Nasib Peternak Susu Sapi di Tengah Gempuran Impor Susu - Tinta Media

Selasa, 19 November 2024

Nasib Peternak Susu Sapi di Tengah Gempuran Impor Susu



Tinta Media - Ratusan peternak, peloper, dan pengepul susu sapi di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah menggelar aksi membuang susu di Tugu Patung Susu Tumpah Boyolali (Kumparan, 9-11-2024). Mereka memprotes impor susu dengan aksi membuang 50 ton susu sapi hingga mandi susu di jalan. 

Kebijakan impor yang dilakukan oleh pemerintah diduga menjadi sebab peternak sapi kesulitan menyalurkan susu sapi. Kondisi ini jelas merugikan para peternak sapi perah. Mereka protes pada kebijakan impor pemerintah karena berdampak pada penyerapan susu lokal. Saat ini susu dari peternak lokal hanya menyuplai 20 persen dari total pasokan nasional, sedangkan pasokan dari impor susu mencapai 80 persen.

Negara seharusnya melindungi nasib peternak melalui kebijakan yang berpihak pada peternak. Seharusnya, pemerintah membuat kebijakan yang membantu peternak dalam hal menjaga mutu susu maupun menampung hasil produksi susu. 

Kondisi ini menggambarkan betapa menderitanya peternak sapi perah. Pemerintah seharusnya membantu peternak di daerah serta bekerja sama dengan industri susu dalam negeri. Peternak lokal mestinya diperhatikan dan diprioritaskan karena susu merupakan kebutuhan masyarakat. Apalagi, saat ini pemerintah sedang menggulirkan program makan bergizi gratis (MBG) dengan susu sebagai salah satu komponennya. 

Pada kebijakan impor, diduga ada keterlibatan para pemburu renten untuk mendapatkan keuntungan dari impor susu. Inilah salah satu kebijakan buruk dalam sistem ekonomi kapitalisme karena berpihak pada para pengusaha dan merugikan peternak. 

Kebijakan pemerintah lebih mendukung impor daripada peternak lokal. Menteri pertanian mengatakan bahwa mafia impor pangan itu ada. Jika sudah tahu ada mafia impor pangan, negara bertugas untuk memberantas hingga ke akarnya. Negara tidak boleh membiarkan mafia ini tetap ada dan merugikan peternak lokal. 

Tampak bahwa kebijakan impor pemerintah berdampak buruk kepada peternak susu yang berakibat tidak adanya kemandirian pangan dalam kebutuhan susu. Ini menunjukkan bahwa telah terjadi kerawanan pangan. Negara wajib membantu peternak dan industri pengolah susu dalam negeri sehingga bisa menghasilkan susu berkualitas bagus dengan jumlah yang mencukupi kebutuhan nasional. 

Persoalan mendasar polemik impor susu ini adalah tidak adanya tata kelola kebijakan pemerintah yang berdasarkan sudut pandang Islam untuk menuju ketahanan pangan. 

Di dalam Islam, megara khilafah berdiri di tengah umat untuk menyolusi masalah kebutuhan susu dengan syariat Islam demi terwujudnya kemaslahatan umat. Negara akan memenuhi kebutuhan susu rakyat secara mandiri dengan mengoptimalkan seluruh potensi yang ada di dalam negeri sehingga tidak tergantung pada impor. Hal ini akan mencegah merebaknya orang-orang yang mencari untung di tengah penderitaan rakyat. Wallahualam bissawab.



Oleh: Yanti MDY
Sahabat Tinta Media

Rekomendasi Untuk Anda × +

Bagikan artikel ini

Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini.

Artikel Menarik Lainnya :