Tinta Media: Atasi
Tampilkan postingan dengan label Atasi. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Atasi. Tampilkan semua postingan

Kamis, 21 Juli 2022

Bagaimana Mengatasi Problematika Kehidupan?

Tinta Media - Sobat. Tidak ada seorang pun di dunia ini yang terlepas dari permasalahan. Problematik  adalah  sebuah cobaan, ujian, dan sikap yang sulit dijalani  oleh manusia semasa hidup yang menyakitkan jiwa, menyedihkan hati, mengganggu pikiran, mengeruhkan keadaan, menyibukkan pikiran, dan mengganggu kenyamanan.

Allah SWT berfirman:

وَلَنَبۡلُوَنَّكُم بِشَيۡءٖ مِّنَ ٱلۡخَوۡفِ وَٱلۡجُوعِ وَنَقۡصٖ مِّنَ ٱلۡأَمۡوَٰلِ وَٱلۡأَنفُسِ وَٱلثَّمَرَٰتِۗ وَبَشِّرِ ٱلصَّٰبِرِينَ  

“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.” ( QS. Al-Baqarah (2) : 155 )

Sobat. Allah akan menguji kaum Muslimin dengan berbagai ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan (bahan makanan). Dengan ujian ini, kaum Muslimin menjadi umat yang kuat mentalnya, kukuh keyakinannya, tabah jiwanya, dan tahan menghadapi ujian dan cobaan. Mereka akan mendapat predikat sabar, dan merekalah orang-orang yang mendapat kabar gembira dari Allah.

Berikut ini beberapa solusi  untuk mengatasi problematika kehidupan :

1. Kunci Utama  solusi segala permasalahan adalah mengenali permasalahan itu, batasan, dan cara menghadapinya. Jangan pura-pura tidak mengetahui bahkan menunda-nunda analisis permasalahan, berputus asa, dan menyerah karena sesungguhnya permasalahan bagaikan luka yang jika kamu makin mengabaikannya, makin bertambah penyakitnya.

2. Memuji Allah SWT dan bersyukur bahwa  permasalahan yang sedang dihadapi tidak sebesar yang dikira. Jadikan permasalahan ini kecil menurut pandanganmu karena sejatinya – betapa besar permasalahan – Masih ada Allah SWT, Dzat yang lebih dekat dan lebih mengetahui.

3. Sebelum menentukan solusi, mengumpulkan segala informasi yang cukup untuk memahami secara detail permasalahan itu. Kemudian buatlah analisis dan pahamilah dengan baik sehingga mudah bagimu untuk memilih solusi yang tepat.

4. Mengumpulkan segenap ide dan solusi yang kamu dapatkan, memantapkan, dan memikirkan resiko setiap solusi yang hendak dikeluarkan.Pilihlah  solusi yang paling baik dan tempatkanlah solusi itu pada jalur yang baik untuk merealisasikan solusi yang telah kamu pilih dengan penuh kematangan.

5. Menganggap permasalahan itu bukan milikmu dan membayangkan permasalahan itu sedang menimpa salah satu temanmu. Kamu jadi konsultannya, cobalah berpikir lebih rasional, lebih komprehensif, dan jauh dari tekanan batin atau fanatisme.

6. Meyakini  bahwa setiap permasalahan pasti memiliki solusi dengan izin Allah SWT. Biasakanlah diri dan anggaplah permasalahan apa pun yang menghampirimu sebagai sesuatu yang kecil. Kamu jangan membesar-besarkan permasalahan itu dan jangan takut sampai mudah bagimu untuk berdamai dengan permasalahan, menguasainya, serta mencari solusi dengan mudah dan sukses.

7. Iman kepada Qadha dan qadar  menjadi penghangat hati dan penenang jiwa setiap menghadapi  segala  masalah. Oleh karena itu ridhalah atas apa yang telah termaktub dan di takdirkan terjadi. Ketahuilah sesuatu tidak akan menimpamu, kecuali Allah SWT telah menentukan untukmu.

Allah SWT Berfirman :

قُل لَّن يُصِيبَنَآ إِلَّا مَا كَتَبَ ٱللَّهُ لَنَا هُوَ مَوۡلَىٰنَاۚ وَعَلَى ٱللَّهِ فَلۡيَتَوَكَّلِ ٱلۡمُؤۡمِنُونَ  

L“Katakanlah: "Sekali-kali tidak akan menimpa kami melainkan apa yang telah ditetapkan Allah untuk kami. Dialah Pelindung kami, dan hanya kepada Allah orang-orang yang beriman harus bertawakal" ( QS. At-Taubah (9) : 51 )

Sobat. Ayat ini memerintahkan kepada Rasulullah agar menjawab tantangan orang munafik yang merasa senang ketika Rasulullah dan para sahabatnya ditimpa kesulitan dan merasa sesak dada ketika Rasulullah dan para sahabatnya memperoleh kenikmatan dengan ucapan, "Apa yang menimpa diri kami dan apa yang kami peroleh dan kami alami adalah hal-hal yang telah diatur dan ditetapkan oleh Allah, yaitu hal-hal yang telah tercatat di Lauh Mahfudh sesuai dengan sunatullah yang berlaku pada hamba-Nya, baik kenikmatan kemenangan maupun bencana kekalahan, segala sesuatunya terjadi sesuai dengan qadza dan qadar dari Allah dan bukanlah menurut kemauan dan kehendak manusia mana pun. Allah pelindung kami satu-satunya, dan kepada Dialah kami bertawakal dan berserah diri, dengan demikian kami tidak pernah merasa putus asa di kala ditimpa sesuatu yang tidak menggembirakan dan tidak merasa sombong dan angkuh di kala memperoleh nikmat dan hal-hal yang menjadi cita-cita dan idaman."

Firman Allah:

Dan barang siapa bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan-Nya. Sungguh, Allah telah mengadakan ketentuan bagi setiap sesuatu (Ath-thalaq/65: 3) 

Dan firman Allah:

۞أَفَلَمۡ يَسِيرُواْ فِي ٱلۡأَرۡضِ فَيَنظُرُواْ كَيۡفَ كَانَ عَٰقِبَةُ ٱلَّذِينَ مِن قَبۡلِهِمۡۖ دَمَّرَ ٱللَّهُ عَلَيۡهِمۡۖ وَلِلۡكَٰفِرِينَ أَمۡثَٰلُهَا  
ذَٰلِكَ بِأَنَّ ٱللَّهَ مَوۡلَى ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَأَنَّ ٱلۡكَٰفِرِينَ لَا مَوۡلَىٰ لَهُمۡ  

Maka apakah mereka tidak pernah mengadakan perjalanan di bumi sehingga dapat memperhatikan bagaimana kesudahan orang-orang yang sebelum mereka. Allah telah membinasakan mereka, dan bagi orang-orang kafir akan menerima (nasib) yang serupa itu. Yang demikian itu karena Allah pelindung bagi orang-orang yang beriman; sedang orang-orang kafir tidak ada pelindung bagi mereka. (Muhammad/47: 10 dan 11)

Sobat. Orang-orang musyrik Mekah yang mendustakan kenabian dan kerasulan Muhammad saw, serta mengingkari kebenaran petunjuk Al-Qur'an sebagai kitab yang berasal dari Allah Yang Mahakuasa, sebenarnya mempunyai berbagai bukti untuk membenarkan kenabian dan kerasulan beliau, karena negeri itu berada di sekitar negeri umat-umat terdahulu yang pernah mendustakan dan mengingkari seruan para rasul Allah. Bukankah mereka sering pergi ke Syria, sebelah utara negeri mereka, dan Hadramaut, di sebelah selatan. Bukankah mereka juga pergi ke Persia di sebelah timur dan ke Ethiopia di sebelah barat daya negeri mereka. Kepergian mereka ke negeri-negeri tersebut dengan tujuan berdagang. 

Dalam perjalanan itu, mereka melalui sisa-sisa reruntuhan negeri kaum 'Ad, kaum Samud, kaum Syuaib, dan sebagainya yang telah dibinasakan Allah. Mereka masih dapat melihat bekas negeri itu berupa puing, peninggalan, dan sebagainya. Mereka dapat menyaksikan reruntuhan itu, karena negeri tersebut adalah pusat perniagaan pada masa itu dan terletak pada jalur perniagaan yang menghubungkan dunia barat dengan timur. Mereka juga telah mengetahui bahwa umat-umat dahulu telah dihancurkan Allah karena durhaka kepada-Nya dan rasul-Nya. Akan tetapi, mereka tidak mau memperhatikan dan merenungkan bahwa sunatullah berlaku bagi setiap orang yang mengingkari agama-Nya.
Oleh karena itu, orang-orang musyrik Mekah akan mengalami nasib seperti yang telah dialami oleh umat-umat dahulu seandainya mereka tetap tidak mengindahkan seruan Nabi Muhammad. Sebagai bukti kebenaran janji Allah itu, banyak orang musyrik Mekah yang mati terbunuh dalam Perang Badar dan begitu juga pada peperangan-peperangan sesudahnya.

Sobat. Ayat 11 dari QS Muhammad  menjelaskan tentang keadaan orang mukmin dan orang kafir di dunia dan sebab orang musyrik ditimpa malapetaka. Orang musyrik tidak mempunyai seorang penolong pun untuk menolak azab yang datang menimpa mereka, sedangkan orang mukmin mempunyai penolong, yaitu Allah Yang Mahakuasa dan Maha Penolong.

Sobat. Jangan berkompromi  dengan keputusasaan, merasa gagal karena ketakutan dan kesalahan, serta menjadi dikendalikan oleh masalah karena kamu akan merasa lemah dan bosan terhadap kehidupan pada waktu bersamaan, serta pikiranmu menjadi hancur. Kamu juga tidak akan mampu menguraikan permasalahanmu sendiri. Oleh karena itu,lawanlah dan menangkanlah dengan rasa optimis, tekad dan harapan yang kuat.

Sobat.Meminta bantuan kepada sahabat, kerabat dekat, serta orang-orang sekitarmu yang ikhlas dan berbagi ide untuk membantu menguraikan masalah. Jangan merasa gengsi untuk meminta bantuan dan berdiskusi dengan mereka.

Dr. Nasrul Syarif, M.Si. 
Penulis Buku The Power of Spirituality. Dosen Pascasarjana IAI Tribakti Lirboyo. Wakil Ketua Komnas Pendidikan Jawa Timur
Follow IG@tintamedia.web.id

Opini Tokoh

Parenting

Tsaqofah

Hukum

Motivasi

Opini Anda

Tanya Jawab