Tanggapi Kasus Mario Dandy, Begini Kata Analis...
Tinta Media - Menanggapi kasus Mario Dandy, Analis Senior Pusat Kajian dan Analisis Data (PKAD), Hanif Kristianto menyampaikan tanggapannya.
"Kalau kita amati perilaku amoral ini bermunculan, itu juga tidak terlepas dari siapa yang menjadi panutan dari anak-anak muda sekarang, khususnya perihal tontonan dan tuntunan," tuturnya dalam acara Kabar Petang: di Balik Tindakan Keji Mario Dandy, Senin (27/2/2023) di kanal Youtube Khilafah News.
Menurutnya, hal yang hilang saat ini yaitu yang menjadi tuntunan. Bahkan, kalau sekarang kita amati apa yang sekarang ini tontonan menjadi tuntunan. Yang tuntunan jadi tontonan.
"Coba kita cek ya, misalnya ketika anak-anak muda itu suka mengaji, itu kan sebenarnya harusnya seperti itu. Cuma, oleh media oleh publik distigma kadang-kadang negatif. Ini ikut kelompok radikallah, berbahaya dan sebagainya," ungkapnya.
Ia menilai, orang tua, masyarakat itu lebih takut kalau anaknya mengaji. Nah, lanjutnya, peristiwa seperti ini menunjukkan bahwa sikap premanisme atau amoral ini juga merupakan buah dari kegaggalan sistem kehidupan saat ini khususnya dalam mendidik anak-anak.
"Tidak sekedar sekup atau wilayah keluarga, lebih dari itu sekup wilayah sosial yang lebih luas ini," ucapnya.
Ia menggambarkan betapa kasus ini menjadi perhatian penting khususnya orang tua apalagi negara.
"Nah itu juga yang menjadi perhatian penting, khususnya orang tua dalam mendidik anak-anak dengan istilah parenting. Okelah kalau kita sebagai orang tua, sebelum belajar ilmu yang lain, jadi ilmu yang lain itu penting. Nah kalau ilmu parenting itu lebih penting," tandasnya.
Hanif menjelaskan mengapa ilmu parenting itu lebih penting, sebab, menurutnya kita mendidik anak-anak kita generasi muda kita ingin menjadi lebih baik.
"Nah, kalau sudah terjadi seperti ini, siapa yang menjadi rugi atau merasa sangat berdosa?" pungkasnya.[] 'Aziimatul Azka