Tinta Media - Tindakan yang dilakukan Dekanat Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik (FISIP) Universitas Airlangga (Unair) ketika membekukan Badan
Eksekutif Mahasiswa (BEM) FISIP karena melakukan kritikan lewat seni satire
dinilai Pengamat Sosial Media Rizqi Awal sebagai bentuk intimidasi sekaligus
ancaman pembungkaman kritik di masa yang akan datang.
"Itu bentuk intimidasi sekaligus ancaman pembungkaman
kritik di masa yang akan datang," tuturnya kepada Tinta Media, Senin (28/10/2024).
Rizqi menilai ini sangat berbahaya. "Kita tidak tahu apa yang dilakukan pihak Dekanat
terkait dengan hal ini, apakah murni dilakukan oleh Dekanat sebagai bentuk
antisipasi di kemudian hari, khawatir nanti karena akan mengalami
tekanan-tekanan tertentu dari pihak-pihak yang mungkin punya kewenangan?"
ujarnya.
"Atau bisa jadi ini adalah respons penguasa terkait
dengan bentuk kritik yang lakukan BEM FISIP Unair," imbuhnya.
Meskipun, ujarnya, pada akhirnya menteri pendidikan
tinggi (Mendikti) itu menyesalkan pembekuan ini dan kemudian akhirnya status
pembekuan BEM FISIP Unair ini dicabut oleh Dekanat sendiri.
"Ini bentuk adanya upaya tertentu untuk pencegahan
opini atau upaya pembungkaman terkait dengan bentuk-bentuk kritik di kemudian
hari nanti," tandasnya.
Upaya Pengkritikan Kebebasan Ekspresi
Menurut Rizqi pemerintahan yang baru yang berjalan mau
sebulan saja, kemudian ada upaya pengkritikan kebebasan ekspresi pencegahan
kebebasan ekspresi ini.
Ia menyebutkan ini akan mematikan daya imajinasi dan juga
daya kritik mahasiswa sebagai agent of changes.
"Jangan sampai yang dilakukan oleh Dekanat FISIP Unair
ini menjadi semacam pintu yang terbuka ( inspirasi) bagi Dekanat ataupun
Rektorat di berbagai kampus yang lain bila ada kebijakan atau ada bentuk
satire, kritik kepada kebijakan yang dilakukan oleh rezim hari ini,"
sergahnya.
Menurutnya lagi itu membuktikan bahwasanya demokrasi yang
selama ini sebagai pintu terbukanya orang atau siapa pun bisa bebas
berpendapat," jadi ada semacam omong kosong," cetusnya.
Artinya, tukasnya, stereotip yang terjadi di beberapa waktu
yang lalu oleh rezim-rezim sebelumnya yang mengatakan bahwasanya kebebasan
berpendapat itu dijamin undang-undang tapi orang tidak dijamin setelah
menyampaikan kebebasan berpendapat.
Nah ini yang perlu tekankan, ucapnya, bahwasanya
demokrasi hanyalah semacam lip service saja pada faktanya justru kenyataannya,
realitasnya pembungkaman kritik itu tampaknya kayak gitu.
Jangan Pernah Takut
Rizqi menyampaikan bahwa mahasiswa harus menyikapi hal ini
jangan pernah takut untuk menyampaikan kebenaran.
"Jangan merasa ini tertekan, justru ini bentuk dari
kedewasaan mahasiswa atau harapan rakyat ketika tumpulnya wakil-wakil rakyat
untuk bersuara," sambungnya.
Maka, menurutnya, mahasiswa itu bersuara terus tanpa henti
untuk menyampaikan kebenaran.[] Muhammad Nur
Home
BEM FISIP UNAIR
Berita
Dibekukan
Pembekuan BEM FISIP UNAIR Dinilai Bentuk Intimidasi dan Pembungkaman Kritik
Rabu, 30 Oktober 2024
Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini.