78 Tahun Proklamasi Kemerdekaan, Mampukah Terus Melaju untuk Indonesia Maju?
Tinta Media - Setelah Indonesia mampu memproklamirkan kemerdekaannya 78 tahun yang lalu, diharapkan mampu melaju menjadi negara maju. Sebuah cita-cita luhur harus diikuti dengan usaha keras dan cara yang benar untuk mencapainya, jika tidak cita-cita itu hanyalah illusi belaka, khayalan yang tidak pernah terwujud. Cita-cita harus diraih dengan cara yang benar dan lurus agar tujuan yang diinginkan bisa tercapai. Jika kita mau jujur, fakta sekarang, jauh dari jalan menuju tujuan yang diinginkan, sehingga pergantian rezim, pelaku politik, tidak mampu membawa perubahan hakiki agar bisa melaju menjadi negara maju.
Hutang luar negeri yang menggunung satu indikator bahwa negeri ini tidak bisa melaju untuk maju, tapi mundur dan semakin terjepit oleh hegemoni asing. Hutang luar negeri telah merenggut kemerdekaan yang sudah diperjuangkan dengan tetesan darah para pahlawan, pendahulu kita. Banyak kebijakan yang diambil tidak lagi berpihak pada rakyat. Meskipun gelombang protes dari rakyat, penguasa tidak bergeming dengan tetap memberlakukan aturan yang merugikan rakyat dan lebih berpihak pada oligarki.
Korupsi yang menggurita bukti nyata bahwa slogan "terus melaju untuk Indonesia Maju" tidak ada di hati mereka, penguasa negeri ini. Mereka hanya mementingkan diri dan kelompok mereka sendiri agar terus bisa menikmati kue kekuasaan. Membangun citra hanya untuk membalut kegagalan dan kebusukan dengan slogan yang hanya untuk diucapkan, bukan untuk diwujudkan. Kebohongan demi kebohongan diciptakan agar terkesan maju dan banyak menciptakan prestasi, faktanya sebaliknya.
Kriminalitas yang terus meningkat dengan cara lebih sadis bukti lain bahwa negeri ini tidak sedang baik-baik saja. Desakan kebutuhan ekonomi membuat banyak orang gelap mata. Tuntutan Gaya hidup membuat mereka jatuh pada pilihan "Pinjol" yang mencekik dan membuat mereka tidak berdaya dan putus asa. Gaya hidup serba permisif membuat mereka terjebak pada penyimpangan perilaku. Mampukah Indonesia terus melaju menjadi negara maju?
Dengan dalih investasi banyak kekayaan alam negeri ini diserahkan ke asing-aseng. NKRI harga mati hanya slogan kosong, yang tidak sesuai dengan fakta yang dilakukan. Banyak warga asing berbondong-bondong untuk tinggal di negeri dengan kekayaan alam yang luar biasa bagaikan penggalan tanah surga. Sayang semua itu tidak untuk kesejahteraan Rakyatnya. Banyak dari kekayaan alam yang menikmati pemilik kapital asing. Rakyat hanya mendapatkan remah-remahnya, sementara rotinya mereka yang menikmati.
Sungguh ironi tinggal di negeri dengan sumber daya alam yang melimpah tapi banyak dari rakyatnya hidup di bawah garis kemiskinan. Negeri yang harusnya kaya raya dan mampu melaju untuk menjadi negara maju, tapi faktanya sebaliknya, rakyat hidup sengsara. Kebutuhan hidup mahal, sementara lapangan pekerjaan sulit didapat.
Masihkah kita bisa lantang meneriakkan pekik kemerdekaan setelah 78 tahun dengan slogan terus melaju untuk Indonesia maju. Selama sistem peninggalan penjajah masih diterapkan, melaju untuk Indonesia maju hanyalah illusi yang tidak akan pernah terjadi. Sistem yang berpihak pada para pemilik modal, oligarki hanya membuat rakyat sengsara tinggal di negeri mereka sendiri.
Siapapun yang memimpin negeri ini tidak akan mampu membawa gerbong perubahan untuk terus melaju menuju kemajuan yang hakiki, selama sistem demokrasi kapitalisme masih diterapkan. Sistem yang ingin memisahkan agama dari kehidupan hanya akan membawa pada kehidupan sekuler. Hutang luar negeri yang mengandung riba, dosa besar, hanya mengundang adzab Allah SWT. Hidup tidak berkah karena berani menelawan SyariatNya. Tidak hanya itu sistem sekuler hanya menghasilkan para pemimpin yang tidak bermoral, sebagai bukti korupsi yang terus menggurita di negeri yang mayoritas penduduknya Muslim. Kriminalitas yang terus meningkat dengan cara yang lebih sadis karena Islam ditinggalkan.
Masihkah kita pertahankan sistem peninggalan penjajah yang tidak akan bisa membawa pada perubahan hakiki. Ibarat mobil rusak tidak akan bisa melaju dengan baik siapapun sopirnya. Begitu pula sistem kapitalisme demokrasi yang rusak tidak akan bisa membawa negeri ini melaju menjadi negara maju. Pergantian rezim terbukti bukan kamajuan, tapi kemunduran dan keterpurakan yang semakin parah.
Kembali pada syariat-Nya, agar kehidupan Islami bisa terwujud. Penerapan Islam secara kaffah akan menjadi pencegah dari kemaksiatan dan kerusakan karena penduduknya yang beriman dan bertaqwa, begitu pula para pemimpinnya yang amanah akan membawa gerbong perubahan melaju untuk Indonesia maju. Hanya sistem khilafah yang mampu menerapkan syariat Islam secara kaffah untuk mewujudkan cita-cita luhur untuk melaju munuju kemajuan hakiki.
Oleh: Mochamad Efendi
Sahabat Tinta Media