Tinta Media - Situasi yang semakin memburuk di Palestina akibat serangan Zionis, yang meluas hingga ke Lebanon, Yaman, dan Iran, menyoroti krisis kemanusiaan yang tak kunjung usai. (cnnindonesia.com, 26-10-2024).
Ironisnya, dunia internasional yang diharapkan menjadi benteng penegak keadilan justru tampak tidak berdaya, menunjukkan kelemahan fundamental dalam sistem sosial-politik global yang didominasi oleh kapitalisme dan demokrasi. Dalam konteks ini, sistem internasional dan pemimpin dunia telah terbukti gagal mengatasi krisis ini, membuka ruang bagi perspektif baru yang menawarkan solusi hakiki dan holistik, seperti konsep khilafah.
Demokrasi dan Kapitalisme: Antara Kegagalan dan Eksploitasi
Sejak lama, demokrasi dan kapitalisme menjadi sistem politik dan ekonomi dominan yang dipromosikan oleh negara-negara Barat, khususnya Amerika Serikat dan sekutunya. Demokrasi dipandang sebagai model pemerintahan ideal yang menjanjikan keadilan, kebebasan, dan hak asasi manusia. Namun, ironisnya, dalam kasus Palestina, prinsip-prinsip tersebut tidak pernah diwujudkan. Situasi ini menunjukkan bahwa demokrasi, yang dijadikan alat hegemoni politik oleh negara-negara adikuasa, sering kali justru berfungsi untuk melanggengkan penjajahan dan eksploitasi sumber daya di berbagai negara.
Kapitalisme, sebagai sistem ekonomi yang bertumpu pada eksploitasi sumber daya demi keuntungan segelintir elite, hanya memperburuk kondisi masyarakat di wilayah konflik. Sistem ini memungkinkan perusahaan multinasional dan pemerintah yang kuat untuk mengeruk kekayaan tanpa memperhatikan dampak terhadap rakyat yang menjadi korban perang. Dalam konteks Palestina, kapitalisme global justru memperkuat kepentingan zionisme melalui dukungan ekonomi dan militer yang masif.
Kegagalan Lembaga Internasional: Refleksi Krisis Legitimasi
Ketidakberdayaan lembaga-lembaga internasional, seperti PBB, dalam mengatasi krisis kemanusiaan di Palestina, menjadi bukti konkret kegagalan sistem demokrasi global yang dijalankan. Lembaga-lembaga tersebut, yang didesain untuk menjadi penyeimbang kekuatan, malah kerap kali terseret dalam kepentingan politik negara-negara besar yang mendominasi. Negara-negara yang memiliki hak veto di Dewan Keamanan PBB, khususnya Amerika Serikat, secara sistematis memblokir resolusi yang dapat menghentikan agresi Israel. Fakta ini menunjukkan bahwa lembaga internasional tidak independen dan sering kali dijadikan alat politik oleh negara-negara besar untuk mempertahankan status quo yang menguntungkan mereka.
Urgensi Solusi Hakiki: Khilafah sebagai Resolusi Ideologis
Menghadapi ketidakadilan dan krisis berkepanjangan, sudah saatnya umat mempertimbangkan solusi alternatif yang lebih komprehensif. Dalam perspektif keagamaan, sistem Khilafah menawarkan kerangka yang menitikberatkan pada keadilan, kesatuan umat, dan mobilisasi kekuatan yang bersifat kolektif. Khilafah, berdasarkan konsep Islam, bukan sekadar sistem pemerintahan, melainkan solusi holistik yang menempatkan kemaslahatan umat sebagai prioritas utama. Dengan Khilafah, semua potensi umat, termasuk kekuatan militer, akan dimobilisasi secara strategis dan terarah. Dengan mobilisasi ini, Khilafah akan dapat menggerakkan seluruh kekuatan, termasuk tentara, dalam rangka membebaskan Palestina dari penjajahan.
Membangun Kesadaran Kolektif Umat
Namun, langkah pertama untuk mewujudkan solusi ini adalah dengan membangun kesadaran kolektif umat akan urgensi perubahan sistem. Mengikuti metode dakwah Rasulullah yang mengedepankan pendekatan politis dan pemikiran tanpa kekerasan, umat Islam perlu didorong untuk mendukung perjuangan kelompok dakwah yang fokus menegakkan Khilafah. Kesadaran ini harus tumbuh melalui pendidikan politik dan pemikiran yang kritis terhadap kegagalan kapitalisme dan demokrasi, sehingga umat memahami bahwa perubahan sistem bukanlah utopia, melainkan sebuah keharusan. Kesadaran ini akan menjadi kekuatan pendorong utama dalam meraih visi keadilan dan kesejahteraan yang hakiki.
Khatimah
Krisis Palestina adalah refleksi nyata dari kegagalan sistem kapitalisme dan demokrasi yang selama ini diagung-agungkan sebagai solusi peradaban. Sementara dunia internasional tak berdaya, umat Islam memiliki peluang untuk merangkul solusi nyata, yaitu Khilafah, yang menawarkan keadilan dan kesejahteraan bagi seluruh umat. Langkah menuju perubahan ini memang berat, tetapi kesadaran akan pentingnya sistem yang adil dan sesuai dengan fitrah manusia harus senantiasa diperjuangkan. Saatnya umat menolak demokrasi sebagai alat penjajahan dan mendukung perjuangan kolektif yang membawa kita pada dunia yang berkeadilan di bawah naungan Khilafah, yang mampu memobilisir kekuatan umat, termasuk tentara, untuk membebaskan Palestina.
Oleh: Novi Ummu Mafa, S. E., Sahabat Tinta Media