Tinta Media - Dunia pendidikan sedang tidak baik-baik saja. Begitu banyak kasus mengejutkan yang menunjukkan buramnya sistem sekularisme kapitalisme sebagai landasan fondasinya. Apa yang terjadi dengan dunia pendidikan saat ini? Sampai-sampai menggemparkan dunia.
Dilansir dari KOMPAS.com, Seorang mahasiswi Program Pendidikan Dokter
Spesialis (PPDS) Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Diponegoro berinisial ARL
(30) ditemukan tewas di kamar kosnya beberapa waktu lalu. Kasus ini pun
mendapat banyak perhatian, karena korban diduga tewas usai menyuntikkan obat
penenang ke tubuhnya sendiri.(18/08/2024).
Tepat satu hari
setelah hari kemerdekaan Indonesia ke-79 tahun, dunia pendidikan mengalami duka
yang begitu amat tragis. Dari kasus di atas salah satu kasus yang mengejutkan
dari kasus kampus lainnya. Ada beberapa kasus serupa yang terjadi di beberapa
kampus negeri maupun swasta di berbagai penjuru dunia salah satunya kampus di
kota hujan.
Kasus mahasiswa IPB University meninggal dunia karena bunuh diri dengan cara gantung diri bukan kali pertama terjadi. Sejak 2015, setidaknya ada lima kasus mahasiswa IPB University yang mengakhiri hidup dengan cara bunuh diri. (REPUBLIKA.CO.ID)
Sebelumnya juga Sulthan Nabinghah Royyan (18tahun) ditemukan tidak bernyawa di dalam kamar mandi sebuah Hotel OYO di Dramaga, Bogor, Jawa Barat. Kasus bunuh diri mahasiswa IPB University di kota hujan sudah empat kali terjadi. Ada empat mahasiswa yang melakukan aksi serupa, satu di antaranya gagal. (09/08/2024).
Kasus-kasus yang terjadi dalam dunia pendidikan yang semakin hari terus bertambah dan diperkirakan akan terus meningkat. Penyebab kasus bunuh diri begitu beragam, mulai dari perundungan, kekerasan, depresi , persoalan asmara, hutang pinjol, dan masih banyak tekanan yang dialami para pengenyam bangku pendidikan. Kasus para pengenyam bangku pendidikan terjadi karena buramnya sistem pendidikan saat ini.
Nyatanya menjadi mahasiswa sekarang dituntut hanya untuk mengejar materi sebanyak-banyaknya tanpa tahu arah dan tujuan yang tinggi untuk menjadi seorang manusia yang memiliki moral dan etika. Seharusnya dunia pendidikan menjadi aspek penting dalam hal membangun peradaban dengan mencetak generasi emas. Akan tetapi lingkungan pendidikan sekuler menciptakan pendidikan yang tidak manusiawi.
Inilah buah pendidikan sekularisme yang melahirkaan generasi rapuh yang tak kuat imannya. Tak memiliki sandaran ruhiyah sebagai pondasi dasarnya menjalani kehidupan dunia. Sistem yang memisahkan agama dari kehidupan telah berhasil membuat pemuda tersibukkan dengan kehidupan dunia, melupakan pengawasan Allah yang Maha Mengawasi. Sistem kapitalisme pula hanya terfokus pada pembangunan ekonomi yang hanya bertujuan pada materi semata. Fokus pendidikannya hanya sebatas meraup keuntungan dari biaya pendidikan, serta tujuan membentuk SDM penggerak roda ekonomi di masa mendatang. Alhasil, jiwa rapuh generasi pun tak mampu dielakkan. Mereka yang tak sanggup bersaing dengan yang lain akhirnya memilih mengeliminasi diri sendiri dengan cara mengakhiri hidupnya.
Sistem Pendidikan Islam
Jika diteliti dengan cermat, kegaduhan yang dialami dunia pendidikan tak pernah usai dan belum menemukan solusi yang tepat. Bagai benang kusut tanpa tahu solusinya. Sudah seharusnya sistem Islam dihadirkan sebagai solusi permasalahan di dunia saat ini terutama dunia pendidikan sebagai sistem yang menerapkan aturan haq (benar).
Dalam buku yang berjudul “Menggagas Sistem Pendidikan Islam” yang ditulis oleh M. Ismail Yusanto dijelaskan bahwa pendidikan Islam terlahir dari sebuah paradigma Islam berupa pemikiran menyeluruh tentang alam semesta, manusia, dan kehidupan dikaitkan dengan kehidupan sebelum dunia dan kehidupan setelahnya.
Dikutip dari kitab Nizham Al-islam (Peraturan dalam Islam) pada bab Thariqul Iman (jalan menuju iman) bahwa Islam telah menuntaskan problematika pokok dan dipecahkan untuk manusia sesuai dengan fitrahnya, memuaskan akal, serta memberikan ketenangan jiwa.
Islam memiliki mekanisme sistem pendidikan yang bertujuan untuk membentuk syakhsiyah islamiyah (kepribadian Islam) dalam diri peserta didik. Di mana hal itu dapat terwujud bila aspek ruhiyah dan aqliyah nya terpenuhi dengan mabda Islam. Ideologi haq ini tak pernah memisahkan aspek rohani dari pemikiran manusia, sehingga hal itu menghadirkan kesadaran akan hubungan manusia dengan penciptanya. Menghadirkan rasa takut dan iman, serta tunduk pada hukum-hukum syara'. Ketika syara' berkata bunuh diri adalah dosa, maka hal itu tak akan mereka jadikan solusi atas persoalan hidup yang pelik.
Dengan penerapan sistem Islam yang menyeluruh (kaffah), pemuda yang merupakan generasi emas penerus peradaban umat akan terselamatkan dari busuknya sistem sekuler yang telah merusak aqidah dari sendi kehidupan. Adapun semua itu hanya dapat terwujud bila Daulah Khilafah Islamiyah tegak di bumi ini.
Wallahu'alam bishawwab.[]
Oleh : Dian Wiliyah Ningsih, Mahasiswi & Aktivis Dakwah