"Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah pada Allah, dan hendaklah setlap diri memperhatikan apa yang telah dipersiapkannya untuk hari esok, dan bertaqwallah pada Allah." (QS Al-Hasyr: 18)
Tinta Media - Perubahan adalah sebuah keniscayaan, sebuah sunatullah. Berbeda dengan Allah yang baqa (kekal), segala ciptaan-Nya bersifat fana (tidak kekal, mengalami perubahan). Kita dan lingkungan di sekitar kita pun mengalami perubahan. Ada perubahan yang bisa kita prediksi, dan ada banyak perubahan yang tidak terduga. Sudahkah kita mempersiapkan diri menghadapi perubahan yang akan terjadi di hari esok?
Perubahan yang tidak diprediksi seringkali mencengangkan, bahkan adakalanya menyakitkan. Seorang ibu yang selalu memandang anaknya sebagal bayi atau balitanya yang harus ditolong dan diatur, dan tidak tidak pernah berpikir bahwa suatu saat anaknya akan besar dan dewasa, akan terhenyak saat anak remajanya berkata, "Selama ini Mamih telah pilihkan untuk aku, telah mengatur hidupku. Nanti saat aku sudah 18 tahun, aku bisa mengatur diriku sendiri. Maaf, jika saat itu datang, Mamih tidak lagi bisa mencampuri hidupku...."
Kita pun kadang terkejut saat berkaca dan melihat betapa kita telah tua, berkerut dan beruban. Dan keterhenyakan ini menjadi menyakitkan saat dibarengi oleh kesadaran betapa waktu begitu cepat berlalu padahal kita belum berbuat banyak untuk hidup kita, apalagi untuk hidup orang lain. Berapa banyak orang yang berucap, "Kok enggak terasa ya, sudah setahun berlalu kayaknya baru kemarin."
Karena itu, nasihatnya adalah, mari kita sadari perubahan yang akan terjadi, persiapkan diri untuk menghadapinya, dan rencanakanlah bentuk perubahan baik yang kita inginkan agar kita tidak terpenjara oleh penyesalan dan kesakitan atas apa yang telah menjadi takdir kita. Bukankah waktu hidup kita dibatasi agar kita bersegera mencapai implan-Impian kita? Bersegeralah memperbaiki kualitas amal kita agar hari esok selalu lebih baik dari hari ini sehingga kita layak disebut sebagai orang yang beruntung orang yang sukses.
Jadi, merencanakan perubahan menuju lebih baik sama artinya dengan merencanakan untuk beruntung, untuk sukses, untuk berhasil. Orang yang tidak merencanakan untuk lebih baik atau orang yang tidak memiliki rencana apa-apa atas hidupnya di hari esok adalah orang yang merencanakan kecelakaan, merencanakan
kesulitan, dan merencanakan hal-hal buruk atas dirinya, "Demi waktu. Sesungguhnya manusia dalam keadaan yang merugi, kecuali
orang-orang yang beriman, beramal shalih dan saling menasihati dalam kebenaran dan kesabaran." (OS Al Ashr:1-3)
Pada akhirnya, orang-orang yang beriman, beramal shalih dan saling menasihati akan mendapatkan kesuksesan, bukan hanya di hari esoknya di dunia, tapi juga di hari esoknya di akhirat. Mereka berhak mendapatkan piala surga yang indah karena mereka meyakini keberadaan surga, bersiap menghadapi segala hambatan menuju surga dan memang membuat rencana perjalanan menuju surga. Bagaimana dengan rencana perjalanan kita menapaki hari esok?
Oleh : Muhammad Arif Alfaruqi, Mahasiswa STEI SEBI, Prodi Manajemen Bisnis Syariah 2021