Tinta Media - Pemilu tahun ini dinilai sebagai pemilu terburuk sepanjang sejarah oleh beberapa pihak. Bagaimana tidak? Kecurangan berjalan secara masif, sistematik, dan terstruktur dikarenakan terjadi di berbagai jenjang. Tragisnya, paslon berseragam biru muda itu tetap meraih kemenangan di bawah pengondisian Mahkamah Konstitusi.
Tibalah hari pelantikan bulan Oktober lalu. Acara bagi-bagi kue kekuasaan kepada semua parpol pun telah dilaksanakan. Dalam pekan terakhir, juga beredar kabar bahwa presiden dan wakil presiden Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka telah menggelar retreat di Akademi Militer, Magelang, Jawa Tengah selama tiga hari.
Pembekalan (retreat) berbau healing ini dilaksanakan dengan dalil untuk menyatukan visi dan misi, serta membentuk bonding dan team building. Sebagaimana yang dilansir oleh Liputan6.com (28/10/2024), jajaran anggota Kabinet Merah Putih pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka telah selesai mengikuti Akademi Militer atau Akmil di Magelang, Jawa Tengah.
Sebelumnya, para jajaran Kabinet Merah Putih pun diberikan vitamin terbaik oleh pemerintah RI Prabowo Subianto agar semua anggota dalam keadaan sehat selama retreat. Menteri Sekretaris Negara, Prasetyo Hadi mengungkapkan bahwa para kebinet harus bangun pukul 04.30 WIB selama retreat dan tidak ada satu pun anggota yang sakit di tengah kepadatan agenda tersebut.
Di sisi lain, Raja Juli sebagai Menteri Kehutanan juga menilai dalam waktu tiga hari dengan suasana Lembah Tidar yang sejuk, dapat memberi ruang kepada para menteri dan wakil menteri untuk berkomunikasi dan berinteraksi lebih intens. Dia juga berpendapat bahwa para anggota kabinet kembali ke Jakarta dengan semangat yang membara menyukseskan pemerintahan Prabowo-Gibran untuk menyejahterakan rakyat dan kemandirian bangsa.
Namun, sebenarnya yang dibutuhkan rakyat tidak hanya seorang pemimpin yang disiplin dan sinergi, tetapi juga pejabat yang mempunyai visi dan misi baru untuk perubahan. Sebab, sepanjang sistem kapitalisme masih digunakan oleh negara ini, kesejahteraan dan keadilan bagi rakyat tidak akan pernah terwujud.
Jika dilihat pada fakta dunia, yang berdaulat di sistem demokrasi hanyalah segelintir orang, yaitu para elite politik. Akibatnya, kemakmuran hanya dirasakan para elite penguasa, wakil rakyat, partai dan para oligarki. Sementara, rakyat tetap atau bahkan semakin terjerumus dalam jurang kemiskinan.
Demokrasi adalah sistem kufur yang dibangun di atas fashluddin anilhayyah (memisahkan agama dari kehidupan). Para ulama mengharamkan untuk mengambilnya, menerapkan, dan menyebarluaskan. Slogan populer demokrasi yaitu suara rakyat adalah suara Tuhan merupakan slogan sesat dan menyesatkan karena manusia adalah makhluk penuh hawa nafsu dan hawa nafsu mereka seharusnya mengikuti syariat.
Pada dasarnya, kaum muslimin wajib terikat dengan Al-Qur'an dan As-Sunnah dalam semua aspek kehidupan, termasuk dalam berpolitik. Banyak ayat Al-Qur'an yang memerintahkan umat Islam untuk selalu terikat dengan syariah Islam. Sebagaimana dalam firman Allah Swt.
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا ادْخُلُوْا فِى السِّلْمِ كَاۤفَّةًۖ وَّلَا تَتَّبِعُوْا خُطُوٰتِ الشَّيْطٰنِۗ اِنَّهٗ لَكُمْ عَدُوٌّ مُّبِيْن
"Hai orang-orang yang beriman, masuklah kalian ke dalam Islam secara keseluruhan, dan janganlah kalian mengikuti langkah-langkah setan. Sungguh setan itu adalah musuh yang nyata bagi kalian." (TQS al-Baqarah [2]:208)
Banyak pula ayat Al-Qur'an yang memerintahkan umat Islam untuk selalu terikat dengan syariah Islam, termasuk dalam menjalankan sebuah negara. Allah Swt. berfirman:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تَخُوْنُوا اللّٰهَ وَالرَّسُوْلَ وَتَخُوْنُوْٓا اَمٰنٰتِكُمْ وَاَنْتُمْ تَعْلَمُوْنَ
"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kalian mengkhianati Allah dan Rasul-Nya. Jangan pula kalian mengkhianati amanah-amanah kalian. Padahal kalian tahu." (TQS al-anfal [8]:27).
Di antara sekian banyak amanah, yang paling penting adalah amanah kekuasaaan. Profesionalitas, amanah dan integritas menjadi asas rekrutmen SDM aparat negara, bukan berasaskan koneksitas atau nepotisme.
Dalam sistem Islam, hukum secara prinsip dibersihkan dari kepentingan para elite pembuatnya. Karenanya, dalam sistem Islam yang berhak membuat hukum hanyalah Allah Swt. dengan standar halal-haram.
Lihatlah keagungan hukum syariah yang terikat ekonomi, politik, sosial, hukum, dan sebagainya! Semua hukum syariah tersebut pasti melindungi kepentingan manusia secara adil dan menyeluruh. Wallahu ‘alam bish-shawab.
Oleh: Rihadatul Aisy S
{Aktivis Dakwah, Agen Perubahan}