Tinta Media - Dalam pelantikan presiden baru Prabowo Subiyanto di Jakarta pada hari Minggu 10 Oktober 2024 lalu, Prabowo menyampaikan pidatonya selepas pelantikan. Dalam pidatonya, Prabowo menyinggung berbagai hal, dimulai dari potensi ancaman dan tantangan negara ke depannya, juga masalah pemberantasan korupsi, nepotisme, serta memperbaiki pemberdayaan masyarakat dari hasil pertanian dan kelautan, serta menindak pengusaha-pengusaha yang nakal dan tidak patriotisme.
Selain itu, terkait juga pengelolaan hasil bumi yang seharusnya dinikmati oleh masyarakat, bukan golongan tertentu agar tidak ada kesenjangan sosial serta pengelolaan hasil bumi yang merata dan adil, sehingga menjadi bangsa yang baldatun tayyibatun warabbun ghafur, yang rakyatnya cukup sandang, pangan dan papan.
Pergantian pemimpin dianggap sebagian orang sebagai harapan adanya perubahan ke arah yang lebih baik. Pada hakikatnya, keberhasilan, kemakmuran, keadilan, dan kesejahteraan suatu negara sangat dipengaruhi oleh personal/individu dan juga sistem yang digunakan. Pasalnya, selama sistem yang diterapkan adalah sistem yang cacat seperti sistem kapitalis sekarang, maka harapan masyarakat tidak akan pernah terwujud. Ini karena berbagai problematika negara adalah akibat dari buruknya sistem kapitalis.
Kebaikan dalam berbagai aspek hanya akan terwujud dalam naungan sistem Islam yang sahih, yaitu sistem Islam yang jelas-jelas akan membawa kemaslahatan pada seluruh umat manusia.
Sistem Islam berasal dari Zat Yang Maha Mengetahui, yakni Allah Swt. Penerapan aturan Allah akan mendatangkan keberkahan dalam hidup umat manusia. Tugas pemimpin negara Islam adalah menerapkan sistem secara kaffah. Selain itu, pemimpin dalam Islam adalah sebagai raa'in (pengurus) dan junah (pelindung) bagi rakyatnya.
Dalam mekanisme Islam inilah harapan kehidupan yang lebih baik dan keberkahan akan diwujudkan. Meningkatnya kemiskinan serta berbagai problematika kehidupan yang tidak terselesaikan suatu negara adalah keniscayaan selama negara tersebut masih dalam naungan kapitalisme, yakni sistem buatan manusia yang rusak dan merusak. Wallahu a'lam bish shawwab.
Oleh: Ema
Sahabat Tinta Media