Pernyataan Nasdem Soal HT1 dan FP1 Dinilai Halusinasi dan Islamofobia Akut
Tinta Media - Analisis Senior Pusat Kajian dan Analisis Data (PKAD) Fajar Kurniawan menilai pernyataan Wakil Sekertaris Jendral Partai Nasdem Hermawi Taslim bahwa manuver Nasdem soal HTI dan FPI dibenci oleh Anies Baswedan sebagai pernyataan halusinasi dan islamfobia akut.
“Pernyataan dari Hermawi Taslim itu menunjukkan dua hal, yakni merupakan pernyataan halusinasi akut dan islamofobia akut,” tuturnya dalam Program Kabar Petang: Nasdem dan Anies Benci HTI dan FPI? Sabtu (28/1/2023), dikanal Youtube Khilafah News.
Pertama, pernyataan tersebut mempresentasikan Partai Nasdem sedang mengalami halusinasi akut karena berandai-andai akan terjadi di tahun 2024. Menurutnya apabila Anies dan Nasdem terus menerus berbuat seperti ini akan menghilangkan simpati umat dan justru mungkin tidak mendapat dukungan dari partai politik lain sehingga gagal menjadi calon presiden.
“Karena ini masih sangat awal, Anies Baswedan itu masih bakal calon presiden bukan calon presiden, jadi belum tentu pula menjadi calon presiden apalagi menang menjadi presiden,” ujarnya.
Kedua, pernyataan ini menunjukkan sedang terjadi islamfobia akut, menyebabkan ketakutan dengan apa pun yang berbau Islam.
“Padahal mereka sebenarnya mengharapkan suara umat Islam tetapi takut dengan Islam itu sendiri. Ini aneh kan? Suaranya diharapkan tapi substansinya ditakuti,” kritiknya.
Ia berpendapat apabila wacana ini terus dilakukan secara terus menerus, sistematis oleh Partai Nasdem justru akan berpotensi sangat besar ke dalam jurang kebangkrutan. Menganggap HTI dan FPI sebagai ormas radikal telah mengklarifikasi dan membuktikan mereka telah masuk ke dalam skenario menstigmatisasi sebagai ormas yang anti Islam.
“Dan saya kira itu sebuah campaign yang memang bisa dilakukan oleh lawan-lawan politik, yang dilakukan oleh orang-orang yang tidak suka dengan Islam terutama yang punya kesadaran politik sehingga mereka jualan radikalisme, ekstrimisme dan seterusnya,” bebernya.
Menurut perspektifnya, islamfobia akut tidak hanya menjangkiti orang-orang non muslim tetapi justru yang lebih jauh telah menjangkiti tokoh-tokoh umat Islam, para politisi dan para pengambil kebijakan di negeri ini.
“Padahal negeri ini adalah negeri muslim seharusnya Islam mendapat tempat yang layak, seluruh ajaran Islam mendapat apresiasi dan dukungan yang gelap gembira dari penguasa negeri ini. Tapi kan tidak seperti itu?” pungkasnya. [] Ageng Kartika