Tinta Media: Ekonomi Syariah
Tampilkan postingan dengan label Ekonomi Syariah. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Ekonomi Syariah. Tampilkan semua postingan

Rabu, 07 Juni 2023

Mau Ekonomi Syariah Tapi Menolak Islam Kaffah, MMC: Aneh!

Tinta Media - Muslimah Media Center (MMC) menilai aneh perhatian pemerintah terhadap potensi ekonomi syariah namun menolak Islam kaffah diterapkan. 

"Ekonomi syariahnya mau dan dianggap sebagai manifestasi ajaran Islam, tapi anehnya Islam kaffah dianggap tidak layak diterapkan di negeri ini bahkan dianggap membahayakan negara,” tuturnya pada rubrik Serba-serbi MMC: Ekonomi Syariah Tanpa Islam Kaffah, Bukti Nyata Indonesia Negara Sekuler Kapitalis, Jumat (2/6/2023).

Kondisi tersebut menurut MMC justru menguatkan wajah sekuler kapitalis negeri ini, di mana sejatinya persoalan negeri ini dan juga dunia terjadi karena penerapan sistem sekuler kapitalis. “Kemiskinan, pengangguran, stunting, dan sebagainya diakibatkan oleh kapitalis yang lahir dari cara pandang sekuler yang memisahkan agama dari kehidupan,” ucapnya.

MMC mengungkapkan Kebijakan-kebijakan yang dihasilkan sistem Kapitalisme sarat dengan kepentingan materi segelintir kelompok yang berkuasa atau pemilik modal yang mampu mengendalikan kekuasaan. 

“Alhasil kebijakan-kebijakannya tidak lagi mempertimbangkan apakah mampu mendatangkan kemakmuran yang nyata bagi masyarakat atau tidak. Yang menjadi tujuan adalah keuntungan segelintir orang,” tambahnya.

Potensi keuangan syariah yang dijadikan sebagai target perekonomian Indonesia, menurut MMC karena melihat realitas masyarakat indonesia yang mayoritas muslim makin menunjukkan keinginannya untuk hidup sesuai dengan nilai-nilai Islam. 

“Peluang inilah yang dimanfaatkan oleh kapitalisme untuk memberikan tempat bagi aturan syariah selama aturan itu mampu mendatangkan cuan. Sebaliknya jika aturan syariat itu meredupkan atau mematikan ekonomi, kapitalisme akan menutup peluang kemunculannya. Inilah ruh sesungguhnya penerapan sebagian kecil dari ekonomi syariah oleh sistem ekonomi kapitalis,” bebernya.

MMC menandaskan sesungguhnya persoalan umat Islam hari ini akan selesai melalui penerapan syariat Islam secara kaffah termasuk sistem ekonomi Islamnya.

“Penerapan syariat Islam hanya akan terwujud dalam sistem Khilafah yang berasas karena akidah Islam. Pemberlakuan aturan yang bersumber dari Wahyu Allah ini akan membawa rahmat bagi seluruh alam. Apalagi tujuan pemberlakuan syariat semata hanya untuk meraih ridho Allah bukan karena materi atau manfaat semata,” pungkasnya.[] Erlina

Senin, 05 Juni 2023

Mengambil Ekonomi Syariah karena Manfaat, MMC: Menguatkan Wajah Sekuler

Tinta Media - Narator Muslimah Media Center (MMC) mengemukakan, mengambil ekonomi syariah hanya karena kemanfaatan tetapi menolak penerapan Islam kaffah telah menguatkan wajah sekuler kapitalis di negeri ini.
 
"Perhatian pemerintah terhadap potensi ekonomi syariah dalam hal ini bank syariah, sejatinya menunjukkan bahwa ekonomi syariah hanya diambil jika ada sisi kemanfaatannya. Anehnya Islam kaffah dianggap tidak layak diterapkan di negeri ini, bahkan dianggap membahayakan negara. Hal ini menguatkan wajah sekuler kapitalis negeri ini," tuturnya pada Serba-Serbi: Ekonomi Syariah Tanpa Islam Kaffah, Bukti Nyata Indonesia Negara Sekuler Kapitalis, di kanal YouTube MMC, Jumat (2/1/2023).
 
Ia menilai, potensi keuangan syariah dijadikan target perekonomian Indonesia karena pemerintah melihat realitas masyarakat Indonesia yang mayoritas muslim makin menunjukkan keinginannya untuk hidup sesuai dengan nilai-nilai Islam.
 
"Peluang inilah yang dimanfaatkan oleh kapitalisme untuk memberikan tempat bagi aturan syariah selama aturan itu mampu mendatangkan cuan (uang)," tandasnya.
 
Sebaliknya, Ia melanjutkan, jika aturan syariat itu dirasa meredupkan atau mematikan ekonomi, maka kapitalisme akan menutup peluang kemunculannya. "Inilah ruh penerapan sebagian kecil ekonomi syariah oleh sistem ekonomi kapitalis," ungkapnya.
 
Narator juga mengulas, bahwa sistem ini lahir dari cara pandang sekuler yang memisahkan agama dari kehidupan. “Kebijakan-kebijakannya pun sarat dengan kepentingan materi segelintir kelompok yang berkuasa atau pemilik modal yang mampu mengendalikan kekuasaan," ulasnya.
 
Menurutnya, kebijakan-kebijakan pemerintah tidak lagi mempertimbangkan apakah mampu mendatangkan kemakmuran yang nyata bagi masyarakat atau tidak. "Akan tetapi keuntungan segelintir orang yang merupakan pemilik modal itulah yang menjadi tujuan," pungkasnya.[] Muhar
 
Follow IG@tintamedia.web.id

Opini Tokoh

Parenting

Tsaqofah

Hukum

Motivasi

Opini Anda

Tanya Jawab