Bercermin pada Generasi Palestina
Tinta Media - Mengutip berita dari Kompas.com, M (14), siswa SMP swasta di Kecamatan Sugio, Lamongan, Jawa Timur menganiaya gurunya sendiri dengan menggunakan golok bendo pada Rabu (15/11/2023).
Peristiwa ini kembali berulang dan berulang lagi. Bagaimana murid sudah tak ada hormatnya pada guru. Sebelumnya pernah terjadi murid melaporkan guru hanya karena ditegur tidak sholat, murid yang meludahi guru hanya karena ditegur, murid yang tak suka saat diingatkan dan masih banyak lagi berita lainnya yang menorehkan citra dan cerita buruk terkait generasi saat ini. Alih-alih berharap mendapat calon pemimpin bangsa, yang ada riskan bagaimana dengan nasib kepemimpinan selanjutnya jika kualitas generasi dihiasi tindak kriminal arogansi radikal generasi muda.
Sedih rasanya, di kala generasi Palestina menyerukan keberanian melawan angkara murka durjana zionis Israel, di sini generasi muda malah menjadi makhluk bergenre buas dan beringas kepada makhluk lainnya.
Buah dari Kapitalis Liberalis Sekuler
Saat hidup manusia dilingkupi dunia semata, dan dunia lepas dari arahan Allah ta'ala, maka seluruh aktivitas hidup menjadi suka-suka. Individualis membersamai hidup manusia hingga berbuat pun suka-suka. Gaya hidup bebas sebebas-bebasnya menggambarkan syaithon liberal telah menyusuri aliran darah manusia, hingga agama tak laku dalam mengatur hidup manusia. Demikianlah sistem yang terlahir dari aroma kapitalis liberalis sekuler, produknya pun tak jauh dari pewarnaan dan bumbu-bumbu ide yang diraciknya.
Munculnya keabnormalan perilaku pun tak lepas dari pola asuh dan pola didik yang dinaungi sistem yang ada. Orang tua yang tak mendasarkan pola asuhnya pada ajaran Islam, tentunya tidak menguatkan Iman taqwa dalam mengarahkan keturunannya dalam setiap fase asuhnya. Diperparah juga dengan kurikulum pendidikan yang ternyata jauh dari nuansa taqwa.
Lahirnya generasi yang tak punya adab merupakan bukti nyata dari sistem tak beradab. Manusia biadab semenjak usia muda menunjukkan potret buram generasi muda masa kini. Tentunya ini tidak muncul begitu saja namun buah yang pohonnya telah ditanam dan disukai sekalipun buruk hasil panennya.
Belajar Dari Generasi Palestina
Riuhnya pemberitaan tentang buruknya perilaku generasi muda di negeri ini, dari berita murid aniaya guru, siswa membunuh sesama siswa, siswa yang menjadi begal, siswa yang menjadi mucikari dan bandar narkoba, dan berita buruk lainnya, generasi di Palestina menampilkan sosok pemuda yang jauh berbeda. Di tengah peperangan di Palestina, di bawah gempuran genosida entitas Yahudi laknatullah, sosok-sosok generasi muda pemberani. berjihad melawan penjahat Internasional zionis Israel algojo penjagal.
Sungguh, keberanian yang dimiliki generasi muda Palestina tentu tidak muncul tiba-tiba. Selain nuansa Palestina, terutama Gaza, kental dengan suasana keimanan dan ketaqwaan, tentunya didikan orang tua telah mewarnai hidup mereka. Pendidikan yang selalu menguatkan spirit jihad sekuat spirit jihad Rasulullah saw., para sahabat, dan para pengikutnya sebagai para syuhada. Idola generasi Palestina bukanlah Korean banyak gaya namun pada hamba yang pengabdian mereka kepada Allah Swt. totalitas dengan harta dan jiwa. Hamba yang dikagumi penduduk bumi dimuliakan penduduk langit. Mereka telah wafat namun mereka tetap terkenal, terkenang mewangi sepanjang masa.
Layak lah generasi muda saat ini belajar dari generasi muda Palestina. Karakter generasi muslim pemberani, inspirator, motivator bagi generasi muslim lainnya di seluruh dunia tidak terkecuali Indonesia, dan tentunya layak untuk menjadi pemimpin dunia.
Generasi Para Syuhada
Generasi muda Palestina tumbuh sebagai pemuda yang besar ketakutan dan ketaatannya pada Allah ta'ala. Islam menjadi asas dan motivasi hidup mereka. Spirit Iman Taqwa yang menyala-nyala membuat mereka tegar dan kuat bertahan di tengah gempuran zionis Yahudi Israel laknatullah, keinginan untuk berjuang dan berjihad di jalan Allah Taala tak kunjung padam sampai akhir hayatnya. Mereka mewakafkan diri-diri mereka sebagai syuhada. Mereka adalah pewaris para nabi dan syuhada di mana jihad sebagai syariat Islam tetap mereka yakini.
Demikianlah tak ada yang bisa mengarahkan generasi muda dari keburukan perilaku dan keterpurukan gaya hidup selain menjauhkan penyebabnya. Mencabut akar kapitalis liberalis sekuler dan menghancurkannya akan selamatkan generasi muda, kemudian mempelajari dan memahami syariat Islam sebagai perkara utama yang mendominasi hidup generasi muda sampai menemukan hakikat keimanan dan ketaqwaan seperti yang dimiliki generasi muda Palestina. Wallaahu a'laam bisshawaab. Salam ta'dzhim
Oleh: Sri Rahayu Lesmanawaty
Aktivis Muslimah Peduli Generasi