Tinta Media: Amerika Serikat
Tampilkan postingan dengan label Amerika Serikat. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Amerika Serikat. Tampilkan semua postingan

Rabu, 08 Maret 2023

Kapitalisme Gagal, FIWS: Banyak Orang Amerika Tertarik kepada Islam

Tinta Media - Kegagalan sistem kapitalisme yang tidak mampu menyelesaikan problematika hidup manusia dinilai Direktur Forum on Isamic World Studies (FIWS) Farid Wadjdi menjadi alasan semakin banyaknya orang-orang Amerika yang tertarik kepada Islam.

 “Suatu hal yang menarik sebenarnya, munculnya Islamofobia dan berbagai upaya stigmatisasi atau radikalisasi terhadap ajaran Islam, ini tidak bisa dilepaskan dari semakin banyaknya orang-orang Amerika yang tertarik kepada Islam sebagai alternatif kegagalan kapitalisme dari aspek spiritual dan sistem dalam menyelesaikan problematika hidup manusia,” tuturnya dalam Program Kabar Petang: Muslim di Amerika, Ditekan Malah Berkembang melalui kanal Youtube Khilafah News Channel, Sabtu (4/3/2023).

Menurutnya, kegagalan kapitalisme secara spiritual, yakni gagal membawa ketentraman. "Secara spiritual, kapitalisme gagal membawa ketentraman banyak orang, muncul kegelisahan, tidak sedikit orang yang stress, mabuk dan sebagainya," tuturnya.

Ustadz Farid menambahkan, secara sistem, kapitalisme gagal menyelesaikan persoalan-persoalan manusia sampai ke akar permasalahannya. "Kapitalisme gagal menyelesaikan persoalan-persoalan manusia, seperti kemiskinan, peperangan dan sebagainya, yang kemudian membuat kepercayaan kepada kapitalisme itu berada pada titik nadir, dalam kondisi seperti itu Islam kemudian menjadi alternatif,” jelasnya.

Sesuai Fitrah

Ustadz Farid mengungkapkan bahwa Islam adalah agama yang sesuai dengan fitrah manusia. Siapapun yang menggunakan fitrahnya sebagai manusia, kemudian menghilangkan egonya, kemarahannya dan kebenciannya, maka dia pasti akan tertarik pada Islam.

"Seperti yang terjadi pada Pendeta Katolik Kristen Timur yang terkenal, Pastor Hillarin di California masuk Islam melalui proses panjang, dia mengutip ayat al-Qur'an surat al-a'raf ayat 172. Ayat ini mengingatkan kepada manusia tentang fitrahnya adalah menyembah hanya kepada Allah semata-mata," tuturnya.

Menurutnya, Islam adalah ajaran yang sangat logis karena dia merupakan sebuah sistem yang bisa menyelesaikan persoalan umat manusia.

"Islam itu adalah ajaran yang sangat logis karena merupakan suatu sistem atau mabda yang bisa menyelesaikan persoalan umat manusia, seperti kemiskinan, Islam bukan hanya mengatakan bahwa bersabarlah dalam kemiskinan, tapi juga memberikan langkah-langkah berdasarkan syariat untuk menyelesaikan persoalan kemiskinan, dengan adanya zakat bagi fakir miskin, kemudian ada kepemilikan umum yang digunakan untuk kepentingan rakyat," jelasnya.

Ustadz Farid menambahkan solusi Islam dalam masalah perdamaian. Islam bukan hanya menyerukan perdamaian, namun juga memberikan langkah-langkah bagaimana seharusnya perdamaian itu bisa terwujud antara lain dengan tegaknya hukum yang tidak membedakan antara yang kaya dan miskin, tidak ada eksploitasi terhadap kekayaan alam untuk kepentingan para pemilik modal, kemudian orang-orang yang zalim itu sampai titik-titik tertentu berdasarkan syariat Islam itu harus diperangi.

"Penguasa-penguasa yang menghalangi ajaran Islam dalam futuhat itu kemudian harus ditundukkan," pungkasnya. [] Evi

Selasa, 16 Agustus 2022

UIY: Ini yang Harus Dilakukan untuk Melawan Dominasi Amerika

Tinta Media - Cendekiawan Muslim Ustaz Ismail Yusanto (UIY)  menyebut setidaknya ada dua hal yang harus dilakukan untuk melawan dominasi Amerika.
 
“Pertama,  terkait dengan mata uang dan yang kedua terkait dengan fungsi uang ,” ungkapnya di acara Fokus UIY Official: AS Resesi, Dunia Berubah, Ahad (7/8/2022) melalui kanal  Youtube UIY Official.
 
UIY mengatakan,  ini hari uang itu tidak hanya digunakan sebagai alat tukar, tapi dijadikan juga sebagai komoditas.
 
“Komoditas yang paling nyata adalah dengan pembungaan. Setiap transaksi  simpan pinjam itu selalu di situ ada interest. Interest itulah yang kemudian menjadi nafas industri keuangan mereka,” jelasnya.  
 
Jadi lanjutnya, pertama,  harus ada keputusan untuk menghentikan semua pengkomoditasan uang. “Saya kira dunia harus memikirkan bagaimana caranya uang itu dikelola tanpa melibatkan lagi unsur-unsur bunga, interest atau semacam itu,” tandasnya.
 
Kedua, soal mata uang. UIY menyebut ada dua soal mata uang, pertama mata uang kertas dan kedua pemakaian dolar.
 
“Mata uang kertas itu sendiri sudah masalah karena uang itu dia kertas , menjadi uang oleh karena ada keputusan politik yang mengatakan bahwa ini barang berharga yang sebenarnya nilai intrinsiknya itu hanya Katakanlah, berapa sen mungkin 100 sen kurang kalau untuk dollar,  itu bisa bernilai 100 dolar. Disitu ada masalah!,” tegasnya seraya mengatakan sudah begitu, dunia menggunakan dolar lagi.
 
Jadi, lanjutnya, kalau ingin menyelesaikan masalah secara fundamental, maka kembali kepada mata uang yang riil yaitu mata uang yang memang  punya nilai intrinsik, bukan berdasar legal tender. Bisa menggunakan dinar dan dirham atau mata uang emas dan perak.
 
“Kita harus kembali lagi kepada dua tadi, yaitu fungsi  mata uang dan yang kedua mata uangnya sendiri, jenis mata uang. Stop mata uang kertas, stop mata uang dolar. Jika itu bisa dilakukan kapitalisme selesai, selesai Amerika,” tandasnya.
 
Membangun Peradaban
 
UIY menegaskan, kalau mengikuti rumus yang diberikan oleh Al-Qur'an, kewajiban umat Islam itu mendatangkan yang haq,  baru kemudian yang batil itu akan runtuh. “Ketika yang haq itu tidak ada kemudian yang batil itu runtuh, dia  akan digantikan oleh kebatilan yang lain,” ujarnya dengan memberikan contoh ketika komunisme runtuh muncul kapitalisme, bukan Islam.
 
“Tugas utama umat Islam membangun agenda sendiri, membangun peradaban sendiri, membangun kekuatan  politik sendiri, membangun institusi politik sendiri,  yang dengan kekuatan itu semua, tegak peradaban Islam,” tegas UIY meyakinkan.
 
"Amerika tahu hal ini, karena itulah mereka mewaspadai setiap potensi pertumbuhan kesadaran apalagi kesadaran  politik global.  Itu mereka hantam sebelum membesar,” tegasnya.
 
Ia lalu mencontohkan, pidato George Bush yang memberi warning kepada dunia tentang bakal tegaknya Khilafah. “NIC (Dewan Intelejen Amerika) juga begitu, bahkan Toni Blair juga mengatakan serupa,” terangnya.  
 
"Itu menunjukkan bahwa mereka tahu. Bahwa hegemoni yang mereka nikmati sekarang  itu bukanlah hegemoni  tanpa tandingan, dia akan menjadi sesuatu yang akan bisa dikalahkan ketika ada  pesaing yang sangat kuat," tambahnya. 
 
“Mereka tahu potensi besar itu bakal datang dari dunia Islam yang dari segi geografi sangat strategis  wilayahnya, dari segi demografis jumlah umat islam sangat besar, dengan pertumbuhan yang luar biasa, ada kantong-kantong  kecerdasan di sana, ada sumber daya alam  yang luar biasa dan yang pasti ada sejarah yang menunjukkan pada generasi muslim ini hari bahwa mereka pernah berjaya di masa lalu,” ungkapnya.  
 
Kejayaan itu, terangnya, bertumpu pada ajaran Islam, ajaran yang  tidak pernah berubah.

"Dan itulah yang mereka ketahui. Karena itu, mereka berusaha  merusak itu semua, merusak sejarahnya, merusak pemahaman sejarah, merusak  pemahamannya, lalu muncul radikalisme, moderasi Islam segala macam,” tambahnya.

Itu semua, menurut UIY, untuk menghambat generasi muda Islam  bergerak menuju  titik yang mereka khawatirkan yaitu kesadaran politik Islam.
 
“Di titik itulah  akan menjadi kebangkitan yang akan menjadi persoalan besar bagi mereka, kebangkitan Islam, kebangkitan fundamental yaitu melalui tegaknya  kembali kehidupan Islam di bawah  institusi Islam khilafah Islam,” pungkasnya.[] Irianti Aminatun
 
 
 
 
 

Jumat, 05 Agustus 2022

Amerika Resmi Resesi, Ini Dampaknya ke Ekonomi Indonesia


Tinta Media - Amerika Serikat (AS) telah masuk resesi. Bukan hanya itu, Indonesia juga harus menghadapi berbagai tantangan dari pertumbuhan ekonomi Cina yang negatif serta tensi geopolitik Rusia-Ukraina memperparah gejolak harga di seluruh dunia. 

Sebagaimana kalau kita menjadi pendukung buta sebuah rezim, maka jawabannya akan standar, "Indonesia" itu aman tak berdampak pada resesi ekonomi global. Dengan mengerahkan para buzzer dan influencer masyarakat bisa ditenangkan dengan menganggap bahwa Indonesia relatif tidak berdampak atas peristiwa tersebut.

Bisa melihat kebutuhan harian masyarakat bisa didapatkan dengan mudah. Bila harga daging mahal dipasaran maka bisa menggunakan sarana daun singkong dan ubi-ubian sebagai bahan pengganti. Karbo cukup bisa menggantikan peran protein hewani. Bagaimana teorinya? Itu urusan belakangan. 

Kalau harga minyak goreng masih mahal, maka mulailah rajin punya resep makanan rebus. Jauhkan dulu dari gorengan, sudah selaiknya makan jagung dan kacang rebus. 

Bila harga mie instan mulai naik, anak anak kost cukup makan pakai micin dan nasi saja sudah cukup untuk menutupi kelaparan di malam hari, tak perlu menggerutu. 

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menjelaskan dampak tantangan tersebut ke Indonesia. "Perangnya di Eropa, tapi dampaknya ke seluruh dunia. Krisis pangan, energi terjadi. Karena Rusia produsen energi yang termasuk terbesar di dunia. Dan Ukraina-Rusia produsen pangan terbesar pangan di dunia, termasuk pupuk," jelas Sri Mulyani saat memberikan sambutan pada Dies Natalis Ke-7 PKN STAN.

"Maka dalam inflasi yang muncul karena pemulihan ekonomi tidak diikuti supply, ditambah disrupsi perang, dunia tidak baik-baik saja. Inflasi di berbagai negara melonjak tinggi". 

Meskipun menteri keuangan bicara begitu, tenang saja, kita masih mungkin menyimpan dana Rp 11.000 Triliun yang masih tersimpan dikantong milik presiden negeri tertentu. Kode etik jurnalistik tak bisa saya lontarkan. 

Kebijakan kenaikan dan pembatasan BBM itu semata mata dilakukan agar warga kita jauh lebih sehat. Bisa naik sepeda ke kantor, bisa jalan kaki ke sekolah, bisa bekerja dari rumah. Bila harga listrik naik, wajarlah karena ini demi perbaikan kualitas dan menurunkan tingkat emisi yang menambah parah suhu dunia. 

Menurut Menteri Keuangan lagi, Ekonomi Indonesia juga terdampak karena inflasi tinggi yang terjadi di AS, Eropa, dan Inggris saat ini. Hal tersebut membuat bank sentral negara-negara itu mengetatkan likuiditas dan meningkatkan suku bunga.

"Apa hubungannya dengan kita, kalau kenaikan suku bunga dan likuiditas cukup kencang, maka pelemahan ekonomi global terjadi," kata dia. Sri Mulyani mengatakan pelemahan ekonomi global mulai terlihat di AS dan China, yang menjadi mitra dagang Indonesia.

Secara definisi, AS sudah masuk ke dalam resesi dengan mencatatkan pertumbuhan negatif dua kali berturut-turut selama dua kuartal di tahun yang sama. Produk Domestik Bruto (PDB) AS pada kuartal II-2022 kontraksi atau negatif 0,9% secara tahunan (year-on-year/yoy). Pada kuartal I-2022 yoy, pertumbuhan pun tercatat negatif sebesar 1,6%.

Untuk China pada kuartal II-2022, pertumbuhan ekonominya mengalami penurunan 0,4% dari pertumbuhan kuartal sebelumnya sebesar 2,5%. Pertumbuhan itu di bawah prediksi pasar 5,5%. Ekonomi yang melemah di dua negara tersebut membuat Sri Mulyani waspada.

"Hari ini Anda baca berita, AS negatif growth Kuartal II, technically masuk resesi. RRT (China) seminggu lalu keluar dengan growth Kuartal II yang nyaris 0," jelas Sri Mulyani. "Apa hubungannya dengan kita lagi? AS, RRT, Eropa adalah negara-negara tujuan ekspor Indonesia. Jadi, kalau mereka melemah, permintaan ekspor turun dan harga komoditas turun".

Meski capaian ekonomi Indonesia terbilang tangguh, Sri Mulyani tak mau jumawa. Tercatat APBN Surplus di bulan Juni sebesar Rp 73,6 triliun atau 0,39% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).

"Kita tahu situasi masih cair dan dinamis. Berbagai kemungkinan bisa terjadi dengan kenaikan suku bunga, capital outflow terjadi di seluruh negara berkembang dan emerging, termasuk Indonesia, dan bisa mempengaruhi nilai tukar, suku bunga, dan inflasi di Indonesia," ungkapnya. 

Kita percaya bahwa Ekonomi Kapitalisme itu seakan lebih sempurna dari ekonomi Islam, bahkan kita mampu berdikari sendiri dengan ekonomi Pancasila yang menurut mereka masih lebih "toleran" ketimbang ekonomi Islam. 

Wajarlah, dengan selalu berlindung atas nama Pancasila dan UUD 1945, maka apa pun kebijakan ekonomi negara merujuk kepada kesejahteraan... Ntahlah kesejahteraan siapa...

Oleh: Rizqi Awal
Pengamat Kebijakan Publik

Follow IG@tintamedia.web.id

Opini Tokoh

Parenting

Tsaqofah

Hukum

Motivasi

Opini Anda

Tanya Jawab