Tinta Media: Diri
Tampilkan postingan dengan label Diri. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Diri. Tampilkan semua postingan

Selasa, 12 Desember 2023

Ya Allah, Selamatkan ... Selamatkan ... hingga Ajal Menjemputku




Sobat. Keselamatan diri ini hanya dengan ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya. Janganlah engkau menjadi seorang hamba yang menderita, seorang zuhud yang membangkang, seorang pelaku maksiat yang durhaka, dan pembohong yang ingkar. Jika engkau dapat melaksanakan semua empat perkara yang telah disebutkan, maka engkau termasuk orang yang berhak mendapatkan pujian dari Allah SWT.

Allah SWT berfirman :
إِنَّ إِبۡرَٰهِيمَ كَانَ أُمَّةٗ قَانِتٗا لِّلَّهِ حَنِيفٗا وَلَمۡ يَكُ مِنَ ٱلۡمُشۡرِكِينَ  
“Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang imam yang dapat dijadikan teladan lagi patuh kepada Allah dan hanif. Dan sekali-kali bukanlah dia termasuk orang-orang yang mempersekutukan (Tuhan),”(QS. An-Nahl (16) :120 )
شَاكِرٗا لِّأَنۡعُمِهِۚ ٱجۡتَبَىٰهُ وَهَدَىٰهُ إِلَىٰ صِرَٰطٖ مُّسۡتَقِيمٖ  
“(lagi) yang mensyukuri nikmat-nikmat Allah. Allah telah memilihnya dan menunjukinya kepada jalan yang lurus.” ( QS. An-Nahl (16) : 121 )

Sobat. Dalam ayat ini, Allah SWT memuji hamba-Nya, Ibrahim a.s., sebagai rasul dan khalil-Nya. Beliau adalah imam kaum hunafa atau pemimpin dari orang yang menyukai kebenaran dan bapak dari para nabi. Allah swt menyatakan dalam ayat ini ummah yang berarti pemimpin yang menjadi teladan. Menurut 'Abdullah bin Mas'ud, ummah berarti guru kebijaksanaan. Sedangkan menurut Ibnu Umar, ummah berarti yang mengajar manusia tentang agama mereka.

Gelar demikian menunjukkan bahwa Nabi Ibrahim memiliki beberapa sifat yang mulia. Menurut ayat ini, sifat beliau sebagai berikut:

1. Dialah sebenarnya satu-satunya Imam. Ibnu 'Abbas r.a. berkata, "Se-sungguhnya beliau memiliki kebajikan sama dengan kebajikan yang dimiliki satu umat." Dia pemimpin dari orang-orang yang mengesakan Tuhan. Dia yang menghancurkan patung-patung, menentang orang-orang kafir, dan mencari hakikat Allah Sang Pencipta melalui ayat-ayat-Nya di cakrawala.
2. Dia adalah seorang yang patuh dan tunduk kepada Allah serta melaksanakan segala perintah dan menjauhkan diri dari larangan-Nya.
3. Dia adalah orang yang jauh dari kebatilan, selalu mengikuti kebenaran, dan tidak menyimpang dari kebenaran itu.
4. Dia tidak mengikuti agama kaumnya yang syirik, tetapi seorang yang mengesakan Allah sejak kecil sampai tuanya. Dialah orang yang berani berkata lantang di muka raja yang beragama syirik, sebagaimana diceritakan Allah dalam Al-Qur'an:
 Tuhanku ialah Yang menghidupkan dan mematikan. (al-Baqarah/2: 258)

Dia pula yang menyatakan bahwa penyembahan patung dan bintang adalah keliru dengan kata-katanya yang dikutip dalam Al-Qur'an:
Maka ketika bintang itu terbenam dia berkata, "Aku tidak suka kepada yang terbenam." (al-An'am/6: 76)

Dengan penjelasan pribadi Nabi Ibrahim yang demikian, kaum musyrik Quraisy terdesak karena menyatakan bahwa mereka menganut agama Nabi Ibrahim, padahal kenyataannya, ibadah mereka jauh dari yang dicontohkan Nabi Ibrahim. Demikian pula orang Yahudi dan Nasrani yang memuliakan Nabi Ibrahim, ternyata mereka banyak menyimpang dari ajaran tauhid.
Penjelasan Allah tentang Ibrahim mengungkap kebatilan dan kekeliruan kepercayaan mereka.

Firman Allah SWT:
Ibrahim bukanlah seorang Yahudi dan bukan (pula) seorang Nasrani, tetapi dia adalah seorang yang lurus, muslim dan dia tidaklah termasuk orang-orang musyrik. (Ali 'Imran/3: 67)

5. Nabi Ibrahim a.s. adalah seorang yang mensyukuri nikmat Allah swt yang dianugerahkan kepadanya, sebagaimana dijelaskan pula dalam firman Allah:
Dan (lembaran-lembaran) Ibrahim yang selalu menyempurnakan janji? (an-Najm/53: 37)
Maksudnya bahwa Nabi Ibrahim itu adalah seorang yang selalu melaksanakan segala perintah Allah. Keterangan Allah tentang sifat ini merupakan sindiran yang tajam kepada orang Quraisy karena mereka mengingkari nikmat Allah, sehingga mereka diazab dengan kelaparan dan ketakutan.

6. Dia sesungguhnya adalah pilihan Allah swt untuk kenabian, sebagaimana firman-Nya:

Dan sungguh, sebelum dia (Musa dan Harun) telah Kami berikan kepada Ibrahim petunjuk, dan Kami telah mengetahui dia. (al-Anbiya'/21: 51)

7. Bahwasanya Allah swt membimbing Ibrahim ke jalan yang lurus, yaitu menyembah hanya kepada-Nya, tiada patut disembah kecuali Dia, dan tidak ada sekutu bagi-Nya. Selanjutnya Ibrahim memberi pengajaran kepada manusia ke jalan tauhid dan mengajak manusia kepada agama Allah.

Firman Allah SWT 
Dan ingatlah hamba-hamba Kami: Ibrahim, Ishak dan Yakub yang mempunyai kekuatan-kekuatan yang besar dan ilmu-ilmu (yang tinggi). Sungguh, Kami telah menyucikan mereka dengan (menganugerahkan) akhlak yang tinggi kepadanya yaitu selalu mengingatkan (manusia) kepada negeri akhirat. Dan sungguh, di sisi Kami mereka termasuk orang-orang pilihan yang paling baik. (as-shad/38: 45- 47)

8. Ibrahim dijadikan Allah sebagai nabi kesayangan umat manusia dan diakui oleh semua penganut agama besar di dunia. Orang Yahudi, Nasrani, dan Islam mengakui kenabian Ibrahim a.s. Bahkan orang-orang kafir Quraisy sangat membanggakan doa Nabi Ibrahim agar menjadi kesayangan manusia di kemudian hari.

Firman Allah SWT :
(Ibrahim berdoa), "Ya Tuhanku, berikanlah kepadaku ilmu dan masukkanlah aku ke dalam golongan orang-orang yang saleh, dan jadikanlah aku buah tutur yang baik bagi orang-orang (yang datang) kemudian. (asy-Syu'ara'/26: 83-84)

9. Bahwasanya dia di akhirat dimasukkan ke dalam barisan orang-orang saleh dan menempati derajat yang tinggi dalam surga, sesuai dengan permohonannya sendiri. 

Demikian beberapa sifat yang sempurna dari pribadi Nabi Ibrahim. Secara singkat dapat dikatakan bahwa beliau mempunyai sifat kepemimpinan, seorang yang patuh (disiplin), berakhlak mulia (moralis), teguh (konsekuen) dalam kebenaran, seorang muwahhid (monoteis) yang bersih, suka bersyukur dan tahu berterima kasih, seorang guru, dan punya nama yang harum dan masyhur di tengah-tengah umat manusia, dan termasuk orang-orang yang saleh.

Selain sifat-sifat umum seperti tersebut di atas, masih ada sifat Nabi Ibrahim yang sangat menonjol, sebagaimana diterangkan dalam Al-Qur'an, yaitu:

1. Orang yang berhasil menemukan keesaan Allah setelah proses pencarian yang panjang melalui tanda-tanda kekuasaan Allah di cakrawala. Oleh karena itu, beliau digelari dengan Bapak Tauhid (Monoteisme).
2. Orang yang sangat gigih dan ulet dalam menegakkan ketauhidan dan menghancurkan kemusyrikan, tanpa mengenal lelah dan putus asa.
3. Orang yang sangat pasrah dan menyerahkan diri kepada Allah swt. Sebagai contoh kepasrahannya yang sempurna kepada Allah swt ialah pada waktu dia menerima perintah untuk mengurbankan putranya, Ismail as, sedikit pun dia tidak ragu melaksanakannya.
Sobat. Ya Tuhanku, Selamatkan…Selamatkan… hingga kematian menjemputku.  Inilah jalan yang benar jika engkau memahaminya. Jadilah kau orang yang mensyukuri nikmat Allah  ketika kau mendapatkannya, dan rela terhadap Allah jika kau kehilangan nikmat tersebut. Menjadi orang yang selalu melakukan kebaikan jika diberi rezeki. Jangan bersedih untuk bersyukur. Jika kau bersedih, maka syukur itu bersedih karenamu. Bersedihlah pada amanah jika kau menghendaki. Fokuskan pandanganmu kepada Allah  pada  semua  hal yang kau cita-citakan.

Allah SWT berfirman :
فَإِنۡ حَآجُّوكَ فَقُلۡ أَسۡلَمۡتُ وَجۡهِيَ لِلَّهِ وَمَنِ ٱتَّبَعَنِۗ وَقُل لِّلَّذِينَ أُوتُواْ ٱلۡكِتَٰبَ وَٱلۡأُمِّيِّۧنَ ءَأَسۡلَمۡتُمۡۚ فَإِنۡ أَسۡلَمُواْ فَقَدِ ٱهۡتَدَواْۖ وَّإِن تَوَلَّوۡاْ فَإِنَّمَا عَلَيۡكَ ٱلۡبَلَٰغُۗ وَٱللَّهُ بَصِيرُۢ بِٱلۡعِبَادِ
“Kemudian jika mereka mendebat kamu (tentang kebenaran Islam), maka katakanlah: "Aku menyerahkan diriku kepada Allah dan (demikian pula) orang-orang yang mengikutiku". Dan katakanlah kepada orang-orang yang telah diberi Al Kitab dan kepada orang-orang yang ummi: "Apakah kamu (mau) masuk Islam". Jika mereka masuk Islam, sesungguhnya mereka telah mendapat petunjuk, dan jika mer eka berpaling, maka kewajiban kamu hanyalah menyampaikan (ayat-ayat Allah). Dan Allah Maha Melihat akan hamba-hamba-Nya. “ ( QS. Ali Imran (3): 20 )

Sobat. Dalam ayat ini diterangkan bagaimana semestinya Nabi Muhammad. menghadapi sikap Ahli Kitab yang menentang agama Islam. Dalam menghadapi mereka, Nabi diperintahkan untuk menjawab bilamana mereka mengemukakan bantahan terhadap ajaran yang dibawanya, dengan mengatakan kepada mereka bahwa dia hanya berserah diri kepada Allah demikian pula orang-orang yang mengikutinya. Jawaban demikian adalah untuk menghindari perdebatan-perdebatan yang tidak berfaedah, karena bukti-bukti kekeliruan mereka sudah jelas.

Kemudian Allah memerintahkan kepada Nabi untuk mengatakan kepada orang Yahudi, Nasrani dan kaum musyrikin Arab yang sedang dihadapinya: "Apakah kamu (mau) masuk agama Islam?" 

Maksudnya apakah kamu mau menerima agama Islam sehingga kamu berserah diri kepada Allah. Pertanyaan itu disampaikan Nabi sesudah beliau berulang kali menunjukkan bukti-bukti kebenarannya, dan sebenarnya sudah pula dimengerti oleh mereka. Ataukah sebenarnya mereka masih ingin meneruskan kekafiran dan perlawanan mereka. Secara tidak langsung ungkapan pertanyaan Nabi itu menunjukkan kebodohan dan ketumpulan otak mereka serta mencela sikap keras dari mereka itu.

"Sesungguhnya jika mereka menjadi Muslim, mereka mendapat petunjuk. Menjadi Muslim berarti berserah diri secara mutlak kepada keesaan Allah. Di sinilah letak jiwa segala agama yang dibawa oleh para rasul, yakni berserah diri kepada Allah Yang Maha Esa. Mereka pasti akan memperoleh keuntungan besar dan selamat dari jurang kesengsaraan. Karena penyerahan diri mereka kepada Allah Yang Maha Esa akan mendorong mereka mengikuti ajaran yang dibawa oleh Nabi Muhammad yaitu ajaran Islam. Tetapi jika mereka menolak, maka hal itu tidak menjadi tanggung jawab beliau, sebab tugas beliau hanyalah menyampaikan ajaran Allah.

"Allah Maha Melihat akan hamba-hamba-Nya", Allah Maha Mengetahui hati siapa yang tertutup di antara hamba-hamba-Nya, mata siapa yang buta melihat kebenaran, dan siapa pula yang putus asa mencari petunjuk Ilahi. Allah Maha Mengetahui siapa-siapa di antara hamba-Nya yang dapat menerima taufik dan hidayah daripada-Nya.



Oleh: Dr. Nasrul Syarif, M.Si. 
Penulis Buku Gizi Spiritual dan Buku BIGWIN. Dosen Pascasarjana UIT Lirboyo. Wakil Ketua Komnas Pendidikan Jawa Timur

Senin, 12 Desember 2022

Tidak Sesuai Syariat Islam, Analis: Bom Bunuh Diri Patut Dikutuk

Tinta Media - Bom bunuh diri di Polsek Astana Anyar Bandung dinilai Analis senior Pusat Kajian dan Analisis Data (PKAD) Fajar Kurniawan tidak sesuai Syariat Islam.

"Tidak ada ajaran Islam yang membolehkan kita untuk melakukan bom bunuh diri sebagai sebuah metode dakwah atau sebuah cara memperjuangkan Islam. Justru itu yang menurut saya patut dikutuk atau setidaknya dikecam karena tidak sesuai dengan Syariat Islam," ungkapnya pada Tinta Media, Sabtu (9/12/2022).

Ia mengatakan, dalam nash syara' umat Islam diperintahkan menjaga nyawa seorang muslim. Nyawa seorang muslim terbunuh itu jauh lebih buruk dari dunia seisinya, apalagi membunuh dirinya sendiri. "Jadi menurut saya yang terjadi pada bom bunuh diri justru bertentangan dengan syariah dan menunjukkan yang bersangkutan tidak faham dengan Agama Islam dan syariat Islam," tegasnya.

"Tidak ada dalil atau uswah dari Rasulullah SAW bahwa memperjuangkan Islam itu dengan kekerasan. Coba kita teliti dari siroh nabawiyah, fase mana Rasulullah SAW menggunakan cara-cara kekerasan kecuali ketika sudah berdiri Daulah Islamiyyah di Madinah Munawaroh," kisahnya.

Ia menjelaskan, sebelum mendirikan Daulah Islamiyah Rasulullah fokus melakukan taskif atau pembinaan kepada para sahabat sehingga mereka mempunyai akidah yang kokoh, tidak goyah oleh celaan orang - orang yang suka mencela, dan tidak goyah oleh siksaan orang - orang yang menyiksa. Itulah karakter yang dibentuk oleh Rasulullah SAW.

"Setelah Rasulullah membina para sahabat dengan keimanan dan akidah yang kuat, mulailah beliau berinteraksi dengan umat menyebarkan ide Islam ke tengah umat secara terang-terangan. walaupun ada reaksi balik dari masyarakat waktu itu bahkan sampai ada yang memboikot dan menyiksa para sahabat, beliau tetap memerintahkan isbir atau bersabar. Rasulullah tidak memerintahkan untuk balik melakukan kekerasan, justru beliau menyuruh bersabar. Termasuk pada Bilal dan keluarga Yasir yang mendapat siksaan dari kaum kafir Quraisy," contohnya.

Jadi, dalam Islam tidak ada istilah perjuangan-perjuangan dengan kekerasan.

"Kalau orang itu kemudian atas nama perjuangan kemudian melakukan tindak kekerasan termasuk bom bunuh diri, berjihad mengangkat senjata dan sebagainya, sebenarnya itu menunjukkan bahwa mereka adalah orang-orang yang belum paham atau tidak paham agama serta tidak paham uswah dari Rasulullah Saw," pungkasnya.[] Yupi UN

Kamis, 08 Desember 2022

Aksi Bom Bunuh Diri di Polsek Astana Anyar, Dr. Riyan: Tidak Dapat Dibenarkan

Tinta Media - Menanggapi aksi bom bunuh diri di Polsek Astana Anyar, Pengamat Politik Islam Dr. Riyan, M.Ag. menyatakan bahwa tindakan tersebut tidak dapat dibenarkan.

"Tindakan tersebut tidak dapat dibenarkan dalam Islam. Karena membunuh diri sendiri dan orang lain tanpa alasan yang syar'i adalah keharaman," tuturnya kepada Tinta Media, Kamis (8/12/2022).

Menurutnya, hal ini menunjukkan bahwa ada pemahaman keislaman yang salah dari pelaku. Apalagi kalau dikaitkan dengan istilah 'radikal', maka sangat tidak relevan. Sebab istilah tersebut adalah istilah politik bukan istilah agama. "Artinya tidak ada kaitannya dengan Islam," ujarnya.

Kemudian di sisi lain, menurut aparat polisi, pelaku adalah alumni program deradikalisasi BNPT. "Artinya, kalau dia melakukan tindakan kekerasan lagi maka program tersebut gagal untuk menjadi solusi," ungkapnya.

Ia mengatakan bahwa kalau memperjuangkan Islam adalah dakwah, maka Nabi Shalallahu Alaihi Wasallam tidak mencontohnya dengan kekerasan. "Karena proses dakwah Islam dilakukan dengan mengubah pemahaman fikriyyah, menggalang dukungan siyasiyah dan tanpa kekerasan la madiyyah," jelasnya.

Ia melanjutkan, kalau memperjuangkan syariah bermakna menjaga agar syariah tetap tegak, Islam mengajarkan tentang jihad. Jihad adalah perang melawan orang kafir yang menghalangi tegaknya Islam. Tidak mungkin tanpa kekerasan, karena itulah fakta perang. "Tetapi jihad bukan terorisme, dan terorisme bukan jihad," terangnya.

"Faktanya pelaku sesungguhnya kekerasan dan terorisme, seperti AS dan Israel, adalah mereka yang menuduh Islam sebagai pelaku teror. "Artinya mereka orang kafir meneriakkan: maling teriak maling," bebernya.

Adapun terkait penjelasan Al-Qur'an QS 9: 29 itu jika dilihat secara umum, ayat tersebut dan ayat sebelum dan sesudahnya, berbicara tentang perilaku orang yang fasik. Mereka yang melanggar perjanjian dengan Rasul Shalallahu Alaihi Wasallam. "Allah Subhanahu wa Ta'ala mencela apa yang mereka lakukan dengan pelanggaran itu. Ini diantaranya pendapat Prof. Wahbah Zuhaili," tukasnya.

"Makna ayat tersebut tidak ada hubungannya dengan kalimat 'KUHP hukum syirik/kafir, perangi para penegak hukum setan' yang diduga ditulis pelaku di motor yang ditinggalkan," tambahnya.

"Maka menggunakan ayat QS 9: 29 untuk tindakan kekerasan artinya memaksakan makna ayat tadi untuk legitimasi tindakan yang salah," tandasnya.[] Ajira

Kamis, 29 September 2022

Diri Sejati adalah Fitrah Sempurna Ciptaan Allah

Tinta Media - Sobat. Dengan menguasai hati, kita akan mudah menguasai dunia yang ada di luar diri. Dengan mengenal jati diri, kita jadi tahu diri, percaya diri, dan sadar untuk menjaga diri dari perilaku tak terpuji. Kita jadi mahir membawa diri dalam setiap kondisi, mudah menempatkan diri dalam segala situasi, dan tak mudah terjebak dalam kegiatan yang tidak memiliki esensi kebahagiaan sejati.

Sobat. Diri sejati adalah Fitrah sempurna ciptaan Allah SWT, Aku Ini Ruh yang dianugerahi oleh Allah AIR (Akal, Indra dan Rasa ). Jati diri adalah “diri sejati” nya manusia, yaitu kondisi asli manusia yang memiliki kecerdasan alamiah untuk meraih kebahagiaan. Menyadari jati diri berarti menyadari jiwa yang hidup di dalam diri untuk menjalani kehidupan yang ada di luar kita. Inilah pencarian titik nol pusat kebahagiaan yang dibicarakan dalam buku Quantum ikhlas karya Mas Erbe Sentanu.

Saat manusia menjalani hidupnya dengan keikhlasan hingga ke lubuk hati, keberserahan total itu akan membawa kita ke sebuah medan tempat menyatunya jiwa manusia dan alam semesta. Dari sumber kehidupan yang berpusat pada titik kesadaran jiwa kita itulah mengalir kecerdasan yang membuat manusia mampu memenuhi keinginannya. 

Pertama, Kesadaran Tuhan Yang Mahakuasa dan pencipta segalanya adalah kecerdasan tertinggi manusia. Kedua, Kesadaran diri sebagai makhluk ciptaan yang memiliki kecerdasan di dalam tubuh dan jiwa untuk menjalankan tugas dan tanggung jawab. Ketiga, kesadaran akan hidup sebagai berkah dan anugerah yang harus dijaga dan dirawat. Ketiga kesadaran ini membuat manusia memiliki kecerdasan dan mampu menjalani hidup dengan baik.

Sobat. Allah menganugerahi kita AIR ( Akal, Indra dan Rasa ). Ketiganya harus digunakan secara seimbang dan utuh yang membuat diri menjadi “SADAR”. Dengan Akal manusia bisa ngerti, menggunakan logika, cerita dan cara sehingga menjadi benar. 

Dengan Indra manusia bisa menjadi Tahu, menggunakan data, fakta, kata untuk menjadi baik. Dengan hati manusia memiliki Rasa dan menjadi Paham, menggunakan etika, makna dan rasa sehingga menjadi betul. Jadi hidup manusia ini butuh baik, benar dan betul. 

Sobat. Ingat-ingat pesan Ibu,” Jangan kau tinggalkan hatimu supaya kamu tidak kehilangan arah dan dirimu sejati.” Bahagia itu adalah menjalani hidup dengan sepenuh akal, indra dan hati. Hal-hal yang Betul jika kita lakukan akan menciptakan keajaiban.

Sobat. Menguasai hati berarti memimpin diri kita sendiri untuk menyadari kepemimpinan Yang Maha Menguasai Hati. Dan keinginan untuk menjalani kehidupan yang hakiki mengikuti petunjuk dan tuntunan Ilahi. Memimpin diri berarti mengarungi bahtera di lautan kebahagiaan kita sendiri. Membangun menara di kompleks kebahagiaan kita sendiri. Dan membesarkan pohon di taman kebahagiaan kita sendiri. Untuk itu, kita harus menguasai hati sebagai kediaman jiwa yang wajib di jaga.

Sobat. Ketika mengatasi persoalan, manusia terkadang menemukan dirinya bertanya: Untuk apa aku melakukan semua ini? Sampai kapan aku harus berjuang dalam kesibukan yang seperti tak ada habisnya ini? Dan, setelah semua pencarian ini berakhir, apakah aku akan bahagia? Kemudian apakah yang sesungguhnya aku inginkan? Siapakah aku? Apa tugasku? Ke mana aku akan pergi setelah kehidupan ini?

Pertanyaan-pertanyaan berupa kegelisahan itu sesungguhnya adalah tuntunan jiwa agar kita menyadari tujuan dari semua yang kita kerjakan dalam hidup ini. Tujuan hidup manusia ialah meraih kebahagiaan sejati, manusia harus bisa menemukan jalan masuk ke dalam dirinya sendiri. Jalan yang akan membuka tabir dirinya sebagai makhluk spiritual yang bersosok ruh, spirit, atau jiwa, yang memiliki keinginan untuk meluaskan kebahagiaan dengan menyebarkan cinta dan kasih sayang.

Sobat. Orang yang menyadari visi dan misi jiwanya serta minat dan bakatnya sendiri. Menjadi manusia yang sepenuhnya bahagia karena kehidupannya tidak hanya diukur lewat status dan materi, tetapi dari seberapa baik peran dan tugas berhasil dijalani. Dan ketika kita melakukan hal-hal yang kita cintai dengan tulus dan sepenuh hati, kehidupan pun akan menginspirasi kita dengan : Merasakan keinginan kuat untuk bersyukur, menikmati hidup setiap saat, kehilangan kemampuan untuk khawatir, merasa menyatu dengan orang lain dan alam, keinginan untuk membahagiakan orang lain tanpa pamrih.

Sobat. Kekuatan sejati manusia ada di hati yang tenang dan seimbang. Di hati yang lapang. Logika berpikir manusia melompat berlipat ganda. Di dalam hati yang luas terbuka, manusia terhubung dengan kemampuan mendengar yang tak terdengar, untuk melihat yang tak terlihat, dan untuk mengetahui sesuatu yang sebelumnya seperti tak mampu dikenali. 

Berikut ini 6 steps to change. Ambil Nafas dalam-dalam kemudian lepaskan pelan-pelan dan pejamkan mata anda :
1. Posisikan tangan di dahi dan belakang kepala.
2. Bayangkan detil isi surat doa Anda kepada Allah SWT.
3. Kemudian ucapkan hal yang anda lihat dalam pikiran dan perasaan Anda. ( 30 detik sd 60 detik )
4. Ungkapkan perasaan anda berulang-ulang Misalnya, Alhamdulillah Ya Allah saya bahagia dan senang sekali. (30 – 60 detik )
5. Ucapkan,” Alhamdulillah Ya Allah ini adalah realitas hidupku yang baru.
6. Setelah itu buka mata pelan-pelan kemudian gerakan mata ke kiri dan ke kanan. ( 10-15 detik ) 

Selamat mencoba dan rasakan sensasinya.

Salam Dahsyat dan Luar biasa !

Dr. Nasrul Syarif, M.Si.
Penulis Buku Kecerdasan dan Keajaiban Hati. Dosen Pascasarjana IAI Tribakti Lirboyo. Wakil Ketua Komnas Pendidikan Jawa Timur.

Rabu, 28 September 2022

Ustazah Wiwing Noraeni Ungkap Penyebab Bunuh Diri yang Makin Marak



Tinta Media - Kecenderungan bunuh diri yang semakin meningkat dari tahun ke tahun, termasuk di Indonesia, dinilai Aktivis Muslimah Ustazah Wiwing Noraeni karena penerapan sistem kehidupan kapitalistik dan sekularistik.

"Adapun akar masalah dari bunuh diri, ternyata karena sistem kehidupan kapitalistik dan sekularistik yang diterapkan hari inilah yang menjadi penyebab kenapa bunuh diri ini marak," tuturnya pada rubrik Kuntum Khaira Ummah MMC: Tren Bunuh Diri Meningkat, Begini Solusi Islam, Jumat (23/9/2022) di kanal Youtube MMC Lovers.

Menurutnya, bunuh diri banyak terjadi di kalangan anak muda karena beberapa sebab, antara lain:

Pertama, standar bahagia dalam sistem kapitalisme adalah materi. "Semakin banyak materi semakin banyak harta itu semakin bahagia. Kita bisa melihat bagaimana anak muda yang punya gaya hidup hedon, hura-hura, ingin bersenang-senang saja sementara tidak punya harta untuk melakukan itu semua dengan gaya hidup yang dibuat sistem kapitalisme sehingga yang terjadi depresi kemudian stress dan berujung pada bunuh diri," terangnya. 

Kedua, sistem ekonomi kapitalisme yang menyebabkan kesenjangan sosial antara orang miskin dan orang kaya. "Mayoritas masyarakat indonesia ini adalah miskin, termasuk anak-anak mudanya ditambah lagi dengan kondisi gaya hidup yang demikian, sudahlah standar bahagianya adalah materi, ternyata kemiskinan ada dimana-mana sehingga seluarga-keluarga miskin anak-anak pun ikut miskin," jelasnya. 

Ketiga, sistem pendidikan dalam kapitalisme melahirkan generasi sekuler. "Di dalam benaknya, bukan bagaimana agar taat ajaran agama, tapi yang ada hanya materi. Dan fokus dari sistem pendidikan saat ini hanya sekedar bagaimana agar nilai peserta didik itu bagus sementara bagaimana akhlak dan perilaku mereka tidak menjadi bagian penting dalam kurikulum pendidikan saat ini sehingga pendidikan seperti ini hanya melahirkan generasi yang jauh dari agama dan tidak menjadikan agama sebagai pegangan," bebernya. 

Keempat, liberalisme atau paham kebebasan yang menjadi spirit dari ideologi kapitalisme sehingga melahirkan kebebasan yang luar biasa bebas. "Ketika kita menyaksikan berbagai macam informasi pada hari ini berapa banyak kasus bullying, pergaulan bebas yang berujung pada kematian," ujarnya. 

Kelima, sekularisme yang menjadi asas dari kapitalisme yang kemudian membuat agama jauh dari kehidupan. "Kita bisa menyaksikan banyak dari anak muda yang tak jelas tujuan hidupnya dan menganggap bunuh diri sebagai solusi karena jauh dari agama," ungkapnya. 

Ustadzah Wiwing Noraeni juga mengatakan bahwa inilah problem sistemik bukan hanya masalah individu sehingga penyelesaiannya tidak cukup dengan penyelesaian individu harus dengan penyelesaian secara sistemik.

Solusi Islam

Ustazah Wiwing Noraeni mengatakan bahwa di dalam islam aktivitas bunuh diri ini adalah haram dan dosa besar, di dalam Al-Qur'an Allah SWT berfirman dalam QS. An-nisa ayat 29: 
وَلَا تَقْتُلُوٓا۟ أَنفُسَكُمْ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ كَانَ بِكُمْ رَحِيمًا
"Dan janganlah kamu membunuh dirimu. Sungguh, Allah Maha Penyayang".

Ia juga mengutip hadist riwayat Bukhari dan Muslim, Rasulullah SAW bersabda yang artinya: “Barangsiapa yang membunuh dirinya sendiri dengan suatu cara yang ada di dunia, niscaya kelak pada hari kiamat Allah akan menyiksanya dengan cara seperti itu pula.”

Ustazah Wiwing Noraeni menjelaskan solusi dalam islam terkait masalah bunuh diri dengan cara, pertama, meningkatkan ketakwaan oleh individu-individu muslim.
"Kedua, melakukan amar ma'ruf nahi mungkar yang dilakukan oleh masyarakat sehingga akan mencegah orang-orang yang ingin melakukan bunuh diri. Ketiga, peran negara dengan melakukan proses edukasi terhadap masyarakat agar menjadikan islam sebagai solusi bukan bunuh diri baik melalui media maupun pendidikan," katanya. 

Kemudian, lanjutnya, negara juga harus menerapkan sistem ekonomi islam yang akan menyejahterakan serta kekayaan alam yang merata dalam pendistribusiannya. "Sehingga angka kemiskinan mampu ditekan dan faktor keuangan yang menjadi pemicu terjadinya bunuh diri akan mampu dihindari," pungkasnya.[] Erna Nuri Widiastuti

Kamis, 04 Agustus 2022

Bunuh Diri Pelajar, Kegagalan Pendidikan Karakter Sistem Sekuler

Tinta Media  - Sungguh ironis, kasus bunuh diri kembali terjadi. Ada remaja yang memiliki nazar gila. Ia bernazar jika lolos PTN impiannya, yakni UGM, ia akan  memberikan santunan kepada anak yatim. Namun, jika tidak lolos, ia bernazar ingin bunuh diri. Sungguh gila nazarnya!

Kabar terakhir, karena tidak lolos PTN impian, remaja tersebut menghilang dan dikabarkan meninggal dunia akibat over dosis alkohol. Selain itu, remaja tersebut mendapatkan kekerasan verbal dan manipulatif dari sang pacar. Ini juga menjadi alasan ia bunuh diri. 

Kasus serupa terjadi pada seorang mahasiswa yang mengakhiri hidupnya dengan gantung diri. Diduga, penyebab bunuh diri yakni stress karena selama 7 tahun tidak lulus-lulus dan selalu ditolak oleh dosen saat mengajukan skripsi.

Suicide Terus Berulang

Kasus suicide (bunuh diri) di negeri ini bukan yang pertama, tetapi sudah menjadi fenomena yang biasa. Kasus  ini terus berulang dan meningkat dari tahun ke tahun. Usia orang yang bunuh diri pun bermacam-macam, mulai remaja sampai orang tua. Penyebabnya pun bermacam-macam, mulai dari kesempitan ekonomi, putus cinta, tidak bisa membayar sekolah, gagal ujian, dan sebagainya. Putus asa menjadi faktor penyebab kasus bunuh diri di kalangan remaja maupun orang tua.

Kondisi remaja yang masih labil, membuat mereka tidak memiliki pendirian yang kokoh. Kondisi kejiwaan mereka mudah rapuh, ditambah lingkungan pergaulan remaja yang bebas, membuat mereka berpikir pendek. Mereka mudah insecure, marah, mengeluarkan kata-kata yang kotor ke temannya, serta tidak segan melakukan tindakan kriminal. Bahkan, mereka bangga dengan tindakannya. 

Kondisi remaja yang seperti itu, jika dibiarkan saja tanpa ada kontrol dari keluarga maupun masyarakat dengan mengingatkan, akan membuat mereka mudah mengambil keputusan tanpa berpikir panjang, apa dampak dari perbuatannya. Akhirnya, bunuh diri menjadi jalan pintas yang dilakukan untuk mengurangi masalahnya. Miris bukan?

Ya, tidak hanya dipengaruhi emosional, remaja yang masih rapuh dan lingkungan pergaulan yang bebas  juga menjadi racun bagi dirinya.

Sistem Kapitalisme

Jika kita telusuri, yang menjadi akar masalah dari semua itu adalah sistem kehidupan sekuler kapitalis yang terus berjalan. 

Kapitalisme adalah paham yang memandang bahwa hidup di dunia ini adalah untuk meraih keuntungan materi sebesar-besarnya. Racun utama dari sistem kapitalis adalah sekularisme, yakni pemisahan agama dari kehidupan. 

Semua hal diukur berdasarkan hawa nafsu, bukan halal dan haram. Karena itu, jika ada sesuatu yang membuatnya tidak senang, akan muncul rasa tidak nyaman yang terlalu berlebihan hingga muncul keinginan untuk mengakhiri hidup. 

Jadi, bisa dibayangkan, remaja yang kematangan emosinya masih rentan dan tidak stabil, mereka cenderung melakukan hal-hal di luar nalar. Ini karena mereka menjalani  kehidupan yang jauh dari tuntunan agama. Agama hany hadir di masjid saja. Dalam ranah kehidupan, mereka tidak pernah membawa agama.

Di sistem kapitalis, negara melepas tanggung jawabnya dalam membentuk ketakwaan individu dan masyarakat. Banyak orang memandang bahwa ukuran pencapaian hidup adalah kesuksesan materi. Padahal, jika semua hal diukur dengan pandangan seperti itu, pasti rentan dan membawa manusia jadi depresi.

Apalagi, sistem kapitalis telah membuat manusia cenderung hidup secara individual, tidak peduli antara yang satu dengan yang lain. Betapa banyak kasus bunuh diri akibat depresi yang menimpa seseorang karena tidak memiliki lingkungan sosial yang memberikan suport atau sekadar menjadi sandaran atas keresahannya. Seperti yang terjadi pada dua kasus bunuh diri di atas.

Tanpa pemahaman agama, remaja mudah mengalami tekanan, sehingga berpikir pendek untuk mengakhiri hidupnya. Remaja di sistem saat ini memang butuh bimbingan, bukan hanya sekadar konseling. Remaja juga butuh sistem yang sehat, yakni Islam. 

Tuntunan Hidup Islam

Islam memandang bahwa beragama adalah kewajiban. Islam juga memberikan tuntunan hidup bagi manusia dalam menjalani hidupnya. Tuntunan hidup manusia adalah Al-Qur’an dan hadis. Islam juga mengajarkan manusia bahwa tujuan hidup di dunia adalah untuk beribadah kepada Allah. Karena itu, manusia harus mengikatkan seluruh perbuatannya dengan syariat Islam. Ini karena setiap perbuatan manusia setelah mati akan dimintai pertanggungjawaban. Dengan berpedoman pada keyakinan itu, maka manusia akan berhati-hati dalam menjalani hidup. Mereka tidak akan pernah menyia-nyiakan hidupnya dengan melakukan bunuh diri.

Fakta membuktikan bahwa salah satu penyebab banyaknya manusia yang gampang melakukan tindakan bunuh diri, termasuk remaja adalah karena mereka bingung dalam menjalani kehidupan dan tidak tahu tujuan hidupnya. 

Karena itu, remaja harus dibekali pemahan Islam agar tau tujuan hidupnya. Selain itu, negara harus menciptakan sistem kondusif dan sehat untuk mereka.

Namun, jika masih di sistem kapitalis, kasus bunuh diri dari tahun ke tahun akan terus meningkat. Semua permasalahan yang terjadi tidak akan pernah selesai sampai tuntas hingga akarnya. Solusi yang diberikan akan menambah masalah baru. Berbeda dengan sistem Islam yang mampu menyelesaikan masalah dan memberikan kemaslahatan bagi seluruh rakyat. Wallahualam bissawab.

Oleh: Retno Jumilah
Sahabat Tinta Media 

Sabtu, 30 Juli 2022

Introspeksi Diri Atas Perbuatan yang Sudah dan Akan Dilakukan

Tinta Media - Sobat. Para ulama sepakat soal kewajiban introspeksi diri atas perbuatan-perbuatan yang telah dan akan dilakukan. Melakukan introspeksi diri atas perbuatan yang telah lalu bisa dilakukan dengan cara memperhatikan ketakwaan yang terkait dengan hati dan anggota tubuh. Ia mencermati setiap anggota tubuh demi anggota tubuh dan setiap ketaatan demi ketaatan. Jika semua hal tersebut telah aman, baik rukun, syarat, waktu, maupun faktor-faktornya, bersyukurlah kepada Allah SWT sebab itu bagian dari nikmat paling sempurna dari Allah kepada hamba-Nya.

Sobat. Al-Hafidz Ibnu Hajar Al-Atsqolani dalam kitabnya Fath al-Bari menjelaskan ada empat tingkat jihad melawan hawa nafsu :
1. Mempelajari Agama
2. Mengamalkan Ilmu
3. Mengajari orang yang tidak tahu.
4. Dan Menyeru orang untuk meng-esakan Allah serta memerangi orang yang menistakan agama dan mengingkari nikmat-Nya.

Sobat. Cara yang paling efektif dalam memerangi hawa nafsu adalah memerangi syetan, dengan menepis kerancuan dan keraguan yang dibisikkannya, penilaian baik tentang sesuatu yang diharamkan, dan sikap berlebihan yang membuat orang terjerumus dalam syubhat. Kesempurnaan jihad melawan hawa nafsu ini adalah menyadari kondisi diri dalam setiap keadaan, sebab orang lalai adalah orang yang paling mudah digoda dan dijerumuskan syetan dalam perbuatan terlarang. ( Fath al-Bari, XII,h. 338)

Sobat. Yang terbaik adalah seorang melakukan introspeksi diri malam demi malam. Jika menemukan kekuranga pada perbuatan yang di siang hari, segera susul dengan taubat dan istighfar. Inilah yang dilakukan amirul mukminin Umar ibn al-Khaththab ra sepanjang hidupnya. Jika seseorang melihat dirinya berbuat dzalim pada siang hari, hendaknya ia bergegas meminta maaf kepada orang yang didzalimi, jika memungkinkan. Jika Tidak memungkinkan,bertekadlah melakukannya ketika memungkinkan bertemu.

Sobat. Memohon Ampunan dan taubat adalah sunnah para Nabi, media para wali, dan jalan orang-orang sholeh. Dengannya mereka berdoa dan mendekatkan diri , dengannya mereka ditolong dan diselamatkan, dan dengannya diberi rahmat dan diangkat derajatnya. Itu merupakan ketaatan pertama yang dengannya seseorang mendekatkan diri kepada Penciptanya.

Orang yang pertama diberi pertaubatan oleh Allah adalah Ayah umat manusia;Adam dan Ibu mereka, Hawa.
قَالَا رَبَّنَا ظَلَمۡنَآ أَنفُسَنَا وَإِن لَّمۡ تَغۡفِرۡ لَنَا وَتَرۡحَمۡنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ ٱلۡخَٰسِرِينَ 
(٢٣)

“Keduanya berkata: "Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi.” ( QS. Al-A’raf (7) : 23 )

Sobat. Setelah Adam dan istrinya menyadari kesalahan yang diperbuatnya, yaitu menuruti ajakan setan dan meninggalkan perintah Allah, dia segera bertobat, menyesali perbuatannya. Allah mengajarkan kepada keduanya doa untuk memohon ampun. Kemudian dengan segala kerendahan hati dan penuh khusyuk, mereka pun berdoa.

Keduanya berkata, "Ya Tuhan kami, kami telah menzalimi diri kami sendiri. Jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya kami termasuk orang-orang yang rugi." (al-A'raf/7: 23)

Berkat ucapan doa yang benar-benar keluar dari lubuk hatinya dengan penuh kesadaran disertai keikhlasan, maka Allah memperkenankan doanya, mengampuni dosanya dan melimpahkan rahmat kepadanya. Firman Allah: 
فَتَلَقَّىٰٓ ءَادَمُ مِن رَّبِّهِۦ كَلِمَٰتٖ فَتَابَ عَلَيۡهِۚ إِنَّهُۥ هُوَ ٱلتَّوَّابُ ٱلرَّحِيمُ 
(٣٧)

Kemudian Adam menerima beberapa kalimat dari Tuhannya, lalu Dia pun menerima tobatnya. Sungguh, Allah Maha Penerima tobat, Maha Penyayang. (al-Baqarah/2: 37)

Sobat. Dalam ayat ini diterangkan bahwa setelah Adam a.s. dikeluarkan dari surga, dia menerima ilham dari Allah swt yang mengajarkan kepadanya kata-kata untuk bertobat. Lalu Adam bertobat dan memohon ampun kepada Allah dengan menggunakan kata-kata tersebut, yang berbunyi sebagaimana disebutkan dalam QS.al-A'raf(7): 23.

Setelah Adam berdoa memohon ampunan kepada Allah dengan mengucapkan kata-kata tersebut, Allah pun menerima tobatnya, dan melimpahkan rahmat-Nya kepada Adam. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Tobat dan Maha Pengasih. Sebab Allah senantiasa memberikan maaf dan ampunan serta rahmat-Nya kepada orang-orang yang bertobat dari kesalahannya. 

Tobat yang diterima Allah adalah tobat yang memenuhi hal-hal sebagai berikut:
1. Menyesali dan meninggalkan segala kesalahan yang telah dilakukan.
2. Menjauhi dan tidak mengulangi lagi kesalahan-kesalahan dan perbuatan-perbuatan semacam itu.
3. Mengiringi perbuatan dosa itu dengan perbuatan-perbuatan yang baik.
Dalam hal ini Rasulullah saw telah bersabda:
"Iringilah perbuatan jahat itu dengan perbuatan baik, niscaya perbuatan baik itu akan menghapuskan dosanya". (Riwayat at-Tirmidzi dari Abi dzarr)

Dalam ayat ini ada dua macam sifat Allah swt yang disebutkan sekaligus, yaitu "Maha Penerima tobat", dan "Maha Pengasih". Hal ini merupakan isyarat tentang jaminan Allah kepada setiap orang yang bertobat menurut cara-cara yang tersebut di atas, bahwa Allah swt akan melimpahkan kepadanya kebajikan dan ampunan-Nya.

Kehendak Allah SWT atas perbuatan baik ada enam : ( 1). Seseorang melakukannya demi mengharapkan pahala-Nya. ( 2). Seseorang melakukannya karena takut akan siksa-Nya. (3). Seseorang melakukannya karena malu kepada-Nya. (4). Seseorang melakukannya karena cinta kepada-Nya. (5). Seseorang melakukannnya demi memuliakan dan mengagungkan-Nya. (6) Seseorang melakukannya karena alasan-alasan di atas sekaligus. 

Sobat. Agar amal kita menjadi Amal Sholeh maka harus dilandasi dengan Iman dan benar-benar ikhlas dan hanya mengharap Allah SWT dan amal itu benar sesuai dengan ketentuan syariat.

Dr. Nasrul Syarif M.Si.
Penulis Buku Gizi Spiritual. Dosen pascasarjana IAI Tribakti Lirboyo. Wakil Ketua Komnas Pendidikan Jawa Timur
Follow IG@tintamedia.web.id

Opini Tokoh

Parenting

Tsaqofah

Hukum

Motivasi

Opini Anda

Tanya Jawab