Tinta Media: D3nsus 88
Tampilkan postingan dengan label D3nsus 88. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label D3nsus 88. Tampilkan semua postingan

Kamis, 13 Oktober 2022

YA ALLAH, JAGALAH PARA USTAZ DALAM LINDUNGAN DAN NAUNGANMU! HENTIKAN KEZALIMAN D3NSUS 88



"Assalamu'allaikum..Semoga sehaat dan dalam rahmadNya. Pak, kemaren sama petugasnya di bilang tidak boleh bawa makanan buat ustadz lagi. Istri ustadz Farid juga di bilang begitu. Kapan lagi keluarga bisa memberikan makanan enak buat ustadz? Di Cikeas ngga boleh...disini juga dilarang."

Tinta Media - Sesaat setelah penulis sampai rumah, sepulang dari Pengadilan Negeri Jakarta Timur membela Para Ustadz (Ustadz Farid Okbah, Ustadz Ahmad Zain an Najah dan Ustadz Anung al Hammat) pada Rabu (21/9), tiba-tiba ada pesan masuk di WA dari nomor yang tidak dikenal. Isinya sebagai berikut :

"Assalamu'allaikum..Semoga sehaat dan dalam rahmadNya. Pak, kemaren sama petugasnya di bilang tidak boleh bawa makanan buat ustadz lagi. Istri ustadz Farid juga di bilang begitu. Kapan lagi keluarga bisa memberikan makanan enak buat ustadz? Di Cikeas ngga boleh...disini juga dilarang"

Segera penulis menyadari, bahwa pesan tersebut dari salah satu istri para ustadz. Lalu penulis balas :

"Waalaikumsalam, insyaallah saat memberikan didampingi lawyer ya bu. semoga dimudahkan, amien"

Lalu pesan WA tersebut penulis teruskan kepada Bang Ismar selaku koordinator advokat, agar kalau penulis ada udzur bisa didampingi advokat lainnya. Apapun yang bisa penulis lakukan, sepanjang membantu para ustadz akan penulis lakukan.

Sebelumnya, penulis mendampingi Umi Jamilah, istri ustadz Farid Okbah untuk mengantarkan alat pemotong kuku dan kumis. Di Cikeas, para ustadz tidak mendapatkan kesempatan untuk menjalankan sunah fitrah, seperti memotong kuku dan kumis.

Penulis sempat menikmati minuman racikan Umi Jamilah. Nikmat, serasa ada kapulaganya.

Sayangnya, saat itu petugas pengadilan dan densus 88 berubah 'ganas' saat istri ustadz anung hendak bertemu, densus 88 tidak mengizinkannya. Sempat penulis cek cok dengan petugas pengadilan.

Para ustadz memang terlihat lebih kurus, tidak terurus karena memang berada di tahanan yang konon di Cikeas seperti di 'Guantanamo'. Bentuknya bangunan kontainer. Kami sulit menemui para ustadz.

Istri para ustadz berinisiatif, setiap sidang membawakan makanan untuk para ustadz. Selain untuk menunaikan kewajiban istri, juga untuk menghibur para ustadz agar meskipun hanya saat sidang, para ustadz mendapatkan makanan yang layak.

Sayang, pihak densus 88 menzalimi dengan tidak memberikan izin. Tidak tahu, apakah nanti setelah didampingi advokat masih dipersulit dan dihalangi lagi.

Ya Allah, sungguh zalim perlakuan densus 88 kepada para ustadz. Koruptor Aziz Syamsudin saja saat ditangkap KPK masih diberikan hak-hak hukumnya. Para Ustadz yang tidak pernah merugikan negara, malah membantu negara dengan mendidik umat, diperlakukan secara zalim. Astaghfirullah. [].

Oleh: Ahmad Khozinudin, S.H.
Advokat, Tim Advokasi Bela Ulama Bela Islam

Senin, 26 September 2022

AK: Sungguh Zalim Perlakuan D3nsus 88 terhadap Para Ustaz!

Tinta Media - Ketua Koalisi Persaudaraan  Advokat dan Umat (KPAU) Ahmad Khozinudin (AK) melampiaskan kemarahannya atas kelakuan D3nsus 88 yang dinilainya sangat zalim terhadap para Ustaz.

“Sungguh zalim perlakuan densus 88 kepada para ustaz. Koruptor Aziz Syamsudin saja saat ditangkap KPK masih diberikan hak-hak hukumnya. Para ustaz yang tidak pernah merugikan negara, malah membantu negara dengan mendidik umat, diperlakukan secara zalim,” ungkapnya kepada Tinta Media, Sabtu (24/9/2022).

Ia menceritakan pernah mendampingi Umi Jamilah, istri ustadz Farid Okbah untuk mengantarkan alat pemotong kuku dan kumis. “Di Cikeas, para ustaz tidak mendapatkan kesempatan untuk menjalankan sunah fitrah, seperti memotong kuku dan kumis,” tutur AK.

“Sayangnya, saat itu petugas pengadilan dan d3nsus 88 berubah 'ganas' saat istri ustaz Anung hendak bertemu, d3nsus 88 tidak mengizinkannya. Saya sempat  cek cok dengan petugas pengadilan,” beber AK tidak bisa menyembunyikan kekesalannya.

AK mengatakan, para ustaz memang terlihat lebih kurus, tidak terurus karena memang berada di tahanan yang konon di Cikeas seperti di 'Guantanamo'. Bentuknya bangunan kontainer. "Kami sulit menemui para ustadz," ungkapnya. 

“Istri para ustaz berinisiatif, setiap sidang membawakan makanan untuk para ustaz. Selain untuk menunaikan kewajiban istri, juga untuk menghibur mereka agar meskipun hanya saat sidang, para ustaz mendapatkan makanan yang layak,” terang AK sedih.

Sayangnya, sambung AK, pihak d3nsus 88 menzalimi dengan tidak memberikan izin. “Tidak tahu, apakah nanti setelah didampingi advokat masih dipersulit dan dihalangi lagi,” tukasnya.

Karena itu, AK bertekad untuk membela para ustaz  (Ustaz Farid Okbah, Ustaz Ahmad  Zain an Najah dan Ustaz Anung al Hammat)  yang saat ini masih ditahan.

“Apapun yang bisa saya lakukan, sepanjang membantu para ustaz akan saya lakukan,” tekadnya memungkasi penuturan.[] Irianti Aminatun
Follow IG@tintamedia.web.id

Opini Tokoh

Parenting

Tsaqofah

Hukum

Motivasi

Opini Anda

Tanya Jawab