Tinta Media: Apik
Tampilkan postingan dengan label Apik. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Apik. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 01 Oktober 2022

Gus Uwik: Dadi Wong Apik Perlu Bukti

Tinta Media - Peneliti Pusat Kajian Peradaban Islam, Gus Uwik menyampaikan untuk dadi wong apik (menjadi orang baik) perlu pembuktian.

"Dadi wong apik perlu pembuktian," ujarnya kepada Tinta Media, Kamis (29/09/2022).

Menurutnya, dadi wong apik (menjadi orang baik) tidak bisa sekedar slogan. Seringkali ditemui manis di kata dan ucapan semata, namun sumir dalam realita.

"Harus satu antara kata dan perbuatan. Disitulah akan muncul harmoni 'dadi wong apik', imbuhnya.

Ia mengungkapkan salah satu ciri "wong apik" adalah 'mikul dhuwur mendem jero'. Dia tidak akan menjelek-jelekkan saudaranya. Tidak mengakui persahabatan yang selama ini terjalin. Apalagi membuat pengakuan yang terlihat memojokkan di muka umum atau di sosial media.

Selain itu, lanjutnya, ciri wong apik adalah "ojo kepaten obor." Artinya akan terus berusaha sekuat tenaga untuk menyambung silah ukhuwah dengan saudara muslimnya dan silahturahmi dengan saudara kandungnya.

"Sikapnya tidak justru sebaliknya. Menunjukkan diksi memutus tali silaturahmi. Entah dengan kepentingan apapun. Dia tetap akan menjaga. Bukan karena tekanan, iming-iming, dll mudah mengucapkan diksi memutus ukhuwah," urainya.

Sarat Makna

Ia menilai kalimat "ojo bosen dadi wong apik" itu kalimat yang sarat makna dan luar biasa. "Perlu digalakkan," nasihatnya.

Namun, selanya, akan menjadi "wagu" dan kontra produktif jika yang terlibat di dalamnya justru menebar aroma memutus ukhuwah dan menjelekkan saudara. "Jadinya 'ra toto lan ra mutu'," imbuhnya.

Bukankah kita terus mendakwahkan, jangan hanya beda fiqih terus menjelek-jelekkan atau menyesatkan orang. Jangan sampai beda pilihan dakwah bukan disebut saudara, tapi malah disebut musuh.

"Sungguh, itu semua bertolak belakang dengan ukhuwah dan materi dakwah," sesalnya.

Bersamamu dalam liku-liku dakwah tentu menjadi seru. Demikian juga timbul tenggelam dalam lautan dakwah. 

"Akankah kata-kata manis itu saat ini telah menjadi hambar? Terus berbuat baik walau dianggap tidak baik. Tidak berhenti berproses menjadi orang baik walau ada yang menjauh dan bersikap kurang pas," pungkasnya.
[] 'Aziimatul Azka
Follow IG@tintamedia.web.id

Opini Tokoh

Parenting

Tsaqofah

Hukum

Motivasi

Opini Anda

Tanya Jawab