Tinta Media: Bumi
Tampilkan postingan dengan label Bumi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Bumi. Tampilkan semua postingan

Minggu, 10 Maret 2024

Bumiku Bernaung



Tinta Media - Bumi, bumi...
Rumah kita
Rumah satu-satunya
Tiada tempat ku bernaung tanpanya

Bumiku yang ku cinta 
Luluh lantak tak ku kira
Dulu ceria sekarang kau menderita
Tiada tempat ku bercerita, tiada tempat ku berkata

Bumiku... 
Kini kau merintih 
Karena sistem yang kufur ini membuatmu menjerit 
Tanpa kata, tanpa air mata
Namun, aku merasakan betapa kau merintih kesakitan karena ulah mereka

Dari penambangan yang tidak ada penanggulangan
Dari ulah manusia yang membuang sampah sembarangan
Bahkan, ulah mereka yang melakukan kemaksiatan
Ulah mereka yang tidak menggunakan aturan yang disyariatkan

Bumiku, andai kau bisa bicara
Pasti kau akan mengatakan bahwa dunia dalam bahaya
Dan solusi yang paling tepat hanya satu suara
Kembali kepada aturan Allah yang dipinta


Oleh: Indah Setyorini
Sahabat Tinta Media

Minggu, 04 Februari 2024

Jangan Tinggalkan Sholat! Menjaga Harmonisasi Langit dan Bumi



Tinta Media - Sobat. Ketahuilah bahwa menyia-nyiakan sholat itu lebih besar kerugiannya daripada  menyia-nyiakan banyak harta dan seluruh kekayaan dunia. Sebuah syair bijak bestari ,” Setiap yang pecah maka sesungguhnya Allah akan menambalnya, namun kalau pecahnya pipa saluran agama tak bisa ditambal.” 

Sobat. Ketahuilah bahwa tujuan sholat adalah mengagungkan  Dzat yang disembah, yaitu Allah Jalla Jalaluhu. Dan pengagungan-Nya tak dapat diwujudkan selain dengan menghadirkan hati. 

Sobat. Seorang muslim harus mampu menciptakan hubungan harmonis antara dirinya dengan Allah dan dirinya dengan manusia sekitarnya. 

Allah SWT Berfirman : 

۞وَاعْبُدُوا اللَّهَ وَلَا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًاۖ وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا وَبِذِي الْقُرْبَىٰ وَالْيَتَامَىٰ وَالْمَسَاكِينِ وَالْجَارِ ذِي الْقُرْبَىٰ وَالْجَارِ الْجُنُبِ وَالصَّاحِبِ بِالْجَنبِ وَابْنِ السَّبِيلِ وَمَا مَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْۗ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ مَن كَانَ مُخْتَالًا فَخُورًا  

“Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, dan teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri,” ( QS. An-Nisa’ (4) : 36 ) 

Sobat. Mengabdi dan menyembah kepada Allah dinamakan ibadah. Beribadah dengan penuh keikhlasan hati, mengakui keesaan-Nya dan tidak mempersekutukan-Nya dengan sesuatu, itulah kewajiban seseorang kepada Allah. Dalam kata lain, ibadah dan mengesakan Allah merupakan hak-hak Allah yang menjadi kewajiban manusia untuk menunaikannya. 

Sobat. Melakukan ibadah kepada Allah tampak dalam amal perbuatan setiap hari, seperti mengerjakan apa yang telah ditetapkan oleh Rasulullah dan telah dicontohkannya, seperti salat, puasa, zakat, haji dan lain-lainnya, dinamakan ibadah khusus. 

Kemudian ibadah umum, yaitu semua pekerjaan yang baik yang dikerjakan dalam rangka patuh dan taat kepada Allah saja, bukan karena yang lainnya, seperti membantu fakir miskin, menolong dan memelihara anak yatim, mengajar orang, menunjukkan jalan kepada orang yang sesat dalam perjalanan, menyingkirkan hal-hal yang dapat mengganggu orang di tengah jalan dan sebagainya. 

Ibadah harus dikerjakan dengan ikhlas, memurnikan ketaatan kepada-Nya dan tidak mempersekutukan-Nya dengan yang lain. 

Sobat. Ada bermacam-macam pekerjaan manusia yang menyebabkan dia bisa menjadi musyrik, di antaranya menyembah berhala sebagai perantara agar permohonannya disampaikan kepada Allah. Mereka bersembah sujud di hadapan berhala untuk menyampaikan hajat dan maksud mereka. Perbuatan manusia yang seperti itu banyak disebutkan Allah dalam Al-Qur'an. Allah berfirman: 

Dan mereka menyembah selain Allah, sesuatu yang tidak dapat mendatangkan bencana kepada mereka dan tidak (pula) memberi manfaat, dan mereka berkata, "Mereka itu adalah pemberi syafaat kami di hadapan Allah." Katakanlah, "Apakah kamu akan memberitahu kepada Allah sesuatu yang tidak diketahui-Nya apa yang di langit dan tidak (pula) yang di bumi?" Mahasuci Allah dan Mahatinggi dari apa yang mereka persekutukan itu. (Yunus/10:18). 

Sobat. Ada pula golongan lain yang termasuk musyrik, sebagaimana yang disebutkan Allah dalam Al-Qur'an, yaitu orang Nasrani yang menuhankan Nabi Isa, putra Maryam. Di samping mereka menyembah Allah, juga mereka mengakui Isa a.s. sebagai Tuhan mereka. Allah berfirman: 

Mereka menjadikan orang-orang alim (Yahudi), dan rahib-rahibnya (Nasrani) sebagai tuhan selain Allah dan (juga) Al-Masih putra Maryam; padahal mereka hanya disuruh menyembah Tuhan Yang Maha Esa; tidak ada tuhan selain Dia. Mahasuci Dia dari apa yang mereka persekutukan. (at-Taubah/9:31). 

Sobat. Orang musyrik semacam ini banyak terdapat pada masa sekarang, yaitu orang yang memohon dan meminta syafaat dengan perantaraan orang-orang yang dianggapnya suci dan keramat, baik orang-orang yang dianggapnya suci itu masih hidup maupun sudah mati. Mereka mendatangi kuburannya, di sanalah mereka menyampaikan hajat dan doa, bahkan mereka sampai bermalam di sana. Mereka berwasilah kepadanya dan dengan berwasilah itu, maksudnya akan berhasil dan doanya akan makbul. Tidak jarang terjadi manusia berdoa meminta kepada batu, pohon kayu, roh nenek moyang, jin, hantu dan sebagainya. Semua ini digolongkan perbuatan syirik. 

Kewajiban seseorang kepada Allah ialah menyembah-Nya dan tidak mempersekutukan-Nya dengan yang lain. Rasulullah saw bersabda: 

"Dari Mu'az bin Jabal, Rasulullah Saw. bersabda, "Ya Muaz, tahukah engkau apakah hak Allah atas hamba-Nya, dan apa pula hak hamba atas Allah?" Saya menjawab, "Allah dan Rasul-Nya yang lebih tahu." Rasulullah berkata, "Hak Allah atas hamba-Nya ialah agar hamba-Nya menyembah-Nya dan jangan mempersekutukan-Nya dengan sesuatu. Hak hamba atas Allah ialah bahwa Allah tidak akan mengazab hamba-Nya yang tidak mempersekutukan-Nya dengan sesuatu." (Riwayat al-Bukhari dan Muslim). 

Sobat. Dalam ayat ini Allah mengatur kewajiban terhadap sesama manusia. Sesudah Allah memerintahkan agar menyembah dan beribadah kepada-Nya dengan tidak mempersekutukan-Nya dengan yang lain, selanjutnya Allah memerintahkan agar berbuat baik kepada ibu-bapak. Berbuat baik kepada ibu-bapak adalah suatu kewajiban yang harus dipenuhi oleh setiap manusia. 

Perintah mengabdi kepada Allah diiringi perintah berbuat baik kepada ibu-bapak adalah suatu peringatan bahwa jasa ibu bapak itu sungguh besar dan tidak dapat dinilai harganya dengan apa pun. Selain ayat ini ada lagi beberapa ayat dalam Al-Qur'an yang memerintahkan agar berbuat baik kepada ibu-bapak seperti firman Allah: 

Dan Kami perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam usia dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu. Hanya kepada Aku kembalimu. (Luqman/31:14). 

Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu-bapak. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah engkau membentak keduanya, dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik. (al-Isra'/17:23). 

Sobat. Berbuat baik kepada ibu-bapak mencakup segala-galanya, baik dengan perkataan maupun dengan perbuatan yang dapat menyenangkan hati mereka keduanya. Berlaku lemah lembut dan sopan santun kepada keduanya termasuk berbuat baik kepadanya. 

Mengikuti nasihatnya, selama tidak bertentangan dengan ajaran Allah juga termasuk berbuat baik. Andai kata keduanya memerintahkan sesuatu yang bertentangan dengan ajaran Allah, perintahnya boleh tidak dipatuhi, tetapi terhadap keduanya tetap dijaga hubungan yang baik. Allah berfirman: 

"Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan Aku dengan sesuatu yang engkau tidak mempunyai ilmu tentang itu, maka jangan engkau menaati keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku. Kemudian hanya kepada-Ku tempat kembalimu, maka akan Aku beritahukan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan." (Luqman/31:15). 

Termasuk pula berbuat baik mendoakan keduanya agar Allah mengampuni dosanya, sebab keduanya telah berjasa banyak, mendidik, memelihara dan mengasuh semenjak kecil. 

Sobat. Perintah agar selalu berbuat baik kepada ibu bapak selama hayat masih dikandung badan, karena ibu bapak adalah manusia yang paling berjasa, diperintahkan pula agar berbuat baik kepada karib kerabat. Karib kerabat adalah orang yang paling dekat hubungannya dengan seseorang sesudah ibu bapak, baik karena ada hubungan darah maupun karena yang lainnya. 

Kalau seseorang telah dapat menunaikan kewajibannya kepada Allah dengan sebaik-baiknya, maka dengan sendirinya akidah orang itu akan bertambah kuat dan amal perbuatannya akan bertambah baik. Kemudian bila dia telah menunaikan kewajibannya kepada kedua ibu bapaknya dengan ikhlas dan setia, akan terwujudlah rumah tangga yang aman dan damai dan akan berbahagialah seluruh rumah tangga itu. 

Sobat. Rumah tangga yang aman dan damai akan mempunyai kekuatan untuk berbuat baik kepada karib kerabat dan sanak famili. Maka akan terhimpunlah suatu kekuatan besar dalam masyarakat. Dari masyarakat yang seperti ini akan mudah terwujud sifat tolong-menolong dan bantu-membantu, berbuat baik kepada anak-anak yatim dan orang miskin. 

Sobat. Berbuat baik kepada anak yatim dan orang miskin, bukan hanya didorong oleh hubungan darah dan famili, tetapi semata-mata karena dorongan perikemanusiaan yang ditumbuhkan oleh rasa iman kepada Allah. 

Iman kepada Allah yang menumbuhkan kasih sayang untuk menyantuni anak-anak yatim dan orang-orang miskin, sebab banyak terdapat perintah Allah di dalam Al-Qur'an yang menyuruh berbuat baik kepada anak yatim dan orang miskin itu. Tangan siapa lagi yang dapat diharapkan oleh mereka itu untuk menolongnya, selain dari orang yang dadanya penuh dengan sifat kasih sayang, yaitu orang yang beriman yang mempunyai rasa perikemanusiaan. 

Sobat. Anak yatim itu tidak mempunyai bapak yang mengurus dan membelanjainya dan orang miskin itu tidak mempunyai daya untuk membiayai hidupnya sehari-hari. Mungkin karena lemah badannya atau oleh karena tidak cukup pendapatannya dari sehari ke sehari. Agar mereka tetap menjadi anggota masyarakat yang baik jangan sampai terjerumus ke lembah kehinaan dan nista, setiap manusia yang mempunyai rasa perikemanusiaan dan mempunyai rasa kasih sayang, haruslah bersedia turun tangan membantu dan menolong mereka, sehingga lambat laun derajat hidup mereka dapat ditingkatkan. 

Sobat. Allah juga menyuruh berbuat baik kepada tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, kepada teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahaya. Tetangga dekat dan yang jauh ialah orang-orang yang berdekatan rumahnya, sering berjumpa setiap hari, bergaul setiap hari, dan tampak setiap hari keluar-masuk rumahnya. Tetapi ada pula yang mengartikan dengan hubungan kekeluargaan, dan ada pula yang mengartikan antara yang muslim dan yang bukan muslim. 

Berbuat baik kepada tetangga adalah penting. karena pada hakikatnya tetangga itulah yang menjadi saudara dan famili. Kalau terjadi sesuatu, tetanggalah yang paling dahulu datang memberikan pertolongan, baik siang maupun malam. 

Saudara dan sanak famili yang berjauhan tempat tinggalnya, belum tentu dapat diharapkan dengan cepat memberikan pertolongan pada waktu diperlukan, seperti halnya tetangga. Oleh karena itu, hubungan yang baik dengan tetangga harus dijaga, jangan sampai terjadi perselisihan dan pertengkaran, walaupun tetangga itu beragama lain. Nabi Muhammad saw pernah melayat anak tetangganya yang beragama Yahudi. 

Ibnu Umar pernah menyembelih seekor kambing, lalu dia berkata kepada pembantunya, "Sudahkah engkau berikan hadiah kepada tetangga kita orang Yahudi itu?" Saya mendengar Rasulullah Saw bersabda: 

"Malaikat Jibril tidak henti-henti menasihati aku, (agar berbuat baik) kepada tetangga, sehingga aku menyangka bahwa Jibril akan memberikan hak waris kepada tetangga." (Riwayat al-Bukhari dari Ibnu Umar). 

Banyak hadis yang menerangkan kewajiban bertetangga secara baik di antaranya: 

"Siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah dia berbuat baik kepada tetangganya" (Riwayat al-Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah). 

Sobat. Dari Jabir bin Abdullah dia berkata, Rasulullah Saw bersabda, "Tetangga itu ada tiga macam, tetangga yang mempunyai satu hak saja, dan ia merupakan tetangga yang haknya paling ringan. Ada tetangga yang mempunyai dua hak dan ada tetangga yang mempunyai tiga hak, inilah tetangga yang paling utama haknya. Adapun tetangga yang hanya mempunyai satu hak saja, ialah tetangga musyrik, tidak ada hubungan darah dengan dia, dia mempunyai hak bertetangga. Adapun tetangga yang mempunyai dua hak, ialah tetangga Muslim, baginya ada hak sebagai Muslim dan hak sebagai tetangga. Tetangga yang mempunyai tiga hak ialah tetangga Muslim yang ada hubungan darahnya. Baginya ada hak sebagai tetangga, hak sebagai Muslim dan hak sebagai famili." (Riwayat Abu Bakar al-Bazzar). 

"Demi Allah, tidak beriman, demi Allah tidak beriman, demi Allah, tidak beriman." Rasulullah ditanya orang, "siapa ya Rasulullah?" Rasulullah menjawab, "Ialah orang yang kejahatannya tidak membuat aman tetangganya." (Riwayat al-Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah). 

Rasulullah Saw bersabda:
"Ya Abu Zar, kalau engkau membuat maraq (sop) banyakkanlah kuahnya, kemudian berilah tetanggamu." (Riwayat Muslim dari Abu dzarr). 

Sobat. Yang dimaksud berbuat baik kepada teman sejawat, ialah teman dalam perjalanan, atau dalam belajar, atau dalam pekerjaan yang dapat diharapkan pertolongannya dan memerlukan pertolongan, sehingga hubungan berkawan dan berteman tetap terpelihara. Setia-kawan adalah lambang ukhuwah Islamiyah, lambang persaudaraan dalam Islam. 

Berbuat baik kepada ibnu sabil, ialah menolong orang yang sedang dalam perjalanan bukan untuk tujuan maksiat, atau dalam perantauan yang jauh dari sanak famili dan memerlukan pertolongan, pada saat dia ingin kembali ke negerinya. Termasuk ibnu sabil ialah anak yang diketemukan yang tidak diketahui ibu bapaknya. Orang yang beriman wajib menolong anak tersebut, memeliharanya atau menemukan orang tuanya atau familinya, agar anak itu jangan terlunta-lunta hidupnya yang akibatnya akan menjadi anak yang rusak rohani dan jasmaninya. 

Berbuat baik kepada hamba sahaya, ialah dengan jalan memerdekakan budak. Apakah tuannya sendiri yang memerdekakannya atau orang lain dengan membelinya dari tuannya, kemudian dimerdekakannya. Pada zaman sekarang ini tidak terdapat lagi hamba sahaya, sebab perbudakan bertentangan dengan hak asasi manusia. Agama Islam pun tidak menginginkan adanya perbudakan. Karena itu semua hamba sahaya yang ditemui sebelum Islam datang, berangsur-angsur dimerdekakan dari tuannya, sehingga akhirnya habislah perbudakan itu. 

Yang dimaksud dengan orang yang sombong dan membanggakan diri dalam ayat ini, ialah orang yang takabur yang dalam gerak-geriknya memperlihatkan kebesaran dirinya, begitu juga dalam pembicaraannya tampak kesombongannya melebihi orang lain, dialah yang tinggi dan mulia, orang lain rendah dan hina. Orang yang sombong dan membanggakan diri tidak disukai Allah. Sebab orang-orang yang seperti itu termasuk manusia yang tak tahu diri, lupa daratan dan akhirnya akan menyesal. 

Sifat takabur itu adalah hak Allah, bukan hak manusia. Siapa yang mempunyai sifat sombong dan takabur berarti menantang Allah. Biasanya orang yang sombong dan takabur itu kasar budi pekertinya dan busuk hatinya. Dia tidak dapat menunaikan kewajiban dengan baik dan ikhlas, baik kewajiban kepada Allah maupun kewajiban terhadap sesama manusia. 

Banyak hadis yang mencela orang-orang yang sombong dan takabur, di antaranya, Rasulullah Saw bersabda: 

"Tidak masuk surga orang yang di dalam hatinya terdapat takabur walaupun sedikit." Berkata seorang sabahat, "Seseorang itu ingin memakai pakaian yang bagus dan sandal yang bagus." Berkata Rasulullah Saw, "Sesungguhnya Allah itu indah dan senang kepada keindahan. Sifat takabur itu ialah menolak yang benar dan memandang rendah kepada orang lain." (Riwayat Abu Dawud, Tirmidzi dari Ibnu Mas'ud). 

Sobat. Apakah yang akan disombongkan manusia, padahal semua yang ada padanya adalah kepunyaan Allah yang dititipkan kepadanya buat sementara. Lambat laun semuanya akan diambil Allah kembali, berikut nyawa dan tubuhnya yang kasar dan semuanya akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah nantinya. 

Oleh: Dr. Nasrul Syarif, M.Si. 
Penulis Buku Gizi Spiritual dan Buku BIGWIN. Dosen Pascasarjana UIT Lirboyo. Wakil Ketua Komnas Pendidikan Jawa Timur

Selasa, 29 November 2022

MEMBACA GEMPA BUMI SECARA GEOLOGIS DAN TEOLOGIS

Tinta Media - Indonesia adalah negara paling rawan gempa no 2 setelah China. China mengalami sekitar 157 gempa bumi dari tahun 1900 hingga 2016, ini merupakan jumlah gempa bumi tertinggi dari negara manapun. Sementara Indonesia, mengalami 113 kali gempa bumi dengan kekuatan yang signifikan, pada tahun antara 1900 dan 2016.

Iran adalah sebuah negara di bagian Timur Tengah, yang terletak di kawasan aktivitas seismik yang tinggi. Negara ini merupakan urutan ke 3 dengan gempa bumi terbanyak, sebanyak 106 gempa dari tahun 1900 hingga 2016. Sementara Turki menempati urutan ke 4 negara rawan gempa. Turki juga berada di atas salah satu tempat paling aktif secara seismik di dunia. Batas lempeng ini antara lempeng Eurasia dan Arab.

Negara Jepang yang sangat sering terjadi gempa bumi justru menempati posisi ke 5 negara rawan gempa. Jepang juga berada di dekat Cincin Api Pasifik yang membuatnya sangat rentan terhadap bencana dari gempa bumi. Pergerakan dan tabrakan lempengan benua dan samudera di dalam dan sekitar Jepang.

Sementara negara Peru menempati posisi ke 6 negara rawan gempa. Peru berada di antara lempeng Amerika Selatan dan Nazca. Pergerakan pada kapal berkecepatan 77 mm per tahun dan memicu adanya gempa bumi karena sesar.

Posisi nomer 7 negara rawan gempa adalah Amerika Serikat. Bagian pantai barat Amerika Serikat berada juga di Cincin Api Pasifik, tektonik lempeng juga aktif di wilayah tersebut. Batas yang dinamis dari lempeng Pasifik dan Amerika Utara sebagai penyebab gempa bumi di negara itu, terutama di Alaska dan California.

Sementara Italia menempati posisi ke 8 negara rawan gempa bumi. Bagian selatan Italia adalah paling rentang terhadap gempa bumi, dikarenakan lempeng Eurasia dan Afrika bertabrakan di wilayah tersebut. Sebagian besar gunung berapinya paling berbahaya di Italia seperti Etna Vesuvius, dan Stromboli berada di wilayah ini.

Secara geografis, Indonesia berada di wilayah lingkaran api pasifik atau cincin api pasifik (ring of fire) dimana merupakan pertemuan tiga lempeng tektonik dunia seperti Lempeng Indo-Austalia, Lempeng Eurasia dan Lempek Pasifik. Posisi ini secara geologis akan sangat rawan gempa bumi. Posisi geologis ini secara logika akan terus menyebabkan gempa bumi, entah kapan dan di daerah mana.

Cincin Api Pasifik atau Lingkaran Api Pasifik (Ring of Fire) adalah daerah yang sering mengalami gempa bumi dan letusan gunung berapi yang mengelilingi cekungan Samudra Pasifik.

Indonesia merupakan negara yang termasuk bagian dari lintasan The Pasific Ring of Fire (Cincin Api Pasifik), yaitu suatu lintasan di mana terdapat deretan gunung api sehingga tidak mengherankan kalau negara yang dilewati cincin api ini sering terjadi gempa, baik gempa tektonik maupun vulkanik. Berdasarkan catatan para ahli, sebanyak 81% gempa bumi besar terjadi di lintasan Cincin Api Pasifik ini ( Prasetya dkk., 2006).

Pembacaan gempa bumi secara geologis dan geografis ini memberikan manfaat saintifik dan edukatif yang mesti dilakukan oleh otoritas negeri ini sebagai sebuah ikhtiar yang terukur. Setidaknya ada lima manfaat santifik dari pembacaan bencana alam secara geologis ini.

Pertama, hendaknya pemerintah melalui para ahli geologis memberikan edukasi gempa kepada masyarakat sejak dini. Usaha edukatif ini bisa melalui proses penyadaran kepada masyarakat pada umumnya, maupun melalui pendidikan formal di sekolah-sekolah maupun perguruan tinggi dengan menjadikan tema gempa sebagai salah satu mata pelajaran. Hal ini bertujuan untuk melakukan edukasi berkelanjutan bagi masyarakat dan usia dini. Literasi gempa ini sangat penting mengingat posisi geologis negara ini.

Kedua, sebagai bentuk antisipasi, negeri ini bisa belajar dari jepang yang telah memiliki menejemen gempa yang sangat maju. Dengan teknologi, seluruh masyarakat Jepang bisa terdata dengan baik dan negara hadir cepat disaat akan terjadi gempa. Sistem peringatan dini gempa juga harus menjadi perhatian serius ototritas wilayah yang sering terjadi gempa. Ketika bencana gempa bumi melanda Jepang, tepatnya di kawasan Prefektur Fukushima pada Rabu, 16 Maret 2022 pukul 23.36 waktu setempat, sistem peringatan dini bisa berjalan dengan baik dan merata.

Dengan mengirimkan sebuah tangkapan layar sebelum terjadi gempa berkekuatan 7,3 Magnitudo tersebut sudah ada pemberitahuan dari Badan Meteorologi setempat. Pemberitahuan akan terjadinya gempa itu masuk ke handphone tiap warga 10 menit atau 5 menit sebelum terjadinya gempa. Bunyi peringatan itu mirip suara alarm, sehingga warga bisa berlindung dan mencari perlindungan sejak dini.

Ketiga, otoritas wilayah atau pemerintah harus memiliki perencanaan bangunan rumah penduduk yang tahan gempa, sebagaimana dilakukan oleh otoritas Jepang. Dalam konstruksi bangunan di Jepang, ada tiga prinsip konstruksi agar bangunan lebih tahan terhadap gempa, antara lain struktur dengan sistem antiseismik, redaman, dan struktur seismik terisolasi.

Rumah anti gempa dibuat dengan bahan kayu, bukan tembok. Rumah yang terbentuk dari kayu terlihat banyak dibuat di Jepang yang terkenal dengan negara yang kerap ditimpa musibah gempa bumi. Kayu memiliki kelebihan untuk mereduksi gempa, sehingga bangunan tidak mudah roboh.

Adapaun secara teologis, bencana alam seperti gempa yang terjadi di Cianjur memiliki dua dimensi, yakni gempa sebagai ujian, namun gempa juga sebagai bentuk peringatan Allah bagi manusia. Secara saintifik, gempa disebabkan oleh pergerakan lempeng bumi, namun siapa yang menggerakkan? Jawabnya, Allah lah yang menggerakkan lempeng bumi, bahkan Allahlah yang meletuskan gunung. Peristiwa alam ini telah tertulis dalam catatan Allah di lauhul mahfuz.

Tiada suatu bencana pun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfudz) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. (Q.S. Al-Hadiid : 22). Tiada sesuatupun yang ghaib di langit dan di bumi, melainkan (terdapat) dalam kitab yang nyata (Lauhul Mahfudz). (Q.S. An-Naml : 75). Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan (QS. Al Anbiya (21) : 35).

Dengan demikian, maka gempa bumi yang terjadi adalah qodho atau takdir dari Allah semata sebagai bentuk ujian bagi orang-orang beriman. Orang beriman menghadapi ujian dari Allah adalah dengan penuh kesabaran, ridho dan ikhlas. Dengan adanya gempa, maka orang-orang beriman sedang diuji oleh Allah dengan kekurangan harta, makanan dan buah-buahan.

Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar (QS Al baqarah : 155). Karena itu dibalik bencana alam, bagi seorang muslim adalah bagian dari bentuk kecintaan kepada hambaNya yang beriman, karena akan dinaikkan derajatnya. Sebagaimana jika ingin naik kelas, maka seorang siswa harus melewati proses ujian.

Doa Rasulullah saat terjadi gempa, “Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kehadirat-Mu kebaikan atas apa yang terjadi, dan kebaikan apa yang ada di dalamnya, dan kebaikan atas apa yang Engkau kirimkan atas kejadian ini. Dan aku berlindung kepada-Mu dari keburukan atas apa yang terjadi dan keburukan isinya dan aku berlindung kepada-Mu atas apa-apa yang engkau kirimkan”.

Dengan adanya ujian gempa bumi yang merobohkan rumah, tentu saja akan menimbulkan berbagai bentuk ketakutan, trauma, kekurangan makanan, hilangnya harta karena rumahnya rusak bahkan akan menimbulkan kematian yang berarti kehilangan nyawa. Allah berfirman : Yang menciptakan mati dan hidup untuk menguji kamu siapa diantara kamu yang lebih baik (tulus) amalnya (QS. Al Mulk (67) : 2).

Kematian karena terdampak gempa, seperti tertimpa bangunan adalah kematian indah sebab termasuk kematian syahid. Kematian yang termasuk syahid lainnya adalah saat tenggelam, sakit perut, terkena tho’un, mati saat sholat, saat menuntut ilmu dan masih banyak lagi. Terlebih mati saat perang membela agama Islam.

Sebagai seorang muslim wajib hukumnya membantu apa saja yang dibutuhkan saudaranya yang sedang tertimpa musibah gempa seperti pakaian, makanan, uang, peralatan sekolah, bahan bangunan, peralatan rumah tangga semata karena Allah semata, bukan atas nama kemanusiaan apalagi agar populer atau karena kepentingan politik. Lebih jelek lagi jika membantu orang yang sedang terkena bencana sambil menyebarkan agama kepada orang yang telah beragama. Rasulullah bersabda, “Allah senantiasa menolong seorang hamba selama hamba itu menolong saudaranya”. [HR Muslim: 2699, at-Turmudziy: 1930, 1425, 2945, Abu Dawud: 4946, Ibnu Majah: 225 dan Ahmad: II/ 252, 296, 500, 514. Berkata asy-Syaikh al-Albaniy Shahih]

Selain sebagai ujian, gempa bumi secara teologis adalah bentuk peringatan keras dari Allah atas pelanggaran manusia. Dengan adanya berbagai bencana alam seperti gunung meletus, angin puting beliung, hujan deras dan petir, tsunami atau sejenisnya sesungguhnya merupakan peringatan keras bagi manusia. Allah memperlihatkan kekuasaanNya dalam rangka memberikan peringatan kepada manusia agar kembali kepada jalan Allah dan hanya menyandarkan harapan kepada Allah, taat kepada hukum syariat Allah serta tidak kufur nikmat.

Ibn Qayyim al-Jawziyyah dalam kitabnya, al-Da'a wa al-Dawa'a, mengutip sebuah hadits mursal yang diriwayatkan Ibn Abi al-Dunya. Terjemahannya berbunyi, “Bumi pernah berguncang pada masa Rasulullah SAW. Beliau SAW meletakkan tangannya di atas bumi dan bersabda, ‘Tenanglah! Belum tiba saatnya bagimu.’ Kemudian menoleh kepada para sahabat seraya memberi tahu, ‘Tuhan ingin agar kalian melakukan sesuatu yang membuat-Nya ridha. Karena itu, buatlah agar Dia ridha kepada kalian.

Sepertinya, Umar bin Khattab RA mengingat kejadian itu. Ketika terjadi gempa pada masa kekhalifahannya, ia berkata kepada penduduk Madinah, Wahai Manusia, apa ini? Alangkah cepatnya apa yang kalian kerjakan (dari maksiat kepada Allah)? Andai kata gempa ini kembali terjadi, aku tak akan bersama kalian lagi!”. Seorang dengan ketajaman mata bashirah seperti Umar bin Khattab bisa, merasakan bahwa kemaksiatan yang dilakukan oleh para penduduk Madinah, sepeninggal Rasulullah dan Abu Bakar As-Shiddiq telah mengundang bencana.

Dengan demikian, gempa dimanapun, termasuk di Cianjur semestinya menjadi pelajaran bagi seorang mukmin, termasuk bagi manusia yang selalu mengerjakan berbagai maksiat. Sebab selain sebagai ujian bagi orang beriman, gempa juga merupakan peringatan keras dari Allah bagi perilaku kemaksiatan. Hanya orang-orang yang berakal lah yang mampu menamkap pesan-pesan Allah melalui berbagai peristiewa alam ini.

"Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal. (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka." (QS. Ali Imran: 190-191).

Dr. Ahmad Sastra 
Ketua Forum Doktor Muslim Peduli Bangsa 

(Ahmad Sastra, Kota Hujan, 28/11/22 : 19.21 WIB)

__________________________________________ Website : https://www.ahmadsastra.com Twitter : https://twitter.com/@ahmadsastra1 Facebook : https://facebook.com/sastraahmad FansPage: https://facebook.com/ahmadsastra76 Channel Telegram : https://t.me/ahmadsastraofficial Instagram : https://instagram.com/sastraahmad

Follow IG@tintamedia.web.id

Opini Tokoh

Parenting

Tsaqofah

Hukum

Motivasi

Opini Anda

Tanya Jawab