkasnya. [] Ageng Kartika

Minggu, 04 September 2022

PENUMPANG GELAP

Tinta Media - Arti kata penumpang gelap dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah penumpang yang tidak membayar. KBBI mengartikan kata penumpang gelap dengan asosiasi penumpang kendaraan umum, seperti bus, kereta, ojek dan sejenisnya. Kendaraan umum mensyaratkan penumpang membayar sejumlah biaya yang telah ditentukan. 

Tentang istilah penumpang gelap, Pujiyono, Guru Besar Ilmu Hukum FH UNS, menjelaskan bahwa penumpang gelap diambil dari bahasa Belanda ‘zwarterijder’ (zwart = hitam, gelap, rijder = penumpang), dalam Bahasa Inggris istilah ini sulit ditemukan, kita mengenal istilah lain, yakni free rider, yang memiliki arti berbeda dengan penumpang gelap. 

Istilah zwarterijder populer berasal dari dunia perkeretaapian Belanda. Zwarterijder adalah penumpang yang naik tidak membayar. Istilah ini lebih mirip dalam padanan “penumpang gelap” dibanding istilah free rider dari Bahasa Inggris. Kata penumpang gelap terdiri dari dua kata yakni penumpang dan gelap, artinya penumpang yang tidak jelas karena tidak membayar karcis. 

Kalau membayar karcis diartikan mengeluarkan uang dan uang adalah tanda effort/usaha seseorang, sedangkan naik kereta adalah kenikmatan atau kemanfaatan yang diperoleh. Maka “penumpang gelap” secara istilah dapat diartikan orang yang tidak melakukan sesuatu, tidak berkorban tetapi mendapatkan kemanfaatan atau kenikmatan.

Membayar biaya naik kendaraan yang berbayar adalah konsekuensi bagi seorang penumpang karena telah mendapatkan pelayanan. Membayar kendaraan umum itu hanya salah satu konsekuensi saja. Sebab selain itu seorang penumpang harus juga mengikuti SOP kendaraan umum, seperti duduk di tempat yang telah ditentukan, menumpang kendaraan sesuai jurusan yang dituju, menjaga kedisiplinan dan ketertiban yang berlaku. Intinya menjalankan semua aturan yang ditetapkan oleh kendaraan umum tersebut. Berbeda lagi kalau kendaraan pribadi. 

Jika dikembangkan kepada aspek yang lebih luas, penumpang gelap adalah manusia yang tidak bersyukur dan tidak taat kepada aturan Allah, padahal dia ciptakan Allah, tinggal di bumi milik Allah, diberikan nyawa oleh Allah, menghirup oksigen milik Allah, memakan dari tumbuhan yang ditumbuhkan Allah, minum air milik Allah, memiliki telinga, mata, hidung, jantung, paru-paru yang diberikan oleh Allah.

Penumpang gelap dalam arti kehidupan manusia di dunia adalah manusia yang tidak menjalankan hukum-hukum Allah di muka bumi, padahal dia menumpang di bumi Allah. Sebaliknya, manusia itu menentang hukum Allah dengan menjalankan hukum selain dari hukum Allah. Hukum Allah adalah hukum yang bersumber dari Al Qur’an dan sunnah Rasulullah. Selain itu berarti hukum jahiliyah. 

Allah menegaskan: Apakah hukum Jahiliah yang mereka kehendaki? (Hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang meyakini (agamanya) ? (QS. Al-Ma’idah : 50). Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah. Dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah. Dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah sangat keras hukuman-Nya (QS Al Hasyr : 7) 

Jika ada seorang penumpang naik kereta tidak mengikuti aturan yang ada, bahkan tidak mau membayar, mungkin akan diturunkan paksa dari kereta itu. Nah, bagaimana pula jika ada manusia yang menumpang di bumi Allah, tapi tidak mau bersyukur dan tidak mau tunduk kepada aturan Allah? Apakah mungkin dia bisa tinggal di planet lain yang bukan milik Allah ?

Dr. Ahmad Sastra 
Ketua Forum Doktor Muslim Peduli Bangsa (FDMPB)
Follow IG@tintamedia.web.id

Opini Tokoh

Parenting

Tsaqofah

Hukum

Motivasi

Opini Anda

Tanya Jawab