Miras dan Kenakalan Remaja, Problematika yang Tak Kunjung Reda - Tinta Media

Kamis, 10 Oktober 2024

Miras dan Kenakalan Remaja, Problematika yang Tak Kunjung Reda


Tinta Media - Kenakalan remaja terus meningkat dan kondisinya pun sangat memilukan. Seperti yang terjadi di Desa Neglasari, Kecamatan Banjaran, Kabupaten Bandung. Tak sedikit pemuda yang berkumpul hingga larut malam disertai perilaku yang mengganggu, seperti melakukan kebisingan, balap liar, dan tindakan-tindakan tidak sopan. Parahnya, aktivitas itu dibarengi dengan konsumsi miras sehingga sering kali menimbulkan keributan, perkelahian, merusak fasilitas umum, mencorat-coret tembok, bahkan tindakan kriminal. 

Banyak warga yang mengeluhkan hal tersebut. Mereka berharap, ada tindakan dari pihak yang berwenang, baik penertiban, edukasi, maupun pemberian fasilitas yang dapat menyalurkan energi dan kreativitas remaja ke arah yang positif.

Sejatinya, masalah miras dan kenakalan remaja ini tidak akan teratasi hanya dengan melakukan aksi razia oleh satpol PP atau hanya dengan menyediakan aktivitas positif dan memberikan edukasi mengenai bahaya miras. Akan tetapi, diperlukan kerja sama antara masyarakat, pihak sekolah, aparat keamanan, dan pemerintah daerah maupun pusat untuk meningkatkan pengawasan dan memberlakukan sanksi tegas kepada para pelaku.

Tidak dimungkiri bahwa penerapan sistem sekulerisme-liberalisme telah merusak para remaja saat ini. Sistem yang memisahkan agama dari kehidupan ini menjadikan pemuda bebas melakukan apa saja yang disukai. 

Nampak jelas bahwa minuman keras adalah biang dari kejahatan yang menimbulkan berbagai permasalahan saat ini. Selama sistem ini masih bercokol dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara, maka masalah ini pasti tidak akan pernah terselesaikan.

Lain halnya dengan sistem Islam yang mampu memecahkan berbagai problematika kehidupan. Maka, dibutuhkan adanya perubahan sistem untuk mewujudkan perubahan terarah dalam naungan khilafah yang mampu menyelesaikan segala persoalan dengan tuntas. Dengan tiga faktor pendukung, Islam mampu meng-counter masalah tersebut hingga akarnya, yaitu faktor individu yang senantiasa menjaga ketaatan, masyarakat yang mampu mengontrol dengan amar maruf nahi mungkar, dan penguasa sebagai pihak yang paling berwenang menjalankan aturan yang dilengkapi sistem pendidikan berbasis akidah Islam yang berperan penting melahirkan generasi berkualitas juga seperangkat sanksi bagi pelaku. Wallahu' alam bishsawab.



Oleh: Heni Ruslaeni
Sahabat Tinta Media

Rekomendasi Untuk Anda × +

Bagikan artikel ini

Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini.

Artikel Menarik Lainnya :