Represifnya Aparat Bukti Demokrasi Anti Kritik
Tinta Media - Mahasiswa Universitas Bale Bandung Andi Andriana masih menjalani perawatan di Rumah Sakit Mata Cicendo kota Bandung, Jawa Barat hingga Sabtu 24/08/2024. Andi mengalami luka berat di mata bagian kiri karena lemparan batu saat berunjuk rasa menolak rancangan Undang Undang Pilkada di depan kantor DPRD Jabar Kamis lalu. Tribunjabar.id
Umat unjuk rasa karena adanya pelanggaran yang di lakukan oleh negara yang menjadi salah satu cara untuk mengingatkan pemerintah. Aparat justru menyemprotkan gas air mata dan melakukan tindakan yang represif lainnya.
Semua ini sungguh paradoks negara demokrasi yang mengaku berbasis secara rakyat tetapi nyatanya anti kritik dan represif kepada rakyat. Hal ini menunjukkan sejatinya demokrasi tidak memberi ruang akan adanya kritik dan koreksi dari rakyat.
Lain halnya dengan sistem Islam yang tidak anti kritik, karena penguasa menyadari bahwa tujuan dikoreksi adalah menjaga kekuasaan agar tetap sesuai tuntutan syariat, tidak berbelok atau melenceng sedikit pun.
Islam menjadikan amar makruf nahi munkar sebagai kewajiban setiap individu kelompok dan masyarakat. Penguasa juga memahami tujuan adanya koreksi yaitu tetap tegaknya aturan Allah di muka bumi. Sehingga terwujud negara yang baldatun thayyibatun wa Robbun ghafur.
Wallahu a’lam bish shawwab.
Oleh: Ummu Nifa, Sahabat Tinta Media