Tinta Media - Presiden Joko Widodo melalui Menteri Pekerjaan Infrastruktur dan Perumahan Rakyat (PUPR) telah membangun kolam retensi di Kabupaten Bandung. Proyek ini menghabiskan anggaran dana yang tidak sedikit, yaitu sekitar Rp141 Miliar, dengan harapan permasalahan banjir yang ada di Kabupaten Bandung bisa teratasi ketika hujan mengguyur. (Ayo Bandung.Com, 19/07/2024)
Apakah pembangunan kolam retensi yang menghabiskan dana tidak sedikit tersebut mampu menyelesaikan permasalahan banjir di Kabupaten Bandung?
Faktanya, infrastruktur kolam retensi yang dibangun hanya bisa menyelesaikan permasalahan banjir yang ada di sebagian kecil wilayah Kabupaten Bandung, yaitu yang ada di sekitar area kolam retensi saja, sedangkan sebagian besar wilayah yang terdampak banjir belum bisa teratasi. Sehingga, permasalahan tersebut perlu penyelesaian secara menyeluruh dan sempurna, mulai dari aliran air yang ada di hulu sampai wilayah aliran sungai yang ada di hilir dengan kebijakan yang strategis.
Wilayah aliran sungai yang berada di sekitar hulu sungai perlu diperhatikan dengan adanya serapan air. Namun, saat ini wilayah tersebut cenderung mengalami alih fungsi lahan menjadi tempat pariwisata atau lahan pertanian, sehingga menyebabkan berkurangnya resapan air.
Sementara, sepanjang bantaran sungai justru menjadi tempat bertumpuknya sampah. Hal tersebut terjadi karena kurangnya fasilitas pembuangan sampah rumah tangga dan industri.
Faktor lainnya adalah karena kurangnya kesadaran masyarakat terhadap kehidupan, terutama dari aspek ruhiyah, yaitu kesadaran manusia terhadap keterikatan dengan Sang Pencipta. Ini menjadikan manusia itu jauh dari aturan Sang Khalik atau sekuler. Kondisi ini diperparah dengan penerapan sistem aturan kehidupan, yaitu sistem liberalisme-kapitalisme.
Sistem kapitalisme melahirkan paham kebebasan atau liberalisme, sehingga memberikan kebebasan kepada para pengusaha (pemilik modal) untuk memiliki dan membuka lahan baru yang dialihfungsikan menjadi lahan industri, perumahan, dan pariwisata. Namun, mereka tidak memperhatikan bagaimana kondisi ketika musim penghujan tiba.
Inilah asas kapitalisme-sekularisme, yaitu menjadikan keuntungan yang sebesar besarnya sebagai asas dengan modal sedikit, sehingga tidak mempedulikan dampak buruk yang akan terjadi pada manusia dan lingkungan sekitar.
Ini menunjukkan bahwa bencana banjir yang terjadi bukan karena faktor alam semata. Namun, ada faktor lain, yaitu kelalaian manusia itu sendiri, serta adanya kebijakan pemimpin yang salah kaprah.
Allah Swt. berfirman dalam Al-Qur'an surat Ar Rum (30) ayat 41, yang artinya:
"Telah nampak kerusakan di darat dan di laut akibat dari perbuatan tangan manusia. Allah Swt. menghendaki yang demikian agar manusia merasakan akibat dari perbuatan tangan mereka supaya mereka kembali ke jalan yang benar."
Begitu jelas dalam ayat tersebut bahwa setiap bencana yang terjadi disebabkan oleh berbagai kemaksiatan yang dilakukan oleh tangan-tangan manusia yang mencampakkan hukum Allah Swt. dalam kehidupan. Padahal, sudah jelas dalam Al-Qur'an bahwa syariat Islam mengatur semua aspek kehidupan di dunia.
Semua peraturan dalam Islam akan selalu memperhatikan setiap permasalahan yang terjadi pada umat secara mendetail dan akan memberikan solusi dengan tepat untuk permasalahan banjir, di antaranya:
Pertama, negara akan mengatur kebijakan pengelolaan tata ruang dengan memperhatikan kondisi alam.
Kedua, negara akan melarang pembukaan lahan secara besar-besaran yang akan mengakibatkan erosi serta banjir.
Ketiga, apabila ada yang melanggar, maka akan diberikan sanksi dan hukum tegas yang akan memberikan efek jera bagi pelakunya.
Keempat, negara akan membangun sarana drainase yang baik _membangun kanal_ dan danau buatan untuk serapan air serta menampung debit air hujan.
Kelima, negara akan membentuk suatu satgas/ lembaga yang khusus menangani masalah bencana yang terjadi.
Cara-cara tersebut terbukti efektif mengatasi permasalahan banjir. Sehingga, sudah saatnya kita tinggalkan sistem yang rusak untuk kembali pada sistem Islam yang berasal dari Sang Pencipta yang akan menyelesaikan semua permasalahan kehidupan umat. Wallahu'allam bisawwab.
Oleh: Yuli Ummu Shabira, Sahabat Tinta Media