Tinta Media - Kita ketahui bersama bahwa para pejabat di Kabinet Merah Putih (KMP) sepekan lalu (25-27 Oktober 2024) telah melakukan pembekalan (retreat) di Akmil Magelang. Tujuan dari retreat ini diadakan adalah untuk menyatukan visi dan misi, membentuk bonding (rasa kebersamaan) serta team building.
Dalam wawancara eksklusif dengan Retno Pinasti di program 'Prabowo Bicara' yang tayang Minggu (27/10/2024) di SCTV, Prabowo berbicara bahwa sebuah kabinet negara sebesar Indonesia tidak mungkin berasal dari suatu kelompok dan berasal dari suatu partai. Maka, beliau berpendapat bahwa harus ada kerja sama yang baik di antara tokoh-tokoh elite, tokoh-tokoh politik, dan tokoh-tokoh kemasyarakatan, sehingga menjadi saling mengenal.
Mulai dari keberangkatan sampai kepulangan, para pejabat di KMP munggunakan pesawat Hercules. Alhasil, retreat tersebut pun menyita perhatian publik, (liputan6.com, Senin 28/10/2024).
Setelah pembekalan (retreat) di Akmil Magelang, para pejabat di KMP menyatakan siap bekerja. Akan tetapi, publik masih menyangsikan perubahan yang ingin dicapai dalam pemerintahan baru.
Semangat kebersamaan serta kesatuan visi dan misi belum menjamin baik buruknya kinerja. Rakyat bukan hanya butuh pejabat yang sinergi dan disiplin, tetapi harus pejabat yang mempunyai visi baru untuk perubahan yang dapat menyelesaikan berbagai persoalan yang membelit negeri ini, seperti kemiskinan, pengangguran, kriminalitas, kesehatan, pendidikan, ketahanan pangan, keamanan, serta kesejahteraan rakyat.
Rakyat membutuhkan kepemimpinan yang mampu mengayomi serta mampu memprioritaskan terpenuhinya kebutuhan dasar rakyat. Apakah semua bisa terealisasi? Ternyata tidak. Walaupun pemerintahan sudah berubah, tetapi aturan yang diterapkan masih sama, yaitu sistem sekuler demokrasi kapitalisme? Selama aturan yang diterapkan masih sama, maka keadilan dan kesejahteraan bagi seluruh rakyat akan sulit terwujud.
Pada faktanya, pemilihan para menteri dan jajaran di bawahnya justru terbentuk dari bagi-bagi kue kekuasaan. Ini bisa terbaca dari susunan kabinet yang dibentuk, yaitu tidak mempertimbangkan integritas dan profesionalitas. Adanya tukar guling jabatan antara parpol menguatkan hal itu karena yang ditunjuk untuk mengisi jabatan tersebut sebagian besar dari elite parpol, jurnalis, pengusaha, dan sukarelawan.
Sistem yang diterapkan sekarang ini sangat berbanding terbalik dengan sistem Islam, baik dari sisi pemerintahan maupun output pejabat yang dihasilkan. Dalam sistem pemerintahan Islam, pejabat yang dipilih bukan untuk berbagi kekuasaan. Pejabat dipilih berdasarkan integritas (pola pikir dan pola sikap yang sesuai dengan Islam).
Adapun kapabilitasnya, ini dapat dilihat dari segi kemampuan secara fisik dan keilmuan yang dimiliki oleh calon pejabat, yaitu sangat jauh dari konflik kepentingan. Kepala negara (khalifah) memiliki otoritas dan wewenang dalam memilih pejabat yang tepat karena tugas pejabat yang dipilih bertindak sebagai pembantu pelaksanaan tugas khalifah.
Di dalam sistem Islam, aturan yang diterapkan adalah aturan Allah yang bersifat pasti dan tetap, yaitu mengikat semua pihak, baik pejabat, aparat maupun rakyat. Dalam aturan Islam, tidak akan ada celah bagi perilaku jual beli hukum, revisi aturan, pejabat korupsi, curang, konflik kepentingan, dan bagi-bagi kekuasaan. Semua itu karena sistem yang diterapkan pemerintahan Islam berbasis akidah Islam.
Ketika aturan Islam diterapkan, maka, masyarakat akan terbiasa beramar makruf nahi mungkar. Masyarakat sendiri yang akan mengontrol dan mengoreksi para pejabat negara. Di samping itu, penerapan aturan Allah Ta'ala akan mewujudkan keadilan dan kesejahteraan bagi rakyat. Sebab, keadilan hukum Islam bersumber dari Allah Ta'ala. Kesejahteraan yang terwujud pun bersumber dari penerapan sistem politik ekonomi Islam yang mengutamakan kepentingan dan kemaslahatan rakyat dan rahmat bagi seluruh alam.
Karena itu, segera tinggalkan sistem batil dan merusak ini dan ganti dengan sistem yang mampu menjadi solusi permasalahan umat, yaitu sistem Islam! Saatnya kita berjuang untuk tegaknya sistem Islam secara kaffah menuju perubahan yang hakiki! Wallahu a'lam bi ash-shawwab.
Oleh: Ummu Arkaan
Sahabat Tinta Media