Ustazah L. Nur Salamah: Ingin Anak Jadi Alim, Muliakan Para Fuqaha yang Terasing
Tinta Media - Pengasuh Kajian Mutiara Ummat Ustazah L. Nur Salamah menjelaskan kembali, ketika menginginkan seorang anak menjadi alim, hendaknya memuliakan atau perhatikan fuqaha (ulama yang faqih fiddiin) yang terasing.
"Adapun guru kami Asy-Syekh Al-Imam Sadiduddin Asy-Syirazi berkata, siapa yang menginginkan anaknya menjadi seorang alim, hendaknya ia memperhatikan para fuqaha' (ulama yang faqih fiddin) yang terasing, menghormati mereka, mengagungkan mereka, dan memberi mereka sesuatu," ungkapnya pada kajian Kitab Adab Ta'limu Al Muta'alim Thoriqotu Ta a'lum, Selasa (13/12/2022).
Penjelasan ini menunjukkan adanya peran para penuntut ilmu untuk saling memperhatikan para ulama yang faqih fiddin atau pun pihak keluarganya. "Sebagai penuntut ilmu, hendaknya kita memberikan perhatian, penghormatan, atau memuliakan para fuqaha (ulama yang faqih fiddin) yang terasing. Pada zaman dahulu para ulama ketika menuntut ilmu bukan waktu yang singkat. Bertahun-tahun, bahkan sampai belasan tahun meninggalkan istri dan anak-anaknya demi menuntut ilmu. Jika kita mendapati yang demikian maka seyogyanya kita memperhatikannya. Salah satu caranya dengan mencukupi kebutuhannya sesuai kadar kemampuan kita," bebernya.
Bunda, sapaan akrabnya juga memberikan contoh lain yang mudah dipahami. "Contoh lain adalah ketika kita menemukan para ulama atau kiyai yang yang mengajar di suatu tempat yang jauh dari masyarakat (katakan sebuah perkampungan yang tidak layak) maka tugas kita hendaknya memperhatikan atau merawat kehidupannya. Sembari memuliakan para ulama maka mohonlah doa kepada Allah agar anak cucu keturunan kita menjadi orang yang alim, dan faqih fiddin," imbuhnya.
"Jika kita menginginkan anak kita menjadi seorang alim maka rawatlah para penuntut ilmu. Berikan mereka makanan, minuman, atau pun hadiah. Jika anak kita belum alim dan faqih fiddin, maka Insya Allah cucu kita yang menjadi alim dan faqih fiddin," pungkasnya. [] Reni Adelina/Nai