Tinta Media: Bangkit
Tampilkan postingan dengan label Bangkit. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Bangkit. Tampilkan semua postingan

Senin, 18 Desember 2023

Islam Bangkit jika Pemikiran Umat Islamnya Bangkit



Tinta Media - Para mujahidin di tanah ribath berjuang dengan air mata dan darah demi mempertahankan hak dan kehormatan kaum muslimin yang tengah dirampas kafir Barat. Sudah semestinya kita yang di sini pun berjuang mengembalikan pemikiran umat ke dalam pemikiran Islam. Inj juga demi mempertahankan hak dan kehormatan kaum muslimin yang telah dirampas kafir Barat. 

Umat sudah terlalu lama dijajah oleh pemikiran sekuler kafir Barat. Demokrasi, moderasi, hak asasi, feminisme adalah produk  perang pemikiran yang digencarkan oleh Yahudi dan kafir Barat dengan tujuan agar kaum muslimin semakin jauh dari nilai-nilai Islam. Maka, wajib hukumnya bagi kita untuk memberantasnya. Perang pemikiran harus dilawan  dengan perang pemikiran karena kunci kebangkitan Islam hanya akan tewujud jika pemikiran umat Islam telah bangkit. 

Mari kita selamatkan kaum muslimin dari pemikiran sekuler yang dilancarkan kafir Barat dengan mendakwahkan urgensi penerapan Islam kaffah sebagai solusi permasalahan umat. Sekali lagi, demokrasi, hak asasi, moderasi, childfree, feminisme, nasionalisme adalah produk pemikiran Yahudi dan kafir Barat. Produk pemikiran tersebut telah mampu menggeser akidah Islam menjadi akidah sekuler. Banyak umat  Islam yang masih terjebak di dalamnya. Karena itu, jangan hanya boikot produk dagangannya, tetapi boikot pula produk pemikirannya karena pemikiran sekuler tidak layak dijadikan sandaran.

Oleh: Khasanah Isma 
(Guru dan pemerhati umat) 

Selasa, 06 Desember 2022

Bangkit dan Sehat dengan Islam, Bukan yang Lain


Tinta Media - Peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke 56 digelar di pemerintahan Kabupaten Bandung dengan tema 'Bangkit Indonesiaku, Sehat Negeriku'. Pemkab berharap, HKN ini menjadi sebuah momentum untuk bangkit dari keterpurukan akibat pandemi Covid-19. 

Menurut Bupati Dadang Supriatna, tema ini menjadi semangat untuk masyarakat dan kembali beraktivitas produktif lagi. Bupati menghimbau agar masyarakat tetap waspada dan menerapkan protokol kesehatan dalam berbagai aktivitas.
Beliau juga mengimbau agar masyarakat jangan lengah dan melengkapi vaksinasi Covid-19 dengan Booster, BANDUNG, WWW. PASJABAR.COM

Adanya wabah Covid-19 benar-benar telah membuka wajah buruk sekularisme kapitalisme. Pemerintah telah gagal melindungi kesehatan dan keselamatan rakyatnya. Terlambatnya penanganan dan pendeteksian Covid-19 menyebabkan angka kematian yang tinggi. Negara pun kewalahan menghadapi kondisi ini karena minimnya tenaga kesehatan yang semakin hari semakin berkurang karena tidak sedikit yang meninggal. 

Akhirnya, semakin banyak korban berjatuhan, pelayanan kesehatan yang semakin buruk karena keterbatasan ruang, fasilitas kesehatan, obat-obatan, dan peralatan lainnya. Ini menyebabkan keadaan rakyat semakin terpuruk. 

Belum lagi, banyaknya kecurangan dalam penanganan kesehatan dan juga pemberian vaksin yang terjadi. Mereka memaksa rakyat secara halus, yaitu dengan menjadikan kartu vaksin sebagai syarat administrasi, masuk Mall, dan lain-lain. 

Untuk membangkitkan kembali kondisi kesehatan rakyat pasca pandemi, pemerintah membuat suatu wacana atau gerakan masyarakat dalam rangka membangkitkan lagi kondisi kesehatan masyarakatnya. Caranya, dengan mengedukasi masyarakat agar memperbaiki pola hidup sehat dengan menjaga kebersihan lingkungan, rajin berolahraga, dan mengonsumsi makanan yang sehat dan bergizi. Hal itu diharapkan dapat membantu masyarakat menjadi sehat dan bugar, terhindar dari berbagai macam penyakit dan virus. 

Lebih baik menjaga kesehatan agar terhindar dari sakit daripada mengobati ketika sudah sakit. Hal ini karena biaya pelayanan kesehatan juga mahal, sedangkan ekonomi sedang menurun. Begitulah yang digaungkan oleh pemerintah dalam rangka bangkit dari masa-masa sulit pandemi. Namun, nyatanya upaya tersebut tidak akan bisa membuat perubahan yang berarti. Keadaan sebelum dan sesudah pandemi nyatanya sama saja. Peringatan Hari Kesehatan Nasional sekadar seremonial belaka yang tidak memberi solusi hakiki.

Masyarakat masih dalam kondisi sulit secara ekonomi. Bagaimana bisa mencukupi kebutuhan dan membeli makanan yang sehat kalau ternyata semakin kesini justru banyak masyarakat yang kehilangan pekerjaan Akibat Pemutusan Hubungan Kerja (PHK)?

Kesehatan mental juga perlu menjadi perhatian pemerintah saat ini, tidak hanya terfokus pada kesehatan jasmani saja. Di sinilah gagalnya pemerintah dalam upaya penanganan kesehatan pasca pandemi. Upaya atau gagasan yang ditawarkan tidak bisa memberi perubahan yang signifikan. 

Islam menjamin pelayanan kesehatan dan mencukupi kebutuhan hidup rakyat.
Islam mengatur semuanya, bukan hanya soal ibadah. Akan tetapi, Islam juga mengatur hal-hal mengenai kehidupan bermasyarakat, termasuk pelayanan kesehatan. 

Dalam Islam, kesehatan merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia. Islam sangat menjamin layanan kesehatan demi tercapainya sebuah masyarakat yang sehat. Baik miskin atau kaya, semua berhak mendapatkan pelayanan yang terbaik. Penduduk desa maupun kota tidak ada perbedaan dalam pelayanannya. Pemerintah Islam tidak boleh mengomersilkan hak rakyat. Semua rata dijamin oleh negara. Hal ini karena mengayomi rakyat adalah kewajiban negara sepenuhnya. Islam menjamin kesehatan rakyat dengan tanggung jawab penuh dan diberikan secara cuma-cuma (gratis) .

Di dalam Islam, jaminan kesehatan untuk seluruh rakyat adalah tanggung jawab negara. Pelayanan kesehatan wajib diberikan secara gratis (cuma-cuma) bagi masyarakat. Negara tidak boleh membebani rakyat untuk membayar kebutuhan layanan kesehatan. Rasulullah saw. yang bertindak sebagai kepala Negara Islam, telah menjamin kesehatan rakyatnya secara cuma-cuma, dengan cara mengirimkan dokter untuk rakyat yang sakit tanpa memungut biaya dari mereka.

Dengan begitu, negara Islam tidak akan pernah menjual atau memasang tarif untuk pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan dalam negara Islam sangat bagus. Para dokter dan tenaga medis lainnya sangat mumpuni dan berkualitas, ditunjang dengan peralatan terbaik. Semua peralatan dan sarana kesehatan menjadi tanggung jawab negara.

Nabi Muhammad saw. bersabda:
"Imam adalah pemelihara dan dia bertanggung jawab atas rakyatnya." (HR al-Bukhari).

Jadi, peringatan hari kesehatan nasional tidak akan berarti dan berpengaruh besar selagi sistem yang diterapkan bukan sistem Islam buatan Allah Swt. Sudah pasti, sistem Islam akan mampu menjadi solusi hakiki bagi umat seluruhnya. Sementara, tidak akan terealisasi semua hukum Allah tanpa adanya sebuah institusi, yaitu negara khilafah. 

Saatnya umat  mau mengkaji Islam secara menyeluruh dan mendalam sehingga tersadarkan bahwa Islamlah solusi terbaik untuk negeri ini. Hendaknya umat dengan sukarela memperjuangkan Islam secara berjamaah bersama jemaah dakwah ideologis agar masyarakat semakin paham dan menginginkan sebuah sistem yang jelas terbukti keberhasilannya.

Wallahu a'lam.

Oleh: Dartem
Sahabat Tinta Media

Sabtu, 24 September 2022

MAHASISWA GARUT BANGKIT, NYALAKAN API PERJUANGAN, MENGUSUNG KEBANGKITAN ISLAM

Tinta Media - Bangga bisa hadir d itengah mahasiswa pemberani, cerdas dan memiliki nurani. Nurani yang memantik api perjuangan, melawan kezaliman dan menyatakan perang terbuka pada setiap inchi tirani dan penindasan.

Di tengah kejumudan berfikir, matinya ruang gerak mahasiswa, di tengah masifnya pertanyaan publik: Mahasiswa dimana? Ternyata, di Garut penulis mendapatkan jawabannya.

Pada Ahad 11 September 2022, Forum Pemuda & Mahasiswa Garut mengundang penulis untuk hadir berdiskusi secara offline di Kota Dodol. Asyik dan hangat, membersamai mahasiswa dengan semangat dan gelora perjuangan, yang meskipun dari radius beberapa meter, induksi semangat itu terasa menyentak.

Ada Bung Dede Sopian (BKLDK Garut) yang menjadi MC acara. Dan diskusi dipandu secara apik oleh Moderator Adam Permana (Mahasiswa Universitas Garut).

Ngalor ngidul bicara tentang semangat, pergerakan, hingga lika liku perjuangan ideologi Islam melalui pergerakan mahasiswa. Di awal, penulis sempat ditanya-tanya soal curiculum vitae.

Untuk menghindari hal-hal yang akan mengesankan penulis sudah tua, penulis tidak cerita sudah memiliki istri dan 5 anak. Penulis hanya cerita dulu waktu mahasiswa aktif di IPNU, IMM, HMI, Permahi hingga Ismahi. Lupa cerita, pernah juga menjadi Gubernur BEM Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Magelang. Biar gini-gini, juga pernah jadi Gubernur. hehe.

Penulis tekankan pentingnya gerakan mahasiswa harus berbasis ideologi. Hal ini, agar mahasiswa tidak menjadi patron, mengekor pada gerakan politik lainnya. Agar mahasiswa tidak hanya menjadi 'agen perubahan' (agent of change) tetapi menjadi 'pemimpin perubahan' (leader of change).

Ideologi tersebut jelas bukan Kapitalisme liberal atau sosialisme komunisme. Namun, ideologi itu harus ideologi Islam. Mahasiswa harus memimpin pergerakan berdasarkan ideologi Islam.

Memimpin pergerakan dengan ideologi Islam bukan berarti harus selalu tampil didepan. Memimpin dalam pengertian selalu mengontrol pergerakan agar selalu sejalan dengan ideologi Islam. Itulah, tugas utama mahasiswa sebagai pemimpin perubahan, bukan hanya menjadi agen perubahan yang diorder oleh aktor kekuasaan atau oligarki.

Ada banyak pertanyaan kritis yang disampaikan kawan-kawan mahasiswa. Diantaranya ada Bung Fikri, yang bertanya tentang harapan bergantinya presiden indonesia, korelasinya dengan kesejahteraan rakyat. Lalu Bung Luthfi Mukhtar (salah satu Orator Aksi Mahasiswa yang masuk ke gedung DPRD Garut), yang bertanya soal hukum produk kekuasaan (politik), dan akhirnya hukum hanya menjadi alat represi. Lalu ada Asep Ridwansyah yang bertanya tentang pengaruh demo dengan kebijakan pemerintah (khususnya soal BBM), ada Enjang Undang yang bertanya tentang forum diskusi mahasiswa yang banyaknya tidak memberikan solusi utama menyelesaikan masalah, dan seterusnya.

Ada satu kesimpulan penting yang penulis sampaikan kepada kawan-kawan mahasiswa. Bahwa pada titik tertentu, ideologi perjuangan bukan hanya bicara soal kebenaran. Melainkan, kebenaran itu akhirnya dikonfirmasi dengan nyali. Tak ada perubahan, tanpa sikap dan karakter pemberani dan punya nyali untuk melawan segala bentuk penindasan. [].

Oleh: Ahmad Khozinudin
Sastrawan Politik

https://heylink.me/AK_Channel/


Rabu, 04 Mei 2022

Om Joy Ungkap Kekhawatiran Blunt Akan Bangkitnya Umat Islam


Tinta Media - Jurnalis Joko Prasetyo (Om Joy),  mengungkap kekhawatiran Wilfrid Scawen Blunt (1840-1922 M) bahwa kaum Muslim akan bangkit kembali selama masih ada empat faktor di tengah kaum Muslim.

"Meski Khilafah Utsmani (699-1342 H/1299-1924M) sejak 1171 H terus meluncur ke lembah keterpurukan, namun Wilfrid Scawen Blunt (1840-1922 M) tetap sangat khawatir kaum Muslim akan bangkit kembali selama masih ada empat faktor di tengah kaum Muslim," ungkapnya kepada Tinta Media, Rabu (4/5/2022).

Om Joy mengatakan, dalam buku karya Blunt yang berjudul ‘The Future of Islam’  (1882 M), analis politik Inggris kelahiran Sussex 17 Agustus 1840 menyebutkan keempat faktor tersebut.

"Pertama, masih adanya ibadah haji  yang dilakukan kaum Muslim setiap tahun. Kedua, adanya Kota Suci Mekkah yang setiap tahun dikunjungi ratusan ribu orang (sekarang sekitar 2,5 juta tiap musim haji) dari berbagai penjuru dunia. Ketiga, masih berdirinya khilafah. Keempat,  adanya gerakan-gerakan yang melakukan reformasi di tengah kaum Muslim," ujarnya.

Menurutnya, pernyataan Blunt tersebut mengungkap isi hati para pengusung peradaban kafir penjajah Inggris dan Barat pada umumnya. "Sehingga secara global, baik sebelum maupun sesudah Blunt menyatakannya, mereka berkonspirasi untuk menghilangkan keempat faktor tersebut. Dan hasilnya seperti yang kita lihat saat ini," bebernya.

"Semua faktor untuk menggagalkan kebangkitan Islam yang dinyatakan Blunt tercapai," tegas Om Joy.
.
Indikasinya, lanjut Om Joy, Khilafah dibubarkan pada 1924 M, oleh kaki tangan Inggris Mustafa Kamal Attaturk Laknatullah, setelah Inggris berhasil merubah gerakan-gerakan reformasi (melakukan perbaikan penerapan sistem khilafah) menjadi gerakan revolusi (mengganti sistem khilafah dengan sistem pemerintahan yang lain).
.
Menurutnya, Barat tidak takut lagi dengan 2,5 juta kaum Muslim yang mendengarkan khutbah ketika wukuf di Arafah dalam puncak ibadah haji di Kota Suci Mekkah. Karena ibarat singa, kaum Muslim sudah kehilangan taring dan cakarnya. "Sejak saat itu kaum Muslim pun terpuruk ke dasar kehinaan yang paling dalam," bebernya.

Empat Faktor Kebangkitan Umat

Oleh sebab itu, agar kaum Muslim bangkit kembali, kata Om Joy, dengan kacamata Blunt dalam memahami kondisi kaum Muslim saat itu, umat Islam dapat menyatakan  empat faktor pula untuk kondisi saat ini.

Pertama, kaum Muslim saat ini terpecah-pecah dalam sekat-sekat nasionalisme. Masing-masing hanya memikirkan nasib bangsanya. "Derita Muslim Gaza Palestina, Muslim Moro, Muslim Rohingya, Muslim Xinjiang, dan derita yang dialami seluruh kaum Muslim menjadi masalah dan nasib negaranya masing-masing," ungkapnya.

"Padahal sebenarnya seluruh kaum Muslim adalah umat yang satu. Allah mereka satu, Nabi mereka satu, kitab mereka satu, kiblatnya pun satu. Maka ibadah haji haruslah menjadi momen pemersatu umat, karena mereka berkumpul di Mekkah dengan meninggalkan baju nasionalisme,"tambahnya.

Kedua, kaum Muslim harus sadar, Mekkah adalah kota suci kaum Muslim seluruh dunia, bukan milik kerajaan keluarga Saudi. "Maka kaum Muslim haruslah mengubah kerajaan keluarga Saud menjadi khilafah kaum Muslim sedunia sebagaimana yang dulu terjadi sejak Negara Islam pertama di dunia yang dipimpin Rasulullah SAW Futuh Mekkah, kemudian diteruskan oleh Khulafaur Rasyidin (Khilafah Rasyidah), Khilafah Umayah, Khilafah Abbasiyah, dan Khilafah Utsmani)," terangnya.
.
Ketiga, khilafah yang tegak kelak tidak mempermasalahkan hal-hal furu’iah. Karena khilafah bukan negara mazhab tetapi merupakan kepemimpinan umum bagi seluruh kaum Muslim yang menerapkan syariat Islam secara kaffah dalam negeri dan melancarkan dakwah dan jihad ke luar negeri. "Termasuk membebaskan negeri-negeri Islam yang kini tengah dijajah kaum kafir," tegasnya.

Keempat, oleh karena itu, kata Om Joy, bentuklah atau bergabunglah dengan gerakan revolusi Islam yang berjuang merubah sistem kufur saat ini menjadi khilafah. "Bukan gerakan reformasi yang malah semakin memperkokoh sistem kufur demokrasi/republik, kerajaan, sosialisme, komunisme, kapitalisme dan isme-isme lainnya yang diterapkan di seluruh negeri kaum Muslim saat ini atau gerakan yang mempermasalahkan furu’iah yang tidak ada ujung pangkalnya," pungkasnya.[] Ajirah 
Follow IG@tintamedia.web.id

Opini Tokoh

Parenting

Tsaqofah

Hukum

Motivasi

Opini Anda

Tanya Jawab