Tinta Media: Forum
Tampilkan postingan dengan label Forum. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Forum. Tampilkan semua postingan

Selasa, 11 Oktober 2022

MLF 1444H, Pak Kar: Ada Empat Karakter Pemimpin Transformasional

Tinta Media - Konsultan dan Trainer Muhammad Karebet Widjajakusuma (Pak Kar), menjelaskan empat karakter yang dimiliki oleh seorang pemimpin transformasional. 

“Ada empat karakter yang dimiliki oleh seorang pemimpin transformasional,” tuturnya dalam acara Maulid Leadership Forum (MLF) 1444H: Kepemimpinan Islami Meraih Islam Kaffah yang diselenggarakan secara daring, Sabtu(8/10/2022).

Pertama adalah Idealized Influence, pengaruh ideal. “Jadi seorang pemimpin yang punya way of life yang benar, maka dia pasti akan memberikan pengaruh yang benar,” jelasnya. 
“Pengaruh yang ideal bukan yang benar tapi ideal,” lanjutnya menegaskan.

Menurut Pak Kar, panggilan akrabnya, pengertian Idealized Influence adalah dengan way of life yang benar, maka pemimpin memiliki perilaku yang membuat para pengikutnya mengagumi, menghormati dan sekaligus mempercayainya. 
“Dengan kata lain, pemimpin adalah teladan, keteladanan,” ujarnya.

Menurutnya, pemimpin mampu menunjukkan keyakinan diri yang kuat, menunjukkan nilai-nilai penting pada bawahannya, mampu menumbuhkan kebanggaan, mampu menggunakan visi misi dan seterusnya. “Bahkan dia menjadi role model bagi karyawannya,” tuturnya.

Ia contohkan kalau ada yang bertanya ‘harus bagaimana saya?’ Maka dia pasti akan mengacu kepada pemimpinnya. 
“Pemimpin adalah acuan dari bawahannya. Pemimpin adalah acuan dari pengikutnya,” tegasnya.

Kedua Inspirational motivation, motivasi yang menginspirasi. “Penjelasan yang kedua motivasi yang menginspirasi adalah pemimpin mampu mengartikulasikan pengharapan yang jelas terhadap prestasi bawahan atau pengikutnya,” jelasnya.

Karakter ini mampu mendemonstrasikan komitmennya terhadap seluruh tujuan organisasi dan mampu menggugah spirit tim melalui pertumbuhan antusiasme dan optimisme. “Timnya antusias, optimis,” terangnya.

“Seluruh tujuan organisasi dan mampu menggugah spirit tim melalui penumbuhan antusiasme dan optimisme,” lanjutnya.

Ia membahasakan sebagai mimpi besar. “Bahasa saya pemimpin itu punya mimpi besar, bukan mimpi kecil,” tuturnya.
 
Pak Kar menambahkan, mimpi yang besar, mimpi yang memberikan energi besar, bahkan sampai yang bersangkutan meninggal dunia, mimpi itu akan terus tumbuh bagi bawahannya. “Ini adalah turunannya,” paparnya.

“Sehingga kemudian optimis, antusias, bisa menginspirasi karyawan, menginspirasi bawahan, mencapai kemungkinan-kemungkinan yang tidak terbayangkan,” paparnya lebih lanjut.

Ia menggambarkan Muhammad Al-Fatih yang mengabadikannya dalam kalimat yang diteriakkan di Museum Panoramic 1453 di Turki ACHIEVING THE IMPOSSIBLE, meraih sesuatu yang tidak mungkin.

“Sudah mulai membayangkan bagaimana kehidupan Rasulullah bisa memberikan ACHIEVING THE IMPOSSIBLE?” tanyanya. 

Ketiga, Intellectual stimulation, stimulasi intelektual daya dorong intelektual. 
Individualized consideration, pemimpin mampu menumbuhkan ide baru. Memberi solusi yang kreatif terhadap persoalan yang dihadapi bawahan/pengikut. Memberikan motivasi kepada bawahan untuk mencari pendekatan-pendekatan baru dalam melaksanakan tugas-tugas organisasi. Problem solving,” jelasnya.

Selain itu, menurutnya pemimpin ini mampu mengajak berpikir kritis, mencari akar masalah setiap persoalan yang dihadapi. “Selalu yang dibidik adalah apa akar masalahnya. Sehingga kemudian tuntas persoalannya,” tegasnya.

Keempat, Individualized consideration 
“Terakhir, Pemimpin mau mendengarkan dengan penuh perhatian masukan-masukan bawahan/pengikut serta secara khusus mau memperhatikan kebutuhan bawahan/pengikut akan pengembangan karir,” terangnya.
“Di situ ada apa? Reputasi. Di situ ada catatan rekor dan ada assessment,” tambahnya.

Sehingga kemudian menurutnya semua merasakan, mendapatkan pembelajaran yang luar biasa. “Adalah training by doing bahasa kita sekarang,” ucapnya. 

Kemudian Pak Kar memberikan pertanyaan. “Apakah 4 karakter ini ada pada Baginda Nabi Muhammad SAW?” tanyanya.

Ia menjelaskan bahwa Allah yang menegaskan dalam QS. Al-Ahzab ayat 21 yang artinya. 

''Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.‘’ 

Dari ayat tersebut ia menjelaskan bahwa ada uswah hasanah, ada teladan yang baik. “Kalau bicara teladan yang terbaik maka dipastikan kita juga merasakannya, atau sahabat yang lalu, beliau meninggalkan kita sampai hari ini kita masih terus bisa memperhatikan, masih bisa terus meneladani beliau karena ada suri teladan yang baik,” jelasnya.

Ia juga menyampaikan pendapat yang lain secara ilmiah, dari ulama Indonesia KH Hasyim Asy’ari dalam kitabnya beliau menjelaskan kalimat yang agak panjang, intinya: 

“Lalu hilanglah perbedaan-perbedaan kebangsaan, kesukuan, bahasa, mazhab dan nasionalisme yang selama ini menjadi penyebab permusuhan, kebencian dan kezaliman. Masyarakat pun–atas nikmat Allah–berubah menjadi bersaudara. Jadilah orang Arab, orang Persia, orang Romawi, orang India, orang Turki, orang Eropa dan orang Indonesia semuanya berperan saling menopang satu sama lain sebagai saudara yang saling mencintai karena Allah. Tujuan mereka semua hanya satu, yaitu menjadikan kalimat Allah menjadi unggul dan kalimat setan menjadi hina. Mereka mengabdi demi Islam dengan ikhlas dan seterusnya.”

“Ini pengakuan yang luar biasa. Pengakuan yang hadir 14 abad setelah beliau wafat,” ujarnya menegaskan.

Disampaikannya pula pendapat lain, dari seorang yang bernama Jules Masserman, seorang peneliti independen sekaligus seorang professor di Universitas Chicago Amerika, pernah melakukan penelitian dengan meletakkan tiga syarat untuk menentukan pemimpin terbaik dunia yaitu: 
Pertama, Di dalam diri pemimpin ada proses pembentukan kepemimpinan yang baik; 
Kedua, Pemimpin tersebut bisa menaungi kesatuan masyarakat yang terdiri dari keyakinan yang berbeda-beda; 
Ketiga, hendaknya pemimpin tersebut mampu mewujudkan sebuah sistem masyarakat yang manusia dapat hidup di dalamnya dengan aman dan tenteram.
“Di sini kita tahu kepemimpinan tidak bisa dipisahkan dari sistem,” tegasnya.

“Secara jujur lalu ia berkesimpulan: ‘Pemimpin teragung sepanjang sejarah adalah Muhammad yang telah memenuhi tiga syarat tersebut’,” ucapnya.

Way of Life (Jalan Hidup)

Pak Kar menyampaikan rahasia dari kepemimpinan transformasional. “Rahasianya, kalau dipetakan dalam sebuah bagan definitif itu adalah Way of Life,” tuturnya.

“Bagaimana cara mendapatkan way of life?” tanya Pak Kar selanjutnya.

Ia menyampaikan sebuah kisah dari YouTube tentang dua kafir yang mendapatkan hidayah masuk Islam.

“Dua orang yang berbeda, satu pendeta, satu pengangguran yang punya anjing kesayangan, dia hidup hanya dengan anjingnya lalu anjingnya mati. Ternyata pertanyaan yang muncul sama dan di video itu yang durasinya juga tidak terlalu panjang dijelaskan oleh mereka bahwa mereka mendapati bahwa ini fakta, mereka lahir ini fakta ada manusia, ada kehidupan, ini juga fakta bahwa pertanyaan berikutnya Siapa yang menciptakan?” tuturnya.

“Dengan kesadaran penuh, jelas menggunakan akalnya, menggunakan matanya, menggunakan telinganya, dia mendapati jawaban secara aqliyah. Bahwa manusia diciptakan oleh Allah dan dia akan kembali kepada Allah, bertemulah dia dengan Allah. Kalau dengan kembali kepada Allah, dia akan mempertanggungjawabkan kepada Allah,” paparnya kemudian.

Kalau begitu, menurutnya hidup untuk beribadah kepada Allah. Pertanyaan berikutnya bagaimana cara literasi yang dia lakukan mengantarkan kepada beribadah kepada Allah? “Berarti harus mengikuti apa yang menjadi aturan Allah Subhanahu Wa Ta'ala,” jawabnya. 

Inilah menurutnya kurang lebih secara bagan definitif apa yang Rasul berikan kepada kita, yang juga dilakukan di dalam kepemimpinan transformasional. “Tapi dengan kata kunci, worldview-nya adalah Islam,” tandasnya.[] Raras

MLF 1444H, Prof. Fahmi: Selain Memberi Arah Peradaban, Rasulullah juga Uswatun Hasanah

Tinta Media - “Selain memberi arah peradaban Rasulullah juga uswatun hasanah,” ungkap Intelektual Muslim Prof. Fahmi Amhar dalam Maulid Leadership Forum 1444H yang diselenggarakan secara virtual, Sabtu (8/10/2022).
 
Menurut Fahmi, peradaban sebelum Islam itu saling menghancurkan, Rasulullah datang memberi arah peradaban yang sama sekali berbeda dengan peradaban sebelumnya.
 
Setidaknya ada empat arah yang diberikan oleh Rasulullah Saw. “Pertama, membaca adalah hal paling esensial dalam ilmu pengetahuan, sebagaimana dilukiskan dalam wahyu yang pertama kali turun tentang perintah membaca. Jadi Islam sejak wahyu  pertama sudah mensinergikan bahwa amal, ilmu pengetahuan itu bersatu dengan keimanan,” tegasnya.
 
Kedua, sambungnya,  Islam memberikan arah sebenarnya manusia hidup ini untuk apa? Islam memberikan arah hidup ini untuk beribadah sebagaimana disebutkan dalam Quran surat adz-Dzariyat ayat 56.
 
“Jadi kalau ilmu pengetahuan tidak digunakan untuk taat kepada Allah, untuk takwa kepada Allah, itu enggak ada gunanya sama sekali,” nilai Fahmi. 
 
Memang, lanjut Fahmi, berikutnya kita melihat ilmu pengetahuan dipakai untuk menjajah, dipakai untuk memanipulasi kekayaan alam sehingga hanya milik segelintir orang saja.
 
“Ketiga, Islam memberikan arah umat Islam itu harus seperti apa? Apakah menjadi penonton saja atau menjadi pelaku?  maka ayatnya adalah ‘kalian adalah umat terbaik yang dihadirkan ke tengah manusia, yang sanggup menggiring manusia ke jalan yang makruf, menghalangi  atau mencegah manusia dari kemungkaran dan beriman kepada Allah’,” ungkapnya.
 
Menurut Fahmi agar efektif menggiring ke jalan yang makruf dan efektif menghalangi dari yang mungkar wajib memiliki ilmu pengetahuan.   
 
“Makanya ada pepatah mengatakan, pengetahuan atau teknologi saat ini ketika tidak dipegang oleh umat Islam itu cenderung menjajah.  Sementara umat Islam kalau tidak menguasai teknologi, tidak memegang kendali pada teknologi cenderung terjajah. Kalau umat Islam leading dalam mengembangkan teknologi maka dia akan membebaskan dunia dari penjajahan,” cetusnya.
 
Keempat, sebut Fahmi, misi yang diberikan Allah kepada umat Islam sendiri itu misi  Rasulullah Saw.yaitu menjadi rahmat untuk seluruh alam.  
 
“Jadi umat Islam itu punya misi dan misi ini sekaligus menjadi jawaban untuk apa manusia menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi,” tandasnya.
 
Uswatun Hasanah
 
Terkait Rasulullah sebagai uswatun hasanah, Fahmi menyampaikan sabda Rasulullah  bahwa yang terbaik diantara kalian adalah  yang mengajarkan ilmu, kalau tidak mengajar yang belajar, kalau tidak belajar yang memberi fasilitas agar orang belajar, kalau tidak dapat memberikan fasilitas , mendukung orang yang belajar. “Jangan sampai  jadi yang kelima yaitu  orang yang menghalangi orang yang belajar,” imbuhnya.
 
Fahmi lalu menyampaikan langkah yang diberikan Rasulullah agar umat Islam memimpin peradaban dunia.
 
“Pertama, Rasulullah menghapus profesi yang tidak memiliki dasar, tidak ilmiah atau tidak memiliki dalil, yaitu profesi perdukunan,” terangnya.  
 
Kedua, sebut Fahmi, banyak ayat al-Quran  yang memberikan dorongan untuk semangat berbuat rasional. “Al-Quran menyindir  perbuatan orang-orang  jahiliah yang mereka itu ketika dikatakan ‘mari ikutlah apa yang turunkan Allah,  mereka mengatakan kami hanya mengikuti apa yang diwariskan nenek moyang kami.’ Warisan nenek moyang itu harga mati,” bebernya.
 
Ketiga, lanjutnya,  Rasulullah menghargai eksperimen, dengan mencontohkan kasus  penyerbukan kurma yang  kemudian Rasul bersabda, “Kalian lebih tahu tentang urusan dunia kalian.” 
 
“Jadi dalam masalah yang sifatnya eksperimental itu memang enggak ada wahyu dan tidak usah kita mencari-cari dalam wahyu. Itu urusan teknologi  dan Nabi menyerahkan kepada umatnya,  silakan eksperimen sendiri,” terangnya.
 
Keempat, ujar Fahmi,  Rasulullah memerintahkan untuk mengambil manfaat dari mana pun yang berkaitan dengan teknologi. Ia mencontohkan kaum Muslimin yang belajar teknologi membuat kertas ke Cina, hingga bisa memproduksi kertas sendiri.
 
“Mushaf Ustmani bisa ditulis di atas kertas buatan umat Islam sendiri setelah mereka belajar teknologi inti cara membuat kertas dari Cina,” tambahnya.
 
Belajar Sejarah Kehidupan Nabi
 
Fahmi mengatakan, agar kaum Muslimin memiliki cara berfikir sebagaimana yang Rasulullah ajarkan, mau tidak mau harus mempelajari sejarah kehidupan Nabi  secara Kaffah. Jangan hanya sejarahnya dihafal, tapi uswatun hasanahnya juga harus dipelajari.  
 
“Nabi  pemimpin paripurna yang memiliki banyak dimensi. Ada dimensi dia sebagai kepala keluarga, ada  dimensi dia  sebagai pendakwah, ada  dimensi sebagai pedagang dan tidak lupa dimensi dia sebagai pemimpin umat,” bebernya.
 
 Ini, cetus Fahmi,  harus kita pelajari semua, jangan  ‘sekuler’ , kalau kamu belajar Nabi sebagai pemimpin ibadah silakan, tapi sebagai pemimpin umat jangan.  “Ini  bahaya! nah ini jangan sampai seperti itu,” pungkasnya.[] Irianti Aminatun
 
 
 

Senin, 10 Oktober 2022

MLF 1444H, UIY: Nabi Telah Berhasil Melakukan Transformasi Spiritual dan Material

Tinta Media - Terkait kepemimpinan Rasulullah SAW, dalam kaitannya dengan buku karya Michael H. Hart (The 100 A Ranking Of The Most Influential Persons In History) Cendekiawan Muslim Ustaz Ismail Yusanto (UIY) menyampaikan bahwa nabi ini telah berhasil melakukan sebuah transformasi spiritual dan material.

"Jadi nabi ini telah melakukan telah berhasil melakukan sebuah transformasi. Itu transformasi spiritual dan material," tuturnya dalam acara Maulid Leadership Forum (MLF) 1444H: Kepemimpinan Islami Meraih Islam Kaffah, melalui kanal Youtube Khilafah Channel Reborn, Sabtu(08/10/2022).

Menurutnya, transformasi spiritual artinya telah membawa manusia yang pada waktu itu hidup di dalam masa kejahiliyahan atau pandangan kejahiliyahan, yang dia hanya bertumpu pada hal-hal yang bersifat material menjadi memiliki pandangan yang bersifat spiritual.

"Kalau dalam bahasa Orhan itu (anaknya Osman itu), pandangan akhirat," ujarnya.

UIY memandang pandangan akhirat itu penting sekali,  karena pandangan akhirat itulah yang membedakan antara peradaban yang dibangun oleh Baginda SAW dengan peradaban-peradaban lain.

"Itulah dimensi spiritual itu," tegasnya.

Kemudian, lanjutnya, material itu bahwa peradaban manusia itu adalah peradaban dunia, artinya bahwa kepemimpinan yang dibangun oleh baginda Rasulullah SAW itu adalah kepemimpinan yang bisa dijejaki di dunia ini.

Jawaban Logis

UIY menjelaskan bagaimana jawaban logis Michael H. Hart saat melaunching bukunya tersebut  di Inggris.

"Ketika dia melaunching buku itu di Inggris, Michael Hart ini Yahudi kan sebenarnya, dia Nasrani Amerika, ahli astrofisika, itu ditertawakan. Dia bilang, 'Anda boleh saja menertawakan. Tapi coba perhatikan.., ini orang.., kalau umpamanya dia itu penipu, tidak mungkin dia menipu segitu banyak orang, segitu lama,' kutipnya.

Memang betul, UIY melanjutkan, " Ini hari kan 1,7 miliar, apa iya 1,7 miliar itu semuanya tertipu?" tanyanya retoris.

Sementara pengikut Nabi Muhammad itu, kata UIY, bukan hanya ini hari menjadi 1,7 miliar, ini sudah sejak 1400 tahun. Artinya sudah segitu lama. 

"Itu saya kira jawaban yang sangat logic yang membuat hadirin pada waktu itu terdiam. Bahwa apa yang dikatakan oleh Michael Hart itu sesuatu yang memang punya alasan kuat dia menempatkan Nabi Muhammad sebagai orang yang paling berpengaruh itu secara tidak sembarangan," tegasnya.

UIY menyimpulkan bahwa dimensi spiritual , material dan dimensi personal mengubah transformasi dari dimensi personal juga dimensi komunal. 

"Artinya, nabi itu bukan hanya menggarap orang per orang, tapi menggarap manusia secara keseluruhan, masyarakat, gitu," simpulnya.

Luar Biasa

Kalau misalnya kita ukur dari segi jumlah, UIY menilai 1,7 miliar ini hari itu sudah membuktikan kemampuan energi tranformasi. "Itu kan saya kira luar biasa," imbuhnya.

Kemudian, lanjutnya, yang berikutnya adalah bahwa itu berjalan terus meski nabi sudah meninggal. 

"Jadi, itu sekaligus menunjukkan menjawab pertanyaan apakah ini personal atau bukan personal, bukan hanya tidak personal, bukan hanya dia juga melakukan transformasi komunal, tapi bahkan gerakan transformasinya itu terus berjalan sampai ini hari," pungkasnya.[]'Aziimatul Azka

Sabtu, 08 Oktober 2022

Puluhan Ribu Penonton Siap Saksikan MLF 1444


Tinta Media - Maulid Leadership Forum 1444 H (MLF 1444) pada Sabtu, 8 Oktober 2022, yang bertepatan dengan hari kelahiran Nabi Muhammad SAW (12 Rabiul Awal 1444H) akan disaksikan puluhan ribu penonton di seluruh Nusantara.

"Hingga pukul 06.27 WIB sudah ada 47002 pendaftar,” tutur panitia MLF 1444 kepada Tinta Media, Sabtu (8/10/2022).

Panitia menuturkan, MLF 1444 ini adalah event spesial menyambut Maulid Nabi Muhammad SAW dengan mengambil tema Kepemimpinan Islami Meraih Islam Kaffah.

"Sejatinya bila menyebut cinta Rasulullah, Maka sepatutnya kita mau mengikuti bagaimana beliau memimpin dan aturan yang digunakannya," ujar panitia.

Panitia mengajak kepada seluruh kaum muslimin untuk ikut memeriahkan acara Maulid NABI Muhammad SAW ini.

"Sudah ada agenda pagi harinya? Mari kita jadikan Sabtu ini. #SabtuBersamaRasulullah Kenal dekat sistem kepemimpinan ala Nabi, Bersama Guru, ustaz, Profesor hingga ustadzah," ungkapnya.

Sepaket Penuh Makna di Hari Maulid

Panitia menuturkan, sebenarnya, ketika kelahiran Nabi Muhammad SAW, maka di situ akan menimbulkan pesan penting yang begitu berharga. Kelahiran Nabi Muhammad SAW juga ditandai babak baru lahirnya ummat terbaik, yaitu ummat islam, dan kelak akan menantang hegemoni dua kekuatan adidaya kala itu Romawi dan Persia dalam naungan Daulah Islam.

"Yuk kenal Nabi Muhammad SAW lebih dalam soal pemimpin dan sistem kepemimpinannya melalui event, Maulid Leadership Forum 1444H, 8 Oktober 2022," pungkasnya.[] Achmad Mu'it

Berikut ini link untuk daftar di acara MLF 1444:
https://form.drip.id/mlf1444
https://form.drip.id/mlf1444
Follow IG@tintamedia.web.id

Opini Tokoh

Parenting

Tsaqofah

Hukum

Motivasi

Opini Anda

Tanya Jawab