Tinta Media - Bupati Bandung Dadang Supriatna (Kang DS) menerima penghargaan RAN PE Award 2024. Penghargaan ini langsung diberikan oleh Wakil Presiden (Wapres) RI, Ma'ruf Amin kepada Kang DS. Hal ini diberikan atas komitmen dan inisiatifnya dalam pelaksanaan Rencana Aksi Nasional Pencegahan dan Penanggulangan Ekstremisme Berbasis Kekerasan, yang Mengarah pada Terorisme. (RAN PE)
Ma'ruf Amin menyatakan bahwa sepanjang tahun 2023, tidak ada aksi terorisme. Ini menjadikan skor Indonesia naik, yang tadinya urutan ke-31 sekarang menjadi urutan ke-24 dalam laporan Global Terrorism Index 2024.
Berita terkait terorisme seakan-akan terus dibahas. Apalagi menjelang akhir tahun, biasanya isu itu muncul, tepatnya pada perayaan agama tertentu. Tempat ibadahnya dikawal ketat oleh aparat kepolisian, diibaratkan akan menghadapi pasukan musuh yang berbahaya. Dalam hal ini, tentu Islamlah yang dicurigai.
Padahal, dalam Islam terorisme jelaslah dilarang dan merupakan dosa besar. Ini karena terorisme adalah suatu perbuatan yang menyebabkan suatu teror yang mengakibatkan banyak korban. Mirisnya lagi, yang menjadi korban adalah orang-orang yang tidak berdosa.
Tentu hal ini bertentangan dengan ajaran Islam. Ini karena Islam mengajarkan perdamaian, melarang kekerasan, dan permusuhan antara siapa pun. Akan tetapi, tidak menutup kemungkinan, di balik para pelaku terorisme itu ada dalangnya. Mereka hanya dikendalikan saja dengan iming-iming surga sebagai jaminan. Yang seperti ini sering dikaitkan dengan jihad. Itulah contoh dari bentuk gagal paham tentang ajaran Islam. Jihad bukanlah terorisme. Jihad adalah bagian dari Islam, sedangkan terorisme sangat dilarang dalam Islam.
Islam adalah agama rahmatan lil alamiin, tidak mengajarkan kekerasan, kezaliman, apalagi terorisme. Islam adalah agama yang membawa kedamaian. Tindakan kezaliman, baik kepada orang muslim ataupun nonmuslim, apalagi tindakan membunuh atau terorisme, sangat dilarang dalam Islam.
Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda, "Barang siapa yang membunuh mu'ahad (orang kafir yang terikat janji dengan kaum muslimin untuk tidak saling berperang) tidak mencium baunya surga, dan sesungguhnya bau harumnya surga tercium dari jarak 40 tahun perjalan." (HR.Bukhari)
Akan tetapi, berdasarkan fakta yang nyata, para pembenci Islam atau Islam fobia telah berhasil menggiring opini yang negatif tentang ajaran agama Islam, sehingga orang yang tidak mau berpikir dan belajar akan gagal paham. Mereka akan semakin jauh dengan ajaran Islam yang sesungguhnya, karena Islam dianggap radikal.
Oleh sebab itu, di balik terjadinya aksi terorisme, tentu ada faktor-faktor yang menjadi pemicu. Di antaranya adalah kemiskinan, ketidakadilan yang merata, dan banyak hal lain yang dirasakan janggal oleh rakyat. Mestinya negara menjamin segala yang dibutuhkan oleh rakyat terutama dalam masalah kesejahteraan, kenyamanan, dan keamanan.
Dengan demikian, sudah saatnya kita berpegang teguh pada ajaran Islam yang sesungguhnya, yaitu syariat Islam yang langsung datang dari Allah Swt. Kita harus bersatu agar kekuatan Islam semakin kokoh, tidak mudah dihasut atau diadu domba oleh musuh-musuh yang membenci Islam, dan menginginkan Islam hancur bercerai-berai. Wallahu alam bisshawab.
Oleh: Emy
(Ibu Rumah Tangga)