Tinta Media: Anies Dijegal
Tampilkan postingan dengan label Anies Dijegal. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Anies Dijegal. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 10 Juni 2023

Paska Kekalahan Ahok 2017, Analis Senior: Oligarki Tidak Ingin Kecolongan Lagi Di Pilpres 2024

Tinta Media - Analis Senior PKAD Fajar Kurniawan menyebutkan, setelah kekalahan Ahok pada pilgub DKI 2017, Oligarki tak ingin kecolongan lagi pada pilpres 2024.

"Para oligarki yang sesungguhnya berada di balik kontestasi pilpres 2024 kemudian tidak menghendaki dan tidak ingin kecolongan lagi sebagaimana kekalahan pasangan Ahok pada Pilgub DKI jakarta pada tahun 2017," tuturnya dalam Kabar Petang: Anies Dijegal? Jumat (3/6/2023) di kanal YouTube Khilafah News.

Fajar mensinyalir ada traumatik sindrom dari pihak-pihak yang pernah kalah pada kontestasi 2017 ketika kontestasi pemilihan Gubernur DKI pada waktu itu.

"Gegap gempitanya koalisi yang pada saat itu mengusung Ahok merasa yakin sudah di atas angin bisa memenangkan Pilgub, karena hampir seluruh hasil survei yang dirilis ke publik saat itu pasangan kontestasi Ahok lah yang menjadi pemenang," ujarnya. 

"Tidak pernah mereka bayangkan sehingga semua dijungkir balikan pada hari H, sehingga sama - sama kita ketahui justru pak Anies yang kemudian memenangkan pemilihan Pilgub pada tahun 2017 yang lalu itu," ungkapnya.

Fajar Kurniawan menyebutkan, pihak - pihak oligarki kemudian berusaha agar nama Anies Baswedan tidak masuk dalam kontestasi pencalonan presiden sejak dari awal, karena jika sudah masuk maka akan membuat effort lebih lagi bagi mereka.

"Oleh karenanya mereka menginginkan nama Bung Anies Baswedan ini tidak masuk di dalam kontestasi pemilihan presiden nanti.
Meskipun masuk, maka akan butuh usaha lebih besar bagi mereka," bebernya. 

Silent operation dilakukan untuk menjegal agar nama Anies, menurut Fajar, betul-betul tidak masuk dalam kontestasi ini, segala macam cara sudah dilakukan mulai dari menghembuskan isu primordial, menghembuskan isu politik identitas, mengajak bergabung partai partai yang ada agar bergabung dalam koalisi partai Indonesia Raya, atau KIB.

Jika ditarik benang merahnya, katanya, agar terjadi perpecahan di antara koalisi partai Perubahan yang telah terbentuk sebelumnya. 

"Berupaya memecah belah diantara partai pendukung Anies sehingga ini mengancam tiket yang sebelumnya sudah diamankan oleh pak Anies sebagai bakal calon presiden, sehingga ini menjadi akan tidak terwujud," pungkasnya.[] Pakas Abu Raghib
Follow IG@tintamedia.web.id

Opini Tokoh

Parenting

Tsaqofah

Hukum

Motivasi

Opini Anda

Tanya Jawab