Dalam Kapitalisme, Rakyat Ibarat Anak Ayam Kehilangan Induknya
Tinta Media - Muslimah Media Center (MMC) mengemukakan, dalam kapitalisme rakyat ibarat anak ayam yang telah kehilangan induknya.
"Dalam sistem kapitalisme, rakyat seperti anak ayam yang telah kehilangan induknya," ujar narator dalam tayangan Hitam Putih Kehidupan: Seorang Nenek Memungut Butiran Beras yang Berceceran, di kanal YouTube MMC, Kamis (6/7/2023).
Menurutnya, pemimpin tidak menjalankan fungsinya sebagai ra'in atau pengatur urusan rakyatnya.
"Dalam kapitalisme negara lepas tangan dari kesusahan yang dialami oleh rakyat. Ketika negaranya abai (tidak benar-benar peduli), maka rakyatnya harus berjuang susah sendiri demi bisa mendapat sesuap nasi," ungkapnya.
Ia pun menceritakan kisah seorang nenek bernama Nurhayati, yang demi bertahan hidup mengumpulkan butir-butir beras para juragan yang jatuh ke tanah di pasar induk beras Cipinang.
"Apalagi hidup sendirian setelah suaminya meninggal pada tahun 2010 karena sakit, maka dirinya harus putar otak memikirkan cara bertahan hidup," kisahnya prihatin.
Nenek Nurhayati tidak sendiri, lanjutnya. Banyak orang lain yang juga ikut bersaing dengannya mengumpulkan beras.
Ia mengatakan, kondisi Nenek Nurhayati ini dapat disebut sebagai kemiskinan struktural.
"Yaitu, kemiskinan yang disebabkan oleh kebijakan pemerintah yang menerapkan sistem ekonomi kapitalis melalui liberalisasi dan swastanisasi pengelolaan sumber daya alam," ucapnya.
Narator MMC lanjut menerangkan, pendistribusian harta kekayaan yang tidak merata dan hanya berputar di kalangan oligarki saja, menyebabkan rakyat pinggiran tak mendapat bagian apapun kecuali hanya sedikit.
"Tercipta gap (jurang) yang amat lebar antara si kaya dan si miskin. Si miskin akan semakin miskin dan sengsara," terangnya.
Ia juga menuturkan, kezaliman sistem kapitalisme bahkan tidak peduli meskipun rakyatnya golongan tua, lemah dan masuk usia senja. Meski tua renta, tetap dipaksa harus mencari cara untuk bertahan hidup sendiri.
"Kisah Nenek Nurhayati ini kembali mengingatkan, bahwa inilah realitas hidup di bawah sistem kapitalisme," tuturnya memungkasi. [] Muhar