Tinta Media: Bobrok
Tampilkan postingan dengan label Bobrok. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Bobrok. Tampilkan semua postingan

Rabu, 15 November 2023

1600 Koruptor Ditangkap, MMC: Bukti Bobroknya Sistem Politik Demokrasi


 
Tinta Media - Narator Muslimah Media Center (MMC) menilai, ditangkapnya 1600 koruptor menunjukkan bobroknya sistem politik demokrasi yang diterapkan di negeri ini.
 
"Angka itu menunjukkan betapa bobrok sistem politik negeri ini," ujarnya dalam Serba-Serbi: 1600 Koruptor dalam 20 Tahun, Bukti Bobroknya Sistem Politik Demokrasi, Ahad (12/11/2023) melalui kanal Youtube Muslimah Media Center.
 
Sistem batil dan rusak (bobrok), ujarnya,  akan semakin menyuburkan kecurangan. "Maka keburukan akan terus-menerus ada dengan berbagai gayanya.  Korupsi, misalnya, kejahatan ini menjadi kejahatan kronis, karena efek penerapan sistem politik demokrasi kapitalisme," jelasnya.
 
Ia beralasan, legalitas kekuasaan dalam sistem demokrasi yang ditentukan dengan jumlah suara, inilah pangkal dari bibit-bibit korupsi. 
 
“Pasalnya kekuasaan dalam sistem demokrasi berorientasi pada pemanfaatan jabatan. Dalam sistem demokrasi rakyatlah yang  justru mengurus pejabat bukan pejabat mengurus rakyat," terangnya.

Para pejabat, lanjutnya, mendapat  fasilitas dan kesempatan memperkaya diri. Akhirnya para pejabat akan berlomba untuk meraup suara rakyat.
 
“Perlombaan ini membutuhkan modal besar, untuk kampanye, pencalonan, membeli kursi kekuasaan dan lainnya. Modal ini tidak akan cukup jika berasal dari kantong pribadi. Dari celah ini para pemilik modal diberi pintu masuk untuk berpartisipasi. Sebagai timbal baliknya ketika kekuasaan itu bisa diraih, kepentingan para kapital harus dipermudah, meskipun kepentingan tersebut justru merugikan rakyat,” ulasnya.
 
Akibatnya, ia melanjutkan, kekuasaan digunakan untuk mengembalikan modal dan memperkaya diri para pejabat sehingga wajar kasus korupsi terus berlanjut.
 
Politik Islam
 
Narator membandingkan, ini sangat berbeda dengan sistem politik Islam bernama Khilafah, dalam mengusut tuntas kejahatan korupsi.
 
“Secara fikih, fakta korupsi dihukumi sebagai bentuk pengkhianatan. Para pelaku melakukan penggelapan uang yang diamanatkan atau dipercayakan kepada mereka,” ulasnya.
 
Narator menjelaskan, agar pengkhianatan ini tidak terus menerus terjadi, Islam memiliki sanksi tegas yang harus dijalankan negara tanpa pandang bulu.
 
Selain itu, Khilafah juga memiliki tindakan preventif yaitu, pertama, rekrutmen aparat negara wajib berasaskan profesionalitas dan integritas bukan berasaskan koneksitas atau nepotisme.
 
“Sumber daya manusia tersebut harus memenuhi kriteria kifayah atau kapabilitas dan berkepribadian Islam atau syakhsiyah Islamiyah,” imbuhnya.
 
Ia mengutip hadist, riwayat Imam Bukhari, bahwa Rasulullah saw bersabda: "Jika urusan diserahkan kepada yang bukan ahlinya maka tunggulah kehancuran itu.”
 
“Kedua, Khilafah wajib melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap pejabat negaranya. Ketiga, Khilafah wajib memberikan gaji dan fasilitas yang layak kepada aparat pejabat negara. Upaya ini dilakukan agar mereka fokus dan totalitas membantu Khalifah mengurus urusan rakyat,” bebernya.
 
Keempat, sebutnya, para pejabat negara haram menerima suap dan hadiah.
 
“Kelima, Khilafah akan melakukan perhitungan kekayaan bagi aparat negara secara berkala," tutupnya.[] Muhammad Nur

Rabu, 14 Desember 2022

Bobroknya Generasi Muda, Menunjukkan Gagalnya Sistem Pendidikan Nasional

Tinta Media - Menanggapi perilaku kenakalan dan sangat tidak beradab sekelompok pelajar terhadap nenek diduga menyandang ODGJ. Direktur Rumah Inspirasi Perubahan Probolinggo Ustaz Indra Fakhruddin menilai hal ini menunjukkan gagalnya sistem pendidikan nasional.

 “Dengan maraknya krisis moralitas yang melanda generasi muda khususnya pelajar, menunjukkan gagalnya sistem pendidikan nasional,” tuturnya kepada Tinta Media, Sabtu (10/12/2022), Probolinggo.

Menurutnya, hal ini disebabkan karena asas dan arah pendidikan nasional sangat sekuler. "Sistem sekuler di negeri ini, telah menjadi jantung kehidupan negeri ini, memisahkan peran Islam dengan segala aspek kehidupan. Begitu juga menjadi batu peletak berbagai kebijakan dalam pendidikan nasional, yang membuka kran kebebasan berprilaku, berekspresi dan ditopang dengan sistem ekonomi kapitalis liberal, sehingga memberikan konstribusi terhadap keruskan generasi muda," ungkapnya. 

Jika hal ini dibiarkan, katanya, akan menambah beban berat bagi masa depan negeri ini menjadi lebih baik. "Bagaimanapun juga generasi muda merupakan asset terbesar bagi masa depan sebuah bangsa,” ujarnya.

“Jika generasinya sekarang krisis adab dan akhlak bisa diproyeksikan betapa suramnya nasib bangsa tersebut dimasa mendatang,” tambahnya.

Ia menjelaskan, pendidikan nasional sangat memojokkan peran agama islam dalam seluruh muatan satuan materi pendidikan, kebijakan pendidikan lebih mengorientasikan mengejar nilai-nilai kesuksesan materialisme, autput disetting demi mensupport industrialisasi disegala bidang kehidupan.

“Kebijakan pendidikan tersebut sangat berpengaruh pada pembentukan lingkungan pendidikan yang berimbas kepada moralitas dan akhlak pelajar atau generasi muda. Moralitas bukan lagi menjadi tujuan utama pendidikan. Terpenting terget-target nilai-nilai akademis harus bisa diwujudkan,” jelasnya.

Begitu juga peran para Pendidik kehilangan fungsinya, katanya, disorientasi  mengajar dan mendidik dalam menjalankan perannya di dunia pendidikan. Guru yang seharusnya menjadi sosok yang disegani, dihormati dan mampu memberikan keteladanan bagi murid seakan-akan sudah tercerabut dari akar tradisi pendidikan.

Menurutnya, Islam yang sangat konsen dalam mendidik generasi muda, Nabi Muhammad SAW mengajarkan dengan meproriataskan membina pola pikir dan pola jiwa dengan aqidah Islam dalam majelis halqah dan dikumpulkan dalam kutlah dakwah  hingga membentuk kepribadian Islam dan memiliki mental pejuang, karena pemuda adalah tulang punggung peradaban Islam.

“Jangan ditanya akhlak mereka, Rasulullah SAW benar-benar melatakkan akhlak sebagai indikator keberhasilannya. Artinya, akhlak yang terpancar merupakan wujud keterikatan mereka dengan syariat yang sudah mendarah daging dalam kehidupan mereka,” jelasnya.

Ia mencontohkan, Nabi SAW mendidik langsung Ali bin Abi Thalib dalam rumahnya dengan mengajarkan Iman dan Al-Qur’an sejak dini, begitu juga Zaid bin Haritsah yang sempat menjadi anak angkat beliau, Anas bin Malik yang dititipkan sejak kecil oleh ibunya kepada Nabi SAW, sehingga melahirkan sosok sahabat yang hebat dikumudian hari.

“Kemudian metode tersebut dilanjutkan oleh para shahabat sampai kepada para Ulama Salaf. Metode mereka dalam medidik khas sekali mendahulukan adab  sebelum ilmu, kemudian berproses seiring dengan waktu baru mendidik iman dan al-quran. Pendidikan islam yang diajarkan Nabi itu sederhana semua, ilmu dikaitkan dengan al-quran. Sehingga semakin mereka belajar ilmu, iman mereka bertambah dan al-Quran mereka semakin menghunjam dalam hati termanifestasikan dalam akhlak dan adab mereka. Subhanallah,” jelasnya.

Ia pun melanjutkan, hal itu menjadi kententuan dalam mendidik generasi berikutnya, akhlak dan adab menjadi perhatian penting sebelum ilmu. Para Ulama Salafus Shalih sangat memperhatikan adab, setelah itu baru tsaqofah Islamiyah, sehingga mengahasilkan generasi muda yang luar biasa di usia dini.

“Selain itu dalam keluarga yang sangat kenyang dengan tarbiyah islam, dikeluarga sebagai basis awal Pendidikan generasi. Hal inilah yang menjadikan karakter dan perhatian orang terhadap Pendidikan putra-puri mereka. Orang tua memlihkan guru dan tempat mendidik yang terbaik. Serta memasrahkan kepercayaan penuh kepada guru dan Lembaga Pendidikan untuk mendidik putra mereka. Hasilnya banyak lahir generasi muda yang unggul dalam peradaban islam,” jelasnya.

Demikian pula negara, katanya, sangat serius bertanggung jawab memastikan semua proses pendidikan berjalan dengan baik. Dengan kurikulum Pendidikan islam, memberikan fasilitas terbaik dan semua pembiayaan pendidikan gratis ditanggung oleh negara. Negara memberikan penghargaan tinggi terhadap ilmu dan ahlu ilmu, karena negara sangat memahami bahwa peradaban islam ditopang dengan tsaqofah islam dan ilmu.

Ia menjelaskan, dalam kitab Diwan Imam Syafi’i Rahimahullahu di baitnya menyebutkan bahwa eksitensi pemuda adalah dengan takwa dan ilmu, jika tidak ada keduanya maka tidak dianggap kepemudaanya. Maka pemuda jika tidak disibukkan dengan takwa dan ilmu dianggap seperti mayat yang harus di sholati jenazah.

“   فَكَبِّرْ عَلَيْهِ أَرْبَعًا لِوَفَاتِهِ # وَمَنْ فَاتَهُ التَعْلِيْمُ وَقْتَ شَبَابِهِ
   إِذَا لَمْ يَكُوْنَا لاَ اعْتِبَارَ لِذَاتِهِ # حَيَاةُ الفَتَى وَاللهِ بِالعِلْمِ وَالتُقَى
MasyaAllah luar bisa penggambaran beliau tentang jati diri seorang pemuda. Maka sudah seharusnya orientasi  mendidik generasi muda haruslah seperti itu,” tutupnya.[] Lukman Indra Bayu

Jumat, 25 November 2022

Kasus Tewasnya Satu Keluarga di Kalideres, Potret Kebobrokan Masyarakat Sekuler

Tinta Media - Baru-baru ini publik dikejutkan oleh pemberitaan kasus tewasnya satu keluarga di Kalideres, Jakarta Barat. Berita ini tentu tragis dan menjadi pukulan banyak orang. Apalagi, peristiwa itu terjadi di sebuah perumahan yang cukup elit. Berbagai dugaan pun muncul mengiringi kejadian tersebut.

Diberitakan oleh kumparan.com, bahwa penyebab kematian Rudyanto Gunawan (71) yang merupakan kepala rumah tangga, kemudian istrinya K. Margaretha Gunawan (68), anaknya Dian (42), serta adik ipar Rudiyanto, Budyanto Gunawan (68) adalah akibat kelaparan. Terkait hal ini, Ketua RT 07/15 Perumahan Citra Garden, Tjong Tjie Xian alias Asyung, membantahnya. Asyung menyebut keluarga ini tergolong mampu sehingga narasi soal mati kelaparan tidak bisa dibenarkan.

Lebih lanjut, diberitakan oleh tribunnews.com bahwa satu keluarga yang tewas di Perumahan Citra Garden I Ekstension ini disebut sudah tinggal di lokasi tersebut selama 20 tahun lebih.

Potret Kebobrokan Masyarakat Sekuler

Bobrok tidaknya suatu masyarakat dapat dilihat dari interaksi sosialnya. Bukan rahasia lagi bahwa sifat individualisme kini sudah meracuni masyarakat, terutama yang tinggal di perumahan modern. Hal itu muncul karena tidak adanya filter dari serangan paham kapitalisme-sekularisme. 

Masyarakat jauh dari pemahaman agama. Mereka mengubah pola hidup, pola pikir, bahkan perilaku sehari-hari sebagaimana apa yang diterapkan di era modern ini. Dengan orientasi manfaat atau materi, orang semakin bersikap acuh tak acuh terhadap orang lain. Mereka menganggap bahwa lebih baik mengurus urusannya sendiri daripada urusan orang lain. Inilah yang dibentuk pada masyarakat dalam sistem kapitalisme.

Terbongkarnya kasus kematian keluarga ini, baru 3 minggu dari kejadian, ketika warga mencium bau tidak sedap dari rumah mereka. Ini menggambarkan bahwa masyarakat modern ini semakin menutup mata dengan apa yang terjadi di sekitar mereka, terlebih keluarga ini bukanlah penghuni baru di perumahan tersebut, melainkan sudah 20 tahun. 

Ini menggambarkan pola interaksi masyarakat yang begitu buruk, bahkan kepada tetangga yang sudah lama tinggal di dekatnya. Inilah bobroknya sistem yang tidak sesuai dengan fitrah manusia. Kasus ini juga menggambarkan bagaimana buruknya peran pemimpin umat dalam membentuk pola  kepedulian terhadap rakyatnya.

Kunci Keunggulan Masyarakat Islam

Ketika individu yang satu sekadar berkumpul dengan yang lainnya, maka tidak akan membentuk sebuah masyarakat. Akan tetapi, harus ada interaksi untuk mendapat kemaslahatan dan menolak kemudaratan. Interaksi ini yang akan menjadikannya menjadi sebuah masyarakat. 

Namun interaksi yang ada tidak akan menjadikan masyarakat yang satu jika pemikiran, perasaan, dan peraturan yang melingkupi mereka tidak satu.
Unggul dan benar tidaknya suatu masyarakat sangat bergantung dari pemikiran (akidah) dan peraturan (sistem) yang menyatukan mereka. Jika pemikiran dan peraturan yang menyatukan mereka unggul dan benar, maka akan lahir masyarakat yang benar dan unggul pula. Namun sebaliknya, jika kedua hal yang menyatukan ini rusak, maka akan lahir masyarakat yang rusak dan bobrok.

Masyarakat Islam adalah masyarakat yang unggul, karena, disatukan oleh  pemikiran (akidah) dan sistem (hukum syariah) yang datang dari Allah Swt,  Zat Yang Mahatahu atas segala perkara yang terbaik untuk makhluk-Nya. Rasulullah sebagai pemimpin negara juga pernah menyatukan kaum Muhajirin dan Anshar untuk menciptakan persatuan. 
Kepedulian terhadap orang lain, terutama tetangga digambarkan Rasulullah dalam sabdanya:

لَيْسَ الْمُؤْمِنُ الَّذِي يَشْبَعُ وجارهُ جَائِع

Bukanlah mukmin orang yang kenyang, sedangkan tetangganya kelaparan (HR al-Bukhari dalam Adab al-Mufrad; al-Hakim, al-Baihaqi, Abu Ya’la, ath-Thahawi, al-Husain bin Harb dalam al-Birr wa ash-Shilah).

Syaikh Nashiruddin al-Albani di dalam Silsilah ash-Shahîhah menyatakan, “Di dalam hadis tersebut terdapat dalil yang jelas bahwa tetangga yang kaya haram membiarkan tetangganya kelaparan. Jadi, ia wajib memberi tetangganya apa yang menutupi laparnya itu.  Begitu pula pakaian, jika mereka telanjang dan semisalnya yang termasuk kebutuhan pokok.”

Kewajiban tersebut meluas kepada masyarakat secara umum. Sebagaimana sabda Rasulullah saw.:

…وَأَيُّمَا أَهْلُ عَرْصَ ة أَصْبَحَ فِيهِمْ امْرُؤٌ جَائِعٌ فَقَدْ بَرِئَتْ مِنْهُمْ ذِمَّةُ الله تَعَالَى

Penduduk negeri mana pun yang berada di pagi hari, yang di tengah-tengah mereka ada orang yang kelaparan, maka jaminan Allah telah lepas dari mereka (HR Ahmad, al-Hakim dan Abu Ya’la).

Hadis ini akan dipahami oleh masyarakat sebagai syariat Islam dalam bertetangga yang wajib mereka jalankan. Semua ini bisa dilaksanakan jika aturan Islam diterapkan dalam institusi negara yang menerapkan Islam secara kafah. Kejadian seperti kematian satu keluarga di Kalideres tidak akan terjadi dalam masyarakat Islam, karena mereka memahami hak-hak dan kewajibannya dalam bertetangga. 

Sudah saatnya umat Islam mencampakkan sistem yang membuat masyarakat menjadi individualis, pragmatis, juga hedonis  ini, menuju perjuangan penerapan syariah secara kafah yang mengantarkan masyarakat menjadi masyarakat yang unggul dan benar.

Wallahu a'lam bisshawab.

Oleh: Vivi Nurwida
Sahabat Tinta Media

Follow IG@tintamedia.web.id

Opini Tokoh

Parenting

Tsaqofah

Hukum

Motivasi

Opini Anda

Tanya Jawab