Tinta Media: Ganyang Penjajah
Tampilkan postingan dengan label Ganyang Penjajah. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Ganyang Penjajah. Tampilkan semua postingan

Kamis, 19 Oktober 2023

DERITA RAKYAT PALESTINA, DERITA SELURUH KAUM MUSLIMIN

Tinta Media - Perang antara Palestina dan Israel kembali terjadi. Sejak tahun 1948, pendudukan Israel dan pendirian negara Yahudi di Palestina hingga hari ini, maka tragedi ini sudah berlangsung selama kurang lebih 75 tahun. Dan tragedi ini terjadi secara terus menerus dan berulang-ulang dari waktu ke waktu tanpa diketahui kapan selesainya.

Pasukan Hamas memang melakukan serangan terlebih dahulu, dan itu dianggap sebagai konflik pemicu bagi tentara Israel. Padahal yang sebenarnya terjadi, serangan itu dilakukan dalam rangka untuk membalas kekejaman tentara Israel selama bertahun-tahun lamanya. Sehingga sejak hari pertama serangan Hamas dilakukan, kurang lebih 5.000 roket telah ditembakkan dari jalur Gaza ke arah kaum Yahudi yang telah lama merampas tanah Palestina.

Pada faktanya tentara Israel pun tidak tinggal diam, mereka melakukan serangan balasan yang lebih besar dan lebih brutal. Hal itu ditunjukkan dengan banyaknya korban yang meninggal. Sebagaimana dilansir dari sumber koran lokal yang menyebutkan bahwa akibat kebrutalan serangan Yahudi, penduduk Palestina yang meninggal sekitar 770 orang dengan korban 140 anak-anak dan 120 perempuan. Dan diperkirakan korban akan terus bertambah, dikarenakan adanya dukungan bantuan dari tentara militer AS untuk tentara Yahudi.

Konflik yang terjadi secara terus menerus

Kita tidak bisa membayangkan, penduduk Palestina selalu hidup dalam ketakutan dan ketidak tenangan. Sewaktu-waktu dan kapan saja rudal bisa saja jatuh di tengah-tengah mereka. Dan kondisi semacam ini sudah terjadi selama puluhan tahun mereka mengalaminya, namun pada faktanya sampai sekarang pun tidak ada solusi atau bantuan baik yang diberikan  oleh negara tetangga ataupun negeri-negeri muslim yang lain. Sehingga kejadian semacam ini akan terus berlangsung setiap waktu dan setiap saat.

 

Konflik yang terjadi antara Palestina dengan Israel, tidak akan mungkin bisa terselesaikan selama umat IsIam di seluruh penjuru dunia tidak bersatu. Dan selama Khilafah belum tegak maka umat IsIam tidak akan bisa bersatu. Karena diantara kaum muslimin sendiri akan terus terjadi perbedaan pandangan atau persepsi berkaitan dengan hak atas tanah Palestina itu sendiri.

Tanah Palestina milik umat Islam

Palestina adalah bagian dari negara Syam. Di Palestina juga tempat tinggalnya para nabinya umat IsIam. Jadi Jauh sebelum orang-orang Israel datang ke Palestina, maka negeri itu adalah wilayahnya kaum muslimin. Sehingga pada dasarnya negara Israel yang dibangun ditanah Palestina adalah negara penjajah yang mengambil tanah penduduk Palestina. Dan hanya dengan sistem IsIam yang diterapkan oleh kekhilafahan lah yang mampu mengusir orang-orang Israel dari tanah Palestina, serta mampu menyelesaikan konflik Palestina dengan Israel secara keseluruhan.

Wallahu a'lam bish showab.

Oleh : Iin Rohmatin Abidah (Sahabat Tinta Media)

 

Rabu, 18 Oktober 2023

Pergolakan Palestina-Penjajah Yahudi Terus Abadi, Selama Tak Ada Sistem yang Pasti

Tinta Media - Konflik Palestina-Israel semakin memanas. Serangan balasan yang dilakukan Hamas Palestina ke Israel dekat perbatasan Gaza, Sabtu lalu (7/10/2023), memantik peperangan yang kesekian kalinya antara Palestina dan Israel. 

Konflik Berkepanjangan, Buruknya Sistem yang Mengendalikan

Serangan Hamas merupakan serangan yang dilakukan untuk merebut kembali tanah air warga Palestina dari pendudukan Israel (CNBCIndonesia.com, 9/10/2023). Pertempuran yang semakin meningkat, menelan sedikitnya 1.100 korban jiwa. Hingga akhirnya deklarasi perang pun dengan tegas diungkapkan Israel terhadap Palestina.

Israel pun membalas serangan Hamas. Gaza dibombardir dari segala arah. Kehancuran bangunan terjadi di setiap sudut kota (CNNIndonesia.com, 10/10/2023). Mayat-mayat kaum muslimin memenuhi jalanan. Asap hitam membumbung tinggi, akibat dari terbakarnya bangunan-bangunan di Gaza karena serangan bom Israel. Gempuran ini merupakan gempuran terburuk selama 75 tahun konflik yang telah berlangsung antara Palestina dan Israel.

Aneksasi lahan menjadi sebab utama peperangan panjang antara Palestina dan Israel. Upaya pencaplokan lahan oleh Israel telah menyebabkan banyak rakyat Palestina terusir. Tempat tinggal yang telah ratusan tahun dihuni, direbut dengan kejam oleh Israel.Masalah ini pun berlarut-larut hingga kini. Konflik Palestina dan Israel, yang berawal pada tahun 1948 semakin rumit dan membelit dengan adanya sikap represif dan diskriminasi Israel terhadap rakyat Palestina selama puluhan tahun.

Tidakkah rakyat Palestina berhak membela tanah kelahirannya yang direbut?

Namun sayang, saat ini dunia belum menyajikan solusi yang pasti untuk menghentikan peperangan yang terjadi. Badan Keamanan PBB tak mampu berbuat banyak. Meutya Hafidz, Ketua Komisi I DPR RI,  memaksa adanya peran aktif PBB untuk menyegerakan proses dialog dan berusaha menyelesaikan akar konflik utama Palestina dan Israel (tempo.co, 11/10/2023). Meutya pun mengkritik dengan tajam perihal keberadaan PBB sebagai lembaga keamanan dunia, tak terlihat upayanya secara konkrit dalam penyelesaian perang antara Palestina dan Israel. Meutya  melanjutkan, konflik ini tak mampu tuntas dengan solusi yang diputuskan secara unilateral.

Fakta yang begitu memilukan. Palestina porak poranda. Bahkan bantuan makanan dari jalur Gaza pun diblokade Israel. Tak hanya makanan, Israel pun memutus akses listrik dan pasokan air di jalur Gaza. Lantas, dimana negara-negara Islam di dunia? Tidakkah kita membela?

Perjanjian, perdamaian dan diskusi, jelas tak mampu menjadi solusi menghentikan kekejaman Israel. Kekuatan fisik harus dilawan dengan kekuatan fisik. Sayangnya, sistem saat ini yang mengadopsi konsep nation state, menjadikan kekuatan negeri-negeri kaum muslim mandul. Tak mampu berdaya membela saudara sendiri.

Kecaman dan empati dunia tak mampu serta merta menghentikan peperangan yang terus terjadi. Perlu ada solusi pasti yang mampu menuntaskan. Semua ini terjadi sebagai akibat hilangnya perisai kaum muslimin. Banyaknya kaum muslimin bagai buih di lautan. Meskipun jumlahnya banyak, namun sayang, tak ada kekuatan sedikitpun.

Buruknya konsep penjajahan ala Barat yang terus dihembuskan. Konsep yang katanya mengecam segala bentuk penjajahan serta penindasan, tak mampu berlaku bagi rakyat Palestina. Palestina disebut sebagai negara Yahudi di atas Tanah Palestina. Jelas, konsep ini adalah suatu bentuk ketidakadilan.

Sistem Islam Ciptakan Perisai Pembela

Palestina adalah tanah kharajiyah. Kaum muslim wajib menjaganya dengan darah perjuangan. Selamanya akan menjadi hak milik kaum muslimin. Tak ada siapapun yang mampu merebut. Termasuk Israel sekalipun. Keberadaan Israel sebagai negara yang dipaksakan Barat merupakan bentukan alat yang merusak keberadaan kaum muslimin. Sudah semestinya dilawan dengan kekuatan. Tak ada kekuatan yang dahsyat selain sistem Islam. Dalam wadah Khilaf4h, Israel mampu dilawan dengan kekuatan perisai kaum muslimin. Karena Khilaf4h-lah satu-satunya wadah yang menyatukan kekuatan muslim dunia. Dan hanya dalam wadah Khilaf4h pula, jihad fii sabilillah dapat ditegakkan.

Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

قَا تِلُوْهُمْ يُعَذِّبْهُمُ اللّٰهُ بِاَ يْدِيْكُمْ وَيُخْزِهِمْ وَيَنْصُرْكُمْ عَلَيْهِمْ وَيَشْفِ صُدُوْرَ قَوْمٍ مُّؤْمِنِيْنَ

"Perangilah mereka, niscaya Allah akan menyiksa mereka dengan (perantaraan) tanganmu dan Dia akan menghinakan mereka dan menolongmu (dengan kemenangan) atas mereka, serta melegakan hati orang-orang yang beriman," (QS. At-Taubah: 14)

Kemenangan kaum muslimin hanya mampu diwujudkan dalam sistem Islam. Syariah Islam dan kepemimpinan berpikir dalam Islam meniscayakan kebangkitan umat. Hingga tersadar bahwa pembelaan terhadap saudara muslim adalah kewajiban. Kewajiban ini hanya mampu terlaksana dalam wadah institusi yang mampu menjadi perisai.

Khilaf4h manhaj An Nubuwwah. Inilah satu-satunya solusi pasti. Dalam naungan sistem yang hakiki. Hanya dengannya kemuliaan, keselamtan dan tanah milik kaum muslimin terjaga sempurna. Wallahu 'alam bisshowwab.

Oleh: Yuke Octavianty (Forum Literasi Muslimah Bogor)

 

Selama Penjajah Yahudi Bercokol di Palestina, Konflik Akan Terus Ada

Tinta Media - Konflik antara  Palestina dan Entitas Penjajah Yahudi, menurut Ulama Ahlu Sunah Wal Jama'ah (Aswaja) Kiai Azizi Fathoni akan terus ada selama Penjajah Yahudi tetap bercokol di Palestina.

"Konflik antara Palestina dan penjajah Yahudi itu akan terus berlangsung dan tidak akan berakhir selama Yahudi melancarkan penjajahannya, tidak menghentikan penjajahannya dan tidak keluar dari wilayah Palestina," tuturnya kepada Tinta Media, Sabtu (14/10/2023).

Menurutnya, konflik tersebut akan terus berlangsung dan itu sudah Sunnatullah.

"Perlawanan rakyat Palestina sama sebagaimana juga perlawanan para pahlawan dulu di tanah air Indonesia, dalam rangka mengusir penjajahan Belanda," ujarnya. 

 Kiai Azizi mengungkapkan bahwa akar masalah Palestina ini adalah penjajahan yang telah dilakukan oleh Yahudi yang prosesnya sangat lama dan bergelombang. 

 "Kedatangan Yahudi ke tanah Palestina itu yang dari awalnya hanya tiga persen, sekarang tujuh puluh bahkan mungkin delapan puluh persen warga Yahudi menduduki daripada wilayah Palestina," ulasnya.
 
Ia menilai penjajahan yang dilakukan oleh Yahudi itu tidak bisa dibenarkan dari sudut pandang mana pun. "Apalagi dari sudut pandang Islam. Kaum Muslimin punya kewajiban untuk mengusir penjajah itu dengan jihad," tegasnya.

Lebih lanjut, Kiai mengungkapkan bahwa dalam kitab-kitab fikih, jihad itu ada dua macam saat musuh berada di negeri mereka dan musuh datang menduduki atau menjajah negeri yang dimiliki oleh kaum Muslim. 

"Maka kaum Muslimin wajib untuk mengangkat senjata ketika musuh itu datang untuk menjajah negerinya dan hukumnya fardhu untuk mengangkat senjata," tegasnya.

Kiai menyerukan tidak bolehnya mengambil solusi yang ditawarkan dari negara-negara kafir misalkan menawarkan solusi dua negara. Karena itu seperti mengizinkan pencuri untuk menguasai rumah. "Ini tidak layak, tidak pantas dan solusi yang konyol," tandasnya.

Kiai Azizi memaparkan bahwa ini berupa penjajahan secara militer, maka solusinya pun juga harus bersifat fisik dengan mengusir penjajah itu sendiri yakni dengan mengerahkan kekuatan untuk mengusir penjajah.

"Solusi tuntas sebetulnya dengan jihad. Jihad yang paripurna itu adalah jihad yang diback up oleh kekuasaan Islam yang tidak lain itu adalah kekhilafahan Islamiyah ala minhajin nubuwah," pungkasnya.[] Muhammad Nur

Hamas Serang Entitas Penjajah Yahudi, FIWS: Semangat Perlawanan Kaum Muslimin Tak Pernah Padam

Tinta Media - Menanggapi serangan Hamas atas entitas penjajah yahudi, Direktur Forum on Islamic World Studies (FIWS) Farid Wadjdi memberikan beberapa catatan.

"Pertama, ini menunjukkan semangat perlawanan kaum Muslimin untuk melawan penjajahan tidak pernah padam, meskipun dalam keadaan yang sulit sekalipun," tuturnya kepada Tinta Media, Ahad (15/10/2023).

Kedua, apa yang terjadi dalam serangan kemarin itu menunjukkan kelemahan entitas penjajah Yahudi ini yang sering disebut memiliki pertahanan rudal yang paling canggih di dunia yang dikenal dengan iron dome tapi tidak mampu menghadapi kecerdikan dari pejuang-pejuang hamas.

"Ini telah memberikan pukulan yang keras bagi entitas penjajah Yahudi," tegasnya. 

Menurutnya, ini seharusnya memberikan kebahagiaan bagi kaum Muslimin bahwa masih ada saudara-saudara mereka yang masih memperjuangkan dan tetap istiqomah untuk memperjuangkan bebasnya tanah Palestina dari penjajahan entitas penjajah yahudi.

Ketiga, ini sekaligus merupakan tamparan keras bagi penguasa-penguasa arab yang sesungguhnya memiliki pasukan yang lebih canggih dan lebih banyak terlatih. Demikian juga persenjataan yang masih canggih. Tetapi menjadi lumpuh karena ketiadaan kemauan politik untuk membebaskan tanah Palestina.

"Ini memberikan tamparan keras sesungguhnya bagi mereka dan menjadi catatan bagi umat, dan bagi rakyat yang menjadi jalan bagi keruntuhan kekuasaan mereka," tegasnya.

Farid mengungkap, akar masalahnya sudah sangat jelas bahwa konflik Palestina ini adalah penjajahan oleh entitas penjajah Yahudi. Yang kelahirannya dibidani oleh Inggris dan kemudian dijaga oleh negara negara barat terutama Amerika Serikat. 

"Jadi persoalannya sangat jelas, siapa yang kemudian diusir dari tanah Palestina tahun 1948 itu adalah orang Palestina. Siapa yang kemudian menjadi pengungsi lebih dari satu juta orang itu keluar dari tanah Palestina dan sebagian besar kemudian menjadi pengungsi itu adalah rakyat Palestina," ungkapnya.

Jihad Fisabilillah

 Ia menyampaikan untuk menyelesaikan persoalan ini, juga sangat jelas, yaitu bagaimana mengusir entitas penjajah Yahudi dari tanah Palestina. "Itu tidak mungkin dilakukan kecuali dengan jihad fisabilillah," tegas Farid.

Jalan perdamaian (solusi dua negara) itu, katanya, justru akan tetap memelihara entitas penjajah Yahudi karena perdamaian tentunya mensyaratkan pengakuan terhadap entitas penjajah. "Solusi dua negara itu juga akan menjaga eksistensi penjajah yahudi karena dua negara yang dimaksud di situ adalah Palestina dan entitas penjajah yahudi," paparnya.

Karena itu, ujar Farid, untuk membebaskan tanah Palestina diperlukan juga kekuatan global umat Islam yang akan menggerakkan tentara-tentara negeri Islam yang akan menyatukan komitmen dari seluruh negeri Islam.

"Disinilah relevansi perjuangan penegakan khilafah ala minhaji nubuwah sekaligus untuk menyingkirkan penghalang dari jihad fi sabilillah yaitu para penguasa-penguasa di negeri Islam sendiri. Di samping negara-negara barat, merekalah yang menjaga eksistensi entitas Yahudi hanya berdiam diri, bahkan melakukan normalisasi dengan entitas penjajah Yahudi," ulasnya.

Menurutnya, tegaknya khilafah Islam ala minhajin nubuwah akan menumbangkan penguasa-penguasa pengkhianat ini dan menyatukan negeri-negeri Islam menjadi kekuatan global yang membebaskan tanah palestina. "Dengan kekuatan tentara-tentara negeri-negeri Islam ditambah dengan kaum Muslimin siap untuk jihad fisabilillah," pungkasnya. [] Muhammad Nur

Selasa, 17 Oktober 2023

Inilah Pelajaran yang Bisa Dipetik dari Konflik Palestina

Tinta Media - Pemerhati Sejarah Ali Mustofa mengungkapkan ada pelajaran yang bisa di petik dari memanasnya situasi di Palestina.

"Pertama, kebenaran hadits Rasulullah saw bahwa umat Islam akan memerangi Yahudi sebelum datangnya hari kiamat," ujarnya kepada Tinta Media Ahad (15/10/23).

Mengutip dari hadist Rasulullah Saw dari riwayat Bukhari Muslim, "Tidak akan terjadi Hari Kiamat hingga kalian (umat Islam) memerangi Yahudi, kemudian batu berkata di belakang Yahudi," Wahai Muslim, inilah Yahudi di belakangku, bunuhlah!".

Bung Ali, sapaannya, menyebutkan bahwa hadist ini semakin relevan di abad sekarang, sebab pada abad-abad sebelumnya mereka bukanlah musuh yang sebanding dengan Umat Islam, malah justru mereka lama dinaungi oleh keadilan Islam yang pernah berkuasa kurang lebih 13 abad lamanya.

"Baru setelah zionis Yahudi berhasil menjajah Palestina dan mendirikan negara ilegal, mereka (yahudi) menempatkan posisinya sebagai musuh utama yang harus diperangi oleh umat Islam," ujarnya.

Kedua, bebernya, perlawanan jihad defensif oleh para mujahidin menunjukkan sikap kesatria dan kepahlawanan. Mereka (mujahidin) telah meneruskan tugas estafet para pendahulu yang telah berusaha menjaga dan membebaskan Al-Aqsa.

"Daya juang penduduk Palestina semoga bisa menginspirasi umat Islam sedunia agar bangkit dan melawan segala bentuk penjajahan.  Termasuk penjajahan dalam bentuk non-fisik yang saat ini tengah melanda di negri-negri muslim di berbagai belahan dunia karena tidak diterapkannya syariah Islam secara kaffah dalam segala aspek kehidupan," bebernya. 

Ketiga, ucapnya, apa yang terjadi di Palestina juga menunjukkan secara gamblang kebatilan bentuk kenegaraan (nation-state) yang merupakan produk barat turunan dari sistem sekularisme.

"Sebagaimana spirit pembelaan umat Islam di seluruh dunia yang alhamdulillah membara, sayangnya mereka tidak bisa berbuat banyak karena adanya tembok nation-state," ucapnya. 

Keempat, ujarnya, memanasnya Palestina juga menjadi ujian bagi umat Islam seluruh dunia termasuk penguasanya terkait sikapnya mendukung Palestina atau justru mendukung penjajah zionis Yahudi.

"Wa bil khusus bagi penguasa-penguasa yang muslim, peristiwa ini juga menunjukkan wajah asli mereka, apakah mereka benar-benar membela Palestina, atau hanya retorika belaka tanpa aksi yang nyata seperti mengirim pasukan untuk menolong saudaranya, ataukah terkena penyakit Al-Wahn (cinta dunia dan takut mati) sehingga enggan menolong saudaranya dengan berbagai dalih," pungkasnya. [] Setiyawan Dwi
Follow IG@tintamedia.web.id

Opini Tokoh

Parenting

Tsaqofah

Hukum

Motivasi

Opini Anda

Tanya Jawab