Tinta Media: Dzikir
Tampilkan postingan dengan label Dzikir. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Dzikir. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 26 Agustus 2023

Makna QS. Al-Baqarah Ayat 200: Perbanyak Zikir Jangan Memohon Hanya untuk Kepentingan Dunia


Tinta Media - Pengasuh Majelis Baitul Qur’an, Yayasan Tapin Mandiri Amanah Kalimantan Selatan, Guru H. Luthfi Hidayat mengungkapkan makna dari Surat Al Baqarah ayat 200 bahwa Allah memerintahkan untuk memperbanyak berzikir, mengingat kebesaran Allah Swt. dan agar dalam berdoa tidak hanya untuk kepentingan dunia.
 
“Makna Surat Al Baqarah ayat 200 adalah Allah mengingatkan kita untuk banyak mengingat Allah, agar dalam berdoa tidak hanya untuk kepentingan dunia,” ungkapnya dalam Kajian Jumat Bersama Al-Qur’an: Memperbanyak Menyebut Kebesaran Allah setelah Manasik Haji, di kanal Youtube Baitul Qur’an Ta’lim Center, Jumat (4/8/2023).
 
Ia lalu membacakan ayat tersebut,
 
ŁَŲ„ِŲ°Ų§ Ł‚َŲ¶َŁŠْŲŖُŁ…ْ Ł…َŁ†Ų§Ų³ِŁƒَŁƒُŁ…ْ ŁَŲ§Ų°ْŁƒُŲ±ُŁˆŲ§ Ų§Ł„Ł„َّŁ‡َ ŁƒَŲ°ِŁƒْŲ±ِŁƒُŁ…ْ Ų¢ŲØŲ§Ų”َŁƒُŁ…ْ Ų£َŁˆْ Ų£َŲ“َŲÆَّ Ų°ِŁƒْŲ±Ų§ً ŁَŁ…ِŁ†َ Ų§Ł„Ł†َّŲ§Ų³ِ Ł…َŁ†ْ ŁŠَŁ‚ُŁˆŁ„ُ Ų±َŲØَّŁ†Ų§ Ų¢ŲŖِŁ†Ų§ ŁِŁŠ Ų§Ł„ŲÆُّŁ†ْŁŠŲ§ ŁˆَŁ…Ų§ Ł„َŁ‡ُ ŁِŁŠ Ų§Ł„ْŲ¢Ų®ِŲ±َŲ©ِ Ł…ِŁ†ْ Ų®َŁ„Ų§Ł‚ٍ
                                                                                
“Apabila kalian telah menyelesaikan ibadah haji kalian, maka berzikirlah (dengan menyebut) Allah, sebagaimana kalian menyebut-nyebut (membangga-banggakan) nenek moyang kalian, atau (bahkan) berzikirlah lebih banyak dari itu. Maka di antara manusia ada orang yang berdoa: “Ya Rabb kami, berilah kami kebaikan di dunia”, dan tiadalah baginya bahagian (yang menyenangkan) di akhirat.” (TQS. Al Baqarah [2]: 200).
 
“Imam Ibnu Katsir menjelaskan ayat di atas dalam tafsirnya bahwa Allah Swt. memerintahkan hamba-hamba-Nya agar banyak berzikir dengan menyebut nama-Nya seusai menyelesaikan amalan manasik haji,” ujarnya.
 
Sementara, lanjutnya, makna dari firman Allah Swt. tersebut, disebutkan oleh Imam Al-Qurthubi dalam tafsir  Al Jaami’ li ahkamil  Qur’an, yaitu apabila kalian telah melakukan salah satu perbuatan dalam ibadah maka berzikirlah kepada Allah dan sanjunglah Dia dengan segenap kemahaan Dia.
 
Guru Luthfi mengatakan, Imam Al Qurthubi telah menerangkan dalam tafsirnya tentang kebiasaan orang-orang Arab dahulu sehingga turun surat Al-Baqarah ayat 200 ini.
 
“Apabila telah menyelesaikan ibadah haji mereka maka mereka berdiri di jumrah, kemudian mereka membangga-banggakan nenek moyang  mereka dan mengenang hari-hari para pendahulu mereka yaitu hari-hari kemenangan, kemuliaan, dan yang lainnya.”
 
Ia pun mengutip pernyataan salah seorang dari orang-orang Arab dahulu. “Ya Allah, sesungguhnya ayahku adalah seorang yang agung kubahnya, seorang yang besar mangkuknya, dan kaya raya. Maka berikanlah kepadaku seperti apa yang telah Engkau berikan kepadanya. (Dalam kondisi tersebut) dia tidak akan menyebutkan selain ayahnya.”
 
“Kemudian turunlah ayat ini dengan tujuan untuk memfokuskan diri mereka (orang-orang Arab dahulu) berzikir kepada Allah melebihi kefokusan mereka dalam mengenang nenek moyang mereka pada masa jahiliah,” terangnya.  
 
Ia pun menjelaskan perkataan dari Ibnu Abbas, Atha’, Adh-Dhatlak dan Ar-Rubai bahwa makna ayat tersebut adalah berzikir (dengan menyebut nama Allah), seperti anak-anak kecil menyebut ayah dan ibu mereka. Yakni mohon pertolongan kalian kepada-Nya dan kembalilah kalian kepada-Nya, sebagaimana yang kalian lakukan terhadap orang tua kalian sewaktu kalian masih kecil.
 
“Kalimat berikutnya dalam ayat ini:
ŁَŁ…ِŁ†َ Ų§Ł„Ł†َّŲ§Ų³ِ Ł…َŁ†ْ ŁŠَŁ‚ُŁˆŁ„ُ Ų±َŲØَّŁ†Ų§ Ų¢ŲŖِŁ†Ų§ ŁِŁŠ Ų§Ł„ŲÆُّŁ†ْŁŠŲ§ ŁˆَŁ…Ų§ Ł„َŁ‡ُ ŁِŁŠ Ų§Ł„ْŲ¢Ų®ِŲ±َŲ©ِ Ł…ِŁ†ْ Ų®َŁ„Ų§Ł‚ٍ                                   
Maknanya dijelaskan oleh Imam Ibnu Katsir, bahwa ayat ini mengandung celaan sekaligus pencegahan dari tindakan menyerupai orang yang melakukan hal itu,” ucapnya.
 
Ia melanjutkan, diriwayatkan oleh Said bin Jubair dari Ibnu Abbas, bahwasanya ada suatu kaum dari masyarakat Badui yang datang ke tempat wukuf lalu berdoa memohon kepada Allah untuk menjadikan tahun saat itu sebagai tahun yang banyak turun hujan, tahun kesuburan, dan tahun kelahiran anak yang baik. Dan mereka sama sekali tidak menyebutkan urusan akhirat.
 
Ia menutupnya dengan menyatakan bahwa Allah Swt. membimbing para hamba-Nya untuk berdoa kepada-Nya, banyak berzikir kepada-Nya.
 
“Karena saat itu merupakan waktu terkabulnya doa. Dan Allah pun pada sisi lain mencela orang-orang yang tidak mau memohon kepada-Nya kecuali untuk urusan dunia semata dan memalingkan diri dari urusan akhiratnya,” pungkasnya. [] Ageng Kartika

Minggu, 07 Mei 2023

Pancarkan Kecemerlangan dengan Dzikir yang Utama

Tinta Media - Sobat. Dzikir dalam bentuk wirid, tahlil, tasbih, takbir, istighfar, bacaan Al-Qur’an, dan yang lain sebenarnya baik dan dituntut oleh agama. Namun, dzikir yang paling utama ialah mengingat Allah dengan melakukan perintah-perintah Allah terutama yang wajib dan meninggalkan segala larangannya. Berkaitan dengan ini, Imam Said bin Jubair berkata, “ Dzikir ialah menaati perintah-perintah Allah. 

Barangsiapa yang tidak menaati perintah-perintah itu dia tidak berdzikir kepada Allah walaupun dia banyak bertasbih, bertahlil, dan membaca Al-Qur’an” Hal ini dikutip dalam Al-Asas fit tafsir yang ditulis oleh syeikh Said Hawa.

Sobat. Ketika menafsirkan ayat 152 dalam surat al-Baqarah yang bermakna , “Dzikirlah (untuk mengingat) Aku, niscaya Aku ingat kepadamu.” Imam Ibnu Katsir dalam Tafsir Al-QurĆ”n Al-Azim mengutip pandangan Imam 

Hasan al-Bashri mengatakan, “(Maksud ayat ini ialah ), Ingatlah Aku ( Allah ) dengan melaksanakan apa yang telah Aku wajibkan, niscaya Aku ingat kepadamu dengan apa yang telah Aku wajibkan, niscaya Aku ingat kepadamu dengan apa yang telah Aku janjikan kepadamu.”

ŁَŁ±Ų°ۡŁƒُŲ±ُŁˆŁ†ِŁŠٓ Ų£َŲ°ۡŁƒُŲ±ۡŁƒُŁ…ۡ ŁˆَŁ±Ų“ۡŁƒُŲ±ُŁˆŲ§ْ Ł„ِŁŠ ŁˆَŁ„َŲ§ ŲŖَŁƒۡŁُŲ±ُŁˆŁ†ِ  

“Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku.” ( QS. Al-Baqarah (2) : 152 )

Sobat. Maka dengan nikmat yang telah dianugerahkan Allah kepada kaum Muslimin, hendaklah mereka selalu ingat kepada-Nya, baik di dalam hati maupun dengan lisan, dengan jalan tahmid (membaca al-hamdulillah), tasbih (membaca Subhanallah), dan membaca Al-Qur'an dengan jalan memikirkan alam ciptaan-Nya untuk mengenal, menyadari dan meresapkan tanda-tanda keagungan, kekuasaan dan keesaan-Nya.

Apabila mereka selalu mengingat Allah, Dia pun akan selalu mengingat mereka pula. hendaklah mereka bersyukur kepada-Nya atas segala nikmat yang telah dianugerahkan-Nya dengan jalan melaksanakan ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan-Nya dan dengan jalan memuji serta bertasbih dan mengakui kebaikan-Nya. Di samping itu, janganlah mereka mengkufuri nikmat-Nya dengan menyia-nyiakan dan mempergunakannya di luar garis-garis yang telah ditentukan-Nya.

Sobat. Dzikir dapat diibaratkan seperti sebuah alat pembersih hati. Jika Anda berdzikir seolah-olah sedang menggosok atau membersihkan hati dan diri Anda sendiri menuju kecemerlangan. 

Bandingkan hal tersebut dengan kendaraan yang selalu Anda gosok atau bersihkan. Kendaraan tersebut akan selalu tampak baru. Berdzikirlah seirama dengan dengan denyut nadi anda, meskipun sekedar mengulang-ulang kalimat subhaanallah. Namun, janganlah Anda abaikan ibadah-ibadah yang wajib. 

Ingatlah firman Allah dalam surat Ar-Ra’du ayat 28, “Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah, hati akan menjadi tenang.”

Sobat. Allah SWT berfirman :

Ų„ِŁ†َّ Ł±Ł„ۡŁ…ُŲ³ۡŁ„ِŁ…ِŁŠŁ†َ ŁˆَŁ±Ł„ۡŁ…ُŲ³ۡŁ„ِŁ…َٰŲŖِ ŁˆَŁ±Ł„ۡŁ…ُŲ¤ۡŁ…ِŁ†ِŁŠŁ†َ ŁˆَŁ±Ł„ۡŁ…ُŲ¤ۡŁ…ِŁ†َٰŲŖِ ŁˆَŁ±Ł„ۡŁ‚َٰŁ†ِŲŖِŁŠŁ†َ ŁˆَŁ±Ł„ۡŁ‚َٰŁ†ِŲŖَٰŲŖِ ŁˆَŁ±Ł„ŲµَّٰŲÆِŁ‚ِŁŠŁ†َ ŁˆَŁ±Ł„ŲµَّٰŲÆِŁ‚َٰŲŖِ ŁˆَŁ±Ł„ŲµَّٰŲØِŲ±ِŁŠŁ†َ ŁˆَŁ±Ł„ŲµَّٰŲØِŲ±َٰŲŖِ ŁˆَŁ±Ł„ۡŲ®َٰŲ“ِŲ¹ِŁŠŁ†َ ŁˆَŁ±Ł„ۡŲ®َٰŲ“ِŲ¹َٰŲŖِ ŁˆَŁ±Ł„ۡŁ…ُŲŖَŲµَŲÆِّŁ‚ِŁŠŁ†َ ŁˆَŁ±Ł„ۡŁ…ُŲŖَŲµَŲÆِّŁ‚َٰŲŖِ ŁˆَŁ±Ł„ŲµَّٰٓŲ¦ِŁ…ِŁŠŁ†َ ŁˆَŁ±Ł„ŲµَّٰٓŲ¦ِŁ…َٰŲŖِ ŁˆَŁ±Ł„ۡŲ­َٰŁِŲøِŁŠŁ†َ ŁُŲ±ُŁˆŲ¬َŁ‡ُŁ…ۡ ŁˆَŁ±Ł„ۡŲ­َٰŁِŲøَٰŲŖِ ŁˆَŁ±Ł„Ų°َّٰŁƒِŲ±ِŁŠŁ†َ Ł±Ł„Ł„َّŁ‡َ ŁƒَŲ«ِŁŠŲ±ٗŲ§ ŁˆَŁ±Ł„Ų°َّٰŁƒِŲ±َٰŲŖِ Ų£َŲ¹َŲÆَّ Ł±Ł„Ł„َّŁ‡ُ Ł„َŁ‡ُŁ… Ł…َّŲŗۡŁِŲ±َŲ©ٗ ŁˆَŲ£َŲ¬ۡŲ±ًŲ§ Ų¹َŲøِŁŠŁ…ٗŲ§  

“Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang muslim, laki-laki dan perempuan yang mukmin, laki-laki dan perempuan yang tetap dalam ketaatannya, laki-laki dan perempuan yang benar, laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyu', laki-laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar.” ( QS. Al-Ahzab (33) : 35 )

Sobat. Pada ayat ini Allah menjelaskan sifat-sifat hamba-Nya yang akan diampuni segala dosa dan kesalahannya serta dimasukkan ke dalam surga. Sifat-sifat mereka ada sepuluh macam:

1. Taat dan tunduk kepada hukum Islam, baik ucapan maupun perbuatan.

2. Membenarkan dan memercayai ajaran Allah dan rasul-Nya.

3. Selalu melaksanakan perintah-perintah agama dengan penuh kekhusyukan dan ketenangan.

4. Selalu benar dalam ucapan dan perbuatan, sebagai tanda keimanan yang sempurna. Dalam sebuah hadis yang sahih disebutkan bahwa Rasulullah saw bersabda, "Peganglah kebenaran, bahwa kebenaran itu membawa pada kebajikan, dan kebajikan akan membawa masuk surga, dan jauhilah dusta, sebab dusta itu membawa pada kedurhakaan dan kedurhakaan itu membawa ke neraka."

5. Sabar menghadapi kesulitan dan penderitaan dalam melaksanakan perintah Allah serta menahan syahwat dan hawa nafsu.

6. Khusyuk dan tawaduk kepada Allah, baik jasmani maupun rohani, dalam melaksanakan semua tugas dan kewajiban dan keikhlasan semata-mata untuk mencari keridaan Allah.

7. Bersedekah dengan harta dan memberi bantuan kepada mereka yang serba kekurangan dan tidak mempunyai penghasilan.

8. Berpuasa yang dapat membantu menundukkan syahwat dan hawa nafsu, sebagaimana tercantum di dalam sabda Rasulullah saw "Wahai sekalian pemuda, siapa di antara kamu yang mampu untuk kawin silakan kawin, karena perkawinan itu lebih dapat menahan pandangan mata dan lebih memelihara kemaluan, dan barang siapa yang belum mampu, supaya berpuasa, karena berpuasa itu dapat membendung syahwatnya." (Riwayat al-Bukhari dan Muslim dari Ibnu Mas'ud)

9. Menjaga kemaluan dan kehormatan dari segala perbuatan yang haram dan keji, sesuai dengan firman Allah:
Dan orang yang memelihara kemaluannya, kecuali terhadap istri-istri mereka atau hamba sahaya yang mereka miliki; maka sesungguhnya mereka tidak tercela. Tetapi barang siapa mencari di balik itu (zina, dan sebagainya), maka mereka itulah orang-orang yang melampaui batas. (al-Mu'minun/23: 5-7)

10. Selalu ingat kepada Allah dengan lidah dan hati, sesuai dengan hadis yang diriwayatkan dari Mujahid yang menyatakan bahwa seseorang itu belum disebut banyak mengingat Allah kecuali bila sudah dapat mengingat-Nya sambil berdiri, duduk, dan berbaring. Abu Sa'id al-Khudri telah meriwayatkan sebuah hadis bahwa Rasulullah bersabda: 

"Apabila seorang suami membangunkan seorang istrinya di malam hari lalu mereka salat Tahajud dua rakaat , maka mereka berdua pada malam tersebut termasuk orang-orang yang banyak mengingat Allah." (Riwayat Abu Dawud, an-Nasa'i, dan Ibnu Majah)

Dalam hadis yang lain dari Sahal bin Mu'az al-Juhani dari ayahnya diriwayatkan bahwa seorang laki-laki bertanya kepada Rasulullah saw: 

"Pejuang-pejuang manakah yang paling besar pahalanya wahai Rasulullah?" Nabi saw menjawab, "Yang paling banyak ingatnya kepada Allah. Lalu ia bertanya lagi," Cara orang yang berpuasa manakah yang paling besar pahalanya?" Nabi saw menjawab, "Yang paling banyak ingat kepada Allah." Kemudian dia menyebutkan pula orang yang salat, berzakat, naik haji dan bersedekah, dan pada kesemuanya itu Nabi saw mengatakan, "Mereka yang paling banyak ingatnya kepada Allah." Abu Bakar lalu berkata kepada Umar, "Orang yang banyak ingatnya kepada Allah telah membawa semua kebajikan." Dan Nabi saw menambahkan, "Memang demikianlah." (Riwayat Ahmad)

Oleh: Dr. Nasrul Syarif, M.Si.
Penulis Buku Gizi Spiritual dan Buku BIGWIN. Dosen Pascasarjana UIT Lirboyo. Wakil Ketua Komnas Pendidikan Jawa Timur

Kamis, 13 April 2023

Berdzikirlah dengan Menyebut Nama Allah

Tinta Media - Sobat.  Dzikir adalah menghadirkan kebesaran Allah di dalam hati seorang hamba, dengan membaca kalimat-kalimat yang telah diriwayatkan di dalamnya dan memohon untuk memperbanyaknya.
“Dimutlakkan dan dimaksudkan dengan dzikir itu adalah berkeinginan keras untuk mengerjakan apa yang diwajibkan Allah atau disunnahkannya.” Kata Al-Hafidz dalam kitabnya Al-Fath.

Ar-Razi berkata, “ Yang dimaksud dengan dzikir lisan adalah membaca kalimat-kalimat yang menunjukkan pada bacaan tasbih, tahmid, tahlil dan takbir.”

Sedangkan  dzikir dengan hati adalah memikirkan bukti-bukti dzat dan sifat serta bukti-bukti kewajiban yang berupa perintah dan larangan sehingga dia bisa mengetahui hukum-hukumnya dan rahasia-rahasia makhluk Allah. Dzikir dengan anggota badan adalah dengan melakukan ketaatan.

Allah SWT berfirman :
ŁَŁ±Ų°ۡŁƒُŲ±ُŁˆŁ†ِŁŠٓ Ų£َŲ°ۡŁƒُŲ±ۡŁƒُŁ…ۡ ŁˆَŁ±Ų“ۡŁƒُŲ±ُŁˆŲ§ْ Ł„ِŁŠ ŁˆَŁ„َŲ§ ŲŖَŁƒۡŁُŲ±ُŁˆŁ†ِ  
“Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku.” (QS. Al-Baqarah (2) : 152 )

Sobat. Maka dengan nikmat yang telah dianugerahkan Allah kepada kaum Muslimin, hendaklah mereka selalu ingat kepada-Nya, baik di dalam hati maupun dengan lisan, dengan jalan tahmid (membaca al-hamdulillah), tasbih (membaca Subhanallah), dan membaca Al-Qur'an dengan jalan memikirkan alam ciptaan-Nya untuk mengenal, menyadari dan meresapkan tanda-tanda keagungan, kekuasaan dan keesaan-Nya.

Apabila mereka selalu mengingat Allah, Dia pun akan selalu mengingat mereka pula. hendaklah mereka bersyukur kepada-Nya atas segala nikmat yang telah dianugerahkan-Nya dengan jalan melaksanakan ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan-Nya dan dengan jalan memuji serta bertasbih dan mengakui kebaikan-Nya. 

Di samping itu, janganlah mereka mengkufuri nikmat-Nya dengan menyia-nyiakan dan mempergunakannya di luar garis-garis yang telah ditentukan-Nya.

Sobat. Bagaimana Adab dalam berdzikir : Menghadap kiblat jika duduk dan duduk dengan khusyu’, tenang dan kekhidmatan. Mulut harus bersih dan menghilangkan baunya dengan siwak. Merenungkan segala hal yang dikatakannya. Dzikir hukumnya di perbolehkan dalam segala keadaan, baik ketika sedang berjalan maupun tidur-tiduran.
 
Ł±Ł„َّŲ°ِŁŠŁ†َ ŁŠَŲ°ۡŁƒُŲ±ُŁˆŁ†َ Ł±Ł„Ł„َّŁ‡َ Ł‚ِŁŠَٰŁ…ٗŲ§ ŁˆَŁ‚ُŲ¹ُŁˆŲÆٗŲ§ ŁˆَŲ¹َŁ„َŁ‰ٰ Ų¬ُŁ†ُŁˆŲØِŁ‡ِŁ…ۡ ŁˆَŁŠَŲŖَŁَŁƒَّŲ±ُŁˆŁ†َ ŁِŁŠ Ų®َŁ„ۡŁ‚ِ Ł±Ł„Ų³َّŁ…َٰŁˆَٰŲŖِ ŁˆَŁ±Ł„ۡŲ£َŲ±ۡŲ¶ِ Ų±َŲØَّŁ†َŲ§ Ł…َŲ§ Ų®َŁ„َŁ‚ۡŲŖَ Ł‡َٰŲ°َŲ§ ŲØَٰŲ·ِŁ„ٗŲ§ Ų³ُŲØۡŲ­َٰŁ†َŁƒَ ŁَŁ‚ِŁ†َŲ§ Ų¹َŲ°َŲ§ŲØَ Ł±Ł„Ł†َّŲ§Ų±ِ  

“(Yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.” ( QS. Ali Imran (3) : 191 )

Sobat. Salah satu ciri khas bagi orang berakal yang merupakan sifat khusus manusia dan kelengkapan ini dinilai sebagai makhluk yang memiliki keunggulan dibanding makhluk lain, yaitu apabila ia memperhatikan sesuatu, selalu memperoleh manfaat dan faedah, ia selalu menggambarkan kebesaran Allah, mengingat dan mengenang kebijaksanaan, keutamaan dan banyaknya nikmat Allah kepadanya. Ia selalu mengingat Allah di setiap waktu dan keadaan, baik pada waktu ia berdiri, duduk atau berbaring. Tidak ada satu waktu dan keadaan dibiarkan berlalu begitu saja, kecuali diisi dan digunakannya untuk memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi. Memikirkan keajaiban-keajaiban yang terdapat di dalamnya, yang menggambarkan kesempurnaan alam dan kekuasaan Allah.

Sobat. Dengan berulang-ulang direnungkan hal-hal tersebut secara mendalam, sesuai dengan sabda Nabi saw, "Pikirkan dan renungkanlah segala sesuatu yang mengenai makhluk Allah, dan jangan sekali-kali kamu memikirkan dan merenungkan tentang zat dan hakikat penciptanya, karena bagaimanapun juga kamu tidak akan sampai dan tidak akan dapat mencapai hakikat Zat-Nya.

Sobat. Akhirnya setiap orang yang berakal akan mengambil kesimpulan dan berkata, "Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan ini semua, yaitu langit dan bumi serta segala isinya dengan sia-sia, tidak mempunyai hikmah yang mendalam dan tujuan tertentu yang akan membahagiakan kami di dunia dan di akhirat. Mahasuci Engkau Ya Allah dari segala sangkaan yang bukan-bukan yang ditujukan kepada Engkau, maka peliharalah kami dari siksa api neraka yang telah disediakan bagi orang-orang yang tidak beriman.

Penciptaan langit dan bumi serta pergantian malam dan siang, sungguh merupakan fenomena yang sangat kompleks, yang terus menerus menjadi obyek penelitian umat manusia, sejak awal lahirnya peradaban manusia. 

Dalam beberapa surah, antara lain Surah al-Araf/7 ayat 54, disebutkan bahwa penciptaan langit dan bumi berlangsung dalam waktu enam masa (lihat pula Telaah Ilmiah Surah al-Araf/7:54). 

Begitu kompleksnya penciptaan langit dan bumi yang berlangsung dalam enam masa telah dijelaskan oleh Dr.Achmad Marconi (lihat: Bagaimana Alam Semesta Diciptakan, Pendekatan al-Qur'an dan Sains Modern, Pustaka Jaya, 2003) sebagai berikut: Kata ayyam adalah bentuk jamak dari yaum. Kata yaum dalam arti sehari-hari dipakai untuk menunjukkan keadaan terangnya siang, ditafsirkan sebagai 'masa. Sedang bentuk jamaknya: ayyam, dapat berarti 'beberapa hari dan bahkan dapat berarti 'waktu yang lama. Dilihat dari penggunaan kata ayyam pada ayat di atas menunjukkan sifat relatif waktu dengan memperbandingkan waktu manusia dengan waktu yang berlaku bagi gerak energi-materi alam semesta. Oleh Abdullah Yusuf Ali, (The Holy Qur'an, Text, Translation and Commentary,1934), kata yaum (bentuk tunggal dari ayyam) disetarakan dengan kata dalam bahasa Inggris age atau aeon. Oleh Abdus Suud, ahli tafsir abad ke-16, kata yaum disetarakan dengan pengertian "peristiwa" atau naubat. Lebih tepat bila kata yaum diterjemahkan sebagai "tahap" atau periode atau masa. Dengan demikian kalimat fi sittati ayyam dalam ayat-54 Surah al-Araf/7 di atas, tepat untuk diterjemahkan sebagai 'dalam enam masa. 

Sobat. Marconi (2003) menjelaskan keenam masa tersebut adalah: Masa Pertama, Sejak 'Dentuman Besar (Big Bang) dari Singularity, sampai terpisahnya Gaya Gravitasi dari Gaya Tunggal (Superforce), ruang-waktu mulai memisah. Namun Kontinuum Ruang-Waktu yang lahir masih berujud samar-samar, di mana energi-materi dan ruang-waktu tidak jelas bedanya. Masa Kedua, massa terbentuknya inflasi Jagad Raya, namun Jagad Raya ini masih belum jelas bentuknya, dan disebut sebagai Cosmic Soup (Sup Kosmos). Gaya Nuklir-Kuat memisahkan diri dari Gaya Elektro-Lemah, serta mulai terbentuknya materi-materi fundamental: quarks, antiquarks, dsb. 

Jagad Raya mulai mengembang. Masa Ketiga, masa terbentuknya inti-inti atom di Jagad Raya ini. Gaya Nuklir-Lemah mulai terpisah dari Gaya Elektromagnetik. Inti-inti atom seperti proton, netron, dan meson tersusun dari quark-quark ini. Masa ini dikenal sebagai masa pembentukan inti-inti atom (Nucleosyntheses). Ruang, waktu serta materi dan energi, mulai terlihat terpisah. Masa Keempat, elektron-elektron mulai terbentuk, namun masih dalam keadaan bebas, belum terikat oleh inti-atom untuk membentuk atom yang stabil. Masa Kelima, terbentuknya atom-atom yang stabil, memisahnya materi dan radiasi, dan Jagad Raya, terus mengembang dan mulai nampak transparan. Masa Keenam, Jagad raya terus mengembang, atom-atom mulai membentuk aggregat menjadi molekul-molekul, makro-molekul, kemudian membentuk proto-galaksi, galaksi-galaksi, bintang-bintang, tata surya-tata surya, dan planet-planet.

Sobat. Demikian pula silih bergantinya malam dan siang, merupakan fenomena yang sangat kompleks. Fenomena ini melibatkan 'rotasi bumi (yaitu bumi berputar pada sumbunya), seraya 'mengelilingi matahari dengan sumbu bumi miring. Dalam fenomena fisika bumi berkitar (precession) mengelilingi matahari. Jadi silih bergantinya malam dan siang terjadi karena adanya gerakan rotasi bumi yang berkitar mengelilingi sebuah bintang, yaitu matahari. Karena gerakannya miring, gerakan perkitaran bumi mengelilingi matahari juga memberikan dampak musim yang berbeda-beda, tergantung dari posisi tempat di bumi terhadap matahari. Selain itu rotasi bumi dalam berkitar mengelilingi matahari, distabilkan oleh bulan yang berputar mengelilingi bumi, dalam istilah astronomi, bulan memberikan rotational dynamic stability pada rotasi bumi yang berkitar mengelilingi matahari. Planet-planet lain yang juga mengelilingi matahari, memberikan pula rotational dinamic stability kepada perkitaran bumi terhadap matahari, Subhanallah! Terbukti bahwa eksistensi bulan sangat diperlukan agar precession (perkitaran) bumi pada sumbunya stabil. Bulan memberikan kestabilan dalam dimensi waktu 10-100 tahun, sedang Venus dan Mars memberikan kestabilan dalam dimensi waktu 100-500 tahun. Sedang planet Jupiter dan Saturnus, juga ikut memberikan rotational dynamic stability terhadap bumi kita ini, selain juga bertindak sebagai shield (perisai) bagi bumi terhadap hamburan meteor yang akan membentur bumi (komunikasi personal dengan Prof. Dr. Ir. Said D. Jenie, pakar Mekanika Benda Langit ITB)(lihat juga Telaah Ilmiah Surah al-Anam, ayat 96).

Sobat. Jelaslah, begitu kompleksnya fenomena ciptaan Allah swt. tentang 'Penciptaan Langit dan Bumi, serta silih bergantinya malam dan siang ini. Hanya para ilmuwan dan filosof yang sangat ulung dan tekun serta tawadhu, yang akan mampu menyingkap rahasia alam ini. Merekalah yang disebut sebagai Ulil Albab pada ayat di atas. Penciptaan Langit dan Bumi sangat kompleks, dan baru 'sedikit yang diketahui manusia tentang itu. Silih bergantinya malam pun juga sangat kompleks. Dalam era modern ini, ilmu pengetahuan telah mampu menyingkap bahwa bulan, planet Venus, Mars, Jupiter, dan Saturnus, semuanya memberikan pengaruh berupa rotational dynamic stability pada rotasi bumi dalam berkitar mengelilingi matahari itu. Mereka inilah (para ulil albab) yang sampai kepada kesimpulan: "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka".

Sobat. Dari Abu Hurairah dan Abu SaĆ­d Al-Khudri ra bahwasanya mereka menyaksikan Rasulullah SAW bersabda, “ Tidaklah suatu kaum duduk berdzikir kepada Allah kecuali mereka dilindungi malaikat, diliputi rahmat, diturunkan ketenangan kepada mereka dan diingat oleh Allah di depan orang yang ada di hadapannya.” ( HR. Muslim, At-Tirmidzi dan Ibnu Majah )

Sobat. Diceritakan dari Ibrahim bin Adham ra bahwa dia melihat seorang lelaki berbicara tentang perkara dunia, lalu dia  berhenti  di depannya  seraya berkata, “ Apakah dengan perkataan seperti ini kamu mengharapkan pahala?” Orang itu berkata “tidak”  Dia berkata, “ Apakah dengan perkataan seperti itu kamu merasa aman dan dari azab Allah?” Dia menjawab, “ Tidak” Ibrahim berkata, “ Apa yang kamu lakukan terhadap perkataan yang tidak kamu harapkan di dalamnya pahala dan kamu tidak selamat dari hukuman? Hendaklah kamu berdzikir kepada Allah.”

Oleh: Dr. Nasrul Syarif, M.Si.
Penulis Buku Gizi Spiritual dan Buku The Power of Spirituality – Meraih Sukses Tanpa Batas

Kamis, 05 Januari 2023

Agung Wisnuwardana: Saudara Yaqut, Stop Nyinyirin Islam!

Tinta Media - Menanggapi pernyataan Menteri Agama yang merasa rusak konsentrasinya gara-gara dzikir yang dilantunkan Rektor UIN Syarif Hidayatullah, Direktur Indonesia Justice Monitor (IJM) Agung Wisnu Wardana meminta Yaqut agar berhenti nyinyirin Islam.
 
“Jadi saudara Yaqut Cholil Qomas sebagai Menteri Agama sekaligus muslim, stop untuk nyinyirin Islam. Apa yang anda ucapkan kemarin seperti merasa blank, terganggu gara-gara sebelum anda melakukan pidato sambutan di samping  anda ada ibu Rektor yang terus berzikir. Ini kan seperti dzikir itu merusak pikiran anda.  Dzikir itu mengganggu anda.  Ini adalah ucapan yang sangat nyinyirin Islam dan seharusnya tidak diucapkan oleh seorang muslim apalagi Menteri Agama,” ungkapnya di program Aspirasi: Pernyataan Menag Yaqut Bikin ‘Gemes’ Warganet, Rabu (28/12/2022) melalui kanal You Tube Justice Monitor.
 
Tidak hanya kali ini saja Menag kontroversial. “Diantara sederetan kontroversi dari Menteri Agama Yaqut, pertama mengucapkan selamat hari raya naurus 178 EB ke komunitas Bahai. Menjadi kontroversial karena Bahai dianggap aliran sesat di Indonesia,”ungkap Agung.
 
Kedua lanjutnya, Yaqut pernah memberikan usulan pengucapan doa semua agama sebelum memulai rapat di Kementerian Agama.  Ia meminta semua kegiatan Kemenag  tidak hanya diawali dengan pembacaan ayat suci Al-Quran melainkan semua agama yang diakui di Indonesia memanjatkan  doa bersama dengan model masing-masing.
 
Polemik selanjutnya, beredar video viral Menteri Agama Yaqut saat menghadiri perayaan natal di Kupang.  Menteri Agama Yaqut memberikan sambutannya di komplek Gereja Santo Yoseph Kupang Nusa Tenggara Timur pada Sabtu 24 Desember 2022 malam.
 
“Tidak kalah heboh Menag  juga mendapat kecaman warga net akibat pernyataannya yang menyebut Islam sebagai agama pendatang. Karena itu Islam harus menghormati budaya Indonesia,”ungkapnya.

Introspeksi 

Agung menegaskan bahwa negara ini sesungguhnya tidak pernah akan ada tanpa Islam. Karena itu Agung meminta Menag untuk introspeksi jangan membuat kebijakan atau pernyataan yang menimbulkan kontroversi di masyarakat dan menyinggung perasaan umat Islam.
 
“Termasuk terkait dzikir, seharusnya Menag bisa menggunakan kalimat pembuka yang lebih baik. Meski ada sebagian pihak mengatakan bahwa itu bergurau mestinya bergurau dengan cara lebih cerdas dan intelektual,” kritiknya.
 
Daripada nyinyir dan terus menerus mempersoalkan Islam  dan ajarannya kata Agung,  sebagai muslim lebih baik  Menag  mengajak menerapkan syariat Islam secara kafah sebagai solusi atas semua persoalan yang membelit  bangsa dan negeri ini.
 
 “Pak Yaqut! Islam itu agama yang sempurna, serta memiliki seluruh konsep gagasan untuk menyelesaikan masalah negeri ini di berbagai aspek kehidupan yang saat ini banyak diisi dengan paradigma dan orientasi pembangunan berbasiskan kapitalisme neo liberal dan sekularisme,” terangnya.
 
Sebagai Menag yang punya kekuasaan, seharusnya Pak Yaqut memberikan tawaran tentang Islam sebagai solusi.
 
“Islam hadir bukan hanya untuk muslim tapi juga untuk non-muslim serta memberikan rahmat  untuk semesta alam. Dalam kontek publik Islam bisa diterapkan menggantikan kapitalisme yang merusak,” bebernya.
 
Lagi pula sambungnya, penerapan syariat Islam secara kafah adalah wujud nyata dan paripurna dari ketakwaan kita kepada Allah Swt.
 
“Takwa inilah yang antara lain dibuktikan dengan penerapan syariat Islam secara kafah di negeri ini yang pasti mendatangkan keberkahan bagi bangsa ini sebagaimana firman Allah dalam  Al-Qur’an surat Al-A’raf ayat 96. Kalau panjengan belum tahu kita bisa duduk  bersama ngopi sehingga panjenengan paham bagaimana Islam mengatur seluruh aspek kehidupan,” pungkasnya.[] Irianti Aminatun
Follow IG@tintamedia.web.id

Opini Tokoh

Parenting

Tsaqofah

Hukum

Motivasi

Opini Anda

Tanya Jawab