Tinta Media: Aqidah
Tampilkan postingan dengan label Aqidah. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Aqidah. Tampilkan semua postingan

Minggu, 21 Januari 2024

Dia, Aku, dan Kamu, Satu



Tinta Media - Seratus hari tanah itu terus membara
Angka itu terus bertambah naik
Anak-anak, lansia, dan perempuan
Menjadi syahid di jalan-Nya

Seratus hari bangsa kera itu membabi buta
Tank, roket, peluru silih berganti mengaum
Tanpa ada jeda, tiap hari dan tiap detiknya
Hanya kedustaan yang keluar dari mulutnya

Seratus hari sudah pemimpin di tempat saudara muslim tertunduk diam
Diam, hanya mengutuk dan mencela
Di mana pasukan Khalid? 
Di mana pasukan Saifudin Qutuz? 
Di mana pasukan Shalahudi Al Ayyubi? 
Yang menggetarkan bumi, hingga musuh tunggang-langgang mundur

Hari ini, seratus tahun tiada junnah
Yang melipur lara rakyat jelata
Meri'ayah seluruh pelosok negeri
Menjunjung syariat Islam di tempat tertinggi

Seratus tahun berlalu
Daulah terpecah jadi lima puluh negara
Nestapa terus menggelayut,
Kesedihan dan kesakitan menjadi sahabat sehari-hari
Dia, aku, dan kamu, berharap ini berakhir

Wahai ummah yang satu!
Wahai ummah yang terbaik!
Wahai ummah yang mempunyai Maha Pengasih, Maha Penyayang!
Wahai ummah yang rasul-Nya mencintai kita semua!

Serulah! Serulah kepada pemimpin Anda!
Serulah! Serulah kepada tokoh-tokoh Anda!
Serulah! Serulah kepada tentara-tentara Anda!
Hentikan kebinasaan ini, kemaksiatan ini!

Dia, aku, dan kamu, satu ummah
Dia, aku, dan kamu, satu daulah
Dia, aku, dan kamu, satu akidah
Islam yang Dia (Allah) beri nama



Oleh: Muhammad Nur
Sahabat Tinta Media

Kamis, 16 November 2023

Pentingnya Persatuan atas Dasar Akidah Islam



Tinta Media - Dalam rangka membentuk solidaritas dan dukungan untuk Palestina, Bupati Bandung Dadang Supriatna menyeru agar masyarakat Kabupaten Bandung mendoakan warga Palestina yang sedang berjuang melawan serangan Zionis Yahudi. Beliau pun mengutuk tindakan Zionis ke warga Palestina. (BANDUNG, iNewsBandungRaya.id)

Kang Dadang mengatakan bahwa salah satu bentuk solidaritas dan dukungan untuk Palestina adalah dengan mendoakan. Selain itu, beliau juga mengutuk tindakan agresi zionis terhadap warga Palestina. 

Bupati Bandung Dadang Supriatna juga siap untuk melakukan langkah-langkah konkret, yaitu dengan mengirimkan logistik berupa makanan dan obat-obatan. 

Beliau juga mengatakan akan pentingnya generasi muda memahami Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, Undang-undang Dasar 1945, NKRI, dengan memahami sejarah secara utuh, baik dan benar. Karena pemahaman itu penting untuk menjawab hal yang berkaitan dengan persoalan Palestina dan Yahudi. 

Adapun yang perlu dipahami adalah mengenai  pembukaan UUD NRI 1945, yaitu bahwa “kemerdekaan ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan”. 

Kang DS (Dadang Supriatna) mengatakan bahwa kita harus mencontoh para pendiri bangsa yang telah memberi keteladanan dalam menolak penjajahan. Seperti Bung Karno yang menolak atau tidak menerima kunjungan delegasi Yahudi di berbagai kesempatan, seperti di Asian Games Jakarta (1962) dan di Konferensi Asia Afrika Bandung (1955). Beliau (Bung Karno) pun lantang dan bersikap melawan penjajah Yahudi.

Sebagai umat Islam, memang wajib bagi kita untuk saling mendoakan. Itu merupakan bentuk dari keimanan. Namun, dalam masalah Palestina yang terus digempur habis-habisan oleh entitas yahudi, maka bentuk solidaritas dengan hanya mendoakan itu dirasa jauh panggang dari api. 

Posisi Palestina adalah tuan rumah, negara yang sedang dirampok dan dijajah. Maka, yang harus dilakukan adalah dengan cara mengusir sang penjajah. Begitu juga dengan memberi segala bantuan makanan dan obat-obatan, itu tidaklah cukup, walaupun sedikit meringankan. Karena sebenarnya, hal itu bukan solusi yang tepat, Itu hanya solusi pragmatis semata.

Memahami Akar Masalah.

Sebagian masyarakat menganggap bahwa masalah Palestina hanyalah masalah antara dua negara yang sedang bertikai. Karena itu, wajar jika para pemimpin negeri ini menganggap bahwa membantu warga palestina cukup hanya dengan doa, bantuan makanan dan, juga obat-obatan. Para pemimpin hanya mampu mengecam dan mengutuk perbuatan entitas Yahudi, dan itu dianggap sudah cukup. 

Padahal, serangan brutal entitas Yahudi laknatullah terus menjadi-jadi, korban pun sudah banyak berjatuhan, mulai dari orang tua, wanita, bahkan anak-anak. Lebih dari 8.100 jiwa wafat dan lebih dari 20.242 orang terluka hingga saat ini. 

Benar bahwa penjajahan di atas dunia harus dihapuskan sesuai dengan pembukaan UUD 45. Sayangnya, dalam sistem demokrasi seperti saat ini, umat Islam tersekat-sekat menjadi negara bangsa. Maka, wajar jika masalah di luar negeri menjadi urusan masing-masing negara. Kalau pun membantu, itu hanya berlandaskan atas kemanusiaan semata. 

Itulah buruknya pengaruh dari sistem yang rusak dengan paham nasionalismenya yang dijunjung tinggi. Akhirnya, solusi yang ditawarkan hanyalah solusi pragmatis seperti tersebut di atas, yaitu dengan hanya mendoakan, mengirim bantuan makanan serta obat-obatan, perundingan, dan yang serupa dengan hal itu.

Perlu Solusi Tuntas

Penting bagi masyarakat untuk memahami sejarah Palestina dan mempelajari Islam secara menyeluruh agar tidak gagal paham, dan mudah terkecoh oleh propaganda Barat yang digencarkan oleh para antek Barat di sosial media. Masyarakat harus paham bahwa sebenarnya masalah Palestina adalah masalah agama yang otomatis menjadi masalah bagi seluruh kaum muslimin di dunia. 

Islam telah mengatur secara rinci dari bangun tidur hingga bangun negara. Pada dasarnya, Islam membenci pembunuhan tanpa hak, dan mendukung atau mewajibkan untuk berperang jika memang kita diserang musuh. Mati dalam jihad adalah  keberuntungan karena syahid akan membawanya ke syurga.

Harus dipahami bahwa umat Islam adalah umat yang satu, yang diikat dengan akidah Islam, sehingga seluruh muslim adalah saudara. Sangat dianjurkan untuk saling membantu satu sama lain, walaupun berbeda suku, bahasa serta warna kulit. 

Nabi Muhammad saw. bersabda: 

Artinya, "Perumpamaan kaum mukmin dalam hal saling mencintai, saling menyayangi dan bahu-membahu adalah seperti satu tubuh. Jika salah satu anggota tubuh sakit, maka seluruh anggota tubuh yang lain ikut merasakan sakit juga, dengan tidak bisa tidur dan demam. (HR al-Bukhari).  

Jadi jelas bahwa sekat-sekat nasionalisme itu bukan dari Islam dan harus dihilangkan karena tidak sesuai dengan syariat Islam. Umat Islam harus paham betul masalah ini sehingga mengetahui bahwa solusi semua permasalahan Palestina adalah dengan persatuan seluruh kaum muslimin di dunia. Hanya dengan jihad dan khilafah (negara yang menerapkan Islam secara kaffah dalam segala aspek kehidupan) Palestina akan betul-betul dibebaskan.

Jadi, jika kita ingin penjajahan di dunia harus dihapuskan, maka harus mencabut dari akarnya, yaitu mengganti sistem kufur dengan sistem yang sahih. Tidak ada jalan lain selain dengan itu. 

Oleh sebab itu, gencarkan dakwah ke masyarakat tentang pentingnya persatuan dengan ikatan yang sahih yang akan mampu menumbangkan ikatan nasionalisme yang rapuh dengan mengkaji Islam ideologis. Wallahu a'lam bishawab.

Oleh: Dartem
Sahabat Tinta Media

Jumat, 23 September 2022

Ustaz Abu Zaid: Tak Cukup Belajar Aqidah dan Syariah Saja untuk Memperbaiki Umat Ini

Tinta Media - Ustaz Abu Zaid dari Tabayyun Center  menegaskan bahwa metode penerapan aqidah dan syariah adalah khilafah sehingga tidak cukup belajar aqidah dan syariah saja.
 
“Apa yang sudah memperbaiki umat ini pada awalnya? Islam tentu saja. Islam yang telah diajarkan oleh Rasulullah Saw. dalam ajaran aqidah dan syariah Islam kafah serta dilaksanakan secara riil dalam bentuk negara khilafah. Jadi tidak cukup dengan aqidah thok. Tidak cukup dengan belajar syariah thok, tapi juga wajib  melaksanakan aqidah dan syariah itu secara kafah,” tuturnya kepada Tinta Media, Kamis (22/9/2022).
 
Kafahnya Islam, lanjut Abu Zaid, dilaksanakan pada masa Nabi Muhammad Saw. adalah pada tataran individu, masyarakat dan negara.
 
“Individu beragama Islam, hidup dalam masyarakat Islam dan negara Islam. Itulah sistem negara pada zaman Nabi.  Dan sejak  zaman sahabat yakni sejak khalifah Abu Bakar Shiddiq, sistem negara itu  menjadi sistem Khilafah,” terangnya.  
 
“Jadi yang telah memperbaiki umat ini pada awalnya adalah aqidah Islam yang direalisasikan dalam keataatan kepada syariah Islam kafah dalam sistem hidup negara Islam yakni khilafah,” tandasnya.
 
 Inilah pula, tegas Abu Zaid,  yang akan mampu memperbaiki umat Islam saat ini dari kerusakan sistemik.
 
Ia mengutip perkataan Imam Malik,

لن يصلح آخر هذه الأمة إلا بما صلح به أولها…

“Tidaklah akan baik generasi akhir umat ini kecuali dengan apa yang telah membuat baik generasi awalnya…,” pungkas Abu Zaid. [] Irianti Aminatun
 
Follow IG@tintamedia.web.id

Opini Tokoh

Parenting

Tsaqofah

Hukum

Motivasi

Opini Anda

Tanya Jawab