Tinta Media: Emil Mario
Tampilkan postingan dengan label Emil Mario. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Emil Mario. Tampilkan semua postingan

Kamis, 22 Desember 2022

IJM: Ucapan Kotor Tiktoker Emil Mario Sungguh Pelecehan Luar Biasa

Tinta Media - Menanggapi Tiktoker Emil Mario yang menambahkan kalimat syahadat dengan ucapan kotor, Direktur Indonesia Justice Monitor (IJM) Agung Wisnuwardana menyatakan ini sungguh pelecehan luar biasa. 

"Saya mengatakan kalimat syahadat yang ditambahi dengan kata-kata kotor, ini sungguh pelecehan luar biasa," tuturnya dalam Program Aspirasi Rakyat: Emil Mario Dituding Permainkan Syahadat, Ahad (18/12/2022) di kanal YouTube Justice Monitor. 

Ia mengingatkan bahwa seharusnya publik figur seperti Emil Mario seharusnya belajar pada kasus sebelumnya yang memicu kemarahan umat Islam karena unggahan promosi minuman alkohol gratis setiap Kamis untuk yang bernama Muhammad dan Maria. "Bukan hanya di tanah air, negeri mayoritas. Kasus serupa tapi tak sama juga banyak terjadi di luar negeri," terangnya.

Sistemik

Menurutnya, penghinaan terhadap syahadat Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam, penghinaan terhadap ajaran Islam seperti khilafah, jihad, penghinaan terhadap simbol-simbol Islam yang senantiasa berulang, menunjukkan ini masalah sistemik akibat penerapan sekularisme yang menganut konsep kebebasan berpendapat, kebebasan untuk menyampaikan pandangan tetapi dengan melecehkan Islam. "Lain halnya dalam Islam, ketika ada penistaan terhadap Nabi dan ajaran Islam. Bertindak tegas dan menghukum pelakunya tentu dengan hukuman yang tegas pula yaitu hukuman mati," bebernya.

"Hanya di dalam Islam saja agama dilindungi dan dijaga tanpa berkompromi serta bersikap tegas terhadap penista agama," imbuhnya.

Ia menjelaskan bahwa hukum dalam Islam berasal dari Allah Subhanahu wa Ta'ala Sang Maha Adil dan digali dari Al-Qur'an dan hadist. Sehingga hukum tidak akan berubah-ubah menyesuaikan kepentingan tertentu. 

Ia melihat bahwa pada kasus Emil Mario selebritis Tik tok yang terbiasa mengucapkan kata-kata kotor. Kali ini menyambungkan kalimat syahadat dengan kata-kata kotor dari mulutnya. Ini jelas penistaan agama. Walaupun telah meminta maaf tetapi pengucapan berulang dengan kata-kata kotor dan kemudian muncul syahadat ditambah kata-kata kotor. "Saya duga ini muncul dari hati, kebencian dia pada Islam dan ujungnya dia telah menista agama Islam," terangnya.

Ia memandang bahwa pola penistaan agama Islam ini terus berlangsung di negeri ini dan negeri-negeri yang lain karena diterapkannya sistem sekularisme dan tidak memberikan hukuman yang tegas, yang memberikan efek jera pada penista agama. "Seharusnya ada hukum yang tegas terhadap penista agama sehingga agama itu terlindungi kehormatannya," tukasnya.

"Di dalam Islam, hal ini sangat ditegaskan dan hukuman buat penista agama sampai pada konteks hukuman mati," pungkasnya.[] Ajira
Follow IG@tintamedia.web.id

Opini Tokoh

Parenting

Tsaqofah

Hukum

Motivasi

Opini Anda

Tanya Jawab