Tinta Media: Dominasi
Tampilkan postingan dengan label Dominasi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Dominasi. Tampilkan semua postingan

Jumat, 20 Januari 2023

Begini Cara Mengakhiri Dominasi Oligarki

Tinta Media - Koordinator Pusat Analisis Kebijakan Strategis (PAKTA) Dr. Erwin Permana mengungkap cara mengakhiri dominasi oligarki.

"Mengakhiri dominasi oligarki, yakni dengan merancang power dalam tatanan sebuah peradaban," tuturnya dalam Kajian Ekonomi Politik Islam: Mengakhiri Dominasi Oligarki, melalui Youtube Khilafah Channel Reborn, Sabtu (14/1/2023).

Menurutnya, penguasaan oligarki pada ranah pemegang kebijakan (elite power) bisa dikalahkan oleh people power dari masyarakat yang ideologis.

"Power yang paling powerful itu adalah kekuatan ideologi, inilah yang mengendalikan,  mengarahkan ilmu pengetahuan dan masyarakat, yang pada akhirnya mengendalikan political power," jelasnya.

Lahirnya oligarki, menurutnya, karena  penerapan kapitalisme yang menimbulkan ketimpangan ekonomi. Sehingga harus diganti dengan ideologi yang shahih yakni ideologi Islam.

"Realitas penerapan sistem Islam atau penerapan ekonomi Islam dalam masyarakat meliputi sistem pembagian kepemilikan dan menjaga penerapan aturan ekonomi Islam di masyarakat. 

Islam membagi tiga bentuk kepemilikan.
"Yaitu kepemilikan individu, umum dan negara," tuturnya.

Untuk bisa melaksanakan sistem ekonomi Islam, ada tiga pilar penegakan syariat. "Terdiri dari individu Islam, masyarakat yang bertakwa dan terbiasa melakukan amar ma'ruf nahi mungkar serta penegakan hukum oleh negara secara adil," katanya.

Ia mengatakan, sistem ekonomi Islam akan mewujudkan kesejahteraan ekonomi yang merata. "Ketika mereka menjalankan sistem ekonomi Islam apapun agamanya, maka pemerataan ekonomi akan lahir dan akan meningkatkan kesejahteraan semua masyarakat," pungkasnya. [] Evi

Selasa, 16 Agustus 2022

UIY: Ini yang Harus Dilakukan untuk Melawan Dominasi Amerika

Tinta Media - Cendekiawan Muslim Ustaz Ismail Yusanto (UIY)  menyebut setidaknya ada dua hal yang harus dilakukan untuk melawan dominasi Amerika.
 
“Pertama,  terkait dengan mata uang dan yang kedua terkait dengan fungsi uang ,” ungkapnya di acara Fokus UIY Official: AS Resesi, Dunia Berubah, Ahad (7/8/2022) melalui kanal  Youtube UIY Official.
 
UIY mengatakan,  ini hari uang itu tidak hanya digunakan sebagai alat tukar, tapi dijadikan juga sebagai komoditas.
 
“Komoditas yang paling nyata adalah dengan pembungaan. Setiap transaksi  simpan pinjam itu selalu di situ ada interest. Interest itulah yang kemudian menjadi nafas industri keuangan mereka,” jelasnya.  
 
Jadi lanjutnya, pertama,  harus ada keputusan untuk menghentikan semua pengkomoditasan uang. “Saya kira dunia harus memikirkan bagaimana caranya uang itu dikelola tanpa melibatkan lagi unsur-unsur bunga, interest atau semacam itu,” tandasnya.
 
Kedua, soal mata uang. UIY menyebut ada dua soal mata uang, pertama mata uang kertas dan kedua pemakaian dolar.
 
“Mata uang kertas itu sendiri sudah masalah karena uang itu dia kertas , menjadi uang oleh karena ada keputusan politik yang mengatakan bahwa ini barang berharga yang sebenarnya nilai intrinsiknya itu hanya Katakanlah, berapa sen mungkin 100 sen kurang kalau untuk dollar,  itu bisa bernilai 100 dolar. Disitu ada masalah!,” tegasnya seraya mengatakan sudah begitu, dunia menggunakan dolar lagi.
 
Jadi, lanjutnya, kalau ingin menyelesaikan masalah secara fundamental, maka kembali kepada mata uang yang riil yaitu mata uang yang memang  punya nilai intrinsik, bukan berdasar legal tender. Bisa menggunakan dinar dan dirham atau mata uang emas dan perak.
 
“Kita harus kembali lagi kepada dua tadi, yaitu fungsi  mata uang dan yang kedua mata uangnya sendiri, jenis mata uang. Stop mata uang kertas, stop mata uang dolar. Jika itu bisa dilakukan kapitalisme selesai, selesai Amerika,” tandasnya.
 
Membangun Peradaban
 
UIY menegaskan, kalau mengikuti rumus yang diberikan oleh Al-Qur'an, kewajiban umat Islam itu mendatangkan yang haq,  baru kemudian yang batil itu akan runtuh. “Ketika yang haq itu tidak ada kemudian yang batil itu runtuh, dia  akan digantikan oleh kebatilan yang lain,” ujarnya dengan memberikan contoh ketika komunisme runtuh muncul kapitalisme, bukan Islam.
 
“Tugas utama umat Islam membangun agenda sendiri, membangun peradaban sendiri, membangun kekuatan  politik sendiri, membangun institusi politik sendiri,  yang dengan kekuatan itu semua, tegak peradaban Islam,” tegas UIY meyakinkan.
 
"Amerika tahu hal ini, karena itulah mereka mewaspadai setiap potensi pertumbuhan kesadaran apalagi kesadaran  politik global.  Itu mereka hantam sebelum membesar,” tegasnya.
 
Ia lalu mencontohkan, pidato George Bush yang memberi warning kepada dunia tentang bakal tegaknya Khilafah. “NIC (Dewan Intelejen Amerika) juga begitu, bahkan Toni Blair juga mengatakan serupa,” terangnya.  
 
"Itu menunjukkan bahwa mereka tahu. Bahwa hegemoni yang mereka nikmati sekarang  itu bukanlah hegemoni  tanpa tandingan, dia akan menjadi sesuatu yang akan bisa dikalahkan ketika ada  pesaing yang sangat kuat," tambahnya. 
 
“Mereka tahu potensi besar itu bakal datang dari dunia Islam yang dari segi geografi sangat strategis  wilayahnya, dari segi demografis jumlah umat islam sangat besar, dengan pertumbuhan yang luar biasa, ada kantong-kantong  kecerdasan di sana, ada sumber daya alam  yang luar biasa dan yang pasti ada sejarah yang menunjukkan pada generasi muslim ini hari bahwa mereka pernah berjaya di masa lalu,” ungkapnya.  
 
Kejayaan itu, terangnya, bertumpu pada ajaran Islam, ajaran yang  tidak pernah berubah.

"Dan itulah yang mereka ketahui. Karena itu, mereka berusaha  merusak itu semua, merusak sejarahnya, merusak pemahaman sejarah, merusak  pemahamannya, lalu muncul radikalisme, moderasi Islam segala macam,” tambahnya.

Itu semua, menurut UIY, untuk menghambat generasi muda Islam  bergerak menuju  titik yang mereka khawatirkan yaitu kesadaran politik Islam.
 
“Di titik itulah  akan menjadi kebangkitan yang akan menjadi persoalan besar bagi mereka, kebangkitan Islam, kebangkitan fundamental yaitu melalui tegaknya  kembali kehidupan Islam di bawah  institusi Islam khilafah Islam,” pungkasnya.[] Irianti Aminatun
 
 
 
 
 
Follow IG@tintamedia.web.id

Opini Tokoh

Parenting

Tsaqofah

Hukum

Motivasi

Opini Anda

Tanya Jawab