Media Pro Zionis Berupaya Kaburkan Fakta Genosida, Setelah Tentara Entitas Penjajah Yahudi Gagal Menguburnya
Tinta Media - Dikeluarkannya memo internal harian internasional 𝑇ℎ𝑒
𝑁𝑒𝑤
𝑌𝑜𝑟𝑘
𝑇𝑖𝑚𝑒𝑠
yang menginstruksikan para jurnalisnya untuk membatasi penggunaan istilah: 𝑔𝑒𝑛𝑜𝑠𝑖𝑑𝑎;
𝑝𝑒𝑚𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ𝑎𝑛
𝑒𝑡𝑛𝑖𝑠;
𝑤𝑖𝑙𝑎𝑦𝑎ℎ
𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘𝑎𝑛,
serta menyarankan tidak menggunakan kata 𝑃𝑎𝑙𝑒𝑠𝑡𝑖𝑛𝑎
kecuali dalam kasus yang jarang terjadi dan menghindari istilah 𝑘𝑎𝑚𝑝
𝑝𝑒𝑛𝑔𝑢𝑛𝑔𝑠𝑖
untuk wilayah di Gaza, yang diakui oleh PBB sebagai rumah bagi ratusan ribu
pengungsi yang terdaftar, merupakan upaya sistematis untuk mengaburkan fakta
sesungguhnya yang terjadi di Gaza Palestina.
Memang, organisasi berita nirlaba 𝑇ℎ𝑒
𝐼𝑛𝑡𝑒𝑟𝑐𝑒𝑝𝑡
pada 15 April 2024 hanya mengungkap memo internal kantor berita yang berpusat
di New York, Amerika Serikat tersebut, tetapi saya yakin, hal serupa juga
dilakukan oleh berbagai media massa internasional yang pro Zionis Yahudi
lainnya.
Upaya pengaburan fakta ini menyusul gagalnya upaya
penguburan fakta lapangan oleh para tentara entitas penjajah Yahudi dengan cara
pembantaian terhadap tidak kurang dari 106 jurnalis yang meliput di Gaza sejak
Oktober 2023 hingga Desember 2023. Bila didata sampai detik ini, saya yakin
jumlah jurnalis yang dibantai akan bertambah banyak lagi.
Meski demikian, tetap saja serpihan fakta yang terekam
berbagai video amatir yang diambil warga Gaza dan relawan mengungkap dengan
gamblang bagaimana sadisnya Zionis Yahudi melakukan genosida di Gaza.
Namun upaya pemberian sanksi atau sekadar meminta
Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) agar memaksa Zionis Yahudi melakukan gencatan
senjata saja, langsung diveto Amerika Serikat. Sejak Oktober 2023-Februari
2024, tercatat sudah 3 kali AS memveto dan yang keempat AS hanya abstain. Meski
demikian, tetap saja pada Ramadhan dan Idul Fitri, Muslim Gaza dibantai Zionis
Yahudi.
Dari awal pendudukan Zionis di Palestina hingga Desember
2023, tercatat sudah 45 kali AS memveto semua resolusi PBB yang mengkritik
Zionis Yahudi. Maka, meski entitas penjajah Yahudi begitu brutalnya membantai
Muslim Palestina umumnya, dan membantai Muslim Gaza khususnya, Zionis Yahudi
ini tetap saja aman karena didukung penuh negara Kristen AS dan negara-negara
Kristen Eropa lainnya termasuk Inggris.
Itu di satu sisi, di sisi lain, para penguasa dunia Islam
yang di Timur Tengah maupun yang di Asia Tenggara sampai detik ini termasuk
Indonesia hanya mengecam di mulut saja. Sama sekali tidak ada tanda-tanda untuk
mengerahkan militernya berjihad mengusir entitas penjajah tersebut dari tanah
suci ketiga kaum Muslim tersebut. Tetapi justru secara 𝑑𝑒
𝑓𝑎𝑐𝑡𝑜
tetap saja menjalin hubungan dagang dengan para pembantai tersebut.
𝐓𝐞𝐭𝐚𝐩
𝐈𝐬𝐭𝐢𝐪𝐚𝐦𝐚𝐡
𝐁𝐞𝐫𝐣𝐮𝐚𝐧𝐠
Kaum Muslim Gaza maupun kaum Muslim di belahan dunia lainnya
tidak boleh berputus asa, tetaplah berdoa mengharap pertolongan Allah SWT
seraya tetap istiqamah berjuang di bidangnya masing-masing sesuai ajaran Islam.
Yang memungkinkan berangkat berjihad untuk membantu Muslim Gaza melawan kafir
penjajah, berangkatlah. Yang mampu menyumbangkan logistik untuk membantu Gaza,
lakukanlah.
Silakan juga mengampanyekan boikot produk Zionis Yahudi
maupun memboikot pihak-pihak yang pro Zionis Yahudi. Karena itu juga
menunjukkan koordinat keberpihakan. Yang mampu memberikan bantuan kesehatan,
bantulah. Yang mampu julid fisabilillah, gencarkanlah.
Yang mampu berbicara dan atau menulis, berbicara dan atau
menulislah. Sampaikan fakta sebenarnya di lapangan, berikan solusi Islamnya.
Semoga dengan itu semua kaum Muslim lainnya termasuk para
penguasa negeri Islam tersadarkan. Kalaupun tidak, setidaknya kita sudah berada
di jalan yang benar: tetap jernih melihat fakta lapangan dan tetap memberikan
solusinya dalam pandangan Islam. Karena kita hanya akan dihisab oleh Allah SWT
atas sikap dan perbuatan kita sendiri: ada di pihak mana kita dalam masalah
Palestina ini? Solusi yang kita berikan islami atau bertentangan dengan Islam?
Bonusnya, jadi pahala jariah buat kita bila mereka
tersadarkan lalu mengikuti solusi Islam yang kita dakwahkan. Sebaliknya, kita
sama sekali tidak mendapatkan dosa dari mereka-mereka yang menolak solusi Islam
yang kita sampaikan.
𝐌𝐚𝐬𝐚𝐥𝐚𝐡
Korban serangan Zionis di Gaza terus bertambah pada Rabu
(17/4/2024) mencapai 33.797 orang syahid (insyaAllah). Namun secara faktual
maupun pandangan islaminya, sebanyak apa pun 𝑢𝑝𝑑𝑎𝑡𝑒
data kebiadaban entitas Zionis Yahudi dalam membantai Muslim Palestina,
menghancurkan semua fasilitasnya, mengusir yang masih hidup, itu semua hanyalah
masalah cabang.
Masalah pokoknya adalah pendudukan Zionis Yahudi di tanah 𝑘ℎ𝑎𝑟𝑎𝑗𝑖𝑦𝑦𝑎ℎ
Palestina pasca-diruntuhkannya Khilafah Islam oleh kafir penjajah. Solusinya
Islamnya jelas: jihad untuk mengusir entitas Zionis Yahudi dari Palestina dan
tegakkan khilafah untuk memerdekakannya secara hakiki. Adapun solusi dua negara
(𝑡𝑤𝑜
𝑠𝑡𝑎𝑡𝑒
𝑠𝑜𝑙𝑢𝑡𝑖𝑜𝑛)
merupakan solusi kufur, batil, bertentangan dengan Islam.
𝐌𝐞𝐦𝐚𝐧𝐭𝐚𝐬𝐤𝐚𝐧
𝐃𝐢𝐫𝐢
Sekali lagi, tetaplah jernih melihat fakta lapangan dan
tetap memberikan solusinya dalam pandangan Islam. Istiqamahlah dan terus
memantaskan diri agar kita semua menjadi umat Islam yang layak mendapat
pertolongan Allah SWT berupa tegak kembalinya khilafah yang menerapkan syariat
Islam secara kaffah.
Di bawah komando khilafah (kepala negara khilafah), kaum
Muslim berjihad mengusir penjajah dari tanah suci ketiga kaum Muslim tersebut.
Sebagaimana dulu Palestina bersatu dengan Khilafah Rasyidah
di masa Khalifah Umar bin Khathab ra; sebagaimana dulu ketika Shalahuddin
al-Ayyubi mengusir penjajah Salibis dari Palestina dan mengembalikan kembali
tanah suci ketiga tersebut ke pangkuan Khilafah Abbasiyah; sebagaimana Khalifah
Abdul Hamid II menjaga Palestina agar tetap di bawah Naungan Khilafah Utsmani;
begitu juga kelak ketika khilafah rasyidah kedua yang insyaAllah akan tegak
kembali. 𝐴𝑎𝑚𝑖𝑖𝑛.
[]
Depok, 9 Syawal 1445 H | 18 April 2024 H
Joko Prasetyo
Jurnalis