Tinta Media - Ketua Forum Doktor Muslim Peduli Bangsa (FDMPB) Dr. Ahmad
Sastra menegaskan bahwa mengusir entitas penjajah Yahudi dari Palestina adalah
dengan perang.
"Logika paling sederhana untuk penjajah adalah diusir
dari bumi Palestina. Mengusir penjajah adalah dengan perang, jihad fi
sabilillah," tuturnya kepada Tinta Media, Rabu (13/11/2024).
Menurutnya, tidak ada solusi yang lebih baik dan lebih
tepat, selain jihad fi sabilillah. "Jihad harus dimulai dari persatuan
umat Islam dan negeri-negeri muslim seluruh dunia," ujarnya.
Ahmad menilai, sikap yang benar didasarkan dari pemahaman
dan persepsi yang benar atas fakta. Karena itu sikap umat Islam atas konflik Palestina
bisa salah jika persepsinya salah.
"Persepsi yang benar atas konflik Palestina Israel
adalah bahwa bumi Palestina adalah milik kaum Muslimin, bukan milik entitas Yahudi.
Di sanalah Masjidil Aqsa, Masjid Mulia Kiblat pertama umat Islam berada,"
ujarnya.
Karena itu, lanjutnya, usaha paling penting bagi umat Islam
di seluruh dunia adalah membebaskan Palestina dari penjajahan Israel. Sebab
Islam adalah agama anti penjajahan. "Islam adalah agama yang membebaskan
manusia dari keterjajahan dalam berbagai bentuknya," terangnya.
Ia memaparkan bahwa persoalan pokok Palestina itu adalah
adanya penjajah Israel yang merampas tanah kaum muslimin dan melakukan
pendudukan dan penjajahan. Jadi perjuangan ini harus fokus pada bagaimana agar
Israel terusir dan lenyap dari Palestina.
"Perjuangan untuk membuat mundur Israel dari tanah
Palestina, tidak mungkin bisa diraih dengan perdamaian, diplomasi atau
perjuangan orang per orang," paparnya.
Bukan Perdamaian
Ia menilai bahwa perdamaian bukan merupakan opsi solusi atas
krisis Palestina Israel, sebab perdamaian mensyaratkan dua hal pengakuan
eksistensi negara penjajah Israel dan yang kedua Israel dan Palestina akan
menjadi dua negara yang berdampingan. Jalan satu-satunya adalah jihad fi
Sabilillah mengusir zionis dari bumi Palestina, sebagai dahulu para pahlawan
mengusir penjajah Belanda dan Portugis dari bumi Indonesia.
Ia menyatakan bahwa menghadapi imperialisme negara tidaklah
bisa dilakukan oleh orang per orang, namun idealnya harus dihadapi lagi oleh
sebuah institusi negara. Untuk itu adalah keharusan negeri-negeri muslim segera
bertobat kepada Allah, lantas bangkit dan bersatu padu melawan segala bentuk
penjajahan.
"Jika dahulu khilafah Islam mampu melindungi Palestina,
karena semua negeri muslim bersatu padu, tidak tercerai berai. Maka kekuatan
yang seimbang itu tidak ada yang lain kecuali Daulah Khilafah Islam. Negara
global yang menyatukan kaum muslim. Daulah Khilafah ini nanti akan menyerukan
jihad fi sabilillah kepada kaum muslim seluruh dunia untuk membebaskan
Palestina. Perlu kita catat, Palestina saat dibebaskan oleh Sholahuddin al
Ayyubi pada saat kaum muslim memiliki daulah khilafah Islam," terangnya.
Ia menyeru agar umat Islam yang berjumlah 2 milyar untuk
segera bersatu dalam naungan daulah khilafah sebagaimana telah ada dalam
sejarah.
"Bergerak mengerahkan tentara dan mujahid untuk
berjihad fi sabilillah, atas izin Allah, maka Palestina akan merdeka dan
terbebas selamanya. Insyaallah," tandasnya.[] Ajira