Tinta Media: Doa
Tampilkan postingan dengan label Doa. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Doa. Tampilkan semua postingan

Senin, 04 Desember 2023

BISMILLAHI MAA SYAA ALLAH


Tinta Media - Syaikh Ahmad Al-Shawi menyebutkan dalam kitab Asrarur Rabbaniyah, bahwa Nabi Khidir dan Nabi Ilyas masih hidup sampai sekarang. Nabi Khidir hidup di laut sementara Nabi Ilyas hidup di daratan dan gunung. Mereka berdua setiap tahun bertemu di Mina dan ketika hendak berpisah, mereka membaca doa berikut;

بِسْمِ اللهِ مَاشَاءَ اللهُ لَا يَسُوْقُ الْخَيْرَ إلَّا اللهِ بِسْمِ اللهِ مَاشَاءَ اللهُ لَا يَصْرِفُ السُّوْءَ إلَّا اللهُ بِسْمِ اللهِ مَاشَاءَ اللهُ مَا كَانَ مِنْ نِعْمَةٍ فَمِنَ اللهِ بِسْمِ اللهِ مَاشَاءَ اللهُ لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إلَّا بِا للهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ

Bismillahi ma sya-allah la yasuqul khoiro illallah bismillahi ma sya-allah la yashrifus su-a illallah bismillah ma sya-allah ma kana min ni’matin fa minallah bismillah ma sya-allah la hawla wala quwwata illa billahil ‘aliyyil ‘adzim.

Dengan nama Allah yang segala sesuatu terjadi dengan kehendak-Nya, tidak ada yang mendatangkan kebaikan kecuali Allah. Dengan nama Allah yang segala sesuatu terjadi dengan kehendak-Nya, tidak ada yang menyingkirkan keburukan kecuali Allah. Dengan nama Allah yang segala sesuatu terjadi dengan kehendak-Nya, tidak ada kenikmatan melainkan dari Allah. Dengan nama Allah yang segala sesuatu terjadi dengan kehendak-Nya, tiada daya untuk berbuat kebaikan kecuali dengan pertolongan Allah dan tiada kekuatan untuk menghindar dari perbuatan maksiat kecuali dengan perlindungan Allah yang maha tinggi dan maha agung.

Disebutkan dalam kitab Al-Bidayah wa Al-Nihayah bahwa Ibnu Abbas berkata;

من قالهن حين يصبح وحين يمسي ثلاث مرات، آمنه الله من الغرق والحق والسرق

Barangsiapa membaca doa di atas ketika pagi dan sore sebanyak tiga kali, maka Allah menyelamatkannya dari tenggelam, kebakaran dan pencurian.

Oleh: Wahyudi Ibnu Yusuf
Pimpinan Pondok Pesantren Darul Ma'arif Banjarmasin
Hayup, 12 Rabi'ul Awwal 1442 H

Senin, 01 Mei 2023

UIY: Semoga Syaikh Abu Rusytah Diberikan Kesehatan, Kesabaran, dan Kecakapan

Tinta Media - Cendekiawan Muslim Ustadz Ismail Yusanto (UIY), mendoakan secara khusus untuk Amir Hizbut Tahrir yang Mulia Syaikh Abu Rusytah.

“Kami menyampaikan doa secara khusus untuk Yang Mulia Amir Hizbut Tahrir Syaikh Abu Rusytah mudah-mudahan beliau senantiasa diberi kesehatan, kesabaran, dan kecakapan dalam memimpin jamaah ini hingga sampai mencapai cita-cita yang telah ditetapkan,” tuturnya dari kawasan Monas Jakarta, di hari raya Idul Fitri 1444 H, yang tayang pada kanal Youtube ALWaqiyahTV Sabtu (22/4/2023) dalam judul “تهنئة أ. إسماعيل يوسانطو بمناسبة عيد الفطر المبارك 1444 ه”. 

Dalam kesempatan hari raya tersebut, UIY juga mengirimkan doa kepada seluruh para pengemban dakwah di seluruh dunia ini agar Allah mengkaruniakan kesabaran, Kesehatan, dan sikap istiqamah, keteguhan dalam menghadapi segenap ancaman, gangguan, rintangan, hambatan dalam dakwah ini.
“Sedemikian juga agar dakwah ini bisa terus berlangsung makin berkembang dan pada suatu waktu yang tidak lama lagi akan mencapai tujuan yang telah dicita-citakan,” harapnya.

UIY memungkasinya dengan doa permohonan agar Allah memberi kesempatan umur panjang untuk bisa kembali berjumpa Kembali dengan ramadhan di tahun mendatang.[] Hanafi 


Selasa, 27 Desember 2022

DOA KETIKA GALAU KARENA KONDISI BANYAK MASALAH

Tinta Media - Dalam kitab Riyadhus Sholihin karya Imam Nawawi, Kitab Ad-Da’awaaat (16. Kitab Kumpulan Doa)

بَابُ فِي مَسَائِلَ مِنَ الدُّعَاءِ

Bab 252. Tentang Berbagai Masalah Doa
 

Hadits #1502

وَعَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا : أَنَّ رَسُوْلَ اللهِ – صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ – كَانَ يَقُوْلُ عِنْدَ الكَرْبِ : (( لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ العَظِيمُ الحَليمُ ، لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ رَبُّ العَرْشِ العَظِيْمِ ، لاَ إلهَ إِلاَّ اللهُ رَبُّ السَّمَاوَاتِ، وَرَبُّ الأَرْضِ، وَرَبُّ العَرْشِ الكَرِيمِ )) مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ .

Dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika mengalami kesulitan, beliau mengucapkan:

"Tiada ilah (sesembahan) yang berhak disembah selain Allah yang Maha Agung dan Maha Santun. Tiada ilah (sesembahan) yang berhak disembah selain Allah, Rabb yang menguasai ‘arsy, yang Maha Agung. Tiada ilah (sesembahan) yang berhak disembah selain Allah – (Dia) Rabb yang menguasai langit, (Dia) Rabb yang menguasai bumi, dan (Dia) Rabb yang menguasai ‘arsy, lagi Mahamulia]." (HR. Bukhari dan Muslim) [HR. Bukhari, no. 6346 dan Muslim, no. 2730]

Faedah hadits

Al-karb adalah suatu perkara yang memberatkan manusia dan memenuhi dadanya sehingga membuatnya marah.

Disunnahkan berdoa dengan bacaan ini ketika mendapati ujian berat (al-karb) karena adanya hadits dari Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam yang dibahas kali ini.

Obat dari ujian berat adalah mentauhidkan Allah dan bermunajat kepada Allah dengan menyebut nama dan sifat-Nya.

Dalam doa ini disebut Al-‘Azhim (Allah itu Maha Agung), berarti tidak ada sesuatu pun yang lebih agung dari Allah.

Al-Halim menunjukkan Allah itu memiliki ilmu, sehingga tidak mungkin orang jahil (bodoh) itu memiliki hilm (kesantunan) dan karom (kemuliaan).
 
Wallaahu a'lam []

Oleh: Ustadz Abu Zaid 
Tabayyun Center 

Rabu, 02 November 2022

Allah Suka Kita Mintai, Berdoa Yuk!

Tinta Media - Kita harus rajin minta sama Allah. Minta kebaikan dunia dan akhirat. Terus berharap hanya kepada Allah. Berharap akan ampunan, kasih sayang dan pertolongan Allah. 

Mohon kepada Allah ilmu yang manfaat. Kesehatan dan keafiyatan. Semangat dan istiqomah dalam dakwah. Kecukupan, kemudahan dan keberkahan rejeki. Mohon segera kembalinya khilafah dan semua kebaikan dunia akhirat. 

Sebagai seorang muslim yang memiliki banyak hajat dan kebutuhan, wajib bagi kita untuk selalu meminta kebutuhan tersebut kepada Allah Ta’ala. Berdoa setiap waktu, kapan pun dan di mana pun ada kesempatan.

 Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

إِنَّهُ مَنْ لَمْ يَسْأَلِ اللَّهَ يَغْضَبْ عَلَيْهِ

“Bahwasanya barangsiapa tidak meminta kepada Allah, Ia murka kepadanya.” (HR. Tirmidzi no. 3373)

Di dalam hadis lain disebutkan,

إِذَا تَمَنَّى أَحَدُكُم فَلْيُكثِر ، فَإِنَّمَا يَسأَلُ رَبَّهُ عَزَّ وَجَلَّ

“Barangsiapa yang mengangankan sesuatu (kepada Allah), maka perbanyaklah angan-angan tersebut. Karena ia sedang meminta (berdoa) kepada Allah Azza wa Jalla.” (HR. Ibnu Hibban no. 889)

Salah seorang ulama, Muhammad bin Hamid rahimahullah pernah berkata,

قلت لأبي بكر الوراق: علمني شيئا يقربني إلى الله – تعالى – ويقربني من الناس، فقال: أما الذي يقربك إلى الله فمسألته، وأما الذي يقربك من الناس فترك مسألتهم – طبقات الصوفية للسلمي (ص224)، شعب الإيمان (2/35).

“Aku bertanya kepada Abu Bakar Al-Warraq, ‘Ajarkan kepadaku perihal sesuatu yang akan mendekatkanku kepada Allah dan manusia.’ Lalu ia menjawab, ‘Adapun sesuatu yang akan mendekatkanmu dengan Allah adalah terus meminta kepada-Nya. Dan sesuatu yang akan mendekatkanmu dengan manusia adalah meninggalkan perkara meminta-minta/mengemis kepada mereka.’” (Syu’abul Iman, 2: 35)

Berdoa yuk. Ngaji yuk![]

Ustaz Abu Zaid
Tabayyun Center 

Jumat, 14 Oktober 2022

Ya Allah, Karuniakan padaku Cahaya!

Tinta Media - Sobat. Di awal tulisan ini saya buka dengan doa yang diajarkan oleh baginda Rasulullah SAW dalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim , “ Ya Allah, jadikanlah di ruang hatiku cahaya, jadikan di lisanku cahaya, jadikan dalam pendengaranku cahaya, Dan jadikan pada penglihatanku cahaya, Jadikan dari belakangku cahaya dan dari depanku cahaya, Jadikan dari atasku cahaya dan jadikan dari bawahku cahaya. Ya Allah, karuniakan padaku Cahaya! “

Allah SWT berfirman :
يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ قَدۡ جَآءَكُم بُرۡهَٰنٞ مِّن رَّبِّكُمۡ وَأَنزَلۡنَآ إِلَيۡكُمۡ نُورٗا مُّبِينٗا  
“Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu bukti kebenaran dari Tuhanmu. (Muhammad dengan mukjizatnya) dan telah Kami turunkan kepadamu cahaya yang terang benderang (Al Quran).” ( QS. An-Nisa’ (4) : 174).

Sobat. Ayat ini menyerukan kepada semua manusia di dunia dan menyatakan bahwa telah datang kepada mereka berbagai keterangan yang jelas dari Tuhan, dikuatkan oleh dalil-dalil dan alasan-alasan yang nyata dan benar, yang dibawa oleh seorang nabi dan rasul-Nya, yang "ummi" yang tidak pandai tulis baca. Keadaan buta huruf itu saja sudah menjadi bukti yang kuat atas kenabian dan kerasulannya atas kebenaran agama yang dibawanya yang mempunyai peraturan-peraturan dan hukum-hukum untuk mengatur kehidupan manusia di dunia dan memberikan petunjuk berupa ibadah dan amal saleh untuk mencapai kebahagiaan di akhirat

Bagaimana seorang ummi yang tidak pernah belajar di sekolah apalagi untuk membaca buku-buku, dan tidak pernah di masa kanak-kanak dan di masa mudanya mengikuti langkah-langkah dan kebiasaan-kebiasaan anak dan pemuda-pemuda di masanya, tidak pernah menghadiri malam-malam senda gurau, malam-malam panjang biasa mereka berceritera dan bercengkerama mengenai adat istiadat, sejarah nenek moyang, dan kejadian-kejadian penting di kalangan mereka, seperti peperangan, permusuhan dan lain sebagainya dapat menceritakan sesuatu yang berharga dan tinggi nilainya? Bagaimana seorang ummi yang demikian keadaannya akan dapat membawa suatu kitab (Al-Qur'an) yang di dalamnya terdapat syariat yang mulia dan amat tinggi nilainya, dibawakan dengan gaya bahasa yang amat tinggi pula mutunya yang sepanjang zaman tidak dapat ditiru dan ditandingi (al-Baqarah/2:23, Yunus/10:38, Hud/11:13 dan al-Isra/17:88) oleh pujangga-pujangga bagaimanapun besarnya. 

Ini adalah suatu tanda dan bukti atas kebenaran agama yang dibawanya, bahkan tidak ada orang yang dapat membantah bahwa Al-Qur'an itu adalah suatu mukjizat yang abadi yang selalu dapat menguatkan dan membenarkan agama yang dibawanya itu. Maka Allah menamakan Al-Qur'an itu cahaya yang terang benderang yang memberi petunjuk kepada manusia, mengeluarkan mereka dari kegelapan syirik kepada cahaya iman (al-Baqarah/2:257) dan menegakkan dasar-dasar tauhid yang telah menjadi tugas para rasul sebelum Muhammad saw. 

Para rasul sebelumnya telah menyeru umatnya dengan bersungguh-sungguh kepada agama tauhid dan telah banyak pula pengikut mereka. Tetapi ternyata sesudah mereka meninggal, para pengikut itu telah merusak dasar-dasar tauhid itu dengan mencampuradukkannya dengan beraneka ragam kemusyrikan seperti menyembah berhala, menyembah bintang dan matahari bahkan menyembah arwah-arwah dengan memujanya dan memanjatkan doa kepadanya. Akhirnya manusia terjerumus ke lembah syirik dan hanyut dibawa arus berbagai macam paham yang sesat dan menyesatkan sehingga mereka kehilangan pedoman dan tidak tahu lagi mana yang baik mana yang buruk, mana yang benar dan mana yang salah. 

Dalam keadaan gelap gulita seperti inilah Al-Qur'an diturunkan sebagai cahaya yang menerangi mereka sehingga manusia dapat berpikir kembali dan menyadari bahwa jalan yang mereka tempuh selama ini adalah jalan salah yang membawa kepada kerusakan dan keruntuhan. 

Dalam ayat lain Allah berfirman:

هُوَ ٱلَّذِي يُنَزِّلُ عَلَىٰ عَبۡدِهِۦٓ ءَايَٰتِۢ بَيِّنَٰتٖ لِّيُخۡرِجَكُم مِّنَ ٱلظُّلُمَٰتِ إِلَى ٱلنُّورِۚ وَإِنَّ ٱللَّهَ بِكُمۡ لَرَءُوفٞ رَّحِيمٞ  

"Dialah yang menurunkan ayat-ayat yang terang (Al-Qur'an) kepada hamba-Nya untuk mengeluarkan kamu dari kegelapan kepada cahaya. Dan sungguh Allah Maha Penyantun Maha Penyayang" (al-hadid/57:9).

Dengan demikian jelaslah bahwa Nabi Muhammad saw, yang ummi pembawa syariat yang sempurna untuk kebahagiaan dunia dan akhirat tidak mungkin bukan seorang nabi dan utusan Allah. Dan jelas pulalah bahwa Al-Qur'an yang diturunkan kepadanya bukan buatannya, tetapi benar-benar wahyu dari Tuhan semesta alam.

وَٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ بِٱللَّهِ وَرُسُلِهِۦٓ أُوْلَٰٓئِكَ هُمُ ٱلصِّدِّيقُونَۖ وَٱلشُّهَدَآءُ عِندَ رَبِّهِمۡ لَهُمۡ أَجۡرُهُمۡ وَنُورُهُمۡۖ وَٱلَّذِينَ كَفَرُواْ وَكَذَّبُواْ بَِٔايَٰتِنَآ أُوْلَٰٓئِكَ أَصۡحَٰبُ ٱلۡجَحِيمِ  

“Dan orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, mereka itu orang-orang Shiddiqien dan orang-orang yang menjadi saksi di sisi Tuhan mereka. Bagi mereka pahala dan cahaya mereka. Dan orang-orang yang kafir dan mendustakan ayat-ayat Kami, mereka itulah penghuni-penghuni neraka.” (QS. Al-Hadid (57) : 19 )

Sobat. Allah swt menerangkan bahwa orang-orang yang beriman dan mengakui keesaan Allah swt, membenarkan rasul-rasul-Nya, percaya kepada apa yang dibawa mereka dari sisi Tuhannya menurut penilaian Allah swt sederajat dengan orang-orang shiddiqin, yaitu orangorang yang amat teguh kepercayaannya kepada kebenaran Rasul, dan orang-orang yang mati syahid di jalan Allah. Bagi mereka pahala yang banyak dan cahaya yang terang benderang menerangi mereka. Sejalan dengan itu firman Allah: 

وَمَن يُطِعِ ٱللَّهَ وَٱلرَّسُولَ فَأُوْلَٰٓئِكَ مَعَ ٱلَّذِينَ أَنۡعَمَ ٱللَّهُ عَلَيۡهِم مِّنَ ٱلنَّبِيِّۧنَ وَٱلصِّدِّيقِينَ وَٱلشُّهَدَآءِ وَٱلصَّٰلِحِينَۚ وَحَسُنَ أُوْلَٰٓئِكَ رَفِيقٗا  

Dan barang siapa menaati Allah dan Rasul (Muhammad), maka mereka itu akan bersama-sama dengan orang yang diberikan nikmat oleh Allah, (yaitu) para nabi, para pencinta kebenaran, orangorang yang mati syahid dan orang-orang saleh. Mereka itulah teman yang sebaik-baiknya. (an-Nisa'/4: 69) 

Adapun orang-orang kafir yang mendustakan alasan-alasan dan tanda-tanda yang menunjukkan keesaan Allah swt dan kebesaran rasul-Nya, mereka itu adalah penghuni neraka Jahim, kekal dan abadi di dalamnya. Sejalan dengan ini firman Allah: 
Adapun orang-orang yang kafir dan mendustakan ayat-ayat Kami, mereka itu penghuni neraka. Mereka kekal di dalamnya. (alBaqarah/2: 39).

Sobat. Demi Allah, kabar gembira yang paling menggembirakan, pemberian terbesar, karunia terbaik, dan anugerah terindah ialah risalah Nabi Muhammad SAW, menapaki petunjuknya, merasa senang mengikutinya, bisa meneladaninya, hidup dalam naungan syariat-Nya, minum dari telaga kenabiannya, serta berteduh di bawah cahaya agamanya.

Allah SWT berfirman :

قُلۡ بِفَضۡلِ ٱللَّهِ وَبِرَحۡمَتِهِۦ فَبِذَٰلِكَ فَلۡيَفۡرَحُواْ هُوَ خَيۡرٞ مِّمَّا يَجۡمَعُونَ  

“Katakanlah: "Dengan kurnia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Kurnia Allah dan rahmat-Nya itu adalah lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan".( QS. Yunus (10) : 58 )

Sobat. Allah memerintahkan kepada Nabi Muhammad saw agar mengatakan kepada umat-Nya bahwa rahmat Allah adalah karunia yang paling utama, melebihi keutamaan-keutamaan lain yang diberikan kepada mereka di dunia. Oleh sebab itu, Allah memerintahkan agar mereka bergembira dan bersyukur atas nikmat yang mereka terima, yang melebihi kenikmatan-kenikmatan yang lainnya.

Kegembiraan orang-orang mukmin karena berpegang teguh kepada Al-Qur'an digambarkan dalam ayat lain sebagai berikut:

Allah berfirman:
Dan pada hari (kemenangan bangsa Romawi) itu bergembiralah orang-orang yang beriman. (ar-Rum/30: 4)

Dan firman-Nya:
Dan orang yang telah Kami berikan kitab kepada mereka bergembira de-ngan apa (kitab) yang diturunkan kepadamu (Muhammad). (ar-Rad/13: 36)

Dikatakan bahwa karunia Allah dan Rahmat-Nya lebih baik dari yang lain, yang dapat mereka capai, karena karunia Allah dan rahmat-Nya yang terpancar dari Al-Qur'an adalah kekal untuk mereka, sedangkan kenikmatan yang lain bersifat fana dan sementara, yang hanya dapat mereka rasakan selama mereka mengarungi kehidupan di dunia saja, apabila mereka kembali ke alam baka, kenikmatan yang dapat mereka kumpulkan di dunia itu tidak berguna lagi bagi mereka.

Dr. Nasrul Syarif, M.Si. 
Penulis Buku Gizi Spiritual. Dosen Pascasarjana IAI Tribakti Lirboyo. Wakil Ketua Komnas Pendidikan Jawa Timur

Rabu, 29 Juni 2022

DOA ORANG TUA DAN KESHALIHAN ANAK

Tinta Media  - Apa yang menjadi rahasia keshalihan generasi dulu? Salah satunya adalah doa-doa yang dilangitkan oleh kedua orang tuanya. 

'Abdullah bin Mas'ud setiap malam bangun untuk shalat dan berdoa. Di sebelahnya, putranya yang masih kecil terbaring tidur. Sambil menatap putranya beliau sampaikan

من أجلك يا بني

"Ini demi kamu, putraku."

Hal yang sama dilakukan oleh seorang tabiin senior, Sa'id bin al-Musayyab kepada putranya

لأزيدن في صلاتي رجاء أن أحفظ فيك

"Aku benar-benar menambah shalatku dengan harapan aku bisa menjagamu."

Mereka kemudian membaca ayat

وكان أبوهما صلحا

"Kedua orang tuanya adalah orang shalih." [Q.s. Al-Kahfi: 82]

Ibn Mas'ud menangis ketika membaca ayat ini. Karena Allah menjaga anak-anak kita, karena keshalihan kedua orang tuanya. Orang tuanya telah tiada, tetapi Allah jaga anak anaknya

Itulah mengapa ketika kita ingin agar anak anak kita menjadi shalih, mau atau tidak, kita harus shalih. Bangun malam, wirid dan doa, mendoakan anak-anak kita. Itulah rahasianya.

========================

Rabbi habli minashsholihiin...
Jadikan kami dan keturunan kami termasuk orang-orang yang sholih.
Aamiin... yaa mujiibassaailiin 🤲🤲🤲

KH Hafidz Abdurrahman, MA
Khadim Ma'had Syaraful Haramain 

Sabtu, 11 Juni 2022

Doa Laksana Senjata bagi Orang Mukmin


Tinta Media - Sobat. Doa maupun ta’awwudz (mohon perlindungan) adalah laksana senjata. Yang namanya  senjata itu sangat tergantung kepada siapa yang memakainya, bukan hanya karena ketajamannya. Jika sebuah senjata itu benar-benar tajam, sedangkan  tangan  yang menggunakannya kuat, dan lagi tidak ada tameng yang menghalanginya maka sudah tentu musuh akan terhantam.

Tapi jika salah satu di antara tiga faktor ini tidak terpenuhi, pengaruh dan hasilnya pun akan berkurang. Jika doa yang dipanjatkan itu sendiri tidak baik, atau jika pendoa tidak menghimpun antara hati dan lisannya dalam berdoa, atau jika ada penghalang  yang  merintangi  keterkabulan doa maka pengaruh dan hasilnya tidak akan terwujud.

Sobat. Dalam shahih muslim disebutkan bahwa Nabi Muhammad Saw, bersabda, " Setiap hamba masih saja akan dikabulkan doanya, asalkan ia tidak memanjatkan doa yang mengandung dosa atau pemutusan jalinan kekerabatan,selama ia tidak tergesa-gesa." Para sahabat bertanya," Ya Rasulullah , apa yang dimaksud dengan ketergesaan dalam berdoa?" Beliau menjawab," Ia mengatakan, 'saya sudah berdoa, saya sudah berdoa, namun aku lihat belum juga dikabulkan permintaanku. Lantas ia merasa jemuh dan akhirnya tidak mau berdoa lagi." ( HR Muslim)

Oleh karena itu, barangsiapa yang mendapatkan  bimbingan untuk memanjatkan doa, sesungguhnya ia dikehendaki oleh Allah untuk  dikabulkan doanya. Sebab Allah SWT berfirman :

وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌۖ أُجِيبُ دَعۡوَةَ ٱلدَّاعِ إِذَا دَعَانِۖ فَلۡيَسۡتَجِيبُواْ لِي وَلۡيُؤۡمِنُواْ بِي لَعَلَّهُمۡ يَرۡشُدُونَ
(١٨٦)

“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perintah-Ku) dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.” ( QS. Al-Baqarah (2) : 186 )

Sobat. Di dalam ayat ini, Allah menyuruh hamba-Nya agar berdoa kepada-Nya, serta Dia berjanji akan memperkenankannya, tetapi pada akhir ayat ini Allah menekankan agar hamba-Nya memenuhi perintah-Nya dan beriman kepada-Nya agar mereka selalu mendapat petunjuk.

Di dalam hadis banyak diterangkan hal-hal yang bertalian dengan doa antara lain:
1. Sabda Rasulullah saw:
Tiga macam orang tidak ditolak doanya, yaitu Imam yang adil, orang yang sedang berpuasa hingga ia berbuka dan doa seorang yang teraniaya. (Riwayat Muslim)

2.  Sabda Rasulullah saw:
"Senantiasa diterima permohonan setiap hamba, selama ia tidak mendoakan hal-hal yang menimbulkan dosa atau memutuskan hubungan silaturrahim (dan) selama tidak meminta agar segera dikabulkan. Rasulullah ditanya, "Apakah maksud segera dikabulkan ya Rasulullah?" Beliau menjawab, "Maksudnya ialah seorang hamba yang berkata, "Saya sesungguhnya telah berdoa, tetapi saya lihat belum diperkenankan, karena itu ia merasa kecewa lalu tidak berdoa lagi". (Riwayat Ahmad, at-Tirmidzi, an-Nasa'i dan Ibnu Majah)

Walaupun ada pendapat yang mengatakan bahwa Allah swt Mahakuasa, Maha Mengetahui dan mengatur segalanya, diminta atau tidak diminta Dia berbuat sekehendak-Nya, sehingga manusia tidak perlu berdoa, tetapi pendapat itu bertentangan dengan ayat ini dan hadis-hadis Nabi Muhammad.

Sobat. Apabila di antara doa yang dipanjatkan kepada Allah ada yang belum dikabulkan, maka ada beberapa sebab:

a. Tidak memenuhi syarat-syarat yang semestinya.

b. Tidak mutlak Allah memberikan sesuai dengan yang dimohonkan oleh hamba-Nya, tetapi diganti atau disesuaikan dengan yang lebih baik bagi pemohon, baik di dunia maupun di akhirat. Dalam ayat ini Allah menghubungkan antara doa yang dijanjikan akan dikabulkan-Nya itu dengan ketentuan bahwa hamba-hamba-Nya harus mematuhi segala perintah-Nya dan beriman kepada-Nya.

Sobat. Selain itu doa hendaklah dilakukan dengan khusyuk, sungguh-sungguh dan dengan sepenuh hati, dan bukan doa untuk menganiaya orang, memutuskan hubungan silaturrahim dan lain-lain perbuatan maksiat. Memang segala sesuatu harus menurut syarat-syarat atau tata cara yang baik dan dapat menyampaikan kepada yang dimaksud. Kalau seorang berkata, "Ya Tuhanku berikanlah kepadaku seribu rupiah," tanpa melakukan usaha, maka dia bukanlah berdoa tetapi sesungguhnya dia seorang jahil. Artinya permohonan serupa itu tidak ada artinya, karena tidak disertai usaha yang wajar.

Sobat. Apa saja waktu-waktu keterkabulan Doa? Berikut ini enam waktu mustajab: 

1. Sepertiga akhir malam
2. Saat adzan dikumandangkan.
3. Waktu antara adzan dan iqomah.
4. Setiap kali usai menunaikan sholat fardhu.
5. Diantara dua khutbah pada hari Jumat sampai dilaksakannya sholat jumat.
6. Pada saat terakhir setelah ashar.

Sobat. Doa jika disertai dengan kekhusyukan di dalam hati, kerendahan diri, dan kepasrahan diri dihadapan Allah, memulai dgn pujian dan sanjungan kepada Allah dilanjutkan dgn bacaan sholawat, ia bertaubat dan beristighfar, meminta kepada Allah dgn merengek dan berisikan nama Allah yang paling agung. Memohon dengan penuh harap dan cemas, terus memberikan sanjungan kepada-Nya, mentauhidkan Allah dan juga bersedekah sebelum berdoa. Maka demikian ini bisa dikatakan hampir tidak akan ditolak. Insya Allah diijabah doanya oleh Allah SWT.

Dr. Nasrul Syarif, M.Si.
Penulis Buku Goreskan Tinta Emas, 2022. Dosen Pascasarjana IAI Tribakti Lirboyo. Wakil Ketua Komnas Pendidikan Jawa Timur

Kamis, 09 Juni 2022

Allah Pasti Kabulkan Do'a Setiap Hamba-Nya


Tinta Media - "Allah sangat dekat dengan hamba-Nya dan pasti akan mengabulkan do'a-do'a mereka," ungkap Ustazah Noval Tawang dalam One Minute Booster: Doa Yang Hendaknya Pengemban Dakwah Panjatkan, Sabtu (4/6/2022) melalui kanal Youtube Muslimah Media Center.

Keterangannya ini tertuang dalam Al-Qur'an Surat Al-Baqarah ayat 186 yang artinya: "Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu Muhammad, tentang Aku, maka sesungguhnya Aku dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia berdoa kepada-Ku. Hendaklah mereka itu memenuhi perintah-Ku dan beriman kepada-Ku agar mereka memperoleh kebenaran."( QS. Al-Baqarah : 186)

Ia menguatkan penjelasannyadengan menukil hadits Qudsi yang artinya: "Demi kemulyaan Ku pasti Aku akan menolongmu, walau setelah waktu yang tidak ditentukan". (Maksudnya adalah, kapanpun berdoanya, pasti Akan dikabulkan: THR. At-Tirmidzi).

Selain itu, Ustazah Noval Tawang juga menjelaskan bahwa syarat dikabulkannya doa adalah jika orang yang berdoa senantiasa menyambut perintah Allah dalam kehidupannya dan menyertakan keimanan kepada Allah dalam doanya.

"Jadi, jika kita menyambut perintah Allah dengan menjalankan syariat-Nya dimuka bumi ini dan senantiasa menyertai doa kita dengan keimanan akan dekatnya pertolongan Allah, serta keimanan bahwa Allah akan mengabulkan doa kita maka niscaya Allah akan memberi petunjuk dan membimbing kita untuk mendapatkan kebaikan dunia dan akhirat," imbuhnya.

Ia berkata, bahwa Rasulullah SAW pernah mengingatkan, jika amar makruf nahi mungkar ditinggalkan, maka Allah tidak akan mengabulkan doa siapa saja yang berdoa kepada-Nya. Nabi Muhammad SAW bersabda : "Demi dzat yang jiwaku berada pada genggaman-Nya, kalian harus memerintahkan terhadap yang ma'ruf dan melarang dari yang mungkar atau Allah akan segera mengirimkan siksa darinya. Kemudian kalian berdoa maka Ia tidak akan mengabulkan doa kalian." (THR. At-Tirmidzi).[] Yupi UN


Follow IG@tintamedia.web.id

Opini Tokoh

Parenting

Tsaqofah

Hukum

Motivasi

Opini Anda

Tanya Jawab