AEPI: Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen Sulit Didapat Jika...
Tinta Media – Tekad Prabowo-Gibran mengejar pertumbuhan ekonomi double digit, atau setidaknya 8 persen dinilai Ketua Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI) Salamuddin Daeng sulit didapat jika masalah keuangan tidak terselesaikan.
“Angka itu akan sulit didapat jika kondisi ekonomi Indonesia terutama masalah paling puncak adalah masalah keuangan tidak terselesaikan,” tuturnya kepada Tinta Media, Ahad (3/11/2024).
Menurutnya, keuangan itu masalah kunci yang tidak ada satu pihak pun yang kredibel membongkar masalah tersebut sampai saat ini. Masalah itu, ucapnya, jumlah uang yang dimiliki oleh negara sangat sedikit untuk dapat menggerakkan ekonomi.
“Akibatnya negara tidak memiliki kemampuan ekspansi sedikit pun untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi meskipun cuma tambahan satu persen saja,” prediksinya.
Kecil
Terkait rencana penambahan utang sebesar 616,2 triliun rupiah menurut Salamuddin dampaknya kecil dan sangat sulit didapat kecuali bunga surat utang negara dinaikkan lagi.
“Berarti akan semakin jauh lebih tinggi di atas bunga rata-rata perbankan. Maka makin kurus kering ekonomi karena disedot APBN,” ulasnya.
Seharusnya, ucapnya, APBN menjadi instrumen penggerak ekonomi, bukan menjadi mesin sedot sehingga kontraproduktif.
“Rencana pemerintah dengan menaikkan pajak juga akan kontra produktif. Sebab pertumbuhan ekonomi 8 persen akan ditopang oleh peningkatan konsumsi. Tidak masuk akal meningkatkan konsumsi dengan menaikkan pajak,” kritiknya.
Ia menjelaskan, masyarakat sudah berhadapan dengan bunga bank yang mencekik akibat SUN. “Lalu dipungutin pajak tinggi. Sudah diburu, dipepet, dijepit pula. Kere!” pungkasnya.[] Muhammad Nur