Tinta Media - Bentrokan massa aksi demonstrasi dengan tim gabungan TNI-POLRI tak bisa dihindarkan di depan gedung DPR RI Jakarta pada hari Kamis (22/8/2024). Massa berhasil menjebol salah satu pagar di komplek DPR RI, di jln Gatot Subroto. Terjadilah lemparan batu dari massa aksi yang dibalas dengan tembakan gas air mata oleh tim gabungan TNI-POLRI. Massa terus merangsek masuk hingga terjadi kericuhan.
Keadaan sebelumnya terpantau tenang sebelum ada yang memantik pergerakan massa yang terus maju ke depan. Massa terus maju dan mendekat sekitar pukul 16.15 WIB dan memanjat pagar gerbang utama.
Sementara, massa demonstran lain berusaha merusak pagar disertai teriakan komando agar menghancurkan pagar gerbang utama tersebut. Sedangkan di dalam pagar, tim gabungan TNI-POLRI terus berusaha menekan mundur massa dengan tembakan gas air mata.
Para demonstran hari ini menuntut agar pengesahan RUU Pilkada dibatalkan oleh DPR RI. Massa aksi masih belum berkurang meskipun DPR telah menyatakan tidak akan mengesahkan RUU hari ini. (Bisnis.com, JAKARTA)
Turunnya aksi demonstrasi ke jalan kembali terjadi untuk kesekian kalinya. Kali ini, aksi demonstrasi mahasiswa menggeruduk gedung DPR RI. Itu adalah bentuk kemarahan yang diluapkan atas ketidakadilan yang dipertontonkan oleh penguasa negeri ini.
Kemarahan ini menandakan bahwa para demonstran menyadari adanya kecurangan dan ketidakadilan di negeri ini. Namun, akan lebih baik jika mereka menyadari bahwa kezaliman yang terjadi adalah buah dari penerapan sistem batil demokrasi kapitalisme sekuler.
Itulah akar permasalahan yang sesungguhnya. Dengan kata lain, kekisruhan yang terjadi saat ini juga akibat sistem kapitalisme sekuler yang sudah mencengkeram negeri ini.
Sistem kapitalisme berlandaskan pada materi dan keuntungan semata. Sementara, sekularisme adalah paham pemisahan agama dari kehidupan. Penilaian benar dan salah hanya disandarkan pada akal manusia. Paham ini menganggap bahwa manusia mampu membuat aturan untuk mengatur kehidupan manusia lainnya. Padahal, aturan manusia dengan asas manfaat dan keuntungan sangat rentan terjadi manipulasi kekuasaan kan kebijakan yang hanya menguntungkan penguasa, sekaligus pengusaha beserta kelompoknya saja. Utak-atik peraturan seenaknya hanya untuk melanggengkan kekuasaan sudah menjadi hal biasa dalam sistem batil ini.
Sudah seharusnya semua elemen masyarakat, terkhusus para mahasiswa bangun dan sadar bahwa tidak akan pernah ada perubahan hakiki ketika masih berada dalam kungkungan sistem demokrasi. Walaupun demikian, adanya perlawanan terhadap penguasa tentu harus diberi apresiasi. Namun, harus diberi pemahaman yang benar tentang visi perubahan yang sahih, yaitu perubahan yang mengarah pada penerapan Islam kaffah di seluruh aspek kehidupan. Jadi, bukan malah menyelamatkan demokrasi yang sejatinya memang sudah batil dan hanya menyebabkan kesengsaraan rakyat.
Walhasil, hanya dengan tunduk pada aturan Allah sajalah manusia bisa selamat dari segala bentuk kezaliman penguasa, kembali pada hakikat sebagai seorang hamba Allah yang tidak ada daya dan upaya, lemah, dan terbatas.
Tidak mungkin ada yang bisa membuat aturan yang mampu menyelesaikan masalah kehidupan ini kecuali Allah Swt. Di sinilah pentingnya dakwah amar ma'ruf nahi mungkar di lingkungan masyarakat, memahamkan bahwa Islam mempunyai solusi hakiki untuk mengatasi berbagai macam problematika kehidupan.
Dengan demikian, masyarakat, termasuk para demonstran tidak salah jalan dalam berjuang untuk melakukan perubahan. Perubahan yang hakiki hanya bisa dilakukan dengan penerapan syariat Islam dalam sebuah institusi negara khilafah. Wallahu a'lam bishawab.
Oleh: Dartem
Sahabat Tinta Media