Tinta Media - Pengamat Politik Islam Dr. Riyan, M.Ag. menilai harus ada
keberanian untuk melakukan perubahan yang mendasar dan fundamental.
"Menyadari akar dari berbagai kerusakan (fasad) di
negeri ini, karena diterapkan sistem sekuler-kapitalisme-demokrasi, sehingga
harus ada keberanian untuk melakukan perubahan yang mendasar dan
fundamental," tuturnya kepada Tinta Media, Selasa (22/10/2024).
Jelas Riyan, tidak sekadar perubahan yang tambal sulam dan
pergantian orang semata. Sehingga rezim baru harus berani melakukan
hard-breakthrough (terobosan yang fundamental). "Terobosan ini meliputi
banyak hal," ungkapnya.
Pertama, mengubah dasar tata kelola pemerintahan dengan
dilandaskan kepada Aqidah Islamiyah. "Sehingga seluruh konstitusi dan
perundang-undangannya harus sejalan dengan syariah Islam," tuturnya.
Kedua, mengganti APBN yang kapitalistik menjadi APBN
syariah. Ditandai secara moneter dengan mengganti mata uang kertas ke mata uang
dinar (emas) dan dirham (perak).
Menurut Riyan, secara fiskal tidak lagi membebani rakyat
dengan pajak tapi dengan pengelolaan kepemilikan umum (diantaranya tambang)
oleh negara dan dikembalikan hasilnya untuk kesejahteraan rakyat. "Riba
dihapuskan dan tidak lagi menarik hutang berbasis riba lagi," tandasnya.
Ketiga, lanjut Riyan, melakukan penataan ulang skala
prioritas pembangunan dengan membatalkan IKN, tidak membayar bunga hutang, pemberantasan
korupsi dan penghapusan judol dan pinjol.
Keempat, membuka seluas-luasnya pintu amar maruf nahi
munkar, sehingga kritik dan koreksi terhadap penguasa oleh masyarakat tidak
dianggap sesuatu yang tabu atau dianggap hal yang kriminal, "tidak ada
lagi tindakan kriminalisasi, terutama ke rakyat, aktivis, tokoh bahkan ulama
yang ikhlas," tuturnya.
Riyan menuturkan harapannya terhadap rezim baru yaitu
menjadi pemimpin yang amanah dengan jabatan, sebagaimana sabda Rasulullah,
"Jabatan bisa membuat seseorang terhina dan menyesal di akhirat, karena
dia tidak mengembannya dengan amanah sesuai ketentuan Islam".
Lanjut Riyan, dalam memimpin harus meneladani Rasulullah
Muhammad saw. sebagai uswah hasanah, dalam semua aspek termasuk kepemimpinan.
Kepemimpinan yang dilaksanakan Rasulullah, merupakan
sebaik-baiknya kepemimpinan yang menghasilkan kesuksesan serta keberkahan dunia
dan akhirat, memberikan rahmat kepada semesta alam.
"Ini pula yang dilaksanakan para sahabat mulia, yang
menjadi khalifah menggantikan estafet kepemimpinan Islam," pungkasnya.[]
Novita Ratnasari
Home
Berita
Harapan Baru
Rezim Baru
Pengamat: Harus Ada Keberanian untuk Melakukan Perubahan Mendasar dan Fundamental
Kamis, 24 Oktober 2024
Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini.