Tinta Media: Berjuang
Tampilkan postingan dengan label Berjuang. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Berjuang. Tampilkan semua postingan

Kamis, 20 April 2023

CATATAN MENJELANG HARI RAYA IDUL FITRI 1444 H, TETAP ISTIQOMAH BERJUANG WALAU DALAM BERBAGAI KEADAAN

Tinta Media - Saya mengawali risalah ini dengan ucapan syukur kepada Allah SWT. Atas rahmat dan karunia-Nya, kita semua sebentar lagi bisa kembali bertemu dengan lebaran, bertemu keluarga, sanak famili, dan yang utama tetap dalam kondisi merdeka.

Karena nikmat merdeka ini harus kita syukuri. Tengoklah, sejumlah aktivis, sahabat-sahabat dan para ulama kita, dalam lebaran kali ini masih berada di penjara.

Sebut saja Bang Haji Munarman. Masih di penjara dan menjalani vonis zalim atas fitnah teroris yang disematkan kepadanya.

Begitu juga Ustadz Farid Okbah, Ustadz Ahmad Zain dan Ustadz Anung. Ketiganya masih mendekam di penjara juga karena fitnah terorisme. Hanya ada sedikit kabar yang melegakan, ketiganya sudah pindah ke lapas. Tidak lagi 'tersiksa' berada di rutan Cikeas.

Ustadz Farid ada di Lapas Gunung Sindur, sementara Ustadz Ahmad Zain an Najah dan Ustadz Anung al Hammat ditempatkan di Lapas Karawang. Semoga Allah SWT berikan kesabaran, kesehatan, kemurahan rezeki dan keistiqomahan, pada beliau-beliau dan keluarga.

Lalu Gus Nur. Tahun ini, Gus Nur berlebaran di penjara. Sementara, masih di tempatkan di Tahti Brimob Surakarta. Setelah divonis 6 tahun penjara, Gus Nur mengajukan Banding.

Ada pula, sejumlah ikhwah kita dari Khilafatul Muslimin. Ustadz Abdul Qadir Baradja dan yang lainnya, yang hanya berdakwah dan menyuarakan Khilafah, dibungkam dan dipidana dengan UU Ormas. Semoga Allah SWT berikan kesabaran dan keikhlasan.

Dan masih banyak juga, saudara kita kaun muslimin di Palestina, di Rohingya, Uighur, Khasmir, Pattani, Suriah, Irak, dan daerah konflik lainnya, yang tidak merdeka karena dibawah penjajahan kapitalisme dibawah asuhan Amerika dan barat. Semoga, segera tegak Khilafah yang akan menjadi junnah bagi seluruh kaum muslimin.

Di lebaran kali ini, saya ingin menyapa semua guru, sahabat, rekan sejawat, dan siapapun yang pernah bertemu dan berinteraksi, terutama sama-sama berada di garda perjuangan.

Saya awali menyapa Prof Suteki dari Semarang. Semoga bahagia pada lebaran kali ini. Tetap bersyukur atas semua karunia dan tetap bahagia menjadi Profesor 'Radikal' (Ramah, Terdidik dan Berakal).

Tidak mudah memang menjalani laku sebagai Profesor Radikal. Menjadi pengajar pancasila hingga 1/4 abad, namun dituduh menjadi dosen anti pancasila.

Mungkin saja, takdir Diponegoro sedang berlaku. Sebagai pengajar di Kampus Undip, nampaknya Prof Suteki sedang melakoni peran Diponegoro. Ya, berjuang melawan penjajah namun dikhianati oleh bangsanya sendiri.

Yakinlah, sejawat yang diam dan tak pernah bersuara untuk menunjukkan empati atas nasib yang menimpa diri, suatu saat akan berteriak lantang berada dan membersamai diri. Itu cuma soal logika 'ada gula ada semut'. Saat kita terjatuh, siapapun enggan dikaitkan. Kelak saat roda bergulir, semua yang tak dikenal pun akan merasa dekat dan mengaku sebagai sahabat.

Selanjutnya ke Prof Daniel. Tenang Prof, mobilitas saya bolak balik ke jatim, juga kota-kota lainnya tidak akan membuat saya capai dan melemah.

Justru saya terinspirasi pada panjenengan. Diantara mahkota yang telah memutih, diantara berbagai resiko dari represifme dan tirani, Prof Daniel Rosyid masih terus bergerak, menunjukkan eksistensi.

Ya, kita memang harus terus berkarya sebagai tanda kita ada. Adalah kesia-siaan hidup, menghabiskan waktu dan menunggu datangnya ajal, tanpa amal dan karya.

Apalagi, karya akan menambah usia nama walaupun ajal telah menjemput. Tengoklah, sosok seperti Rasulullah Muhammad SAW, para Sahabat, Imam Mujtahidin, dll. Mereka semua telah mendahului kita, namun sampai hari ini namanya masih terus hidup di tengah-tengah kita.

Prof Widi A Pratikto, teruslah bersuara lantang. Saat ini, terlalu banyak akademisi yang hanya menjadi singa di ruang kampus, tapi berubah menjadi kucing saat berhadapan dengan kekuasaan.

Bahkan, banyak akademisi yang telah berubah menjadi pelacur intelektual. Menjual harga diri demi sekerat tulang dunia yang tidak mengenyangkan. Merendahkan ilmu menjadi pengabdi kekuasaan, bukan menjadi bintang pemandu untuk menunjuki arah kekuasaan. 

Jangan bosen, untuk terus dimintai persetujuan lagi atas sejumlah pernyataan hukum untuk membela permasalah publik.

Cak Slamet, jangan bosan mengundang saya menjadi narasumber diskusi PKAD. Saya bisanya cuma ngomong, tapi ya kebisaan kita inilah yang kita dermakan untuk memberikan pencerahan kepada umat.

Banyak sekali tema diskusi yang kita angkat, yang dapat memberikan sumbangsih pemikiran kepada umat, terutama dalam konteks perjuangan untuk menerapkan syariat Islam. Pokoknya jangan bosen, diskusi dan diskusi, disepakati dan disepakati, hingga kita semua memiliki kesepakatan nasional untuk arah perbaikan bagi bangsa Indonesia di masa depan.

Kiyai Haji Thoha Yusuf Zakariya, tolong jangan bosan mengundang saya ke Al Islah Bondowoso. Perjuangan al Maghfurlah Kiyai Muhammad Ma'shum, harus terus kita gelorakan.

Al Islah memang harus terus konsisten menjadi pondok pesantren yang berdiri di atas dan untuk kepentingan semua. Terima kasih oleh-oleh tapenya, tape khas Bondowoso tak ada duanya. Pokoknya, Mak Nyus!

Oh iya, terima kasih juga untuk hidangan kare kambingnya. Aromanya, sampai saat ini jika dibicarakan masih terus terngiang di dalam benak.

Kiyai Haji Thoha Kholili, Madura. Cucu dari Syaikhona Kholili, Madura. Masih konsisten dengan diet Ketto? Semoga selalu sehat dan bersemangat dalam perjuangan untuk menegakkan syariat Islam dan Khilafah.

Salam untuk semua Ulama di Madura tanpa terkecuali. Saya masih terkenang dengan durian hidangan Ra Azis, tolong kirim salam ke beliau, juga kepada KH Ali Salim. Oh iya, salam juga untuk Cak Badrodin Sakera.

Kiyai Abdul Halim dan Habib Muhammad Ba'aghil di Tuban. Semoga keduanya tetap sehat dan dalam naungan Ridlo Allah SWT.

Terakhir, Habib Ba'agil kurang sehat. Semoga sudah pulih seperti sedia kala. Kalau berkesempatan, insyaAllah nanti saya ke Tuban lagi. Jangan lupa, siapkan parfum seperti yang biasa, saya suka aromanya.

Selanjutnya saya ingin menyapa rekan sejawat. Saya mulai dari Bang Aziz Yanuar. Jangan bosan untuk terus membersamai umat, titip salam dulu Buat Bang Haji Munarman. Ba'da lebaran, semoga ada waktu bisa bareng kunjungan ke beliau.

Bang Ismar Syafruddin, semoga istiqomah membela para ulama dan ustadz korban densus 88. Terakhir, saya dengar sedang mengadvokasi ustadz dari Muhammadiyah Bengkulu karena dituduh teroris dan dikaitkan dengan JI.

Bang Al Katiri, saya setuju. Kita memang harus punya tim siap tanggap untuk membela ulama, khususnya yang dizalimi dengan dalih penegakan hukum.

Pembelaan di kasus Ustadz Farid Okbah, bisa menjadi rule model. Tim yang solid, pembelaan yang mengkombinasikan hukum, opini, politik dan dukungan publik.

Bang Azam Khan, sehat selalu. Jadi kepingin dibawain Samosa lagi, sekalian susu murninya. Yang kemarin, pasca minum susu sapi murni racikan Bang Azham, saat pulang tenaga saya jadi meningkat beberapa PK. Semoga, selalu siap sedia manakala umat membutuhkan dalam kegiatan advokasi hukum.

Bang Juju Purwantoro, sehat selalu ya. Entah sampai kapan kita akan terus melawan. Yang jelas, tetaplah terus menjadi advokat umat, berjuang membela umat, membersamai aktivis dan ulama.

Bang Yahya Rasyid, keep spirit. Kita harus kompak melawan mafia tanah. SK Budihardjo harus terus kita bela, hingga mafia tanah itu menyerah dan menginsyafi kesalahannya, mengembalikan hak dan meminta maaf atas segala kesalahan.

Bang Eggi Sudjana, semoga I'tikafnya mendapatkan Lailatul Qodar. Terus semangat menyuarakan kebenaran. Tetap konsisten menjadi 'Berani, Cerdas & Militan'.

Bang Refly Harun, jangan bosan dikunjungi dan berdiskusi di Channelnya. Ya, resikonya paling saya repoti untuk merelay sejumlah aktivitas public dependen yang saya lakukan. BTW, acara pertemuan 150 tokoh nasional yang lalu benar-benar keren cadas. 👍

Bang Edy Mulyadi, hehe. Aktivis 'Jin Buang Anak' ini tetap kritis dan lantang menyuarakan kebenaran meskipun pernah dipenjara. Bahkan, dalam selorohannya Bang Edy menyatakan siap untuk dipimpin Ahmad Khozinudin. Wkwk.

Tetap istiqomah menyuarakan kebenaran Bang, meski hanya via channel Youtube, suara-suara Bang Edy sangat dibutuhkan umat. Terus bimbing umat dengan pencerahan opini, lanjutkan jihad sosmednya.

Bang Rocky Gerung, terima kasih sudah berkenan menjadi ahli untuk Gus Nur. Sekedar konfirmasi, dendam jaksa menular kepada hakim sehingga hakim memvonis Gus Nur 6 tahun penjara.

Prof Aceng Ruhendi Syaifulloh, info Prof Majelis Hakim hanya mengadopsi pendapat Andhika Duta Bahari yang notabene ilmunya jauh dibawah Priof Aceng. Tapi, kami sangat berterima kasih Prof sudah berkenan menjadi ahli dan memberikan pencerahan kepada publik, khususnya terkait ilmu linguistik forensik.

Pak DR Muhammad Taufik, sekedar info. Pendapat ahli pidana Panjenengan dan Prof DR Mompang yang mewajibkan dihadirkan ijazah asli diabaikan hakim. Tanpa ijazah asli Jokowi, Gus Nur tetap divonis mengedarkan kabar bohong ijazah palsu.

Ustadz Muhammad Ismail Yusanto, terima kasih telah berkenan ikut terlibat dalam sejumlah pernyataan bersama untuk membela umat. Semoga, Allah SWT berikan kesehatan dan penjagaan terbaik, panjang umur, hingga bisa melihat langsung tegaknya Daulah Khilafah dimuka bumi, amien.

KH Ahmad Zain, jangan khawatir masih banyak konser-konser dakwah yang menunggu. Kita akan terus istiqomah menyuarakan kebenaran. Jika yang benar diam, sementara kebatilan terus diteriakan, maka tak ada lagi kehormatan dan derajat bagi seorang ulama untuk terus hidup dan menghirup udara yang disediakan Allah SWT.

Ustadz Mudriq al Hanan, kapan lagi bisa ke Solo ya? Kangen hidangan khas masakan Abi Mudriq. Semoga tidak menyesal pernah bertemu dan direpoti rumahnya untuk base camp sidang Gus Nur.

Pak Mudrick Setiawan Malkan Sangidoe, jangan khawatir Pak, kami yang muda akan terus melawan. Kami malu, panjenengan, Pak HM Syukri Fadholli masih istiqomah berjuang.

Kalau kami yang muda diam, lalu sejarah apa yang akan kami wariskan pada anak cucu kami kelak?

Lalu kepada KH Awit Mashuri, KH Slamet Ma'arif, Ustadz Yusuf Martak, Ustadz Ferry Koestanto, Ustadz Irwan Syaifulloh, Ustadz Bukhori Muslim, Ustadz Salman, Pak Soetoyo Abadi, Bang Novel Bamukmin, Ustadz Eka Jaya, Bang DHL, Bang Herman Kadir, dan masih banyak lagi nama, yang secara umum saya ingin sampaikan ajakan untuk terus istiqomah dalam perjuangan, apapun kondisinya. Kita tak boleh menunjukan sedikitpun sikap lemah pada penguasa zalim.

Meski mungkin nanti berbeda pelaksanaan hari raya, namun kita semua tetap harus bersatu dalam persaudaraan Islam. Merayakan hari kebahagiaan dengan berbagai keragaman.

Semoga, dengan datangnya Idul Fitri kali ini kita semua benar-benar kembali suci karena dosa-dosa kita telah diampuni oleh Allah SWT. Semoga kita semua selalu dalam lindungan Allah SWT. Amien. [].

Oleh : Ahmad Khozinudin
Sastrawan Politik 

Kamis, 10 November 2022

Jangan Kita Nunggu Mati Baru Mau Berjuang Tegakkan Khilafah!

Tinta Media - Kalau sudah mati kita mau bilang apa? Mau tetap ngotot khilafah salah? Masih ngotot nolak khilafah? Masih ngotot mbelain sekulerisme, demokrasi, liberal, dll ide ide kufur? Masih mau ngotot? 

Kalau pun masih mau ngotot maka yakinlah kita tak akan mampu. Masuk alam barzakh hanya tinggal menunggu panen apa yang kita tanam. Tak ada lagi waktu beramal. Termasuk tak ada lagi waktu untuk berubah. Tak ada lagi waktu untuk merubah keyakinan maupun amal. Semua sudah selesai. Sesal tak guna lagi.

Allah subhanahu wa ta’ala mengabarkan tentang penyesalan orang-orang kafir di akhirat, ketika sudah terlambat pintu taubat itu bagi mereka. Allah berfirman:

رُبَمَا يَوَدُّ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا لَوْ كَا نُوْا مُسْلِمِيْنَ

“Orang kafir itu kadang-kadang (nanti di akhirat) menginginkan, sekiranya mereka dahulu (di dunia) menjadi orang muslim.” (QS. Al-Hijr 15: Ayat 2)

Dan firman-Nya:

ذَرْهُمْ يَأْكُلُوْا وَيَتَمَتَّعُوْا وَيُلْهِهِمُ الْاَ مَلُ فَسَوْفَ يَعْلَمُوْنَ

“Biarkanlah mereka (di dunia ini) makan dan bersenang-senang dan dilalaikan oleh angan-angan (kosong) mereka, kelak mereka akan mengetahui (akibat perbuatannya).” (QS. Al-Hijr 15: Ayat 3)

Orang-orang kafir itu berangan-angan seandainya mereka diberi kesempatan untuk bisa kembali ke dunia, lalu mereka akan beramal shalih. Allah berfirman:

وَلَوْ تَرٰۤى اِذِ الْمُجْرِمُوْنَ نَا كِسُوْا رُءُوْسِهِمْ عِنْدَ رَبِّهِمْ رَبَّنَاۤ اَبْصَرْنَا وَسَمِعْنَا فَا رْجِعْنَا نَعْمَلْ صَا لِحًـا اِنَّا مُوْقِنُوْنَ

“Dan (alangkah ngerinya), jika sekiranya kamu melihat orang-orang yang berdosa itu menundukkan kepalanya di hadapan Tuhannya, (mereka berkata), Ya Tuhan kami, kami telah melihat dan mendengar, maka kembalikanlah kami (ke dunia), niscaya kami akan mengerjakan kebajikan. Sungguh, kami adalah orang-orang yang yakin.” (QS. As-Sajdah 32: Ayat 12)

Namun itu semua hanya angan-angan yang tidak akan pernah terjadi. Lalu Allah menghukum mereka atas kekafiran mereka. Allah berfirman:

وَ لَوْ شِئْنَا لَاٰ تَيْنَا كُلَّ نَفْسٍ هُدٰٮهَا وَلٰـكِنْ حَقَّ الْقَوْلُ مِنِّيْ لَاَ مْلَئَنَّ جَهَنَّمَ مِنَ الْجِنَّةِ وَا لنَّا سِ اَجْمَعِيْنَ

“Dan jika Kami menghendaki niscaya Kami berikan kepada setiap jiwa petunjuk (bagi)nya, tetapi telah ditetapkan perkataan (ketetapan) dari-Ku, Pasti akan Aku penuhi Neraka Jahanam dengan jin dan manusia bersama-sama.” (QS. As-Sajdah 32: Ayat 13)

Waktu beramal sudah selesai tinggal hisab dan timbangan amal menanti. Jangan sampai kita menyesal. Orang orang fasik akan menyesal saat itu. Menolak ajaran Islam adalah kefasikan. Menolak khilafah adalah dosa besar. Maka hendaklah kita segera bertaubat. Dan segera menjadi pejuang Islam sebelum terlambat.

 وَمَن يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَرَهُۥ 

 "Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula."

Ngaji Yuuk![]

Ustaz Abu Zaid
Tabayyun Center 

Jumat, 07 Oktober 2022

Ustaz Abu Zaid: Berjuang Tidak Bisa Sendiri

Tinta Media - “Berjuang itu tidak bisa sendiri, apalagi urusan umat, urusan khilafah. Memang fardhu kifayah ya mesti berjamaah, bersama para pejuang yang lain,” tutur Ustaz Abu Zaid dari Tabayyun Center kepada Tinta Media, Rabu (4/10/2022)
 
Berjuang urusan pribadi saja, sambungnya,  tidak bisa sendiri. "Kita perlu dukungan orang- orang tercinta; kedua orang tua, istri, anak, bahkan sahabat-sahabat. Minimal dukungan doa,” cetusnya.
 
Menurutnya, dalam perjuangan ini pastinya pejuang bergandeng tangan dengan sesama pejuang. Mustahil tangan jalan sendiri lenggang kangkung. “Maka saling menjaga hati dan rasa teman seiring sejalan adalah kepastian,” tandasnya.
 
“Saling mencintai karena Allah, bertemu dan berpisah karena Allah, bersama dalam suka dan duka. Insyaallah akan Allah jaga kebersamaan ini sampai jannah. Jannatul firdaus,” nasehatnya.  
 
Ia lalu membacakan Sabda Nabi Saw.  riwayat Muslim.
 
« ثَلاَثٌ مَنْ كُنَّ فِيهِ وَجَدَ طَعْمَ الإِيمَانِ مَنْ كَانَ يُحِبُّ الْمَرْءَ لاَ يُحِبُّهُ إِلاَّ لِلَّهِ وَمَنْ كَانَ اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِمَّا سِوَاهُمَا وَمَنْ كَانَ أَنْ يُلْقَى فِى النَّارِ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِنْ أَنْ يَرْجِعَ فِى الْكُفْرِ بَعْدَ أَنْ أَنْقَذَهُ اللَّهُ مِنْهُ »
 
“Tiga perkara yang apabila ada pada diri seseorang ia akan mendapatkan manisnya iman yaitu orang yang mencintai seseorang namun tidak mencintainya kecuali karena Allah, orang yang menjadikan Allah dan Rasul-Nya lebih ia cintai dari selain keduanya, dan orang yang lebih cinta dimasukkan ke dalam neraka daripada kembali kepada kekufuran setelah Allah menyelamatkannya.”

Abu Zaid menambahkan lagi hadis dari Habib bin ‘Ubaid, dari Miqdam ibnu Ma’dy Kariba –dan Habib menjumpai Miqdam ibnu Ma’di Kariba-, ia berkata, “Nabi Saw. bersabda,
 
إِذَا أَحَبَّ أَحَدُكُمْ أَخَاهُ فَلْيُعْلِمْهُ أَنَّهُ أَحَبَّهُ
 
“Jika salah seorang di antara kalian mencintai saudaranya hendaklah dia memberitahu saudaranya itu bahwa dia mencintainya.” (HR. Bukhari dalam Adabul Mufrod no. 421/542)
 
“Apalagi para perintis dakwah. Mereka telah meletakkan tubuh dan jiwanya pada pondasi dakwah, terikat dan terbeton di sana. Tak mungkin lagi mereka untuk pindah posisi. Kenapa? Karena keberadaan mereka sudah menyatu dengan pondasi. Tak mungkin tergantikan kecuali sudah lapuk atau membusuk. Na'udzubillah,” tandasnya.
 
Maka, tegas Abu Zaid,  para perintis harus faham betul tentang posisi ini. Tak akan pernah tergantikan. Terpaku mati pada pondasi dakwah itu tanpa bisa digeser ataupun bergeser.
 
“Moga kita istiqomah di dalamnya hingga Allah panggil pulang,” pungkasnya.[] Irianti Aminatun

Rabu, 05 Oktober 2022

Kawan Sesurga

Tinta Media - Berjuang itu tidak bisa sendiri. Apalagi urusan umat ini. Urusan khilafah. Memang fardhu kifayah ya mesti berjamaah. Bersama para pejuang yang lain.

Berjuang urusan pribadi saja tidak bisa sendiri. Kita perlu dukungan orang orang tercinta. Kedua orang tua. Istri dan anak. Bahkan sahabat sahabat. Minimal dukungan doa. 

Dalam perjuangan ini pastinya kita bsrgandeng tangan dengan sesama pejuang. Mustahil tangan jalan sendiri lenggang kangkung. Maka saling menjaga hati dan rasa teman seiring kawan sejalan adalah kepastian.

Saling mencintai karena Allah. Bertemu dan berpisah karena Allah. Bersama dalam suka dan duka. Insyaallah akan Allah jaga kebersamaan ini sampai Jannah. Jannatul firdaus. 

Nabi Saw bersabda:

« ثَلاَثٌ مَنْ كُنَّ فِيهِ وَجَدَ طَعْمَ الإِيمَانِ مَنْ كَانَ يُحِبُّ الْمَرْءَ لاَ يُحِبُّهُ إِلاَّ لِلَّهِ وَمَنْ كَانَ اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِمَّا سِوَاهُمَا وَمَنْ كَانَ أَنْ يُلْقَى فِى النَّارِ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِنْ أَنْ يَرْجِعَ فِى الْكُفْرِ بَعْدَ أَنْ أَنْقَذَهُ اللَّهُ مِنْهُ »

“Tiga perkara yang apabila ada pada diri seseorang ia akan mendapatkan manisnya iman yaitu orang yang mencintai seseorang namun tidak mencintainya kecuali karena Allah, orang yang menjadikan Allah dan Rasul-Nya lebih ia cintai dari selain keduanya, dan orang yang lebih cinta dimasukkan ke dalam neraka daripada kembali kepada kekufuran setelah Allah menyelamatkannya.” (HR. Muslim)

Dari Habib bin ‘Ubaid, dari Miqdam ibnu Ma’dy Kariba –dan Habib menjumpai Miqdam ibnu Ma’di Kariba-, ia berkata, “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِذَا أَحَبَّ أَحَدُكُمْ أَخَاهُ فَلْيُعْلِمْهُ أَنَّهُ أَحَبَّهُ

“Jika salah seorang di antara kalian mencintai saudaranya hendaklah dia memberitahu saudaranya itu bahwa dia mencintainya.” (HR. Bukhari dalam Adabul Mufrod no. 421/542)

Apalagi para perintis dakwah. Mereka telah meletakkan tubuh dan jiwanya pada pondasi dakwah. Terikat dan terbeton di sana. Tak mungkin lagi mereka untuk pindah posisi. Kenapa? Karena keberadaan mereka sudah menyatu dengan pondasi. Tak mungkin tergantikan kecuali sudah lapuk atau membusuk. Na'udzubillah.

Maka para perintis harus faham betul tentang posisi ini. Tak akan pernah tergantikan. Terpaku mati pada pondasi dakwah itu tanpa bisa digeser ataupun bergeser. Moga kita istiqomah di dalamnya hingga Allah panggil pulang. Aamiin.[]

Ustaz Abu Zaid 
Tabayyun Center 

Senin, 20 Juni 2022

Berjuanglah, Masalah Pasti Berakhir


Tinta Media - Sobat. Tidak ada  seorangpun  di dunia ini yang terlepas dari permasalahan. Sobat. Katalanlah kepada mata jika air mata ini jatuh, sesungguhnya Allah lebih besar daripada kesedihan dan kegelisahanku. Sobat. Katakanlah kepada nurani jika masalah bertambah besar, sesungguhnya Allah pemilik hati memeliharaku dengan kelembutan-Nya. Sobat. Katakanlah kepada Asa yang makin membesar dalam  hati, sesungguhnya solusi dari Allah akan datang dan menolongku.

Allah SWT berfirman :

وَلَنَبۡلُوَنَّكُم بِشَيۡءٖ مِّنَ ٱلۡخَوۡفِ وَٱلۡجُوعِ وَنَقۡصٖ مِّنَ ٱلۡأَمۡوَٰلِ وَٱلۡأَنفُسِ وَٱلثَّمَرَٰتِۗ وَبَشِّرِ ٱلصَّٰبِرِينَ  
(١٥٥)

“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. “ ( QS. Al-Baqarah (2) : 155 ).

Sobat. Allah akan menguji kaum Muslimin dengan berbagai ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan (bahan makanan). Dengan ujian ini, kaum Muslimin menjadi umat yang kuat mentalnya, kukuh keyakinannya, tabah jiwanya, dan tahan menghadapi ujian dan cobaan. Mereka akan mendapat predikat sabar, dan merekalah orang-orang yang mendapat kabar gembira dari Allah.

Sobat. Kita  mencari  sumber kesuksesan dalam kehidupan  yang  selalu silih berganti antara kebahagiaan dan kesedihan, kekayaan dan kemiskinan, kesejahteraan  dan  kesulitan hidup, keamanan dan ketakutan, pertolongandan penyerangan, serta kesuksesan dan kegagalan. Sampai pada semua  itu kita memerlukan jalan keluar  yang  tepat, yaitu kunci emas  untuk  menguraikan permasalahan  tersebut.
فَإِنَّ مَعَ ٱلۡعُسۡرِ يُسۡرًا إِنَّ مَعَ ٱلۡعُسۡرِ يُسۡرٗا 
(٥) - (٦)
“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” ( QS. Al-Insyirah (94) : 5-6)

Sobat. Dalam ayat ini, Allah mengungkapkan bahwa sesungguhnya di dalam setiap kesempitan, terdapat kelapangan, dan di dalam setiap kekurangan sarana untuk mencapai suatu keinginan, terdapat pula jalan keluar. Namun demikian, dalam usaha untuk meraih sesuatu itu harus tetap berpegang pada kesabaran dan tawakal kepada Allah. Ini adalah sifat Nabi saw, baik sebelum beliau diangkat menjadi rasul maupun sesudahnya, ketika beliau terdesak menghadapi tantangan kaumnya.

Sobat. Walaupun demikian, beliau tidak pernah gelisah dan tidak pula mengubah tujuan, tetapi beliau bersabar menghadapi kejahatan kaumnya dan terus menjalankan dakwah sambil berserah diri dengan tawakal kepada Allah dan mengharap pahala daripada-Nya. 

Begitulah keadaan Nabi saw sejak permulaan dakwahnya. Pada akhirnya, Allah memberikan kepadanya pendukung-pendukung yang mencintai beliau sepenuh hati dan bertekad untuk menjaga diri pribadi beliau dan agama yang dibawanya. Mereka yakin bahwa hidup mereka tidak akan sempurna kecuali dengan menghancurleburkan segala sendi kemusyrikan dan kekufuran. 
Lalu mereka bersedia menebus pahala dan nikmat yang disediakan di sisi Allah bagi orang-orang yang berjihad pada jalan-Nya dengan jiwa, harta, dan semua yang mereka miliki. Dengan demikian, mereka sanggup menghancurkan kubu-kubu pertahanan raja-raja Persi dan Romawi.

Ayat tersebut seakan-akan menyatakan bahwa bila keadaan telah terlalu gawat, maka dengan sendirinya kita ingin keluar dengan selamat dari kesusahan tersebut dengan melalui segala jalan yang dapat ditempuh, sambil bertawakal kepada Allah. Dengan demikian, kemenangan bisa tercapai walau bagaimanapun hebatnya rintangan dan cobaan yang dihadapi.

Dengan ini pula, Allah memberitahukan kepada Nabi Muhammad bahwa keadaannya akan berubah dari miskin menjadi kaya, dari tidak mempunyai teman sampai mempunyai saudara yang banyak dan dari kebencian kaumnya kepada kecintaan yang tidak ada taranya.

Sobat. Ayat 6 -nya adalah ulangan ayat sebelumnya untuk menguatkan arti yang terkandung dalam ayat yang terdahulu. Bila kesulitan itu dihadapi dengan tekad yang sungguh-sungguh dan berusaha dengan sekuat tenaga dan pikiran untuk melepaskan diri darinya, tekun dan sabar serta tidak mengeluh atas kelambatan datangnya kemudahan, pasti kemudahan itu akan tiba.

Sobat. Meyakini  bahwa setiap permasalahan  pasti memiliki solusi  dengan izin Allah  SWT. Biasakanlah diri dan anggaplah  permasalahan apa pun yang menghampirimu  sebagai  sesuatu  yang kecil. Kamu jangan membesar-besarkan permasalahan itu  dan jangan  takut  sampai  mudah bagimu  untuk  berdamai  dengan permasalahan, menguasainya, serta mencari solusi  dengan  mudah  dan sukses.

Sobat. Penolong  yang terkuat  dan  teragung dalam menyelesaikan masalah adalah Iman kepada Allah SWT, bertawakal, dan menyerahkan permasalahan kepada-Nya. Oleh karena itu berbaik sangkalah, angkatlah curahan perasaanmu, perlihatkanlah keadaanmu kepada-Nya.

Bacalah Ayat ini :
ٱلَّذِينَ قَالَ لَهُمُ ٱلنَّاسُ إِنَّ ٱلنَّاسَ قَدۡ جَمَعُواْ لَكُمۡ فَٱخۡشَوۡهُمۡ فَزَادَهُمۡ إِيمَٰنٗا وَقَالُواْ حَسۡبُنَا ٱللَّهُ وَنِعۡمَ ٱلۡوَكِيلُ فَٱنقَلَبُواْ بِنِعۡمَةٖ مِّنَ ٱللَّهِ وَفَضۡلٖ لَّمۡ يَمۡسَسۡهُمۡ سُوٓءٞ وَٱتَّبَعُواْ رِضۡوَٰنَ ٱللَّهِۗ وَٱللَّهُ ذُو فَضۡلٍ عَظِيمٍ  (١٧٣)- (١٧٤)
(Yaitu) orang-orang (yang mentaati Allah dan Rasul) yang kepada mereka ada orang-orang yang mengatakan: "Sesungguhnya manusia telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang kamu, karena itu takutlah kepada mereka", maka perkataan itu menambah keimanan mereka dan mereka menjawab: "Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung".Maka mereka kembali dengan nikmat dan karunia (yang besar) dari Allah, mereka tidak mendapat bencana apa-apa, mereka mengikuti keridhaan Allah. Dan Allah mempunyai karunia yang besar. ( QS. Ali Imran (3) : 173-174 ).

Sobat. Turunnya ayat ini berhubungan dengan Abu Sufyan panglima perang kaum musyrikin Mekah dan tentaranya, yang sudah kembali dari Perang Uhud. Mereka setelah sampai di suatu tempat bernama Ruha, mereka menyesal dan bermaksud akan kembali lagi untuk melanjutkan perang. Berita ini sampai kepada Rasulullah, maka beliau memanggil kembali pasukan Muslimin untuk menghadapi Abu Sufyan dan tentaranya. Kata Rasulullah saw, "Jangan ada yang ikut perang hari ini kecuali mereka yang telah ikut kemarin, sedang tentara Islam pada waktu itu telah banyak yang luka-luka. Tapi akhirnya Allah swt menurunkan rasa takut pada hati kaum musyrikin dan selanjutnya mereka pulang kembali.

Sobat. Para mujahidin ditakut-takuti oleh sebagian musuh (munafik), dengan menyatakan bahwa musuh telah menghimpun kekuatan baru guna menghadapi mereka. Tetapi para mujahidin tidak merasa gentar karena berita itu, bahkan bertambah imannya dan bertambah tinggi semangatnya untuk menghadapi musuh Allah itu dengan ucapan, "Allah tetap akan melindungi kami dan kepada Allah kami bertawakal."

Dengan keimanan dan tekad yang kuat itu akhirnya mereka dapat ke Medinah. Abu Sufyan dan tentaranya tidak jadi melakukan serangan terhadap mereka. Mereka sama sekali tidak mengalami panderitaan dan mereka tetap dalam keridaan Allah.

Sobat. Bermunajat kepada Allah SWT serta meminta pertolongan Allah  dengan jalan bersabar dan melaksanakan sholat. ( baca QS Al-Baqarah (2): 45 ). Sobat. Dengan sabar terbukalah segala kunci , terangkatlah semua beban, dan menjadi lapang hati. Dengan  sholat, sirnalah kegelapan, terurailah permasalahan, dan mendapat ridho Allah SWT – Penguasa langit dan bumi.

Dr. Nasrul Syarif, M.Si.
CEO Educoach dan Penulis Buku Gizi Spiritual. Dosen Pascasarjana IAI Tribakti Lirboyo. Wakil Ketua Komnas Pendidikan Jawa Timur
Follow IG@tintamedia.web.id

Opini Tokoh

Parenting

Tsaqofah

Hukum

Motivasi

Opini Anda

Tanya Jawab