Tinta Media: Buku
Tampilkan postingan dengan label Buku. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Buku. Tampilkan semua postingan

Senin, 27 Mei 2024

Hanya Islam yang Layak Memimpin Dunia (Refleksi 100 Tahun Dunia Tanpa Khilafah, It Is Time to Be One Ummah)

Tinta Media - Hanya Islam yang layak memimpin dunia! Pasalnya, belum seratus tahun memimpin dunia, kapitalisme yang diusung Amerika sudah terlalu banyak mengakibatkan kerusakan di berbagai bidang di seluruh belahan bumi termasuk Indonesia. Komunisme sudah gagal total dan tak bertaji pasca runtuhnya Uni Sovyet pada 1991 lalu, meskipun Cina saat ini mencoba untuk menghidupkannya lagi dengan malu-malu. 

Lantas bagaimana nasib dunia di masa depan? Bila tetap mempertahankan kapitalisme berarti melanggengkan kerusakan. Bila mendukung komunisme berarti setuju dengan kegagalan total. Kok jadi seperti memilih buah simalakama? Sebenarnya tidak, bila manusia menyadari ada satu ideologi lagi yang bisa dijadikan kepemimpinan berpikir (qiyadah fikriyah) untuk mengelola individu, kelompok, negara bahkan dunia, seperti yang disinggung di awal yakni Islam. Bahkan dikatakan “hanya Islam yang layak memimpin dunia!”.

Oleh: Joko Prasetyo
Pengasuh Tintamedia.web.id

Selengkapnya, bisa dibaca di Buku Straight Views: Serangan Pemikiran Langsung pada Sasaran.

Bagi yang mau order, silakan isi data berikut ini dan wapri ke nomor +62 812-5243-596 🙏🏻

Order buku SV:
NAMA:
ALAMAT:
WA:
Jml order: .... eksemplar 
Kontributor/bukan:

Rabu, 08 Maret 2023

Direktur FIWS: Keberadaan Buku Tips Taktis Menulis dari Sang Jurnalis Sangat Dinantikan

Tinta Media - Direktur Forum on Islamic World Studies (FIWS) Farid Wadjdi menyatakan keberadaan buku Tips Taktis Menulis dari Sang Jurnalis karya Joko Prasetyo sangat dinantikan.

“Keberadaan buku Tips Taktis Menulis dari Sang Jurnalis ini sangatlah dinanti-nantikan bukan hanya oleh jurnalis terutama jurnalis Muslim yang banyak beraktivitas dalam aktivitas jurnalistik untuk dakwah Islam, tapi juga dinanti-nantikan oleh aktivis-aktivis Islam yang menginginkan memiliki kemampuan untuk menulis,” ungkapnya, Senin (6/3/2023) di Jakarta.

Bagaimanapun bagi pengemban dakwah, kemampuan menulis merupakan salah satu hal yang dibutuhkan terkait dengan aktivitas dakwah. Karena selain membangun jamaah dakwah, aktivitas dakwah juga perlu membangun opini umum yang sangat dibutuhkan untuk melakukan suatu perubahan. 

Penting

Menurutnya, salah satu uslub (cara teknis) membangun opini umum yang penting adalah dengan tulisan. “Karena itu penting bagi pengemban dakwah memiliki kemampuan menulis. Agar menghasilkan tulisan yang layak secara jurnalistik, juga memberikan pengaruh yang kuat dalam membangun opini umum, buku ini menjawab kebutuhan itu,” tegasnya. 

Farid juga menyatakan, siapa pun yang mengikuti, membaca, menelaah buku ini apalagi jika langsung di bawah bimbingan dari penulisnya, hampir bisa dipastikan akan mendapatkan kemampuan menulis itu.

Meski demikian, Farid tidak menampik bahwa kemampuan menulis itu butuh waktu, sebab bicara kemampuan menulis di dalamnya mengandung tiga hal. “Ada keterampilan menulis, ada kemampuan untuk mencari gagasan-gagasan penting dalam tulisan, dan ada pengalaman,” bebernya.

Ia mengibaratkan keterampilan menulis itu seperti seseorang yang ingin bisa berenang maka dia tidak akan pernah bisa berenang kecuali dia masuk ke kolam renang serta terus berlatih hingga mahir berenang.

“Siapa pun yang membaca buku ini, apalagi mengikuti bimbingan dari Sang Penulis tidak diragukan lagi akan membuat perubahan besar, sebab buku ini ditulis oleh jurnalis yang memang dikenal sudah lama menyumbangkan dirinya untuk dakwah Islam dengan kemampuan jurnalistiknya,” tegasnya.

Buku yang ditulis oleh Om Joy, sapaan akrab Joko Prasetyo, tersebut merupakan tetralogi tips taktis teknik menulis opini, karangan khas, berita lugas, dan kapita selekta kejurnalistikan. Tips tersebut merupakan saripati dari pendidikannya selama kuliah strata satu (S1) jurnalistik dan praktik menjadi jurnalis sejak 1998 hingga sekarang.[] Irianti Aminatun

Kamis, 28 April 2022

Akidah Barat yang Rusak Perlu Diluruskan


Tinta Media - Tulisan Seorang tokoh Barat, Jasqueline Ross dalam kamus filsafatnya yang berjudul  'De Philosophie' mengatakan, "... dari sisi moralitas, keyakinan rasional, meski tidak mungkin dibuktikan, iman berkaitan dengan keberadaan Tuhan, keabadian ruh dan kebebasan... Dari sisi keagamaan, iman adalah orientasi spiritual (ruhiyah) menuju kebenaran yang diwahyukan dan dogmatis (bukan argumentatif dan tidak tunduk pada penalaran)" dinilai rusak dan perlu diluruskan.

"Akidah menurut mereka juga berarti penerimaan akal atas suatu kebenaran yang memiliki tabiat superior atau apa yang di balik tabir tanpa bukti dan argumentasi. Karena itu, sebelum menjelaskan tentang kerusakan akidah Barat perlu ada pelurusan kerusakan pandangan pikiran Barat tentang konsepsi akidah itu sendiri," demikian tertulis di dalam Kitab 'Kritik Terhadap Pemikiran Barat Kapitalis: ldeologi, Peradaban, dan Tsaqofah' yang diterbitkan pustaka Thariqul Izzah, Januari 2021.

Kitab ini menjelaskan, akidah dari sisi faktanya pada seluruh manusia adalah pembenaran yang pasti yang membentuk pemikiran mendasar. Pembenaran ini kadang berkaitan dengan agama, yakni berkaitan dengan iman kepada Sang Pencipta dan hari kebangkitan, dan kadang tidak berkaitan.

"Orang komunis meyakini, yakni membenarkan secara pasti tidak adanya Tuhan dan bahwa alam semesta adalah materi. Sedangkan seorang muslim meyakini, yakni membenarkan secara pasti terhadap eksistensi Tuhan dan bahwa alam adalah makhluk ciptaan Sang Pencipta," jelas kitab tersebut.

Karena itu, pembenaran pasti merupakan asas dalam pertimbangan akidah. "Hal itu terlepas dari objek pembenaran itu sendiri, apakah memiliki konten keagamaan atau non-agama," bebernya.

Kitab ini menganggap kepastian itu tidak ada kecuali dengan bukti pada orang yang membenarkan. "Karena itu akidah adalah pembenaran yang pasti berdasarkan dalil (bukti), terlepas tabiat dalil (bukti) yang dijadikan sandaran orang yang membenarkan," pungkasnya.[] Wafi 

Rabu, 27 April 2022

Kebangkitan Barat Adalah Kebangkitan yang Salah



Tinta Media  - Buku 'Kritik Terhadap Pemikiran Barat Kapitalis: ldeologi, peradaban, dan tsaqofah'   menilai kebangkitan Barat  bukanlah kebangkitan yang benar.

"Kebangkitan Barat bukanlah kebangkitan yang benar. Kebangkitan Barat tidak tegak di atas kaedah berpikir yang cemerlang dan asas ruhiyah yang kuat," demikian yang tertulis dalam kitab Kritik Terhadap Pemikiran Barat Kapitalis: ldeologi, peradaban, dan tsaqofah' yang diterbitkan oleh Pustaka Fikrul Mustanir, Januari 2021.

Melainkan, lanjutnya, kebangkitan Barat tegak atas campuran beragam pemikiran, falsafah, kecenderungan, dan konsepsi manusia, yang terbentuk setelah pergolakan berabad-abad, tarik menarik, konflik, perang, pengawasan, dan penyaringan.

"Dari semua itu terbentuklah pandangan peradaban dan tsaqafah tertentu yang tujuannya, menurut klaim pengusungnya, adalah untuk membahagiakan dan membebaskan manusia Barat," paparnya

Namun, menurut kitab tersebut, kebangkitan Barat dalam kenyataannya  berubah menjadi sumber penderitaan dan belenggu yang membelenggu. "Bahkan menjadi sumber penderitaan dunia seluruhnya," pungkasnya.[]Wafi

Selasa, 26 April 2022

Cara Mengkritik Ideologi Kapitalis


Tinta Media- Buku 'Kritik Terhadap Pemikiran Barat Kapitalis: ldeologi, Peradaban, dan Tsaqofah' mengajarkan pada pembacanya bagaimana cara mengkritik idiologi kapitalis, peradaban, dan tsaqafahnya.

"Adapun yang dimaksud dengan mengkritiknya adalah menghancurkan bangunan pemikirannya, membatalkan hukum-hukum dan solusinya, dan membatalkan hujah-hujahnya. Semua itu dengan jalan menjelaskan kebatilannyadan menampakkan kerusakannya sebagai proses berfikir dan hasilnya," demikian yang tertuang dalam buku 'Kritik Terhadap Pemikiran Barat Kapitalis: ldeologi, Peradaban, dan Tsaqofah' yang diterbitkan Pustaka Thariqul Izzah, Januari 2021.

Selain itu, mengkritik Ideologi kapitalis juga dilakukan dengan menjelaskan kebatilan dan kerusakan pengetahuan, _manhaj,_ ideologi, peradaban, dan tsaqafahnya.

"Mengkritik pemikiran Barat adalah dengan mengkritik asa-asas yang menjadi pondasinya, tanpa harus mengkritik semua pemikiran cabang berupa pemikiran-pemikiran atau konsepsi-konsepsi sekundernya," jelas kitab tersebut.

Sebab, ideologi, peradaban, dan tsaqafah kapitalis tegak di atas pilar-pilar, tiang-tiang, dan asas-asas yang khusus berkaitan dengannya.

"Darinya dihasilkan solusi-solusi. Darinya dihasilkan hukum-hukum. Di atasnya dibangun pemikiran-pemikiran cabang dan terbentuk pengetahuan-pengetahuan," tulisnya.[] Wafi

Sabtu, 23 April 2022

Konsep Negara-Bangsa Bukan Solusi untuk Menghindari Perang


Tinta Media - Buku 'Kritik Terhadap Pemikiran Barat Kapitalis: Ideologi, Peradaban, dan Tsaqofah' membantah klaim orang-orang Barat bahwa batas-batas yang tetap dalam konsep negara-bangsa adalah cara terbaik untuk menghindari perang.

"Orang-orang Barat mengatakan bahwa batas-batas yang tetap merupakan metode terbaik untuk menghindari perang. Tetapi konsep ini, selain didasarkan pada manfaat materi sebagai tolak ukur yang mengontrol individu dan negara, juga telah menyebabkan hal yang berlawanan dengan klaim mereka," demikian tertulis dalam kitab 'Kritik Terhadap Pemikiran Barat Kapitalis: Ideologi, Peradaban, dan Tsaqofah' yang diterbitkan oleh Pustaka Fikrul Mustanir, Januari 2021.

Dalam kitab tersebut dijelaskan bahwa konsep negara bangsa justru menyebabkan memuncaknya kebutuhan untuk ekspansi penjajahan. Negara-negara berkembang di Eropa telah mendapati dirinya tidak mampu melakukan ekspansi secara regional, mereka mengarah pada ekspansi kolonial.

"Begitulah, ekspansi kolonial muncul dalam sifatnya sebagai metode ideologi Barat untuk menyebarkan dirinya," tulisnya.

Menurutnya, kecenderungan kolonialisme imperialisme tetap ada selama kebangkitan Barat. Baik secara terbuka ataupun terselubung.

Hal ini terjadi hari ini dengan kekuatan, bahkan mungkin mencapai tingkatan yang lebih tinggi dari sebelumnya. Yang lebih besar dan lebih dalam dari era sebelumnya dalam sejarah Barat.[] Wafi 
Follow IG@tintamedia.web.id

Opini Tokoh

Parenting

Tsaqofah

Hukum

Motivasi

Opini Anda

Tanya Jawab