Tinta Media: 357 M
Tampilkan postingan dengan label 357 M. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label 357 M. Tampilkan semua postingan

Sabtu, 01 Oktober 2022

Anggaran BPIP 357 Miliar, Jurnalis: Satu Rupiah Saja Sudah Sangat Mubazir, Bila...

Tinta Media - Menanggapi disetujuinya anggaran Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) sebesar 357 miliar rupiah, Jurnalis Joko Prasetyo (Om Joy) menyampaikan, satu rupiah saja sudah sangat mubazir bila untuk sesuatu yang bertentangan dengan ajaran Islam. 

"Angka tersebut relatif ya, tergantung peruntukannya. Bila untuk sesuatu yang bertentangan dengan ajaran Islam, jangankan Rp357 miliar, Rp1 saja sudah sangat mubazir (pemborosan)," tuturnya pada Tinta Media, Jumat (30/09/2022).

Menurutnya, mubazir itu membelanjakan harta di jalan yang haram. "Maka kita harus mengevaluasi, apakah kehadiran BPIP ini untuk membina negara dan rakyat semakin mendekat dan taat kepada Allah SWT atau sebaliknya?" tanyanya.

Kalau sebaliknya, tentu saja sekali lagi, meski anggarannya Rp1 itu sangat mubazir. "Pemborosan itu sikap yang harus dijauhi oleh setiap Muslim," tegasnya. 

"Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an surah al-Isra ayat 27, artinya, 'Sesungguhnya orang-orang yang pemboros itu adalah saudara setan dan setan itu sangat ingkar kepada Tuhannya'," kutipnya.

Tidak Terlihat Manfaatnya

Om Joy menilai sejak BPIP berdiri hingga sekarang, tidak terlihat manfaatnya.

"Sejak BPIP berdiri hingga sekarang, saya tidak melihat apa manfaatnya. Mudaratnya sih sangat banyak. Kebenciannya terhadap Islam juga terlihat jelas dari berbagai pernyataan para petingginya," terangnya.

Misal, lanjutnya, Mantan Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Mahfud MD (2022) bilang haram mendirikan negara seperti nabi. Padahal sebagai umat Islam, kaum Muslim di mana pun --tak terkecuali di Indonesia-- wajib mencontoh Nabi dalam kehidupan pribadi, keluarga, berkelompok, maupun bernegara, bahkan hingga hubungan luar negerinya. 

"Kok bisa-bisanya mantan dewan pengarah BPIP ini mengatakan haram mendirikan negara seperti nabi?" kesalnya.

Ketua Dewan Pembina BPIP Megawati Soekarno Putri (2017),  kata Om Joy, juga terkesan melecehkan Islam, para pendakwah Islam dan seperti tak percaya akhirat, dengan mengatakan, "Para pemimpin yang menganut ideologi tertutup memosisikan diri mereka sebagai pembawa 'self fulfilling prophecy', para peramal masa depan. Mereka dengan fasih meramalkan yang akan pasti terjadi di masa yang akan datang, termasuk dalam kehidupan setelah dunia fana, padahal notabene mereka sendiri tentu belum pernah melihatnya."

Karena itu, sambungnya, Megawati dilaporkan ke polisi, "Sampai sekarang kasusnya bagaimana ya?" tanyanya.

Bukan hanya itu, Om Joy juga mengungkapkan pernyataan-pernyataan Dewan Pengarah BPIP lainnya yang kerap menghina ajaran Islam.

"Dewan Pengarah BPIP Said Aqil Siradj (2019) bilang khilafah sudah basi. Padahal tak satu pun ulama muktabar menyimpulkan menegakkan khilafah itu basi. Sebagian berpendapat fardhu kifayah, sebagian lain mengatakan tajul furudh (mahkota kewajiban) karena banyak hukum Islam tak bisa tegak tanpa adanya khilafah. Tak ada yang mengatakan haram, apalagi basi! Kecuali Dewan Pengarah BPIP ini," kesalnya.

Maka, kata Om Joy, tak aneh kalau Ketua BPIP Yudian Wahyudi (2020) sebut agama jadi musuh terbesar Pancasila. Karena para pengarahnya aja memberi teladannya seperti itu. 

"Iya, sih Ketua BPIP menyebutnya dengan diksi agama, tapi agama apa lagi kalau bukan Islam? Wong dewan pengarahnya enggak ada yang menyerang ajaran agama selain Islam kok. Bener enggak?" pungkasnya.[] 'Aziimatul Azka



Follow IG@tintamedia.web.id

Opini Tokoh

Parenting

Tsaqofah

Hukum

Motivasi

Opini Anda

Tanya Jawab