Tinta Media: Cemerlang
Tampilkan postingan dengan label Cemerlang. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Cemerlang. Tampilkan semua postingan

Minggu, 07 Mei 2023

Cemerlang dengan Menjaga Kualitas

Tinta Media - Sobat. Tanpa kualitas, kecemerlangan tidak akan tercapai. Ketika hendak melakukan sesuatu amalan, tanyalah kepada diri sendiri (dalam hati), “Apakah tujuan aku melakukan amalan ini?” Kemudian, renungkanlah ke dalam hati Anda untuk mendapatkan jawabannya. Jangan lupa untuk membuang jauh niat-niat yang jahat dari hati. 

Apabila Anda menghasilkan suatu produk, tanyalah kepada diri sendiri, “Sudikah aku menerima produk ini untuk diri sendiri?” Jika anda sendiri tidak sudi menerimanya, jangan diberikan kepada orang lain. Ingatlah sabda Nabi yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, “Sesungguhnya, Allah itu suci bersih dan Allah tidak akan menerima kecuali yang suci bersih juga.”

Allah SWT berfirman:

ٱلَّذِي خَلَقَ ٱلۡمَوۡتَ وَٱلۡحَيَوٰةَ لِيَبۡلُوَكُمۡ أَيُّكُمۡ أَحۡسَنُ عَمَلٗاۚ وَهُوَ ٱلۡعَزِيزُ ٱلۡغَفُورُ  

“Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun,” ( QS. Al-Mulk (67) :2 )

Sobat. Dalam ayat ini diterangkan bahwa Tuhan yang memegang kekuasaan kerajaan dunia dan kerajaan akhirat serta menguasai segala sesuatunya itu, adalah Tuhan yang menciptakan kematian dan kehidupan. Hanya Dia yang menentukan saat kematian setiap makhluk. 

Jika saat kematian itu telah tiba, tidak ada suatu apa pun yang dapat mempercepat atau memperlambatnya barang sekejap pun. Demikian pula keadaan makhluk yang akan mati, tidak ada suatu apa pun yang dapat mengubahnya dari yang telah ditentukan-Nya. Allah berfirman:
 
Dan Allah tidak akan menunda (kematian) seseorang apabila waktu kematiannya telah datang. Dan Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan. (al-Munafiqun/63: 11)

Tidak seorang pun manusia atau makhluk hidup lain yang dapat menghindarkan diri dari kematian yang telah ditetapkan Allah, sebagaimana firman-Nya:
 
Dimanapun kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu berada di dalam benteng yang tinggi dan kukuh. (an-Nisa'/4: 78)

Sobat. Demikian pula dinyatakan bahwa Allah yang menciptakan kehidupan. Maksudnya ialah bahwa Dialah yang menghidupkan seluruh makhluk hidup yang ada di alam ini. 

Dialah yang menyediakan segala kebutuhan hidupnya dan Dia pula yang memberikan kemungkinan kelangsungan jenis makhluk hidup itu, sehingga tidak terancam kepunahan. Kemudian Dia pula yang menetapkan lama kehidupan suatu makhluk dan menetapkan keadaan kehidupan seluruh makhluk.

Dalam pada itu, Allah pun menentukan sampai kapan kelangsungan hidup suatu makhluk, sehingga bila waktu yang ditentukan-Nya itu telah berakhir, musnahlah jenis makhluk itu sebagaimana yang dialami oleh jenis-jenis hewan purba.

Sobat. Dalam ayat ini diterangkan bahwa Allah menciptakan kematian dan kehidupan adalah untuk menguji manusia, siapa di antara mereka yang beriman dan beramal saleh dengan mengikuti petunjuk-petunjuk yang dibawa Nabi Muhammad dan siapa pula yang mengingkarinya.

Dari ayat di atas dipahami bahwa dengan menciptakan kehidupan itu, Allah memberi kesempatan yang sangat luas kepada manusia untuk memilih mana yang baik menurut dirinya. Apakah ia akan mengikuti hawa nafsunya, atau ia akan mengikuti petunjuk, hukum, dan ketentuan Allah sebagai penguasa alam semesta ini.

Seandainya manusia ditimpa azab yang pedih di akhirat nanti, maka azab itu pada hakikatnya ditimpakan atas kehendak diri mereka sendiri. Begitu juga jika mereka memperoleh kebahagiaan, maka kebahagiaan itu datang karena kehendak diri mereka sendiri sewaktu hidup di dunia.

Sobat. Berdasarkan ujian itu pula ditetapkan derajat dan martabat seorang manusia di sisi Allah. Semakin kuat iman seseorang semakin banyak amal saleh yang dikerjakannya. Semakin ia tunduk dan patuh mengikuti hukum dan peraturan Allah, semakin tinggi pula derajat dan martabat yang diperolehnya di sisi Allah. 

Sebaliknya jika manusia tidak beriman kepada-Nya, tidak mengerjakan amal saleh dan tidak taat kepada-Nya, ia akan memperoleh tempat yang paling hina di akhirat.

Kehidupan duniawi adalah untuk menguji manusia, siapa di antara mereka yang selalu menggunakan akal dan pikirannya memahami agama Allah, dan memilih mana perbuatan yang paling baik dikerjakannya, sehingga perbuatannya itu diridai Allah. Juga untuk mengetahui siapa yang tabah dan tahan mengekang diri dari mengerjakan larangan-larangan Allah dan siapa pula yang paling taat kepada-Nya.

Sobat. Ayat ini mendorong dan menganjurkan agar manusia selalu waspada dalam hidupnya. Hendaklah mereka selalu memeriksa hati mereka apakah ia benar-benar seorang yang beriman, dan juga memeriksa segala yang akan mereka perbuat, apakah telah sesuai dengan yang diperintahkan Allah atau tidak, dan apakah yang akan mereka perbuat itu larangan Allah atau bukan.

Jika perbuatan itu telah sesuai dengan perintah Allah, bahkan termasuk perbuatan yang diridai-Nya, hendaklah segera mengerjakannya. Sebaliknya jika perbuatan itu termasuk larangan Allah, maka jangan sekali-kali melaksanakannya.

Sobat. Pada akhir ayat ini, Allah menegaskan bahwa Dia Mahaperkasa, tidak ada satu makhluk pun yang dapat menghalangi kehendak-Nya jika Ia hendak melakukan sesuatu, seperti hendak memberi pahala orang-orang yang beriman dan beramal saleh atau hendak mengazab orang yang durhaka kepada-Nya.

Dia Maha Pengampun kepada hamba-hamba-Nya yang mau bertobat kepada-Nya dengan menyesali perbuatan dosa yang telah dikerjakannya, berjanji tidak akan melakukan dosa itu lagi serta berjanji pula tidak akan melakukan dosa-dosa yang lain.

Pada ayat ini, Allah menyebut secara bergandengan dua macam di antara sifat-sifat-Nya, yaitu sifat Mahaperkasa dan Maha Pengampun, seakan-akan kedua sifat ini adalah sifat yang berlawanan.

Sifat Mahaperkasa memberi pengertian memberi kabar yang menakut-nakuti, sedang sifat Maha Pengampun memberi pengertian adanya harapan bagi setiap orang yang mengerjakan perbuatan dosa, jika ia bertobat. 

Hal ini menunjukkan bahwa Allah yang berhak disembah itu benar-benar dapat memaksakan kehendak-Nya kepada siapa pun, tidak ada yang dapat menghalanginya. Dia mengetahui segala sesuatu, sehingga dapat memberikan balasan yang tepat kepada setiap hamba-Nya, baik berupa pahala maupun siksa. Dengan pengetahuan itu pula, 

Dia dapat membedakan antara orang yang taat dan durhaka kepada-Nya, sehingga tidak ada kemungkinan sedikit pun seorang yang durhaka memperoleh pahala atau seorang yang taat dan patuh memperoleh siksa. Allah tidak pernah keliru dalam memberikan pembalasan.

Firman Allah lainnya yang menyebut secara bergandengan kabar peringatan dan pengharapan itu ialah:
 
Kabarkanlah kepada hamba-hamba-Ku, bahwa Akulah Yang Maha Pengampun, Maha Penyayang, dan sesungguhnya azab-Ku adalah azab yang sangat pedih. (al-hijr/15: 49-50)

Sobat. Allah menuntut setiap individu untuk melakukan ibadah serta kegiatan yang berkualitas. Berkenaan dengan ayat di atas, Imam Ibnu Katsir mengatakan ,”Ahsan (amalan yang baik) ialah sebaik-baiknya amalan dan bukan sebanyak-banyak amalan.”

Sobat. Menurut Anas bin Malik, sahabat Nabi Abu Thalhah ialah seorang Anshar yang kaya raya. Di antara harta yang beliau miliki ialah sebuah tanah yang dikenal sebagai Bairuha. 

Setelah turun ayat 92 dari Surat Ali Imran yang isinya ,”Kamu tidak akan mencapai kebaikan sehingga kamu menafkahkan apa yang kamu cintai.” Sahabat Abu Thalhah segera pergi Menemui Nabi dan berkata, “ Ya Rasulullah SAW Saya ingin menyumbangkan tanah yang paling saya sayangi yaitu Bairuha. Pemberian sumbangan ini saya lakukan karena Allah.”

يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا أَنفِقُوا مِن طَيِّبَاتِ مَا كَسَبْتُمْ وَمِمَّا أَخْرَجْنَا لَكُم مِّنَ الْأَرْضِۖ وَلَا تَيَمَّمُوا الْخَبِيثَ مِنْهُ تُنفِقُونَ وَلَسْتُم بِآخِذِيهِ إِلَّا أَن تُغْمِضُوا فِيهِۚ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ غَنِيٌّ حَمِيدٌ  

“Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untuk kamu. Dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu menafkahkan daripadanya, padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memincingkan mata terhadapnya. Dan ketahuilah, bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji.” (QS. Al-Baqarah (2) : 267 )

Sobat. Orang yang benar-benar beriman, niscaya akan menafkahkan sesuatu yang baik, bila dia bermaksud dengan infaknya itu untuk menyucikan diri dan meneguhkan jiwanya. Sesuatu yang diinfakkan, diumpamakan dengan sebutir benih yang menghasilkan tujuh ratus butir, atau yang diumpamakan dengan sebidang kebun yang terletak di dataran tinggi, yang memberikan hasil yang baik, tentulah sesuatu yang baik, bukan sesuatu yang buruk yang tidak disukai oleh yang menafkahkan, atau yang dia sendiri tidak akan mau menerimanya, andaikata dia diberi barang semacam itu.

Namun demikian, orang yang bersedekah itu pun tidak boleh dipaksa untuk menyedekahkan yang baik saja dari apa yang dimilikinya, seperti yang tersebut di atas. Rasulullah saw pernah bersabda kepada Mu'adz bin Jabal ketika beliau mengutusnya ke Yaman:

Dari Ibnu Abbas r.a. bahwa Nabi saw mengutus Mu'adz ke Yaman”lalu ia menyebutkan hadis”dan padanya: bahwa Allah mewajibkan kepada mereka zakat pada harta mereka yang diambil dari orang-orang kaya lalu diserahkan kepada fakir miskin di antara mereka. (Riwayat Muttafaq 'alaih)

Dari keterangan di atas dapat dipahami bahwa Allah sangat mencela bila yang disedekahkan itu terdiri dari barang yang buruk-buruk. Ini bukan berarti bahwa barang yang disedekahkan itu harus yang terbaik, melainkan yang wajar, dan orang yang menafkahkan itu sendiri menyukainya andaikata dia yang diberi.

Dalam ayat lain Allah berfirman:
Kamu tidak akan memperoleh kebajikan, sebelum kamu menginfakkan sebagian harta yang kamu cintai. (Â'li 'Imran/3:92)

Sobat. Pada akhir ayat ini Allah berfirman, yang artinya sebagai berikut "Ketahuilah, bahwasanya Allah Mahakaya dan Maha Terpuji." Ini merupakan suatu peringatan, terutama kepada orang yang suka menafkahkan barang yang buruk-buruk, bahwa Allah tidak memerlukan sedekah semacam itu. Dia tidak akan menerimanya sebagai suatu amal kebaikan. Bila seseorang benar-benar ingin berbuat kebaikan dan mencari keridaan Allah, mengapa dia memberikan barang yang buruk, yang dia sendiri tidak menyukainya? Allah Mahakaya. Maha Terpuji dan pujian yang layak bagi Allah ialah bahwa kita rela menafkahkan sesuatu yang baik dari harta milik kita, yang dikaruniakan Allah kepada kita.

Oleh: Dr. Nasrul Syarif, M.Si.
Penulis Buku Gizi Spiritual dan Buku BIGWIN

Sabtu, 17 Desember 2022

Mengoptimalkan Potensi Pemuda dengan Mengajak Berpikir Cemerlang

Tinta Media - Pemuda adalah aset yang memiliki potensi luar biasa untuk menjadi agen perubahan karena merekalah pemimpin masa depan. Generasi tua sering tidak menyadari bahwa mereka akan segera pergi dan diganti dengan para pemuda yang mungkin saat ini tidak diperhitungkan keberadaannya.  

Karena itu, pemuda harus dipersiapkan untuk menyongsong masa depan cemerlang dengan Islam. Jangan biarkan potensi mereka dirusak dan dibajak untuk mendukung hegemoni kapitalisme Barat untuk mengeruk dan menguasai kekayaan negeri yang kaya raya bagaikan penggalan tanah surga ini. 

Sistem kapitalisme sekuler telah merusak potensi pemuda muslim, dengan membelokkannya untuk kepentingan para komprador, dan antek penguasa boneka yang tidak lagi peduli dengan kondisi remaja saat ini. Mereka hanya disiapkan untuk menjadi pekerja atau buruh untuk mendukung korporasi para oligarki. Sementara, negara tidak peduli dengan rusaknya para pemuda akibat pengaruh buruk sistem kapitalisme sekuler yang menjunjung tinggi kebebasan bertingkah laku. Mereka mencoba menghilangkan pemuda yang berpikir cemerlang dengan tuduhan radikal, intoleran, dan anti kebhinekaan. 

Padahal, kita tahu bahwa pemuda yang militan dalam berislam secara kaffah adalah yang mampu berpikir cemerlang, tidak hanya tentang materi untuk kesuksesan dirinya sendiri, tetapi berpikir dan peduli terhadap problematika umat saat ini. Mereka membawa solusi cemerlang dengan Islam, tetapi malah diawasi dan diwaspadai sebagai ancaman penguasa rezim yang zalim.

Sebaliknya, pemuda yang tidak tahu adab telah tercipta dari sistem buruk yang membiarkan mereka berbuat apa saja sebagai bentuk kebebasan bertingkah laku yang dijunjung tinggi dalam sistem demokrasi sekuler. Penyimpangan tingkah laku seperti LGBT dan juga gaya hidup bebas dianggap biasa dalam sistem sekuler. Padahal, kebiasaan kaum sodom dan kemaksiatan yang dilakukan secara vulgar dan merajalela akan mendatangkan azab Allah yang sangat pedih. Bencana alam yang terjadi bertubi-tubi adalah bukti nyata agar kita mau bertobat untuk kembali pada syariat-Nya secara kaffah. Tinggalkan sekularisme agar para pemuda mampu mengoptimalkan potensinya untuk kejayaan Islam.

Berpikir cemerlang diperlukan agar kita mampu menemukan kebenaran hakiki yang sesuai dengan fitrah manusia, yakni memuaskan akal dan menentramkan hati. Hanya Islam yang mampu menjawab problematika pokok kehidupan dengan benar dan tuntas sehingga tidak menyisakan keraguan dalam pemahaman kita. 

Iman yang kokoh harus diperoleh dari proses berpikir tentang alam semesta, manusia, dan hidup. Di balik semua itu ada Al-Khalik yang menciptakan tiga unsur yang mampu dijangkau oleh akal manusia. Dia menciptakan segala sesuatu, tetapi Dia bukan makhluk. Dialah Allah Yang Mahahidup dan Maha Pengatur yang menurunkan aturan terbaik dan sempurna untuk umat manusia melalui Rasul-Nya agar manusia selalu dalam Petunjuk-Nya yang bisa menyelamatkan manusia, tidak hanya di dunia yang sementara ini, tetapi juga kehidupan akhirat untuk selama-lamanya.

Oleh karena itu, jika Allah dan Rasul-Nya sudah memerintahkan sesuatu, tidak layak kita mengambil sesuatu yang lain yang bertentangan dengan aturan-Nya. Kesombongan manusia membuat mereka menolak syariat-Nya, bahkan berani menghalalkan yang haram, dan melarang yang wajib. 

Bagaimana kita menolak diatur dengan syariat Allah yang sudah menciptakan kita dan kepada+Nya kita akan kembali? Siapa yang bisa menolong saat Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang menghendaki bencana dan azab pedih menimpa satu negeri? Kepada siapa lagi kita akan meminta pertolongan, kecuali hanya kepada Allah Swt.

Hanya orang-orang yang mampu berpikir cemerlang yang akan menggunakan kesempatan di dunia ini untuk menyiapkan kehidupan akhirat yang pasti dan segera kita alami. Kehidupan dunia akan segera menjadi cerita, dan akhirat menjadi fakta yang akan kita jalani. 

Sebaik-baik atau seburuk tempat kembali tergantung dari apa yang kita lakukan di dunia. Pemuda yang mampu berpikir cemerlang sangat langka dalam sistem sekuler yang rusak ini. Berharap dari penguasa yang zalim untuk menyiapkan pemuda dengan pemikiran cemerlang sungguh tidak mungkin, karena berbagai kebijakan yang dibuat malah mendorong pemuda berpikir rendah, dengan hanya mengejar materi dan kesenangan duniawi. Mereka tidak lagi perduli dengan problematika umat, apalagi untuk memperjuangkan kejayaan Islam. 

Hanya pada keluarga muslim ideologis kita berharap terlahir generasi cemerlang dengan kepribadian Islam. Apa pun potensi yang mereka kembangkan dan lejitkan adalah untuk Islam. Ini seperti apa yang telah dilakukan oleh Rasulullah dan para sahabat dalam menyiapkan generasi muslim yang mampu mengembangkan potensi mereka dengan Islam.

Generasi cemerlang akan banyak tercipta dalam sistem Islam dengan berbagai potensi mereka yang luar biasa. Generasi ini mampu mengoptimalkan potensi mereka untuk kejayaan Islam. Ini bertolak belakang dengan generasi yang tumbuh pada sistem yang rusak. 

Remaja yang tidak tahu adab dengan kehidupan bebas mereka hanya menjadi sumber masalah. Mereka hanya menuruti keinginan untuk bersenang, bukan berjuang untuk mewujudkan perubahan hakiki dengan Islam. 

Saatnya kita campakkan sistem kapitalisme sekuler yang merusak dan menggantinya dengan sistem terbaik dan sempurna dari Yang Mahasempurna agar banyak generasi cemerlang yang mau memperjuangkan Islam, sehingga pertolongan Allah segera datang dan kemenangan umat Islam segera terwujud seperti yang digambarkan dalam Al-Qur'an surat an-Nasr dan al-Fath.

Oleh: Mochamad Efendi
Sahabat Tinta Media

Jumat, 16 Desember 2022

Pemuda Muslim Pemimpin Perubahan untuk Peradaban Cemerlang

Tinta Media - Pemuda muslim adalah tumpuan harapan untuk melakukan perubahan. Pemuda muslim mampu mengubah kondisi umat yang sangat jauh dari kata sejahtera, dan penuh dengan berbagai masalah, mulai dari masalah ekonomi, sosial, kesehatan, dan sistem pendidikan yang belum sepenuhnya mampu menghasilkan pemuda rujukan umat. 

Negeri ini butuh generasi muda yang mampu melakukan pengamatan yang mendalam terhadap akar masalah yang tengah terjadi di negeri ini. Nyatanya, hanya dengan mengganti pemimpin dan rezim, masalah tidak pernah terselesaikan. Pemimpin datang dan pergi silih berganti, tetapi sejahtera tak pernah kunjung terjadi.

Untuk menghasilkan pemuda negarawan, penggerak perubahan untuk peradaban Islam, dibutuh pemuda yang visioner, mampu membuat terobosan dan strategi yang mumpuni untuk menghadapi tantangan yang semakin berat, akibat sistem kapitalis sekuler.

Rasulullah saw. adalah teladan terbaik dalam mengubah peradaban jahiliyah menjadi peradaban Islam yang mulia. Beliau mencontohkan dengan aktivitas politik, membina para sahabat menjadi kader-kader dakwah Islam, kemudian menyebarkan kader dakwah tersebut untuk mengajarkan Islam kepada yang lain. Inilah contoh yang harus dilakukan pemuda muslim saat ini, yakni mengemban dakwah Islam melalui jalan politik.

Dalam Islam, aktivitas politik tidak terbatas pada masalah kekuasaan semata, melainkan meliputi pemeliharaan seluruh urusan umat di dalam maupun luar negeri, baik menyangkut aspek negara maupun umat. Penguasa bertindak secara langsung mengatur urusan umat, sedangkan umat bertindak sebagai pengawas dan mengoreksi pelaksanaannya.

Aktivitas politik riil yang seharusnya dilakukan pemuda muslim adalah dengan memahamkan dan mengedukasi umat, sehingga memiliki perspektif dan pemahaman Islam yang benar. Aktivitas politik ini harus dilakukan oleh kaum muslimin seluruhnya, termasuk para pemudanya. Hal ini karena melakukan aktivitas politik adalah kewajiban yang datang dari Allah Swt. dan Rasul-Nya, sebagaimana sabda Rasulullah: 

“Siapa saja yang tidak memperhatikan kepentingan kaum muslimin, ia bukanlah termasuk di antara mereka. Siapa saja yang bangun pada pagi hari tidak memperhatikan urusan kaum muslimin, ia bukanlah golongan mereka.” (HR Ath-Thabari).

Sosok pemuda muslim yang paham politik, pasti peduli dan bertanggung jawab akan nasib negara dan umat Islam di dunia. Mereka mencintai negara dan umat Islam dengan berusaha berjuang untuk menghilangkan bahaya yang mengancam, yakni sekularisme dan liberalisme. Hal ini karena melalui sekularisme, agama Islam dijauhkan dari pengaturan kehidupan bermasyarakat dan bernegara.

Sejarah telah membuktikan peradaban Islam diusung oleh pemuda. Sirah Rasullullah saw. menggambarkan kelompok dakwah yang diisi oleh pemuda. Bahkan, keberhasilan dakwah di Madinah juga di tangan pemuda, yaitu Mush’ab bin Umair dan Sa’ad bin Mu’adz.

Pemuda  muslim yang kuat tidak tertipu dan terjebak dengan arus liberalisasi dan moderasi. Hal ini karena tidak ada harapan kebaikan yang diperoleh dari arus tersebut. Karena itu, sudah saatnya pemuda muslim memperkokoh visi masa depan ke arah Islam, mencari peluang untuk mendekatkan gambaran khilafah yang juga pernah mendunia.

Pemuda muslim harus mempunyai idealisme yang kokoh, ikhlas berjuang untuk mengembalikan peradaban Islam yang cemerlang. Pemuda muslim harus bisa menjadi aktivis partai pengusung peradaban Islam yang mendunia. Ini sebagaimana bisarah Rasulullah yang memberikan gambaran bahwa akan ada fase tegaknya khilafah ‘ala minhaj nubuwah. Wallahu’alam bishaab.[]

Oleh: Isty Da’iyah 
Analis Mutiara Umat Institute
Follow IG@tintamedia.web.id

Opini Tokoh

Parenting

Tsaqofah

Hukum

Motivasi

Opini Anda

Tanya Jawab