Tinta Media: Aceh
Tampilkan postingan dengan label Aceh. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Aceh. Tampilkan semua postingan

Selasa, 12 Desember 2023

Akhir Berlayarnya Rohingya



Tinta Media - Kembali, sejumlah pengungsi Rohingya dikabarkan datang secara bergelombang ke Indonesia melalui Pidie dan Bireuen, Aceh, pada November 2023 lalu. Dua gelombang pertama diterim๐šŠ oleh warga setempat sebagai pengungsi, sementara sisanya ditolak oleh masyarakat.

Arus kedatangan pengungsi Rohingya asal Myanmar ke Provinsi Aceh semakin deras dan mulai timbulkan dilema. Kurang lebih dalam waktu sekitar satu minggu, lima kapal yang membawa lebih dari seribu pengungsi mendarat di Kabupaten Pidie, Bireuen, dan Aceh Utara. (Kompas.com, 19/11/23)  

Banyak warga Rohingya yang masuk ke wilayah Indonesia sayangnya membuat sebagian masyarakat Aceh menolak mereka. Hal tersebut diamini oleh Kepala Desa Pulo Pineung Meunasah Dua, Kecamatan Jangka, Mukhtar. Ia menuturkan bahwa warganya tidak bersedia menerima kehadiran pengungsi Rohingya lagi. 

Indonesia Jadi Enggan Menolong Rohingya

Sikap warga Aceh sekarang sangat berbeda sekali, padahal Aceh dikenal sebagai masyarakat yang sangat menghormati tamu. Apalagi pada awal tahun 2009, yang pertama kali menerima pengungsi Rohingya adalah masyarakat Aceh. Pada saat itu, mereka menunjukkan identitas "ke-Aceh-an" pada Rohingya.

Kenapa Rohingya memilih Indonesia dan mendarat di Aceh? Bagaimanapun, letak geografis Aceh sebagai pulau paling ujung kepulauan maritim ini membuat para pengungsi Rohingya mudah mendarat setelah berbulan-bulan berlayar di kapal laut. Wajar jika mereka mempunyai harapan besar terhadap Indonesia sebagai negara mayoritas muslim untuk mendapatkan bantuan dari Indonesia.

Seluruh kaum muslimin harus ingat bahwa masalah pengungsi Rohingya ini akar masalahnya adalah Genosida yang dilakukan oleh pemerintah Myanmar. Mereka diperlakukan keji, rumah-rumah mereka dibakar, mereka diusir, dianiaya, dan perbuatan keji lainnya, Rohingya ibarat "Palestina"-nya Asia Tenggara.

Islam Memandang Pengungsi

Dalam Islam, ada sebuah istilah musta’min. Menurut ahli Fiqh, musta’min adalah orang yang memasuki wilayah lain dengan mendapat jaminan keamanan dari pemerintah setempat, baik ia muslim maupun harbiyun. 

Menurut al-Dasuki (w.1230 H), antara musta’min dan mu’ahid mempunyai pengertian yang sama. Mu’ahid adalah nonmuslim yang memasuki wilayah dar al-harb. Musta’min adalah orang yang memasuki wilayah dar al-Islam sebagai utusan perdamaian, anggota korps diplomatik, pedagang atau investor, atau orang-orang yang berhijrah.

Ajaran Islam membolehkan dar al-Islam menerima permohonan nonmuslim untuk meminta jaminan keamanan. Hal ini berdasarkan surah At-Taubah ayat 6:

ูˆَุฅِู†ْ ุฃَุญَุฏٌ ู…ِู†َ ุงู„ْู…ُุดْุฑِูƒِูŠู†َ ุงุณْุชَุฌَุงุฑَูƒَ ูَุฃَุฌِุฑْู‡ُ ุญَุชَّู‰ٰ ูŠَุณْู…َุนَ ูƒَู„َุงู…َ ุงู„ู„َّู‡ِ ุซُู…َّ ุฃَุจْู„ِุบْู‡ُ ู…َุฃْู…َู†َู‡ُ ۚ ุฐَٰู„ِูƒَ ุจِุฃَู†َّู‡ُู…ْ ู‚َูˆْู…ٌ ู„َุง ูŠَุนْู„َู…ُูˆู†َ

“... Dan jika di antara kaum musyrikin ada yang meminta perlindungan kepadamu, maka lindungilah agar dia dapat mendengar firman Allah, kemudian antarkanlah dia ke tempat yang aman baginya ...." 

Tentu aturan ini akan mudah apabila Indonesia menerapkan aturan Islam kaffah. Ketika ada saudara kita muslim datang kepada kita ingin perlindungan dari negara kita, kita akan mudah melindungi dan menjaminnya, tidak menolak atau mengusir. 

Islam: Akhir Pelayaran Rohingya

Masyarakat Aceh sudah bertahun-tahun menerima dan juga mengurusi pengungsi Rohingya. Hal ini selaras dengan ajaran Islam, yaitu wajib bagi umat Islam untuk saling menolong. Pengungsi Rohingya pasti akan sangat terbantu karena di dalam sistem pemerintahan Islam ada khalifah sebagai pemimpin terdepan yang melindungi dan membimbing rakyat untuk saling menolong sesama muslim.

Rasulullah Swt. bersabda:

ุฅู†َّู…َุง ุงู„ْุฅِู…َุงู…ُ ุฌُู†َّุฉٌ ูŠُู‚َุงุชَู„ُ ู…ِู†ْ ูˆَุฑَุงุฆِู‡ِ ูˆَูŠُุชَّู‚َู‰ ุจِู‡ِ، ูَุฅِู†ْ ุฃَู…َุฑَ ุจِุชَู‚ْูˆَู‰ ุงู„ู„َّู‡ِ ุนَุฒَّ ูˆَุฌَู„َّ ูˆَุนَุฏَู„َ ูƒَุงู†َ ู„َู‡ُ ุจِุฐَู„ِูƒَ ุฃَุฌْุฑٌ، ูˆَุฅِู†ْ ูŠَุฃْู…ُุฑْ ุจِุบَูŠْุฑِู‡ِ ูƒَุงู†َ ุนَู„َูŠْู‡ِ ู…ِู†ْู‡ُ

“Sesungguhnya al-imam (khalifah) itu (laksana) perisai, dimana (orang-orang) akan berperang di belakangnya (mendukung) dan berlindung (dari musuh) dengan (kekuasaan)nya. Jika seorang imam (Khalifah) memerintahkan supaya takwa kepada Allah ’Azza wa Jalla dan berlaku adil, maka dia (khalifah) mendapatkan pahala karenanya, dan jika dia memerintahkan selain itu, maka ia akan mendapatkan siksa.” (HR. Al-Bukhari, Muslim, An-Nasa’i, Abu Dawud, Ahmad)

Oleh karena itu, umat Islam harus bersatu. Umat ini harus dipimpin oleh seorang khalifah yang akan melindungi umat Islam secara global dari penindasan. Semoga Allah berikan kemenangan kepada umat Islam, dan menyegerakan hadirnya khalifah dalam sistem pemerintahan Islam yang akan menyelamatkan umat Islam di mana pun berada. 

Wallahu a'lam bishshawab

Oleh: Shinta Mardhiah 
(Aktivis Muslimah)

Jumat, 08 Juli 2022

BANTUAN TURKI UTSMANI KEPADA ACEH GUNA MENGUSIR PENJAJAH

Tinta Media - Menurut sumber-sumber Portugis dan Venesia, kerjasama bidang politik antara Turki Utsmani dengan Kesultanan Aceh dibangun pada awal tahun 1560-an. Sebuah surat dari Duta Besar Venesia di Istanbul menyebutkan utusan dari Aceh dating ke Istanbul untuk mendapatkan senjata dan bantuan militer guna membantu mereka berperang melawan Portugis.

Menurut sumber-sumber tersebut, Khalifah Turki Utsmani mengirimkan berbagai jenis persenjataan ke Aceh pada tahun 1564. Menurut catatan kaum Jesuit, para saudagar yang berangkat ke Aceh tahun 1965 menyebutkan bahwa di Aceh ada perwakilan resmi Turki pada masa itu.

Menurut sumber-sumber berbahasa Portugis, ada sekitar empat ratus senjata berat (arteleri) dari Turki pada saat Aceh menyerang Malaka di tahun 1568.

Masih dalam catatan berbahasa Turki disebutkan bahwa bantuan dari Turki Utsmani ke Aceh tidak terbatas pada bidang militer saja. Kekhilafahan Turki Utsmani mengirimkan utusan untuk membantu Aceh di berbagai bidang seperti pandai besi, pembuatan senjata dan Meriam serta pembuatan kapal. (Mehmet, dkk, Turki Utsmani-Indonesia. Relasi dan Korespondensi Berdasarkan Dokumen Turki Utsmani, hal 41).

Gus Uwik
Pemerhati Sosial, Budaya dan Politik Bangsa
Follow IG@tintamedia.web.id

Opini Tokoh

Parenting

Tsaqofah

Hukum

Motivasi

Opini Anda

Tanya Jawab