Tinta Media: Deklarasi
Tampilkan postingan dengan label Deklarasi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Deklarasi. Tampilkan semua postingan

Selasa, 11 Oktober 2022

Nasdem Deklarasikan Anies sebagai Capres, UIY: Momen Politik Biasa

Tinta Media - Merespon deklarasi partai Nasdem yang mengusung Anis sebagai Capres 2024, Cendekiawan Muslim Ustaz Ismail Yusanto (UIY) mengatakan ini momen politik biasa.
 
 “Sesungguhnya ini adalah sebuah momen politik biasa, dalam arti kita semua tahu bahwa tak lama lagi kita akan segera memasuki tahun politik yang akan menentukan rezim pada lima bahkan mungkin 10 tahun yang akan datang,” ungkapnya di acara Bincang Media Umat Online: Anies Digadang Anies Dihadang, Ahad (9/10/2022) melalui kanal Youtube  Media Umat.
 
Menurut UIY, rezim sekarang sudah tidak mungkin lagi diperpanjang, maka partai-partai akan berusaha menghitung peluang (possibility) untuk tetap kebagian kue kekuasaan.
 
“Saya kira adagium paling kuat ini hari itu adalah prinsip yang mengatakan koalisi dengan yang paling mungkin menang itu yang paling kuat dianut itu oleh partai-partai,” tandasnya.  
 
UIY mengatakan, yang paling potensial meraih kemenangan adalah Anies, karena itu Nasdem berusaha take position lebih awal untuk mendapatkan efek ekor jas bagi kemenangan pemilihan legislatif dengan mendeklarasikan lebih dulu calon presidennya.
 
Meski demikian possibility bukan satu-satunya. “Saya kira di dalam politik ini kan tidak melulu tentang possibility, tetapi juga seni kemungkinan, bagaimana yang tidak mungkin itu menjadi mungkin. Rezim mencoba memperpanjang portofolio. Memperpanjang 3 periode tidak mungkin, maka yang paling mungkin adalah mengolah putra mahkota atau tokoh memperpanjang kekuasaan untuk kepentingan politik maupun ekonomi,” ucap UIY mengulas.
 
Karena itu, sambung UIY, kemunculan nama Ganjar yang diendorse Jokowi, kemunculan KIB (Koalisi Indonesia Bekerja) ini bagian dari usaha rezim memperpanjang kekuasaan.
 
“Bagaimana calon dari rezim ini bisa meraih kemenangan? Bisa dengan dua pendekatan, pendekatan memenangkan calon dan pendekatan mengalahkan calon yang potensial menang,” tutur UIY.
 
Pendekatan memenangkan calon, kata UIY bisa dilihat dari banyak hasil  survey yang menempatkan Ganjar di urutan satu bahkan dengan angka yang sangat spektakuler, meski belum tentu obyektif.

“Pendekatan kedua untuk menghentikan calon potensial bisa dibaca dari kerangka yang tengah terjadi di KPK yang diungkap majalah Tempo. Jika benar seperti itu saya kira sedang berjalan operasi satu sisi menaikkan calonnya, sisi lain menjatuhkan lawan yang potensial,” terangnya.
 
Anies sendiri, nilai UIY, dalam pidatonya menyebut istilah continuity and change (berkelanjutan dan perubahan) artinya tidak mungkin tidak melanjutkan sesuatu yang baik tetapi juga tidak mungkin sekedar melanjutkan sesuatu yang baik tapi harus ada perubahan.
 
“Kekhawatiran besar dari rezim itu kan berhentinya proyek-proyek spektakuler , kereta cepat kemudian IKN . IKN ini kan taruhan disebut-sebut sampai 2045. Kalau  sampai 2045 berarti dibutuhkan 20 tahun lagi untuk melanjutkannya. Dalam konteks inilah kita bisa membaca tema Anies digadang Anies dihadang,” jelasnya.
 
Calon Potensial
 
UIY mengatakan dari sisi keumatan, umat menyebut Anies sebagai calon potensial yang bisa memenuhi harapan mereka.
 
“Apakah Anies bisa memenuhi harapan ini? Ini kembali kepada Anies apakah menggunakan perspektif umat.  Apa yang dilakukan di Jakarta secara fisik ada hasil yang sangat nyata. Tetapi jikalau menggunakan perspektif keumatan dalam kaitannya dengan soal-soal yang berkenaan dengan penerapan syariah, menurut Egi Sudjana, Anies tidak melakukan itu,”jelasnya.
 
UIY menilai, harapan umat belum tentu cocok dengan yang disediakan Anies,  karena Anies harus melakukan negosiasi dengan partai-partai pendukung,  sementara mereka sudah memberikan aba-aba agar Anies inklusif.
 
“Karena itu waktu lah yang akan menjawab apa sebenarnya harapan umat dan apa yang disediakan oleh Anies apakah itu bertemu atau tidak,” ucapnya.
 
Umat Harus Clear
 
UIY mengatakan, umat harus clear menyatakan aspirasinya, dan aspirasi ini harus didengar oleh pemimpin, bukan sekedar alat legitimasi. “Aspirasi umat adalah aspirasi penegakan Islam dalam seluruh aspek kehidupan di negeri ini, yang diantaranya menentukan soal kepemimpinan,” tegasnya.
 
Kepemimpinan ini, lanjutnya berfungsi menjaga agama dan mengatur  kehidupan dunia ini dengan agama.

 “Ini harus ditangkap oleh pemimpin, bakal pemimpin siapa pun dia, apalagi pemimpin yang dinilai sudah dekat dengan umat, harus paham ini. Jika demikian akan ketemu apa yang dipikirkan oleh umat dengan apa yang dipikirkan pemimpin,” pungkasnya. [] Irianti Aminatun
Follow IG@tintamedia.web.id

Opini Tokoh

Parenting

Tsaqofah

Hukum

Motivasi

Opini Anda

Tanya Jawab