Solusi Pengasuhan Anak kepada Jasa Penitipan Anak Perlu Peran Negara - Tinta Media

Minggu, 18 Agustus 2024

Solusi Pengasuhan Anak kepada Jasa Penitipan Anak Perlu Peran Negara

Tinta Media - Baru-baru ini santer terdengar kabar polisi meringkus Meita Irianty alias MI, terduga pelaku penganiayaan terhadap seorang bocah berusia dua tahun. MI sendiri merupakan pemilik penitipan anak atau Daycare Wensen School, di Cimanggis Depok. (Suara.com 31/7/24)

Infonya ada 10 balita yang dititipkan orang tuanya di WSI Daycare itu. Rata-rata yang menitipkan anaknya itu adalah orang tua yang tidak mampu menyediakan waktu untuk mengurus anaknya sendiri disebabkan bekerja. Sungguh miris.

Awal Mula Daycare

Seluk beluk permasalahan dalam keluarga di negeri ini akan terlihat jika kita mampu membaca akar masalahnya. Sebagaimana penganiayaan di Daycare ini yang tidak bisa dipandang sebelah mata akibat dari buruknya kontrol diri seseorang. Namun masalah ini bersumber dari tidak berjalannya fungsi keluarga dengan baik sehingga didapati pengasuhan dan perlindungan anak dengan tidak baik juga.

Dewasa ini, maraknya Daycare sebagai akibat dari besarnya partisipasi perempuan didunia kerja. Alhasil mereka tidak mempunyai banyak waktu untuk mengasuh dan mendidik anak di rumah. Kemudian muncullah ide Daycare sebagai tempat penitipan anak.

Lahirnya Daycare adalah konsekuensi sistem ekonomi kapitalisme yang memandang bahwa perempuan adalah objek ekonomi yang harus diberdayakan demi menghasilkan angka pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Oleh sebab itu negara pun di rancang program yang sedemikian rupa agar mampu meningkatkan angka partisipasi perempuan didunia kerja. Tentu hal ini dinarasikan sebagai solusi yang mampu mengeluarkan perempuan dari masalah kemiskinan, anak stunting, anak putus sekolah dan lain-lain. Padahal partisipasi perempuan didunia kerja akan berimbas kepada anak-anak mereka. Anak-anak tidak terjamin kebutuhan yang baik, keamanannya, hingga pendidikan terbaik dari seorang ibu yang menjadi madrasah pertama (madrasatul ula) bagi anak.

Sistem Ekonomi Kapitalisme Akar Masalah

Dalam pandangan sistem ekonomi kapitalisme Daycare adalah sebuah ajang bisnis baru oleh pihak swasta. Dikarenakan lebih dari 92% Daycare di Indonesia dikelola oleh pihak swasta. Sistem ini juga memandang bahwa hal ini sebagai solusi bagi perempuan bekerja agar pengasuhan dan pendidikan anaknya tidak begitu terabaikan. Bahkan munculnya Daycare secara masif dipandang membuka lapangan kerja baru bagi masyarakat mengingat jumlah pengangguran yang cukup tinggi di negeri ini. Lebih dari itu negara yang menerapkan sistem kapitalisme juga membuat payung hukum terkait standarisasi Daycare agar memastikan anak-anak mendapatkan pengasuhan yang layak, nyaman dan aman.

Di sisi lain banyaknya perempuan bekerja hari ini bukan semata untuk kemajuan tapi keterpurukan akibat kemiskinan. Sementara kemiskinan menimpa puluhan juta masyarakat negeri ini adalah akibat penerapan sistem ekonomi Kapitalisme yang cenderung berpihak pada kepentingan pemilik modal. Sistem ekonomi kapitalisme telah mengizinkan siapa saja menguasai harta dengan cara apa pun sehingga muncullah kelompok kapitalis yang menguasai hajat hidup rakyat seperti sumber daya alam, dan lainnya. Pemberdayaan ibu seharusnya dikembalikan pada peran utama ibu sebagai pemelihara dan pendidik generasi, calon pemimpin masa depan.

Mekanisme Pengasuhan Anak dalam Islam

Islam memiliki mekanisme detail terkait pengasuhan anak (hadhonah) untuk memastikan anak mendapatkan hak asuh dengan baik dan berkualitas sehingga terhindar dari kerusakan dan kebinasaan. Agar pengasuhan anak bisa berjalan lancar secara maksimal, maka negara bertanggung jawab dan wajib memastikan berjalannya mekanisme untuk mewujudkan fungsi hadhonah ibu dan keluarga pada anaknya. Yakni menjamin kesejahteraan kaum ibu sehingga peran ibu fokus  mengemban tugasnya dan tidak dibebani dengan kewajiban mencari nafkah. Hal ini membutuhkan sistem pendukung yakni sistem Islam yang terwujud dalam negara dan menerapkan sistem politik ekonomi Islam, khilafah Islamiyah.

Sistem Islam menjamin pemenuhan kebutuhan hidup bagi setiap individu dengan pemenuhan yang menyeluruh. Pemenuhan kebutuhan itu harus sampai pada level terpenuhinya kebutuhan perempuan. Baik kebutuhan perempuan dalam hal makanan, pakaian, tempat tinggal yang layak. Bukan malah di eksploitasi untuk meningkatkan ekonomi negara.

Dalam naungan khilafah, bekerja bagi seorang perempuan hanya pilihan bukan tuntutan keadaan. Islam menjamin kebutuhan pokok perempuan. Mekanisme kewajiban nafkah pada suami, ayahnya atau kerabat laki-laki bila tidak ada suami atau ayah. Jika mereka semua ada tapi tidak mampu mencari nafkah atau mereka sudah tidak ada lagi. Jaminan langsung akan dibagikan negara. Kemudian negara akan memberi santunan tiap bulan yang mencukupi kebutuhan asasi para perempuan dengan kondisi tersebut.

Islam memberikan tanggung jawab kepada seorang ibu untuk menjaga kehamilan, menyusui, mengasuh dan mendidik anak. Serta mengatur rumah tangga suaminya. Tidak ada beban bagi seorang perempuan bekerja. Menyejahterakan ekonomi keluarga. Karena hal itu merupakan tanggung jawab laki-laki, suami dan wali. Sekalipun Islam tidak melarang perempuan bekerja, tetapi mereka boleh semata-mata mengamalkan ilmu untuk kemaslahatan umat. Selama tanggung jawab sebagai istri dan ibu tetap terlaksana dengan baik. Karena itulah hanya kembali kepada khilafah, kaum ibu dan anak mendapatkan kesejahteraan dan kemuliaan. Wallahualam bissawab.

Oleh: Lisa Herlina, Sahabat Tinta Media

Rekomendasi Untuk Anda × +

Bagikan artikel ini

Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini.

Artikel Menarik Lainnya :