Maulid Nabi, Momentum Muhasabah Kembalikan Kepemimpinan Ideal - Tinta Media

Senin, 23 September 2024

Maulid Nabi, Momentum Muhasabah Kembalikan Kepemimpinan Ideal



Tinta Media - Maulid Nabi saw. merupakan peristiwa penting bagi umat Islam untuk mengenang kelahiran sosok agung yang diutus Allah Swt. membawa risalah bagi seluruh umat manusia.

Baginda Nabi saw. lahir pada 12 Rabiul Awal pada tahun Gajah, bertepatan dengan Pasukan Gajah Raja Abrahah yang ingin menyerang dan menghancurkan Ka’bah. Namun, serangan tersebut gagal, karena Allah Swt. telah mengirimkan Burung Ababil yang membawa kerikil panas untuk meluluhlantakkan pasukan tersebut.

Tahun Gajah menjadi momen bersejarah, karena selain peristiwa kekalahan pasukan gajah akibat kekuasaan Allah Swt., tahun ini juga menjadi tanda kelahiran Nabi Muhammad saw. Ini menjadi titik awal perubahan dalam sejarah dunia.

Perhatian kaum muslimin terhadap momentum peringatan Maulid Nabi saw. merupakan salah satu bentuk ekspresi kecintaan dan penghormatan kepada beliau dengan tujuan untuk menguatkan kecintaan kepadanya, meneladani akhlak, mengenang perjuangannya, dan mempererat ukhuwah Islamiyah. 

Harus dipahami bahwa konsekuensi cinta adalah rela melakukan segalanya untuk orang yang dicintai, sehingga ketika sudah cinta maka kita harus meneladani seluruh perkataan, sikap, dan perbuatannya.

Rasulullah saw. adalah sosok mulia yang paling berjasa dalam kehidupan dan peradaban. Beliau merupakan satu-satunya contoh (_role model_) terbaik yang harus kita teladani dalam menapaki ragam sisi kehidupan.

Allah Swt. berfirman,

لَقَدۡ كَانَ لَكُمۡ فِىۡ رَسُوۡلِ اللّٰهِ اُسۡوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَنۡ كَانَ يَرۡجُوا اللّٰهَ وَالۡيَوۡمَ الۡاٰخِرَ وَذَكَرَ اللّٰهَ كَثِيۡرًا ؕ‏ ٢١

“Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari Kiamat dan yang banyak mengingat Allah.” (Q.S Al-Ahzab ayat 21)

Di samping itu, Rasulullah saw. adalah manusia dengan akhlak terbaik. Aisyah ra. menyebut bahwa akhlak beliau saw. adalah Al-Qur'án. Ia juga berkata,

“Rasulullah adalah orang yang paling mulia akhlaknya. Tidak pernah berlaku keji. Tidak mengucapkan kata-kata kotor. Tidak berbuat gaduh di pasar. Tidak pernah membalas dengan kejelekan serupa. Akan tetapi, beliau pemaaf dan pengampun.” (HR Ahmad)

Ayat Al-Qur'an dan hadis di atas merupakan beberapa dalil yang menegaskan bahwa sebaik-baiknya sosok manusia yang dapat kita jadikan teladan adalah Nabi Muhammad saw. 

Ibnu Katsir, dalam tafsirnya mengatakan bahwa QS Al-Ahzab ayat 21 menjadi pokok besar untuk mengikuti Rasulullah dalam berbagai perkataan, perbuatan, dan kondisi beliau. Maka, meneladani Nabi saw. harus dilakukan dengan aksi nyata, termasuk meneladani beliau dalam kepemimpinan, bernegara, dan membangun peradaban.

Selain dikenal sebagai sosok yang berakhlak mulia, Nabi saw. juga dikenal sebagai kepala negara. Bentuk negara yang beliau dirikan adalah negara Islam yang merupakan cikal bakal lahirnya sistem pemerintahan khilafah, yaitu suatu kepemimpinan umum bagi seluruh kaum muslimin yang menerapkan syariat Islam secara total dalam kehidupan dan mendakwahkannya ke seluruh penjuru dunia.

Dengan sistem pemerintahan Islam Ini, Nabi saw. berhasil membangun peradaban manusia yang mulia. Sebelumnya, Bangsa Arab dan umat manusia hidup dalam peradaban jahiliah, tetapi beliau berhasil mengubah mereka menjadi masyarakat yang bertauhid, hanya berhukum pada hukum Allah Swt. Manusia berakhlak mulia, kemudian mampu menciptakan suasana kehidupan yang penuh keadilan, rasa aman, dan kesejahteraan.

Bahkan, keberhasilan beliau saw  dalam mengubah peradaban juga diakui oleh dunia Barat. Michel H. hart dalam bukunya _“The 100: A Ranking of the Most Influential Person in History”_, menempatkan Nabi Muhammad saw. di peringkat pertama sebagai tokoh yang paling berpengaruh dalam sejarah dunia. 

Hart berpendapat bahwa Nabi Muhammad tidak hanya sukses dalam menyebarkan Islam, tetapi juga merupakan pemimpin politik dan militer. Beliau membangun negara Islam yang sangat kuat di Jazirah Arab. Hart juga menganggap bahwa keberhasilan Nabi saw. dalam dua bidang ini merupakan sesuatu yang unik dan belum pernah terjadi dalam sejarah mana pun.

George Bernard Shaw, seorang penulis asal Irlandia juga mengatakan bahwa Ia yakin apabila di dunia modern ini seorang seperti Muhammad memegang kekuasaan tunggal, maka akan berhasil mengatasi segala permasalahan sedemikian rupa sehingga membawa kedamaian dan kebahagiaan yang dibutuhkan dunia.

Lantas, bagaimana dengan kondisi saat ini? Apakah kita punya sosok pemimpin seperti Nabi Muhammad saw? 

Bak jauh panggang dari api, saat ini kaum muslimin tidak mempunyai sosok seorang pemimpin. Pemimpin yang ada saat ini tidak lain hanyalah “boneka-boneka” yang sengaja dipilih untuk melanggengkan kekuasaan para kapitalis. Pemimpin boneka ini tidak akan pernah berpihak pada rakyat. 

Lihat saja bagaimana kondisi rakyat saat ini. Rakyat mengalami banyak kesulitan hidup akibat aturan-aturan yang diterapkan oleh penguasa. Akan tetapi, mereka hanya diam, tidak peduli dan terus saja membuat kebijakan bodoh. Parahnya, banyak nyawa melayang akibat ketidakpedulian mereka. 

Inilah potret kehidupan saat ini yang menerapkan sistem hidup sekuler kapitalis. Para pemangku kebijakan hanya peduli terhadap materi semata sehingga rakyat dibiarkan hidup dalam bayang-bayang ketakutan, tidak ada seorang pelindung yang mampu melindungi atau membelanya.

Momentum maulid Nabi ini seharusnya menjadi muhasabah bagi kaum muslimin untuk berjuang bersama dalam mengembalikan kehidupan Islam, karena mustahil kita berharap pada sosok pemimpin ideal dalam sistem kufur ini. Pemimpin Ideal hanya ada dalam sistem pemerintahan khilafah yang hanya menerapkan hukum Allah Swt. semata. Sistem inilah yang akan melahirkan sosok pemimpin yang mengayomi, melindungi, dan mementingkan rakyat.

Saat menjadi kepala negara, beliau saw. selalu bekerja keras untuk mengurus urusan rakyat dan memenuhi segala kebutuhan mereka. Inilah akhlak pemimpin yang sejatinya ada pelayan rakyat.

Rasulullah bersabda, “Pemimpin suatu kaum adalah pelayan mereka.” (HR Abu Nu’aim al-Ashabani dari Anas ra.)

Di samping itu, kunci keberhasilan Nabi saw. dalam memimpin peradaban adalah dengan menjadikan akidah Islam sebagai landasan hidup bermasyarakat dan bernegara, menerapkan syariat Islam secara menyeluruh dalam kehidupan, dan memberlakukan hukum secara adil dan konsisten tanpa adanya perbedaan.

Dengan demikian, peringatan kelahiran Nabi saw. tidak boleh dianggap sebagai nostalgia masa lalu atau perayaan ulang tahun semata. Justru pada momen ini, kaum muslimin harus memperkuat semangat perjuangan untuk menegakkan agama Allah di dalam kehidupan.

Ini karena Nabi saw. telah mencontohkan bagaimana menciptakan kehidupan ideal bernegara dan bermasyarakat itu. Bahkan, hal ini telah terbukti selama 13 abad, yaitu dengan penerapan syariat Islam kaffah dalam kehidupan dalam bingkai khilafah.




Oleh: Aryndiah 
(Aktivis Dakwah)
Rekomendasi Untuk Anda × +

Bagikan artikel ini

Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini.

Artikel Menarik Lainnya :